Tutorial Skenario 4 Part 1 -
Blok 9
Author : Rianti
Seorang
laki-laki berusia 50 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan mata
kuning, rasa mual dan cepat lelah. Pasien juga mengeluh kondisi tubuh secara umum
tidak begitu baik dan perut bagian kanan atas terasa tidak enak yang sudah
dirasakan selama 3 minggu. Tinggi badan pasien adalah 160 cm sedangkan berat
badannya 100 kg. Pasien memiliki riwayat kadar trigliserid dan kolesterol yang
tinggi. Pasien juga seorang pecandu alkohol.
1.
Apa penyebab mata kuning, mual, dan
lelah?
IKTERUS
Ikterus (Jaundice) adalah kekuningan pada kulit atau sklera
mata akibat kelebihan bilirubin dalam darah (lebih
dari 1.2 mg/dl). Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah.
MUAL
Pembesaran Hati ( hepatomegali ). :hati cendrung membesar dan
sel-selnya dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi
tajam. Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang
cepat sehingga mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati (kaosukalisoni), hal
ini juga dapat menyebabkan mual dan muntah.
LELAH
Kemungkinan pasien mengalami gangguan di hepar sehingga
mengakibatkan defisiensi Vitamin dan Anemia. Kerena pembentukan, penggunaan,
dan penyimpanan vitamin tertentu yang tidak memadai (terutama vitamin A, C, dan
K), maka tanda-tanda defisiensi vitamin tersebut sering dijumpai khususnya
sebagai fenomena hemoragi yang berkaitan dengan defisiensi vitamin K. Gejala
anemia dan status nutrisi serta kesehatan pasien yang buruk akan mengakibatkan
kelelahan hebat yang mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin
sehari-hari.
2.
Apa saja tipe-tipe dari Ikterus?
a.
Ikterus Hemolitik
Ikterus yang disebabkan oleh lisis (pecah) sel darah merah yang
berlebihan. Ikterus dapat terjadi pada destruksi (perusakan) sel darah merah
yang berlebihan dan hati tidak dapat menkonjugasikannya sehingga tidak dapat
mengekresiakan semua bilirubin yang dihasilkan. Ikterus dapat dijumpai pada reaksi transfusi, anemia sel
sabit, talasemia, anemia hemolitik autoimun. Sebagian besar bilirubin masih terkonjugasi. Dengan demikian,
warna urin dan tinja tetap normal. Kadar
bilirubin tidak terkonjugasi (bilirubin bebas) meningkat disebut
juga hiperbilirubinemia direk karena kemampuan hati
mengkonjugasi bilirubin tidak dapat menyamai besarnya destruksi sel darah.
b.
Ikterus Intrahepatik
Ikterus Intrahepatik disebabkan penurunan ambilan, konjugasi, atau
eksresi bilirubin akibat disfungsi hepatosit atau obstruksi di kanalikulus
biliaris. Difungsi hati dapat terjadi apabila sel hepatosit terinfeksi
oleh virus, misalnya hepatitis atau atau karena sel hati rusak akibat kanker
atau sirosis. Bisa juga terjadi akibat kelaian kongenital atau karena
obat-obatan tertentu. Apa bila hati tidak dapat mengkonjugasi bilirubin, maka
kadar “bilirubin tidak terkonjugasi akan meningkat” sehingga timbul ikterus. Pada
obstruksi kanalikulus, meskipun hati dapat menkonjugasi bilirubin, namun
obstruksi akan mengurangi penyaluran bilirubin tersebut ke duktus
biliaris. Obstruksi ini menyebabkan “bilirubin yang terkonjugasi yang
memasuki darah“. Warna feses mungkin akan pucat atau mendekati normal,
sedangkan warna urin akan berwarna gelap dan berbuih karena
sebagaian besar bilirubin terkonjugasi dieksresikan melalui urin.
c.
Ikterus Obstruktif Ekstrahepatik
Terjadi karena ada sumbatan aliran empedu pada duktus
biliaris, sumbatan dari batu empedu atau tumor. Hati tetap terus
mengkonjugasi bilirubin, tapi bilirubin tidak dapat mencapai usus. Sehingga
tidak terjadi eksresi urobilinogen di feses dan menyebabkan warna feses akan
pucat. “Bilirubin yang terkonjugasi memasuki aliran darah” dan
sebagian besar diekresikan melaui ginjal sehingga urin berwarna
sangat gelap dan berbusa
3. Mengapa perut kanan atas terasa tidak enak selama 3 minggu?
Bisa disebabkan karena Hati yang membesar. Pembesaran hati dapat ke atas mendesak diafragma dan organ organ di sekitarnya,
dengan konsistensi lembek dan menimbulkan rasa nyeri bila ditekan.
4. Apa hubungan kadar trigliserid dan kolesterol yang tinggi?
Kadar trigliserida dalam darah kurang dari 150 mg/dL disebut
normal, antara 150 – 199 mg/dL disebut dalam batas tinggi, 200 – 499 mg/dL
disebut tinggi, dan lebih dari 500 mg/dL disebut sangat tinggi. Trigliserida
tinggi perlu diwaspadai. Trigliserida merupakan salah satu komponen
lipida dalam darah, sehingga seringkali merupakan indikasi banyaknya kolesterol
total dan lemak tubuh dapat menjadi faktor resiko bagi penyakit jantung.
Trigliserida seringkali meningkatkan efek buruk dari kolesterol tinggi, tekanan
darah tinggi, dan diabetes Kolesterol trigliserida tinggi termasuk “si
jahat” yang juga perlu diwaspadai. Seperti kolesterol LDL, kadar trigliserida
yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan resiko penyakit jantung dan
penyakit vascular lainnya., keadaanPeningkatan
kadar trigliserida juga membuat kolesterol LDL semakin merusak dan bersifat
toksik. Yang mempengaruhi kadar kolesterol trogliserida tinggi selain faktor genetic (faktor internal)
berikut ini faktor eksternal yang mempengaruhi kadar kolesterol rendah :
a)
Makanan
Makanan yang mengandung kolesterol,
lemak trans, dan lemak jenuh yang tinggi, seperti keju, otak babi, otak sapi,
dan jeroan meningkatka kadar kolesterol dalam darah.
b)
Merokok
Berdasarkan penelitian, merokok dapat
meningkatkan kadar kolesterol LDL, kadar kolesterol total, dan trogliserida.
c)
Alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan
meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Pecandu alkohol cenderung
memiliki berat badan berlebih dan tekanan darah cenderung naik.
d)
Berat badan
Orang yang memiliki berat badan berlebihan, mempunyai kadar
kolesterol total, LDL (Kolesterol jahat), dan trigliserida yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan mereka yang berat badannya normal. Mereka yang gemuk
memiliki kelebihan lemak yang umumnya disimpan dijaringan bawah kulit falam
bentuk trigliserida. Namun ingat, mempunyai berat badan normal juga belum tentu
bebas dari kolesterol.
e)
Kopi
Minum kopi berlebihan (sebanyak enam
cangkir sehari) dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL dan trigliserida. Hal
tersebut menjadikan darah lebih pekat sehingga menimbulkan penyempitan pembuluh
darah yang beresiko menimbulkan serangan jantung dan stroke.
f)
Stres
Stres yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan merusak keseimbangan
fungsi tubuh. Tekanan darah dan kolesterol darah orang stress lebih tinggi
dibandingkan ketika stressnya sudah terkendali.
g)
Olahraga
Kurang berolahraga meningkatkan resiko penyakit jantung. Olahraga yang
dilakukan secara teratur meningkatkan kolesterol HDL, menekan kolesterol tinggi
dan kolesterol LDL, membakar trigliserida serta menurunkan berat badan.
h)
Usia dan jenis kelamin
Kadar kolesterol total cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Kadar kolesterol HDL wanita cenderung lebih tinggi daripada
laki-laki. Wanita yang telah memasuki masa menopause. Kadae kolesterol LDL dan trigliserida tinggi mengalami peningkatan.
5.
Apa faktor resiko dari pecandu alkohol?
a. Penyakit hati/liver
: Seseorang pecandu alkohol akan mengalami kerusakan hati
(peradangan/hepatitis) sehingga hati akan membengkak lama-lama dapat terbentuk
jaringan parut (sirosis) dan juga memicu terjadinya kanker hati.
b. Gangguan pencernaan
: Pengaruh alkohol dapat menyebabkan peradangan pada lambung (sakit maag)
kronis. Selain melukai lambung, kebiasaan minum alcohol juga akan mengganggu
penyerapan nutrisi makanan.
c. Kerusakan pancreas : Alkohol menjadi penyebab peradangan pada pankreas sehingga
meyebabkan terganggunya hormon insulin yang mengatur metabolisme tubuh.
d. Komplikasi diabetes : Alkohol mengganggu
pelepasan glukosa dari hati/liver sehingga meningkatkan risiko gula darah
rendah ( hipoglikemia ).
e. Fungsi seksual dan menstruasi : Minum alkohol menjadi penyebab disfungsi ereksi (impoten)
pada pria dan gangguan menstruasi pada wanita.
f. Kesehatan mata : Keracunan alkohol dapat
menyebabkan kebutaan, dan kelemahan otot mata karena kekurangan vitamin B - 1 (
tiamin ).
g. Cacat lahir :
Penggunaan alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan calon ibu
melahirkan anak yang tidak sempurna (cacat).
h. Pengeroposan tulang
: alkohol dapat menurunkan produksi kalsium tulang baru. Dalam jangka panjang
hal ini dapat menyebabkan penipisan tulang ( osteoporosis ) dan peningkatan
risiko patah tulang.
i. Komplikasi neurologis (syaraf) : Kecanduan alkohol akan mempengaruhi
sistem saraf, menyebabkan mati rasa dan sakit pada tangan dan kaki, mengalami
gangguan pola pikir, demensia dan kehilangan memori jangka pendek.
j. Sistem imun (kekebalan tubuh) : Konsumsi alkohol
berlebih akan menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh sehingga membuat
tubuh sulit untuk melawan penyakit.
k. Resiko kanker :
Penggunaan alkohol jangka panjang dikaitkan dengan risiko tinggi penyebab
kanker, termasuk kanker mulut, tenggorokan, hati, usus besar dan kanker
payudara.
l. Kesehatan jantung
: kecanduan alkohol berimbas pada naiknya tekanan darah (hipertensi) dan
meningkatkan risiko gagal jantung dan stroke lebih besar.
6.
Apa diagnosis banding dari
kasus ini?
- Sirosis Hepatis
a.
Definisi
Istilah Sirosis
diberikan petama kali oleh Laennec tahun 1819, yang berasal dari kata kirrhos
yang berarti kuning orange (orange yellow), karena terjadi perubahan warna pada
nodul-nodul hati yang terbentuk. Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang
difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya
dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati
akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur
akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut. Telah diketahui bahwa
penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan
terjadinya pengerasan dari hati yang akan menyebabkan penurunan fungsi hati dan
bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada
pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya
menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba
kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan.
Fungsi Hati
Hati selain salah satu organ di badan kita yang terbesar , juga
mempunyai fungsi yang terbanyak. Fungsi dari hati dapat dilihat sebagai organ
keseluruhannya dan dapat dilihat dari
sel-sel dalam hati. Fungsi hati sebagai organ keseluruhannya diantaranya ialah :
- Ikut mengatur keseimbangan cairan dan elekterolit, karena semua
cairan dan garam akan melewati hati sebelum ke jaringan ekstraseluler
lainnya.
- Hati bersifat sebagai spons akan ikut mengatur volume darah, misalnya pada
dekompensasio kordis kanan maka hati akan membesar.
- Sebagai alat saringan (filter) : Semua makannan dan berbagai macam substansia yang
telah diserap oleh intestine akan dialirkan ke organ melalui sistema portal.
