Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh;
1] kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan;
2] berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau
3] meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang. Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak sempurna. (Nia Kania,2007)
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure taun 1981
1. Kejang Parsial
a. kejang fokal sederhana
b. Kejang parsial kompleks
c. Kejang parsial yg menjadi umum
2. Kejang Umum
a. Absens
b. Mioklonik
c. Klonik
d. Tonik
e. Tonik-klonik
f. Atonik
3. Tidak dapat diklasifikasikan
(usually used when an adequate description is not available)
Epilepsi
| ||
Petit mal | Grand Mal ( Tonic-clonic) | |
Epidemologi | Timbul pada anak2 berumur 4-8 tahun | Insidensi rata2 pada umur 24-53 dari 100.000 populasi per tahun Berdasarkan WHO 14-57 kasus per 1000 orang. Paling sering terjadi nih med |
Patofisiologi | ||
Tipe Kejang |
|
|
Tipe kejang |
|
|
dan berikut adalah tambahan dari penyakit" nya meds
Grand Mal
Etiology
Penyebab dari
penyakit masih belum jelas, tetapi dipercaya bahwa penyakit ini dari keturunan
meds. Ada beberapa penyakit herediter
yang berhubungan dengan epilepsy, seperti tubero sklerosis, sturge webber
syndrome, mithocondrial encephalophaties, dan sphingolipidodes.
Treatment (anak)
Valporate
Obat ini sama medscape dibilang obat pilihan utama untuk
generalized epilepsy, valproate memiliki spectrum yang luas dan effective pada
sebagian besar type kejang, termasuk myoclonic seizures. Dan memiliki banyak
mechanisme anticonvulsant, termasuk menambahkan gamma-aminobutyric acid (GABA)
levels pada otak dan juga aktivitas T-type calcium channel. Dosis yang di berikan adalah secara 10-15
mg/kg/hari PO/IV dibagi 4 dalam 6-8hr.
Ethotoin
Obat ini digunakan karena dapat mencegah penyebaran aktivitas kejang.,
termasuk mencegah phase tonic pada grand mal. Dosisnya adalah Initial: hingga Initial:
hingga 750 mg/d PO dalam 4-6 x dan dosisnya di bagi; maintenance 500 mg-1 g/d
PO; jarang 2 g/d atau lebih. Dan di berikan setelah makan.Carbamazepin
Carbamazepin juga dapat di indikasikan pada keadaan ini diberikan dgn dosis :
1.
Umur <6
initial 10-20 mg/kg/hari 2-3x sehari dan maintenancenya tdk lebih dari
35mg/kg/hari
2.
Umur 6-12 tahun intial 100mg, 2x sehari PO, dan bisa
ditambah 100mg per 4 minggu. Maintenance nya 400-800mg/hari 3-4x sehari PO, dan
tdk lebih dari 1g /hari.
3.
Umur >12 initial 200mg/hari 2x sehari per oral. Bisa
di tambahkan 200mg per 4 minggu. Untuk 12-15 tdl lebih dari 1000mg/hari dan
>15 g boleh lebih dari 1200mg/hari. Bagi yang menerima >400mg/hari bisa
diganti dengan cartabol ER.
Diberikan dgn makan. Tablet 11mg bisa di kunya, dan selain itu tdk boleh d
gerus. Prognosis
Obat Antiepileptic mencegah kambuhnya kejang secara kasar
70% dari
pasien, mengurangi frekuensi kejang 25%, dan tidak effective
5% (drug resistance),Khususnya pada Lennox–Gastaut syndrome, myoclonic
epilepsy
yang symptomatic, dan cryptogenic syndromes.
Morbiditas
dari keadaan ini cukup tinggi karena pada grand mal tdk ada aura dan sebagian,
jadi artinya tidak ada peringatan, tiba tiba kejang. Dari keadaan ini maka bisa
menimbulkan dislokasi bahu, patah tulang, trauma (kepala, lidah, bibir, dan
pipi), fraktur vertebral yang kompresi, pneumonia aspirasi, edema pulmonary
yang neurogenic, cardiac arrhythmias, dan mati tiba tiba *JENG JENG
Mortalitasnya,
rendah, tapi diantara epilepsy, paling tinggi ya tonic clonic ini. Insidensi mati
mendadak 24x dari populasi umum. Factor resiko mati mendadak seperti, tingginya
frekuensi kejang, umur yang lebih muda,
retardasi mental, dan polytheraphy.
Risk Factor
Menurut mayo
clinic dan yang sekaligus di liput oleh CNN, factor resiko grand mal adalah :
adanya riwayat kejang pada keluarga, adanya cedera pada otak( baik karena
trauma, stroke, dll), mengalami gangguan pada tidur, gangguan medis yang
mempengaruhi keseimbangan elektrolit, penggunaan alcohol dan obat obatan.
Petit
Mal
Etiologi
Lagi lagi
penyebabnya masih idiopathic, dan ini mengarah pada genetic, jadi ya penyakit
ini berhubungan dgn riwayat keluarga juga meds.
Theraphy
Valporate, disini sama kaya
grand mal meds.
Ethosuximide, obat ini
hanya bisa digunakan dalam absence seizure atau petit mal. Dosis yang digunakan
>6 tahun, 500mg/po 4x sehari untuk
initialnya dan bisa di tambah dalam 250mg 4x selama 4-7 hari. Dan tdk boleh
melampaui 1,5g/hari. Sedangkan untuk anak 3-6 tahun 250mg/PO 4x sehari, bila perlu di tambhan 250
dan caranya sama seperti pada usia .6 tahun.
Prognose
remisi untuk absence
epilepsy pada anak adalah baik; 80% pasien
berespon baik dari pengobatan. Kalo remisi keseluruhan sangat bervariasi,
tergantung pada ontrol dsb. 40% anak dengan petit mal bisa berkembang ke grand mal atau generalized tonic clonic seizure dan itu adalah kejang yang persistant. Dari buku Mumenthaler/ Mattle, Fundementals of Neurology,2006 menyatakan 1 dari 4 anak dengan kejang, kejangnya akan hilang saat pubertas, dan sisanya akan menetap atau jadi grand mal.
Risk Factor
Factor resiko dari penyakit ini kurang lebihnya sama seperti grand mal meds.
Kejang
Etiologi
Penyebab
dari kejang adalah gangguan metabolic (hipoglikemia,
hiponatremia, hipoksemia,
hipokalsemia, gangguan elektrolit,
defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati, gangguan metabolik bawaan),
trauma kepala, keracunan alcohol *di medscape di katakana kalo alcohol
withdrawal yg kaya kejang, bukan termasuk kejangmeds, penghentian obat epilepsy,
tumor otak dan perdarahan pada otak.
Theraphy
Berdasarkan
review yang di buat oleh Nia Kania, dr., SpA., MKes
0 - 5 menit:
·
Yakinkan
bahwa aliran udara pernafasan baik
·
Monitoring
tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan
Oksigen. Bila
keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum dan neurologi secara
cepat
·
Cari
tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksi
5 – 10 menit:
·
Pemasangan
akses intarvena
·
Pengambilan
darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit
·
Pemberian
diazepam 0,2 – 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam rektal
0,5
mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg). Dosis
diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu – dua kali setelah 5 –10
menit. Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.
10 – 15 menit
·
Cenderung
menjadi status konvulsivus
·
Berikan
fenitoin 15 – 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl 0,9%
·
Dapat
diberikan dosis ulangan fenitoin 5 – 10 mg/kgbb sampai maksimum
dosis 30
mg/kgbb.
30 menit
·
Berikan
fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg
dengan interval
10 – 15 menit.
·
Pemeriksaan
laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah,
elektrolit,
gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda tanda depresi pernafasan.
·
Bila
kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan intensif.
Atau dapat juga diberikan sesuai
alogaritma berikut
1.
0-5
menit pasien diberi diazepam 0.3-0.5mg/kg (maks. 20mg) secara IV atau 5mg
(BB<10kg), 10mg (BB>10kg) secara rectal namun ada selang waktu 5 menit.
2.
Setelah
lebih dari 5 menit maka ulangi langkah 1. Apabila masih berlanjut
3.
5-10
menit Berilah phenitoin bolus IV 15-20 mg/kg/BB dgn kecepatan 25mg/menit. Apabila
sudah berhenti kejangnya 12 jam kemudian beri phenytoin 5-7mg/bb.
4.
10-15
mnt kejang masih ada, berilah fenobarbital IV/IM 10-20 mg/kg/BB, apabila
berhenti kejangnya 12jam kemudian berikan fenobarbital 5-7mg/kg/bb.
5.
Apabila
kejang masih berlanjut, maka di kirim ke ICU lalu diberi midazolam 0,2mg/KG/bb,
fenobarbital 5-10mg/kg/bb.
REFERENCE
-
Nia Kania, dr., SpA., MKes
-
Mumenthaler / Mattle, Fundamentals of
Neurology © 2006 Thieme
-
Rohkamm, Color Atlas of Neurology © 2004
Thieme
-
Medscape
-
Mayo Clinic
Ayip, Nata
“Problems cannot be solved by the same level of thinking that created them.” - Albert Einstein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar