Senin, 29 Desember 2014

Skenario 3-1 Blok 4, 2014



Author : Indra Maulana

Seorang laki-laki 28tahun datang ke PMI untuk melakukan donor darah. Laki-laki tersebut melakukan donor darah secara rutin setiap 3 bulan karena dia merasakan tubuhnya semakin sehat. Petugas PMI kemudian melakukan pemeriksaan vitalsign dan pemeriksaan darah rutin kepada lelaki tersebut. Setelah pemeriksaan selesai , petugas PMI kembali melakukan pengambilan darah sebanyak 300cc.
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran: Compos mentis
Vital Sign: TD:120/80; N:84x/mnt; RR:20x/mnt; T:37,2ºC
Hasil pemeriksaan darah rutin:
1. Hemoglobin: 15 g/dl
2. Hematokrit: 45%
3. Leukosit: 7x103/μl
4. Hitung jenis leukosit
Basofil: 1%
Eosinofil:1%
Neutrofil:60%
Limfosit:30%
Monosit:4%
5. Trombosit: 300x103/μl
6. Eritrosit: 4 jt/μl
7. Indeks Eritrosit
MCV: 86 fl
MCH: 30pg                                                                   
MCHC: 33 g/dl
8. Laju Endap Darah: 13 mm/jam


Pembentukan sel darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)
Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Tempat hemopoesis pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur :
a)      Janin
umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)
umur 2-7 bulan (hati, limpa)
umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
b)      Bayi : Sumsum tulang
c)      Dewasa : vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung proksimal femur.
Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
1.      Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah, termasuk eritrosit, leukosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell. Sel induk pluripotent mempunyai sifat : 
a.       Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah habis meskipun terus membelah;
b.      Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri;
c.       Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi-fungsi tertentu.

Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi menjadi :
a.       Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b.      Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
c.       Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
d.      Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming  unit-granulocyte) hanya mampu berkembang menjadi granulosit.
2.       Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi :
·         Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
·         Sel-sel stroma :
i.                    Sel endotel
ii.                  Sel lemak
iii.                Fibroblast
iv.                Makrofag
v.                  Sel reticulum
·         Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan.


Lingkungn mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk :
a.       Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam sumsum tulang.
b.      Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya adhesion molecule
c.       Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth factor, cytokine, dan lain-lain.


3. Bahan-bahan pembentuk darah
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :
1.      Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.
2.      Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.
3.      Cobalt, magnesium, Cu, Zn.
4.      Asam amino.
5.      Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain

4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan el darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) ama-sama menimbulkan penyakit. Zat-zat yang
berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :
·         Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :
o   Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)
o   Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)
o   Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)
o   Thrombopoietin
o   Burst promoting activity (BPA)
o   Stem cell factor (kit ligand)
·         Sitokon (Cytokine)seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-9, IL-10.
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri, seperti limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel-sel penunjang, seperti fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine), sebagian lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine). Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.
·         Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin : merupakan hormon yang dibentuk diginjal khusus merangsang precursor eritroid.
·         Hormon nonspesifik Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti :
o    Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.
o   Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.
o   Glukokortikoid.
o   Growth hormon
o   Hormone tiroid
 Struktur Darah
Darah adalah cairan yang terdapat dalam tubuh yang berfungsi mengangkut zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi Darah:
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
albumin
• bahan pembeku darah
immunoglobin (antibodi)
hormon
• berbagai jenis protein
• berbagai jenis garam

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada
pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
1.         Hemoglobin
2.         Hematokrit
3.         Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4.         Trombosit (platelet)
5.         Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6.         Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7.         Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8.         Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9.         Platelet Disribution Width (PDW)
10.       Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang
ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
·         Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
•Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
•Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
•Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
•Anak anak : 11-13 gram/dl
•Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
•Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
•Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl

·         Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah
dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7%-50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1%-44,3%. Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.

·         Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll. Nilai normal leukosit berkisar 4.000-10.000 sel/ul darah. Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll.

·         Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000-400.000 sel/ul darah. Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.


·         Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta-6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta-5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll.
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi
di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :

o   MCV(Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl) :
MCV =Hematokrit / Eritrosit x 10
Nilai normal = 82-92 fl

o   MCH(Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin / Eritrosit x 10
Nilai normal = 27-31 pg

o   MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin / Hematokrit x 100
Nilai normal = 32-37 %


·         Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LEDmerupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi. Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0–15 mm/jam. Perempuan : 0–20 mm/jam

·         Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%

Referensi :