Fungsi dari
sel-serl hati dapat dibagi :
1)
Fungsi Sel Epitel di antaranya ialah:
·
Sebagai pusat metabolisme di
antaranya metabolisme hidrat, arang, protein, lemak, empedu, Proses metabolisme
akan diuraikan sendiri.
·
Sebagai alat penyimpan vitamin
dan bahan makanan hasil metabolisme. Hati menyimpan makanan tersebut tidak hanya untuk
kepentingannnya sendiri tetapi untuk organ lainya juga.
·
Sebagai alat sekresi untuk
keperluan badan kita: diantaranya akan mengeluarkan glukosa, protein, factor
koagulasi, enzim, empedu.
·
Proses detoksifikasi, dimana
berbagai macam toksik baik eksogen
maupun endogen yang masuk ke badan akan mengalami detoksifikasi dengan
cara oksidasi, reduksi, hidrolisa atau konjugasi.
2)
Fungsi sel kupfer sebagai sel endotel
mempunyai fungsi sebagai sistem retikulo endothelial.
·
Sel akan menguraikan Hb menjadi
bilirubin
·
Membentuk a-globulin dan immune
bodies
·
Sebagai alat fagositosis
terhadap bakteri dan elemen puskuler atau makromolekuler.
b. Gejala dan Tanda Klinis
Sirosis Hati
Gejala sirosis hati mirip dengan hepatitis, karena
terjadi sama-sama di liver yang mulai rusak fungsinya, yaitu: kelelahan,
hilang nafsu makan, mual-mual, badan lemah, kehilangan
berat badan, nyeri lambung dan munculnya jaringan darah mirip laba-laba di
kulit (spider angiomas)22. Pada sirosis terjadi kerusakan hati yang terus
menerus dan terjadi regenerasi noduler serta ploriferasi jaringan ikat yang
difus.
Tanda-tanda klinik yang
dapat terjadi yaitu :
·
Adanya ikterus (penguningan) pada penderita sirosis.
Timbulnya ikterus (penguningan ) pada seseorang
merupakan tanda bahwa ia sedang menderita penyakit hati. Penguningan pada kulit
dan mata terjadi ketika liver sakit dan
tidak bisa menyerap bilirubin Ikterus dapat menjadi penunjuk beratnya kerusakan
sel hati. Ikterus terjadi sedikitnya pada 60 % penderita selama perjalanan
penyakit.
·
Timbulnya asites dan edema pada penderita sirosis
Ketika liver
kehilangan kemampuannya membuat protein albumin, air menumpuk pada kaki (edema)
dan abdomen (ascites). Faktor utama
asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus . Edema umumnya
timbul setelah timbulnya asites sebagai akibat dari hipoalbuminemia dan
resistensi garam dan air.
·
Hipertensi portal.
Hipertensi portal
adalah peningkatan tekanan darah vena portal yang memetap di atas nilai normal.
Penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi terhadap aliran darah
melalui hati.
c. Klasifikasi Sirosis Hati
Secara makroskopik, sirosis dibagi atas :
1)
Sirosis mikronodular
Ditandai dengan terbentuknya
septa tebal teratur, didalam septa parenkim hati mengandung nodul halus dan
kecil merata diseluruh lobus, besar nodulnya sampai 3 mm. Sirosis mikronodular
ada yang berubah menjadi makronodular.
2)
Sirosis makronodular
Ditandai dengan terbentuknya
septa dengan ketebalan bervariasi, dengan besar nodul lebih dari 3 mm.
3)
Sirosis campuran
Umumnya sinosis hepatis adalah
jenis campuran ini.
Selain klasifikasi diatas, sirosis hepatis terbagi dalam 3 pola yaitu :
1)
Sirosis laennec/sirosis alkoholik, portal dan sirosis gizi
Sirosis ini berhubungan dengan
penyalahgunaan alkohol kronik. Sirosis jenis ini merupakan 50% atau lebih dari
seluruh kasus sirosis. Perubahan pertama pada hati yang ditimbulkan alkohol
adalah akumulasi lemak secara gradual didalam sel-sel hati (infiltrasi lemak). Akumulasi lemak mencerminkan
adanya sejumlah gangguan metabolik. Pada kasus sirosis laennec yang sangat
lanjut, membagi parenkim menjadi nodula-nodula halus. Nodula-nodula ini dapat
membesar akibat aktifitas regenerasi sebagai usaha hati untuk mengganti sel-sel
yang rusak. Hati tampak terdiri dari sarang-sarang sel-sel degenerasi +
regenerasi yang dikemas padat dalam kapsula fibrosa yang tebal. Pada keadaan
ini sirosis sering disebut sebagai sirosis nodular halus. Hati akan menciut, keras dan
hampir tidak memiliki parenkim normal pada stadium akhir sirosis, dengan akibat
hipertensi portal dan gagal hati.
2)
Sirosis post nekrotik
Terjadi menyusul nekrosis
berbercak pada jaringan hati, menimbulkan nodula-nodula degeneratif besar dan
kecil yang dikelilingi dan dipisah-pisahkan oleh jaringan parut,
berselang-seling dengan jaringan parenkim hati normal. Sekitar 25% kasus memiliki
riwayat hepantis virus sebelumnya. Banyaknya pasien dengan hasil tes HbsAg
positif menunjukkan bahwa hepatitis kronik aktif agaknya merupakan peristiwa
yang besar peranannya. Beberapa kasus berhubungan dengan intoksikasi bahan kimia
industri, dan ataupun obat-obatan seperti fosfat, kloroform dan karbon
tetraklorida/jamur beracun. Sirosis jenis ini merupakan predisposisi terhadap
neoplasma hati primer.
3)
Sirosis Billaris
Kerusakan sel hati dimulai
disekitar duktus billaris, penyebabnya obstruksi billaris post hepatik. Sifat
empedu menyebabkan penumpukan empedu didalam masa hati dengan akibat kerusakan
sel-sel hati, terbentuk lembar-lembar fibrosa di tepi lobulus.
d. Komplikasi
Komplikasi sirosis hati yang dapat terjadi antara lain:
·
Perdarahan
Penyebab
perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada sirosis hati
adalah perdarahan akibat pecahnya
varises esofagus. Sifat perdarahan yang ditimbulkan ialah
muntah darah atau hematemesis, biasanya mendadak tanpa didahului rasa
nyeri. Darah yang keluar berwarna
kehitam-hitaman dan tidak akan membeku
karena sudah bercampur dengan asam lambung. Penyebab lain adalah tukak
lambung dan tukak duodeni.
·
Koma Hepatikum
Timbulnya koma
hepatikum akibat dari faal hati yang sudah sangat rusak, sehingga hati tidak
dapat melakukan fungsinya sama sekali. Koma hepatikum mempunyai gejala
karakteristik yaitu hilangnya kesadaran penderita. Koma hepatikum dibagi
menjadi dua, yaitu : Pertama koma hepatikum primer, yaitu disebabkan oleh nekrosis
hati yang meluas dan fungsi vital terganggu seluruhnya, maka metabolism tidak dapat berjalan dengan
sempurna. Kedua koma hepatikum sekunder, yaitu
koma hepatikum yang timbul bukan karena kerusakan hati secara langsung,
tetapi olehsebab lain, antara lain karena perdarahan, akibat terapi terhadap
asites, karena obat-obatan dan pengaruh substansia nitrogen.
e. Epidemiologi
1)
Menurut Orang
Case Fatality
Rate (CSDR) Sirosis hati laki-laki di Amerika Seikat tahun 2001 sebesar 13,2 per
100.000 dan wanita sebesar 6,2 per 100.000 penduduk.15 Di indonesia, kasus ini
lebih banyak ditemukan pada kaum laki-laki dibandingkan kaum wanita. Dari yang berasal dari beberapa rumah sakit di
kita-kota besar di Indonesia memperlihatkan bahwa penderita pria lebih banyak
dari wanita dengan perbandingan antara 1,5 sampai 2 : 1.31 Hasil penelitian Suyono dkk tahun 2006 di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan
pasien sirosis hati laki-laki (71%) lebih banyak dari wanita (29%)
dengan kelompok umur 51-60 tahun
merupakan kelompok umur yang terbanyak.18 Ndraha melaporkan selama Januari
–Maret 2009 di Rumah Sakit Koja Jakarta dari 38 penderita sirosis hati, 63,7%
laki-laki dan 36,7 % wanita, terbanyak (55,3%) adalah kelompok umur 40-60
tahun.
2)
Tempat
Sirosis hati
dijumpai di seluruh negara, tetapi kejadiannya berbeda-beda tiap negara.9 Pada
periode 1999-2004 insidensi sirosis hati di Norwegia sebesar 13,4 per 100.000
penduduk.32 Dalam kurun waktu lima tahun
(2000-2005) dari data yang dikumpulkan dari Rumah Sakit Adam Malik Medan,
Klinik Spesialis Bunda dan Rumah Sakit PTPN II Medan, ditemukan 232 penderita
sirosis hati.
f. Faktor Risiko
Penyebab pasti dari sirosis hati sampai sekarang belum
jelas, tetapi sering disebutkan antara lain :
1)
Faktor Kekurangan Nutrisi
Menurut Spellberg, Shiff (1998) bahwa di negara Asia
faktor gangguan nutrisi memegang penting
untuk timbulnya sirosis hati. Dari hasil laporan Hadi
di dalam simposium Patogenesis sirosis
hati di Yogyakarta tanggal 22 Nopember 1975, ternyata dari hasil
penelitian makanan terdapat 81,4 %
penderita kekurangan protein hewani , dan ditemukan 85 % penderita sirosis hati
yang berpenghasilan rendah, yang digolongkan ini ialah: pegawai rendah,
kuli-kuli, petani, buruh kasar, mereka yang tidak bekerja, pensiunan pegawai
rendah menengah.
2)
Hepatitis Virus
Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut
sebagai salah satu penyebab sirosis hati, apalagi setelah penemuan Australian
Antigen oleh Blumberg pada tahun 1965 dalam darah penderita dengan penyakit
hati kronis , maka diduga mempunyai peranan yang besar untuk terjadinya nekrosa
sel hati sehingga terjadi sirosis. Secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis
virus B lebih banyak mempunyai kecenderungan untuk lebih menetap
dan memberi gejala sisa serta menunjukan perjalanan yang kronis, bila
dibandingkan dengan hepatitis virus A
3)
Zat Hepatotoksik
Beberapa obat-obatan dan bahan kimia dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel hati secara akut dan kronis. Kerusakan
hati akut akan berakibat nekrosis atau degenerasi lemak, sedangkan kerusakan kronis
akan berupa sirosis hati. Zat hepatotoksik yang sering disebut-sebut ialah
alcohol
g. Pencegahan
1)
Primer
Sirosis ini
paling sering disebabkan oleh minuman keras, hepatitis B dan C. Cara untuk
mencegah terjadinya sirosis dengan tidak konsumsi alkohol, menghindari risiko
infeksi hepatitis C dan hepatitis B.40 Menghindari obat-obatan yang diketahui berefek
samping merusak hati. Vaksinasi merupakan pencegahan efektif untuk mencegah
hepatitis B.
2)
Sekunder
a) Pengobatan
Penyebab primernya
dihilangkan,maka dilakukan pengobatan hepatitis dan pemberian imunosupresif
pada autoimun. Pengobatan sirosis biasanya tidak memuaskan. Tidak ada agent
farmakologik yang dapat menghentikan
atau memperbaiki proses fibrosis. Penderita sirosis hati memerlukan
istirahat yang cukup dan makanan yang adekuat dan seimbang. Protein diberikan
dengan jumlah 1-1½ g/kg berat badan. Lemak antara 30 %- 40%. Infeksi yang
terjadi memerlukan pemberian antibiotik yang sesuai. Asites dan edema
ditanggulangi dengan pembatasan jumlah cairan NaCl disertai pembatasan
aktivitas obstruksi. Pendarahan saluran
cerna atas oleh varises esophagus yang pecah memerlukan perhatian terhadap
jumlah darah yang hilang, dan harus
ditutup atau tekanan portal diturunkan melalui operasi shunt.
3)
Tersier
Bila sudah dapat
ditentukan diagnosa sirosis hati secara klinis, maka langkah yang perlu dilakukan lebih lanjut
adalah pemberian terapi. Untuk menentukan terapi yang tepat, perlu ditinjau
berat ringannya kegagalan faal hati.1
Etiologi sirosis mempengaruhi penanganan sirosis. Terapi ditujukan mengurangi
progresi penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan hati,
pencegahan dan penanganan komplikasi.
h. Diagnosa
Diagnosa Sirosis Hati Berdasarkan Pemeriksaan
Laboratorium. Pemeriksaan tersebut antara lain:
·
Urine
Dalam urine terdapat urobilnogen juga terdapat
bilirubin bila penderita ada ikterus. Pada penderita dengan asites , maka
ekskresi Na dalam urine berkurang (
urine kurang dari 4 meq/l) menunjukkan
kemungkinan telah terjadi syndrome hepatorenal.
·
Tinja
Terdapat kenaikan
kadar sterkobilinogen. Pada penderita dengan ikterus, ekskresi pigmen empedu rendah.
Sterkobilinogen yang tidak terserap oleh darah, di dalam usus akan diubah
menjadi sterkobilin yaitu suatu pigmen yang menyebabkan tinja berwarna cokelat
atau kehitaman.
·
Darah
Biasanya dijumpai normostik normokronik anemia yang
ringan, kadang –kadang dalam bentuk makrositer yang disebabkan kekurangan asam folik dan vitamin B12 atau karena
splenomegali. Bilamana penderita pernah mengalami perdarahan gastrointestinal
maka baru akan terjadi hipokromik anemi. Juga dijumpai likopeni bersamaan
dengan adanya trombositopeni.
·
Tes Faal Hati
Penderita sirosis banyak mengalami gangguan tes faal
hati, lebih lagi penderita yang sudah disertai tanda-tanda hipertensi portal.
Pada sirosis globulin menaik, sedangkan albumin menurun. Pada orang normal tiap hari akan diproduksi
10-16 gr albumin, pada orang dengan sirosis hanya dapat disintesa antara
3,5-5,9 gr per hari.9 Kadar normal albumin dalam darah 3,5-5,0 g/dL38. Jumlah
albumin dan globulin yang masing-masing diukur melalui proses yang disebut
elektroforesis protein serum. Perbandingan normal albumin : globulin adalah 2:1 atau lebih. 39 Selain
itu, kadar asam empedu juga termasuk salah satu tes faal hati yang peka untuk
mendeteksi kelainan hati secara dini.
Penunjang
Diagnostik
·
Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering dimanfaatkan ialah,:
pemeriksaan fototoraks, splenoportografi, Percutaneus Transhepatic Porthography
(PTP)
·
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) banyak dimanfaatkan untuk
mendeteksi kelaianan di hati, termasuk sirosi hati. Gambaran USG tergantung pada tingkat berat ringannya penyakit.
Pada tingkat permulaan sirosis akan tampak hati membesar, permulaan irregular,
tepi hati tumpul, . Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG, yaitu
tampak penebalan permukaan hati yang irregular. Sebagian hati tampak membesar
dan sebagian lagi dalam batas nomal.
·
Peritoneoskopi (laparoskopi)
Secara laparoskopi akan tampak jelas kelainan hati.
Pada sirosis hati akan jelas kelihatan permukaan yang berbenjol-benjol berbentuk
nodul yang besar atau kecil dan terdapatnya gambaran fibrosis hati, tepi
biasanya tumpul. Seringkali didapatkan pembesaran limpa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar