Author
: D2t dan Vly
Anatomi dan fungsi
sistem Pencernaan
MULUT
Bibir dan pipi:
mengatur posisi makanan saat dikunyah.
Gigi :
menghancurkan makanan sehingga mudah dicerna secara enzimatis
Lidah : merasa
makanan, memposisikan makanan untuk dikunyah gigi, membentuk bolus, mendorong
makanan ke pharynx.
Kelenjar ludah:
sekresi saliva yang terdiri dari air, mukus, amilase (ptialin), Garam
(bicarbonat dan phosphat menjaga pH, chlorid mengaktifkan amilase, urea, asam
urat), IgA
Pharynx :
melanjutkan penelanan dari mulut ke esophagus
Esophagus:
sekresi mukus memudahkan menelan
REFLEKS SALIVA
Refleks terkondisi:
membayangkan, melihat, mencium makanan → korteks serebri →Pusat salivasi
medula → neuron parasimpatik → kel. Saliva →sekresi saliva
Refleks tak
terkondisi : makanan dalam mulut, rangsangan lain → reseptor mulut dan
lidah → Pusat saliva medula → dan seterusnya idem
Mekanisme menelan
Menelan adalah
mekanisme yang kompleks, terutama karena faring pada hampir setiap saat
melakukan fungsi lain di samping menelan dan hanya diubah dalam beberapa
detik ke dalam traktus digestivus untuk
mendorong makanan.
Yang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak
terganggu akibat menelan. Menelan
merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat terkoordinasi, mulai dari pergerakan volunteer lidah dan
dilanjutkan serangkaian refleks dalam faring dan esophagus. Bagian aferen
lengkung refleks ini merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam saraf V, IX
dan X. Pusat menelan (deglutisi) ada di medulla oblongata. Di bawah koordinasi
pusat ini, impuls-impuls berjalan ke luar dalam rangkaian waktu yang
sempurna melalui saraf cranial V,X dan XII menuju ke otot-otot lidah, faring,
laring dan esophagus.
Pada
umumnya menelan dapat dibagi menjadi :
1.
Tahap volunter, yang mencetuskan proses menelan
2.
Tahap faringeal, yang bersifat
involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esofagus
3.
Tahap esofageal, fase involunter
lain yang mempermudah jalannya makanan dari faring ke lambung.
Seluruh tahap faringeal dari penelanan terjadi dalam waktu
kurang dari 2 detik, dengan demikian mengganggu respirasi hanya sekejap saja
dalam siklus respirasi yang biasa. Pusat menelan secara khusus menghambat pusat
respirasi medula selama waktu ini, menghentikan pernapasan pada titik tertentu
dalam siklusnya untuk memungkinkan berlangsungnya penelanan.
Proses
berbicara tidak hanya melibatkan system
pernapasan saja tetapi juga (1) pusat pengatur saraf bicara spesifik dalam
korteks cerebri (2) pusat pengatur pernapasan di otak (3) struktur artikulasi
dan resonansi pada rongga mulut dan hidung. Berbicara diatur oleh 2 fungsi
mekanis (1) fonasi, yang dilakukan oleh laring dan (2) artikulasi yang
dilakukan oleh struktur pada mulut.
Fonasi
laring
khususnya berperan sebagai penggetar (vibrator). Elemen yang bergetar adalah
pita suara, yang umumnya disebut tali suara. Selama pernapasan normal, pita
akan terbuka lebar sehingga aliran udara mudah lewat. Selama fonasi, pita
menutup bersama-sama sehingga aliran udara di antara mereka akan menghasilkan
getaran.
Bila proses menelan dan bersuara terjadi bersamaan, dimana proses respirasi dan
menelan pada tahap faringeal terjadi dalam waktu yang sama, dapat menyebabkan
masuknya makanan/minuman ke saluran pernapasan.
Bronkhus
dan trachea sedemikian sensitifnya terhadap sentuhan halus, sehingga
benda asing dalam jumlah berapapun atau penyebab iritasi lainnya akan
menimbulkan refleks batuk. Laring dan
karina (tempat percabangan trachea) adalah yang paling sensitive, dan bronkhiolus
terminalis dan bahkan alveoli bersifat sensitive terhadap rangsang kimia yang
korosif. Impuls aferen yang berasal
dari saluran napas terutama berjalan melalui n. vagus ke medulla dan terjadilah
refleks batuk.
Inhibisi pernapasan dan penutupan
glottis merupakan bagian dari refleks menelan. Menelan sulit atau tidak
dapat dilakukan apabila mulut terbuka. Seorang dewasa normal sering menelan
selama makan juga di antara makan. Jumlah total menelan perhari sekitar 600
kali = 200 kali sewaktu makan dan minum, 350 kali sewaktu terjaga tanpa makan
dan 50 kali sewaktu tidur.
Apabila
inhibisi pernapasan tidak ada dan
atau glottis tidak menutup atau tidak menutup sempurna selama proses
menelan, maka akan terjadi refleks
tersedak. Hal ini penting untuk melindungi selama pernapasan dari bolus dan
bahan-bahan lainnya yang seharusnya melalui saluran pencernaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat
makan sambil berbicara, makan terlalu cepat, dll.
Fungsi Motorik Lambung
x Menyimpan
x
Mengaduk : gelombang konstriktor peristaltik lemah
menuju antrum per 20 detik
x Mencerna : enzimatis
x
Absorbsi: sangat sedikit, yaitu substansi sangat larut lemak
seperti alkohol, obat-obat tertentu (aspirin) tapi secara umum absorbsi belum
terjadi
x Pengosongan
lambung
Sekresi Lambung
x Mukus: pelumas dan
menjaga mukosa
x Gastrin : merangsang
pembentukan HCl dan pepsin
x HCl
membunuh
kuman, melarutkan mineral, membantu perubahan pepsinogen menjadi pepsin
x pepsin : mencerna protein
x
lipase : mencerna lemak
x
intrinsik faktor
membantu
penyerapan Vit B12 untuk pembentukan eritrosit
Pengaturan Sekresi
Lambung
1.
Fase sefalik : sekresi terjadi bahkan sebelum
makanan sampai lambung. Makin kuat nafsu makan makin banyak sekresinya
2.
Fase Gastrik
Rangsang regangan
dinding lambung dan kimiawi makanan merangsang nukleus motorik
dorsalis vagus dan sekresi gastrin
Kimiawi khusus
merangsang gastrin : sekretagogue, alkohol, kafein
Rangsang vagus:
sekresi pepsin, gastrin dan asam
Rangsang gastrin:
meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin
Fase intestinal: keberadaan
makanan pada bagian usus kecil merangsang sejumlah kecil gastrin
Pengosongan Lambung
Dirangsang oleh: n.vagus, penuruna simpatis, alkohol, kafein, protein
yang tercerna sebagian, distensi dinding lambung →peningkatan kontraksi pompa
pilorus → penurunan resistensi spingter pilorus → peningkatan pengosongan
lambung
Dihambat oleh Penurunan vagus, peningkatan
simpatis, distensi duodenum, adanya lemak, antikolinergik
gastrointestinal, antasid, belladona →perlehahan kontraksi pompa pilorus → peningkatan
resistensi sfingter pilorus →penurunan pengosongan lambung
Pergerakan Usus
Kontraksi mencampur:
regangan satu bagian akan menyebabkan kontraksi konsentris. Panjang kontraksi 1
cm (segmentasi). Kontraksi segmen memotong chyme
Gerakan mendorong; gerakan
segmentasi bendorong chyme ke tatub ileosekal dan mendorong melewati katub tsb
Fungsi katub
ileosekal: mencegah kembalinya fecal dari kolon ke usus halus
Sekresi dan Pencernaan di
Usus kecil
1. Sekresi:
peptidase, maltase, lactase, sukrase, amilase, lipase,
garam, air, mukus , hormon kolesistokinin, GIP, sekretin Pencernaan enzimatis oleh enzim dari
sekresi usus sendiri juga menerima sekresi dari pankreas (tripsin,
kimotripsin, amilase, lipase, nuklease, carboxypeptidase, mukus) liver (empedu,
bicarbonat)
2. Bicarbonat dari
pankreas dan liver menetralkan asam lambung
3.
Empedu mengubah lemak menjadi terlarut dalam air (water
soluble)
4.
Kolesistokinin : merangsang sekresi amilase pankreas
dan kontraksi kantong empedu
5.
Sekretin : merangsang sekresi bikarbonat pankreas
Absorbsi Usus
1.
Asam amino: masuk p. darah dengan transport aktif
2.
Glukosa, gal;aktosa, fruktosa : masuk p. darah
dengan transport aktif
3.
Lemak
60-70
% dalam emulsi dengan garam empedu, diabsorsi dalam bentuk asam lemak dan
gliserol masuk ke dalam duktus limfatik
Absorbsi mineral di usus
1.
Bicarbonat: diabsorsi oleh sel mucosal ketika kadar
dalam lumen yang tinggi, dan disekresi dalam lumen ketika kadarnya tinggi
dalam darah
2.
Calcium: diabsorbsi secara transport aktif dengan stimulus Vit D
3.
Chlorid: dengan difusi pasif mengikuti ion natrium
4.
Copper: Transport aktif
5.
Besi
Transport
aktif. Dipercepat oleh Vit.C. disimpan sementara di sel usus sebelum ke plasma. Disimpan di hepar dalam bentuk feritin.
6. Phosphat: seluruh bagian
intestin. Secara aktif dan pasif.
7.
Kalium: Difusi pasif dan aktif
8.
Natrium : difusi pasif dan aktif
Pengaturan sekresi
pankreas
x
Asam lambung melepaskan sekretin dari duodenum
→peningkatan cairan pankreas dan bikarbonat
x
Lemak dan makanan lain merangsang pelepasan
kolesistokinin →peningkatan sekresi
x
Rangsang Vagus →peningkatan sekresi enzim
Garam Empedu
x
Dibuat di hepar 0,5 g per hari.
x
Kolesterol (prekursor) →asam kolik, dikombinasi dengan
glisin dan taurin →gliko/ tauro-asam empedu
x
Fungsi emulsifikasi lemak dan membantu absorbsi lemak, mono
gliserid, kolesterol, dan lipid lain
x
Tidak ada garan empedu :40 % lemak tak diabsorbsi
→menurunkan vitamin larut lemak
x
94% empedu diabsorbsi dan digunakan kembali
Komposisi empedu
Air 97,5
(%)
Garam empedu
1,1
Bilirubin 0,04
Kolesterol
0,1
Asam lemak
0,12
Lesitin
0,04
Mineral: Na, K, Ca,
Cl, HCO3
Pengaturan sekresi empedu
Sekretin sedikit
merangsang hepar.
Disimpan dan
dikonsentrasikan sampai 12 kali di kantong empedu
Rangsang vagus:
kontraksi lemah kantong empedu
Kolesistokinin
menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi kantong empedu
Pengaturan sekresi usus
halus
Rangsang setempat:
berupa taktil oleh kimus(utama) dan iritasi
Pengaturan
hormonal : sekretin dan Kolesistokinin
Efek toksin kolera
meningkatkan
kecepatan sekresi ion Cl dan diikuti sekresi cairan, terutana di jejunum
Hari pertama kolera
dapat mengeluarkan 15 L cairan diare.
Toksin bacilus colon
dan desentri meningkatkan sekresi cairan dengan cara sama
Respon rangsang
selain hipersekresi juga terjadi hiperperistaltik
USUS BESAR
x
Sekresi : mukus
x
Aktifitas pencernaan tidak ada
x
Absorbsi KH, protein, lemak, telah selesai. Absorbsi
terjadi untuk air, elektrolit, dan vitamin. Glukosa dan obat dapat diabsorbsi
jika diberikan melalui rektum
x
Iritasi akan mengakibatkan peningkatan sekresi air
dan elektrolit
Pergerakan kolon
x
Gerakan mencampur dan mendorong
x
Kontraksi sfingter ani internus menghalangi rangsangan
feses ke anus secara terus menerus
x
Sfingter ani eksternus dipersarafi n pudendus (saraf
somatik) volumter
x
Refleks defekasi terjasi oleh
rangsang regang feses menimbulkan gelombang peristaltik kolon dan rektum
memaksa feses menuju anus.
Penyerapan air dan
elektrolit
Setiap hari usus halus terisi
sekitar 2000 ml cairan dari makanan dan minuman, 7000 ml sekresi dari mukosa
saluran cerna dan kelenjar-kelenjar yang berkaitan. 98% cairan diabsorbsi.
Cairan yang diekskresi melalui feces adalah 200 ml. Hanya sejumlah kecil air
bergerak melalui mukosa lambung, tetapi air bergerak dalam 2 arah melalui
mukosa usus halus dan usus besar sebagai respon terhadap perbedaan osmotik.
Sebagian natrium berdifusi ke
dalam atau ke luar usus halus tergantung pada beda konsentrasi. Oleh karena
membran luminal eritrosit dalam usus halus dan kolon permeabel terhadap natrium
dan membran basolateralnya mengandung Na, K ATP ase, Na juga diserap secara
aktif sepanjang usus halus dan usus besar.
Di dalam usus halus, transport
aktif sekunder Na penting untuk penyerapan glukosa , beberapa asam amino, dan
zat-zat lain.Adanya glukosa di dalam usus akan mempermudah penyerapan kembali
Na. Hal ini merupakan dasar fisiologis untuk pengobatan kehilangan Na dan air
pada diare dengan
pemberian larutan yang mengandungNaCl dan glukosa
Refleks lapar :
Istilah “lapar” berarti keinginan terhadap makanan, dan
berkaitan dengan sejumlah perasaan obyektif. Misalnya, pada seseorang yang
tidak makan selama berjam-jam, lambung mengalami kontraksi berirama yang kuat
yang di sebut kontraksi lapar. Kontraksi ini menyebabkan rasa penuh atau perih
di ulu hati dan kadang-kadang menyebabkan nyeri yang di sebut sebagai perih
perut karena lapar (hunger pangs).
Faktor
yang mempengaruhi jumlah asupan makanan :
Manfaat mengunyah makanan lebih lama
1.
Pengaturan energi (pengaturan
jangka panjang, berkaitan dengan cadangan makanan dalam tubuh, kadar glukosa,
asam amino dan lemak tubuh), yang berhubungan terutama dengan pemeliharaan
jangka panjang jumlah normal energi yang disimpan dalam tubuh.
Jika
cadangan energi tubuh jauh di bawah normal, maka pusat makan dipothalamus dan
daerah lain di otak menjadi sangat aktif, dan orang tersebut
memperlihatkan rasa lapar yang menigkat demikian juga dengan mencari makanan;
sebaliknya jika cadangan energi (teritama cadangan lemak) sudah berlimpah, maka
orang tersebut akan kehilangan rasa lapar dan menjadi kenyang.
2. Pengaturan pencernaan (pengaturan jangka
pendek) yang berhubungan terutama dengan mencegah kelebihan makan pada setiap
waktu makan, sehingga mekanisme pencernaan dan absorpsinya dapat bekerja pada
kecepatan optimal dan tidak menjadi terlalu berat secara periodik. Dipengaruhi
oleh peregangan dan pengkerutan saluran cerna/lambung, hormone saluran cerna
gastrin dan kolesistokinin
3.
Suhu
4.
Palatabilitas
(cita rasa)
5.
Psikis
Refleks
haus :
Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama
dengan mekanisme osmoreseptor-ADH, mempertahankan kontrol osmolaritas cairan
ekstra seluler dan konsentrasi natrium dengan tepat. Pusat rasa haus berada di
sepanjang dinding anteroventral dari ventrikel ketiga (yang juga meningkatkan
pelepasan ADH) dan di anterolateral dari nukleus preoptik.
Pengaturan rasa haus
Peningkatan rasa haus
|
Penurunan rasa haus
|
Peningkatan osmolalitas
|
Penurunan osmolalitas
|
Penurunan volume darah
|
Peningkatan volume darah
|
penurunan tekanan darah
|
Peningkatan tekanan darah
|
Peningkatan angiotensin II
|
Penurunan angiotensin II
|
Kekeringan mulut
|
Distensi lambung
|
Tersedak
Apabila
inhibisa pernapasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup atau tidak menutup
sempurna selama proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini
penting untuk melindungi selama pernapasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya
yang seharusnya melalui saluran pencernaan. Tersedak dapat terjadi antara lain
saat makan sambil berbicara, makan terlalu cepat, dll.
o Muntah
Pengeluaran
isi lambung secara ekspulsif melalui mulut dengan bantuan otot-otot perut
o Terjadi karena
respon lambung berlawanan dengan normal :penurunan tonus esofagus bawah,
fundus,dan korpus lambung dan peningkatan peristaltik antrun, tonus pilorus dan
duodenum
MUNTAH
Penyebab
muntah
x
Gangguan saluran cerna
x
Gangguan metabolik
x
Hipoksia
x
Bau-bauan
x
Gangguan keseimbangan
x
Keracunan
x
Obat
Mekanisme muntah
1.
Rangsangan reseptor labirin
2.
Impuls ditransmisi terutama melalui inti-inti vestibuler
ke serebellum
3.
Menuju zona pencetus kemoreseptor
4.
Akhirnya ke pusat muntah medula oblongata
Tanda-tanda penyakit
gastrointestinal
1.
Nyeri
2.
Kesulitan makan (mual, muntah, gangguan makan)
3.
Odyniphagia (nyeri sewaktu menelan)
4.
Anorexia (kehilangan nafsu makan)
5.
Gangguan pergerakan bolus makanan (diare, konstipasi)
6.
Perdarahan
Makanan yang telah hancur lembut saat dimasak, tentu saja amat memudahkan
kerja pencernaan lambung. Ibarat mesin, jika kerjanya relatif ringan, mesin itu
akan lebih awet. Begitu juga lambung.
Lambung bekerja keras jika makanan itu berasal dari
bahan nabati yang seratnya lebih keras dan padat. Namun, kini sudah banyak
makanan yang tidak perlu dikunyah puluhan kali sebelum ditelan. Dengan kata
lain, cukup langsung ditelan. Memang, jenis makanan seperti itu meringankan
kerja lambung. Akan tetapi, bagaimana halnya dengan kesehatan gigi? Ini yang
perlu dipertanyakan.
Para arkeolog mencatat bahwa keadaan gigi fosil-fosil
nenek moyang manusia pada umumnya baik, padahal... hampir dapat dipastikan
bahwa saat ini cara merawat dan memelihara gigi belum selengkap sekarang.
Selain sarananya belum memadai, teknologi di bidang kesehatan gigi pun belum
semaju sekarang. Lalu, di mana letak rahasianya? Jawaban yang paling bias
diterima adalah pada jenis makanannya.
Manusia zaman dahulu sebagian besar makanannya berasal
dari bahan nabati, termasuk buah-buahan. Untuk itu, mereka biasa mengunyah kuat
dan dalam waktu lama. Dugaan bukannya tanpa alasan dan dukungan yang kuat.Para
pakar kesehatan di Amerika sejak lama mengumumkan hasil penelitiannya, yakni
anak-anak yang biasa mengunyah lebih lama, cenderung memiliki gigi yang lebih
bersih dan kuat.
Risiko terserang penyakit gigi bagi mereka relatif
kecil. Ditambahkan pula bahwa mengunyah dalam waktu yang lama makanan dari
nabati, khususnya buah-buahan, akan menunjang kesehatan gigi.Secara umum, orang
berpendapat bahwa buah-buahan berguna sebagai pencuci mulut sehabis makan.
Selain menambah kandungan karbohidrat dan vitamin pada makanan pokok, juga
membersihkan sisa-sisa makanan di celah gigi. Namun, hasil penelitian pakar
tersebut menunjukkan lebih dari itu. Setiap melakukan kunyahan, berarti pula
merangsang timbulnya air liur.
Semakin banyak
mengunyah, semakin banyak pula air liur yang keluar. Dalam lima menit mengunyah, air
liur yang tertinggal di mulut jumlahnya ratusan kali lebih banyak dibandingkan
saat diam (tidak mengunyah).Air liur mengandung beberapa zat, termasuk kalsium
yang dapat membentengi email gigi dari kerusakan. Dengan begitu, kesehatan gigi
akan lebih terjaga. Bahkan, ada sebagian pakar kesehatan gigi yang berpendapat
mengunyah buah-buahan selama lima menit, lebih baik dan efektif daripada
menggosok gigi.
Tentunya anggapan pakar kesehatan itu bukan bermaksud
yang sudah mengunyah buah-buahan tidak perlu menggosok gigi.Keadaan masyarakat
sekarang tidak sama dengan masyarakat nenek moyang kita di zaman batu. Oleh
karenanya, tidaklah cukup mengunyah buah-buahan saja untuk memperoleh kesehatan
gigi yang baik. Ada estetika pergaulan yang sepertinya menuntut semua orang
untuk biasa tersenyum cerah dengan gigi sehat. Aromanya yang senantiasa harus
segar sepanjang waktu.
Kesehatan
gigi tidak dapat tercipta dalam sekejap. Itu sebabnya, orang harus membiasakan
diri menjaga kesehatan gigi. Sejak dini, anak-anak mesti diajarkan mengunyah
makanan, khususnya makan buah-buahan dalam frekuensi kunyahan yang cukup.
Selain itu, selalu mengingatkan mereka jika lupa menggosok gigi. Orang tua
dahulu pernah berkata, ”Kunyahlah makanan 28 kali.” Pesan ini memang terasa
manfaatnya sampai kini.
Adab Makan Dalam Islam
Adab makan dan minum meliputi tiga hal, yaitu adab sebelum makan, adab ketika makan dan
adab sesudah makan. Berikut ini Saya coba paparkan dari buku Adab Harian
Muslim Teladan karya Abdul Hamid bin Abdilrrahman as-Suhaibani.
Adab sebelum makan :
- Hendaknya berusaha mendapatkan makanan yang halal dan baik serta tidak
mengandung unsur-unsur yang haram. Berdasarkan ayat “Hai orang-orang
yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu….” (QS. Al-Baqorah: 172)
- Niatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan badan, agar
dapat melakukan ibadah, dan hal-hal lain yang berguna.
- Mencuci kedua tangan sebelum makan, jika dalam keadaan kotor atau
ketika belum yakin dengan kebersihannya. Berdasarkan hadits Rasulullah
Sholallahu alaihi wassalam “Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi
Wassalam hendak tidur sedangkan Beliau dalam keadaan junub, maka beliau
berwudhu terlebih dahulu dan apabila hendak makan, beliau mencuci kedua
tangannya terlebih dahulu.” (HR. Ahmad VI/118-119)
- Meletakan hidangan makanan pada sutrah (alas yang biasa dipakai untuk
meletakkan makanan) yang digelar diatas lantai, tidak diletakan diatas
meja makan, kerena hal itu lebih mendekatkan pada sikap tawadhu. Hal ini
sebagaimana hadits dari Anas Radiyallahu anhu, dia berkata “Rasulullah
Sholallahu alaihi wassalam tidak pernah makan diatas meja makan dan tidak
pula di atas sukurrujah” (HR. Al-Bukhari no 5415)
- Hendaknya duduk dengan tawadhu, yaitu duduk duatas kedua lututnya atau
duduk duaras punggung kedua kaki atau berposisi dengan kaki kanan
ditegakkan dan duduk diatas kaki kiri. Sebagaimana posisi duduk Rasulullah
Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam yang didasari dengan sabda beliau ‘Aku
tidak pernah makan sambil bersandar, aku hanyalah seorang hamba, aku makan
sebagaimana layaknya seorang hamba makan dan aku pun duduk sebagaimana
layaknya seorang hamaba duduk’(HR. Bukhari No.5399)
- Hendaknya merasa ridha dengan makanan apa saja yang telah dihidangkan
dan tidak mencela makanan. Berdasarkan hadits Rasul Rasulullah Sholallahu
alaihi wassalam dari Abu Hurairah “Rasulullah Sholallahu alaihi
wassalam tidak pernah mencela makanan apabila beliau berselera, beliau
memakannya. Sedangkan jika tidak suka(tidak berselera), maka beliau
meninggalkannya.”(HR. Bukhari No.3563)
- Hendaknya makan bersama-sama dengan orang lain, baik tamu, keluarga,
kerabat, anak-anak atau pembantu. Sebagaimana hadits Rasul Rasulullah
Sholallahu alaihi wassalam, “Berkumpulah kalian dalam menyantap makanan
kelian (bersama-sama), karena di dalam makan bersama itu akan memberikan
berkah kepada kalian”(HR.Abu Dawud No.3764)
Adab Ketika Makan
1. Memulai
makan dengan mengucap basmalah. Berdasarkan hadits Rasulullah Sholallahu alaihi
wassalam, “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka
ucapkanlah ‘Bismillah’, dan jika ia lupa untuk mengucapkan bismillah di awal
makan, maka hendaknya ia mengucapkan ‘bismillah awwalahu wa aakhirahu’ ”(HR
Abu Dawud No.3767)
2. Hendaknya
mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah Ta’ala, sebagaimana sabda
Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam, “barangsiapa sesudah selesai makan
berdoa: “Alhamdulillaahilladzi ath’amani haadzaa wa razaqaniihi min ghoiri
haulin minni walaa quwwatin”, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu”(HR.Abu
Dawud No.4023)
3. Hendaknya
makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan, menyedikitkan suapan,
memperbanyak kunyahan, makan dengan apa yang terdekat darinya dan tidak memulai
dari bagian tengah piring, berdasarkan sabda Rasulullah Sholallahu alaihi
wassalam, “Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.”(HR.Bukhari No.5376)
dan “Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari
pinggir piring dan janganlah memulai dari bagian tengahnya”(HR.Abu Dawud
No.3772)
4. Hendaknya
menjilati jari-jemarinya sebelum mencuci tangannya, sebagaimana sabda
Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam, “apabila salah seorang di antara
kalian telah selesai makan, maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia
menjilatanya atau meminta dijilatkan(kepada istrinya atau anaknya)”(HR.Bukhari
No.5456)
5. Apabila ada
sesuatu dari makanan yang terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang
kotor-nya kemudian memakannya, berdasarkan dari sabda Rasulullah Sholallahu
alaihi wassalam, “Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang di antara
kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian
memakannya dan jangan membiarkannya untuk syaitan.”(HR. Ahmad III/301)
6. Tidak meniup
pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin.
Tidak boleh juga untuk meniup pada minuman yang masih panas, apabila hendak
bernafas maka lakukanlah di luar gelas sebanyak 3 kali, sebagaimana hadits Anas
bin Malik Radiyallahu Anhu, “Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam jika
minum,beliau bernafas (meneguknya) tiga kali (bernafas di luar gelas)”(HR.Bukhari
No.5631)
Rasulullah Sholallahu alaihi
wassalam juga bersabda dari Abu Said al-Khudri Radiyallahu Anhu, “Rasulullah
Sholallahu alaihi wassalam melarang untuk meniup (dalam gelas) ketika minum”(HR.At-Tirmidzi
No.1887)
7. Hendaknya
menghindari diri dari kenyang yang melampaui batas, sabda Rasulullah Sholallahu
alaihi wassalam, “Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk
dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat
menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia
dapat memenuhin perutnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum,
sepertiga lagi untuk nafasnya.”(HR.Ahmad IV/132)
Adab Sesudah Makan
1. Menghentikan
makan dan minum sebelum sampai kenyang, hal ini semata-mata meneladani
Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam, menghindari diri dari kekenyangan yang
menyebabkan sakit perut yang akut dan kerakusan dalam hal makan yang dapat
menghilangkan kecerdasan.
2. Hendaknya
menjilati tangannya sebelum mengusapkan atau mencucinya.
3. Memungut
makanan yang jatuh ketika saat makan sebagai cermin rasa syukur kita.
4.
Membarsihakan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela giginya, dan berkumur
untuk membersihkan mulutnya.
5. Hendaknya
memuji Allah Ta’ala setelah makan dan minum.
LEBIH LENGKAP LIHAT CHAPTER 1
Author : D2t dan Vly
REFERENCES
Ganong WF,
2003, Review of Med. Phys, 21sd Ed.,
Guyton AC and Hall JE, 2000, Textbook
of Med. Phys, 10th Ed, Saunders Philadelphia
Price, SA and
Wilson, LM., 1995, Patofisiologi Konsep klinis Proses-proses Penyakit,
edisi 4 buku 1, EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar