Senin, 05 Desember 2011

Pemeriksaan saraf-saraf otak


Med, ini ada sedikit penjelasan dari buku diagnosis. Mungkin ga bakal sama persis sama yg besok dijelasin, tapi sedikit buat gambaran aja :)
    Periksalah nervus olfaktorius dengan meminta pasien mengali adanya bau apa saja, tidak perlu suatu bau tertentu. Periksalah tiap lubang hidung secara terpisah, dan mintalah pasien mengenali zat-zat ringan, seperti permen, kopi, sabun. Tapi bau berbahaya pun bisa digunakan, seperti amonia, ini digunakan pada pasien histeri yg mengatakan ia tidak dapat mencium apapun. Kehilangan kemampuan mencium bau unilateral lebih berbahaya daripada bilateral.
    
   Dilanjutkan ketajaman penglihatan dan lapang pandang untuk mengevaluasi nervus opticus. Ketajaman penglihatan diperiksa dengan kartu Snelle,dengan pinhole jika ada strabismus, dan tanpa pinhole untuk pasen normal. Kartu tersebut dipegang pada jarak 14 inchi dan tiap mata diperiksa terpisah. Jika pasien membuat kesalahan pada satu baris, berarti ia telah melampaui batas ketajam penglihatannya.
    
   Periksa lapang pandang dengan metode konfrontasi yg membandingkan lapang pandang pasien dengan lapang pandang anda yg normal.
→Duduklah di depan pasien dengan jarak 3 kaki
→Tutuplah mata kanan anda dan pasien menutup mata kiri nya
→Lihatlah satu sama lain ketika anda menggerakkan ujung kapas lidi ke dalam lapang pandang anda dan menempatkan pada dbintik butasehingga anda tidak dapat melihatnya. Biasanya terletak pada arah jam 9, 6 inci jauhnya dari garis mata yg menghubungkan mata anda dengan mata pasien.
→Gerakanlah benda tersebut bolak-balik di antara anda dan pasien anda sampai ia juga berada di dalam bintik buta pasien. Benda tersebut sekarang berada sama jahunya dari anda berdua. Beritahukan kepada pasien anda agar pandangannya tetap berpusat pada pupil anda dan gerakkanlah kapas lidi tersebut ke dalam dan ke luar lapang pandang anda di dalam semua kuadran. Periksalah lapang pandang pasien dan bandingkan denga lapang pandang anda
→Periksalah mata yg satu nya dengan cara yg sama.

   
    Periksalah saraf-saraf yg berhubungan dengan gerakan mata. Nervus occulomotorius, trochealis, dan abduscen diperiksa dengan menyuruh pasien mempertahankan kepala nya agar tetap tegak lurus sementara mengikuti jari-jari anda dengan matanya. Nervus occulomotorius mengendalikan muskulus rektus superior dan inferior, oblik inferius, dan rektus medial, korpus siliaris,dan levator palpebra.
   Paralisis bervus okulomotorius membuat pasien tidak dapat melihat ke bawah atau ke medial.
Dalam posisi netral, rektus lateral yg tidak terlawan dapat menarik bola mata ke lateral; palpebra akan ptosis dan pupil berdilatasi.
lesi di nervus trokhlearis ditandai dengan ketidakmampuan untuk melihat ke bawah dan medial.
Paralisis nervus abdusen menyebabkan kesulitan melihat ke lateral

    Reflek pupil memeriksa keutuhan retina, traktus optikus, batang otak , dan nervus okulomotorius.
→Periksalah pasien di dalam ruangan yg agak digelapkan dengan menyorotkan sebuah senter kecil ke dalam pupil
→Mulailah menyinari dari arah belakang dan sisi pasien, dan sinarilah satu mata, jangan keduanya.
→Pertama perhatikanlah respon langsung - konstriksi pupil yg disinari .
→Selanjutnya perhatikanlah respon konseksual - konstriksi pupil kontralateral.
    Pada lesi nervus optikus, pupil tidak akan berkonstriksi secara langsung tetapi akan bereaksi secara konsensual. Pada lesi okulomotor, sisi yg terserang tidak akan bereaksi baik secara langsung maupun konsensual.
   

   Pupil juga menyempit pada akomodasi dekat. → Mintalah pasien untuk memusatkan penglihatannya mula-mula pada benda yg letaknya jauh dan kemudian dengan cepat memusatkan yg letaknya dekat, dan pupil tersebut akan menyempit.

   Selanjutnya periksalah fungsi sensoris dan motoris nervus trigeminus.
→Dengan mata pasien tertutup, periksalah setiap divisi dari tiga trunkus sensoris yg menyebar di wajah.
→Secara ringan sentuhlah dahi, pipi, dan dagu tiap sisi dan mintalah pasiaen untuk mengenali setiap sentuhan.
→Periksalah serabut-serabut motorik yg mempersarafi muskulus maseter, temporal, dan pterigoideus dengan mempalpasi muskulus maseter dan temporal ketika pasien menggertakkan rahangnya.
Jika ada gangguan fungsi unilateral, rahang mungkin menyimpang saat pasien membuka mulutnya.

   
    Reflek kornea dan sentuhan rahang melibatkan nervus trigeminus.
→Mintalah pasien untuk melihat ke satu sisi dan sedikit ke atas.
→Sentuhlah kornea nya saja dengan segumpal kapas kecil dari aplikator berujung kapas.
→Gerakanlah aplikator tersebut ke dalam dari arah samping untuk menimbulkan respon mengedip.
→Dengan mulut pasien terbuka, secara ringan ketuklah mandibula di bawah mulut untuk menimbulkan sentakan rahang.
Respon normal nya penutupan rahang secara cepat.


   Untuk memeriksa nervus fascialis yg mengendalikan wajah
→mintalah pasien untuk mengerutkan dahi, tersenyum, memperlihatkan gigi, atau mengangkat alisnya.
Pada paresis (paralisis), sisi yg terserang terlihat mendatar dan tidak memoerlihatkan perasaan, dan air liur dapat keluar dari sudut mulutnya.
    

    Periksalah dahi pasien ketika anda memeriksanya. Daerah ini menerima persarafan dari kedua nervus fasialis karena terjadi persilangan. Jika pasien menderita paralisis perifer saraf ke tujuh, seperti pada Bell's palsy, paralisisnya akan komplet pada sisi tersebut.
    

   Serabut-serabut yg berasal dari bagian bawah medula dan bersama sama dengan saraf ke tujuh, mempersyarafi sepertiga anterior lidah. Jadi mintalah pasien mejulurkan lidah nya dan letakkan sedikit garam atau gula di ujung lidah. Mula-mula pada satu sis kemudian pada sis lainnya. Pasien harus tetap menjulurkan lidahnya hingga ia mengenali rasa nya.

   Untuk menilai Nervus vestibulocochlear dilakukan dengan tes weber-rinne-swabach. nervus ini mempersarafi kanalis semisirkularis yg memberikan masukan sensoris yg cukup penting untuk posisi dan keseimbangan.

   Nervus glosofaringeus dan Vagus mudah diperiksa bersama-sama.
→Sentuhlah tiap sisi faring posterior dengan aplikator dan lihatlah adanya gag refleks.
→Selanjutnya, sentuhlah setiap sisi palatum ole di dekat uvula; tiap sisi harus terangkat walau dirangsang.
Nervus vagus dikatakan normal jika pasien dapat menelan dan berbicara jelas.


   Nervus Asesorius spinal memberikan suplai motorik ke muskulus trapezius dan sternokleidomastoideus. Lesi unilateral pada nervus ini memberikan gambaran ketidakmampuan mengangkat bahu dan kelemahan memutar kepala ke sisi yg berlawanan.

   Nervus hipoglosus mengendalikan otot lidah.
→Minta pasien menjulurkan lidahnya. Jika terjadi paralisis hipoglosus, lidah akan menyimpang ke sisi yg lesi. Atrofi sisi yg diserang teradi secara dini.
→Jika kita masih ragu, mintalah pasien mendorong lidahnya ke tiap pipi.
→Periksalah kekuatan nya dengan ikut menekan pipi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar