Farmako terapi stroke iskemik dan TIA
Terapi pada fase akut, lebih di fokuskan pada restorasi aliran darah otak, dan menghentikan kerusakan seluler yang ada kaitannya dengan iskemik. Periode waktu ini berkisar antara 12-24 jam , walau secara khusus di tekankan 3-6 jam. Iskemik nekrotik diperkirakan terjadi di daerah sentral, tapi bagian-bagian di sekelilingnya masih bisa mengalirkan aliran darah otak meskipun tidak se normal biasa(penurunan). Wilayah ini lah yang menc=jadi target utama terapi stroke hiperakut yang sedang di kembangkan, daerah ini disebut dengan penumbra iskemik.
Terapi reperfusi pada stroke iskemik akut
Pemberian intravenus rtPA ( 0,9mg/kg, maksimum 90mg)dengan 10% dosisnya diberikan sebagai bolus, diikuti dengan infus selama 60 menit, dalam waktu 3 jam awitan (onset) stroke. Pemberian yang terlambat (lebih dari 3 jam setelah onset, atau bila waktu awitannya tidak bisa dipercaya), pemberian obat ini tidak dianjurkan, karena tingginya risiko komplikasi trombolitik.
(terapi trombolitik tidak boleh diberikan apabila pasien tidak di unit perawatan intensif atau di pelayanan stroke yang mapan)
- PentoksifilinAdalah obat hemoreologik, dapat digunakan untuk stroke iskemik akut. Obat ini pertama dipakai untuk terapi klaudikasio intermiten.Mekanismenya adalahmeningkatkan pasokan oksigen kedaerah iskemik dengan cara:
- Mendorong deformabilitas eritrosit
- Mengurangi viskositas darah dengan cara mengurangi fibrinogen darah
- StreptokinasiMerupakan turunan protein dari streptokukus-hemolitikus, secara tak langsung mengaktifkan plasminogen, dan terbukti efektif pada infark miokardial akut. Penggunaan pada strokeiskemik akut telah dihentikan karena terjaninya pendarahan intra serebral dan kematian tinggi yang signifikan.
- UrokinaseSuatu penelitian menunjukkan bahwa dosis tunggal 6mg intraarterial menunjukkan rekanalisasi 58% pasien di bandingkan 14% pada kelompok placebo. Masih perlu penelitian lebih lanjut
- LubeluzolMencegah kenaikan kadar glutama ekstraselular, dan menghambat neurotoksisitas yang berkaitan dengan nitrit oksida akibat pengaruh glutamat sehingga mengurangi volume infark. Masih butuh penelitian lebih lanjut
- Obat NeuroprotektifPada stroke iskemik akut, terjadi depolarisasi membran neuronal dan pelepasan neurotransmitter eksitatori(pemacu), dan menimbulkan caascade patofisiologi dan menyebabkan kerusakan sel dan kematian. Pe,berian obat neuroprotektif mendorong dayatahan sel otak dengan menginterfensi jalur tertentu pada rangkaian proses patologinya
- NimodipinBiasanya dipakai pada pasien perdarahan subaraknoid
- KlormetiazolPada awitan iskemik serebrum,GABA (δ-aminobutyric acid) dilepas dari akhiran saraf presinaptik, menunjukkan bahwa mekanisme penghambat GABA-ergik terganggu, sehingga pacuan pada reseptor GABA-A kemungkinan dapat mengimbangi cascade eksitatorik. Klormetiazol adalah anti konvulsan dan sedatif, yang pada model stroke dpat mencegah kerusakan iskemik global dan fokal
- Antagonis N-metil-D-aspartat (NMDA)
- Anti radikal bebas
- Modulasi imunologik dari molekul adesi intraseluler-I (ICAM-I)
- SitikolinSitikolin adalah senyawa pendahulu (prekusor) komponen membran CDP-coline, dan dipercaya memiliki efek neuroprotektif ganda pada iskemik, dengan cara stabilisasi membran neuronal dan menghambat pembentikan radikal bebas. Obat ini beraksi pada aspek akhir cascade iskemik
- Terapi kombinasi
- Melawan kondisi akibat iskemik
- Rekanalisasi pembuluh darah yang tersumbat(dengan trombolitik)
- Melindungi jaringan penumbra dari kerusakan reperfusi
- AspirinObat ini menghambat siklooksigenase, aspirin merupakan obat pilihan dalam pencegahan stroke, obat ini biasanya di kombinasikan dengan dipiridamol.
- SulfirazonMenghambat agregasi platelet dan dipakai untuk TIA dan amourosis fugax
- DipiridamolMenurunkan agregasi platelet dengan menaikkan kadar c AMP dan c GMP dalam platelet
- HemodiluasiHemodiluasi (isovolemik atau hipervolemik), menurunkan hematokrit 15% atau lebih, menghasilkan penurunan viskositas darah dan perbaikan aliran darah otak
Untuk stroke iskemik, belum ada terapi yang optimal. Terapinay meliputi:
- Terapi antikoagulan
- Menghambat agregasi platelet
- Mengurangi udem cerebral
{buku: farmako terapi dalam neurologi)
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan radiologi
- CT scan: didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
- MRI untuk menunjukkan area yang mengalami infark,hemoragik.
- Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
- Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.
- Pemeriksaan laboratorium
- Pungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan Normal dan cairan tidak mengandung darah atau jernih.
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali.
- Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
Pengkajian keperawatan
Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang status kesehatan klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya hidup klien (Marilynn E. Doenges et al, 1998).
- Identitas klienMeliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
- Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. - Riwayat penyakit sekarangSakit kepala hebat pada saat bangun pagi atau pada saat istirahat disertai mual muntah, kesadaran menurun,otot terasa melemah atau kaku.
- Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. - Riwayat penyakit keluargaBiasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes melitus.
- Riwayat psikososialStroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga.
- Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan alkohol, penggunaan obat kontrasepsi oral.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut.
c. Pola eliminasi
Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
d. Pola aktivitas dan latihan
Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah.
e. Pola tidur dan istirahat
Biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot/nyeri otot
f. Pola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien mengalami gangguan penglihatan/kekaburan pandangan, perabaan/sentuhan menurun pada muka dan ekstremitas yang sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses berpikir.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.
h. Pola hubungan dan peran
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.
i. Pola reproduksi seksual
Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa pengobatan stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis histamin.
j. Pola penanggulangan stress
Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
a. Keadaan umum
* Kesadaran: umumnya mengelami penurunan kesadaran
* Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara
* Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi.
b. Pemeriksaan integumen
* Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien stroke non hemoragik harus bed rest 2-3 minggu
* Kuku: perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
* Rambut: umumnya tidak ada kelainan.
c. Pemeriksaan kepala dan leher
* Kepala: bentuk normocephalik
* Muka: umumnya tidak simetris yaitu miring ke salah satu sisi
* Leher: kaku kuduk jarang terjadi.
d. Pemeriksaan dada
* Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
e. Pemeriksaan abdomen
* Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang terdapat kembung.
f. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
* Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine.
g. Pemeriksaan ekstremitas
* Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
h. Pemeriksaan neurologi:
* Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.
* Pemeriksaan motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh.
* Pemeriksaan sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi.
* Pemeriksaan refleks
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli dengan refleks patologis.
(blog : http://dezlicious.blogspot.com/2009/02/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan_13.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar