Author : Tifa
Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai eating
disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang
biasa.Kalau tidak diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan
korban jiwa. Remaja, terutama remaja
putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena
remaja berusaha untuk “gaul” dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut
seseorang langsing cenderung kurus.
Seseorang dapat
dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka
melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya. Ada dua gangguan
pola makan, anorexia dan bulimia nervosa. Walaupun belum
diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua
gangguan ini.
Salah satu teori
menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewek-cewek merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil
langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang
menunjuk adanya gangguan pada sebagian
fungsi otak yang berkaitan dengan body
image.
“Bulimia nervosa”
Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan
(menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal
kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori
per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah
dimakannya, dengan cara memuntahkannya
kembali atau dengan menggunakan obat
pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.
Biasanya
penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita penyakit
ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak
ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering berawal ketika
seseorang masih berusia remaja ini
dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari
bantuan.
Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan
kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasa mereka
orang-orang yang kelihatan sehat, sukses
di bidangnya, dan cendrerung ferfeksionis. Namun, di balik itu, mereka
memiliki rasa percaya diri yang rendah
dan sering mengalami depresi. Mereka
juga menunjukkan tingkah laku yang
kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada alkohol atau
lainnya.
Seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa
apabila ia mengalami semua tanda berikut ini: Berulang-ulang makan dalam jumlah
sangat banyak (rata-rata dua kali
dalam seminggu selama sedikitnya tiga bulan). Merasa tidak dapat mengontrol dirinya ketika
sedang makan. Secara teratur menggunakan
obat-obatan untuk mencegah berat badannya naik, seperti obat perangsang
muntah, obat pencahar, berpuasa atau berdiet ketat, atau berolahraga secara berlebihan, sangat mencemaskan bentuk dan berat badannya.
Makan dalam jumlah berlebihan secara sekaligus
dapat merusak keseimbangan mineral tubuh
seperti sodium dan potasium. Hal ini menyebabkan
rasa lelah, berdebar-debar, detak jantung yang tidak teratur, dan tulang
keropos. Muntah berulang-ulang dapat
merusak lambung dan saluran esophagus (saluran yang membawa makanan ke
lambung) karena memaksa lambung berkontraksi secara tidak wajar. Selain itu, asam lambung yang keluar bersama muntah
membuat gusi menyusut dan mengikis email gigi. Dampak yang lain adalah
timbulnya ruam di kulit, pecahnya pembuluh darah di muka dan menstruasi yang tidak teratur.
“Anorexia nervosa”
Berbeda dengan
penderita bulimia yang makan dalam jumlah berlebihan kemudian berusaha
membuangnya, penderita anorexia nervosa
makan dalam jumlah sangat sedikit
dan berolahraga berlebihan untuk menjaga
berat badan. Tanda-tanda yang dialami penderita anorexia adalah sebagai
berikut:
·
Menolak untuk mempertahankan berat badan
normal dan cenderung selalu ingin lebih kurus.
·
Selalu ketakutan berat badannya akan naik
walaupun kenyataannya berat badannya turun terus.
·
Berhenti menstruasi tiga bulan berturut-turut
atau lebih padahal tidak hamil.
Anorexia pada
umumnya mulai diderita seseorang pada usia
remaja, walaupun bisa juga mulai muncul ketika anak berusia lima tahun atau pada orang tua berusia 60-an tahun. Gejala anorexia bisa bermacam-macam
tergantung individu yang menderitanya. Penyakit ini dapat bolak-balik membaik
kemudian memburuk, tetapi bisa juga makin lama makin buruk tanpa ada
tanda-tanda perbaikan sama sekali.
Selain
berolahraga secara berlebihan, penderita anorexia biasanya punya kebiasaan makan yanag aneh, seperti menyisihkan makan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian
kecil, mengunyah lambat-lambat,
serta menghindari makan bersama keluarga.
Mereka menganggap kulit dan daging pada tubuh mereka sebagai lemak yang harus
dimusnahkan. Tidak adanya lemak di tubuh membuat penderita anorexia merasa
tidak nyaman ketika duduk ataupun berbaring (saking kurusnya). Selain itu mereka sulit tidur. Dengan berlanjutnya
penyakit ini, penderita mulai suka menyendiri dan menarik diri dari teman dan
keluarga.
Tubuh penderita
bereaksi terhadap kondisi ini dengan cara menghentikan beberapa proses. Tekanan darah menurun drastis, napas
melemah, pada wanita menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak
dewasa, mungkin menstruasi terhenti (atau pada anak yang menginjak dewasa,
mungkin menstruasi tidak dimulai sama sekali), dan kelenjar tiroid yang mengatur pertumbuhan menghilang. Kulit mengering, rambut, dan kuku menjadi
rapuh.
Gejala lain yang
timbul adalah pusing, kedinginan,
sembelit, serta pembengkakan sendi.
Kekurangan lemak menyebabkan temperatur tubuh
menurun. Sebagai mekanisme alam, tumbuh lanugo atau rambut di seluruh tubuh
termasuk wajah. Selain itu, ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh juga dapat
menyebabkan serangan jantung.
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar