Author : Della, Pandu
SKENARIO 1
Seorang pemuda berusia 18tahun
sedang menjalani tes fisik sebagai persyaratan masuk ke Akademi Militer. Pemuda
tersebut berlari menempuh jarak 2,4 km selama 12 menit. Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, pemuda tersebut tampak terengah-engah dan dada terasa
berdebar-debar. Pada saat sebelum dan sesudah menjalani tes, tim kesehatan
militer melakukan pemeriksaan vitalsign dan spirometri kepada pemuda
tersebut.
1. Mengapa pemuda tsb terengah-engah dan berdebar-debar?
2. Bagaimana system respirasi? Apa pengaruh dalam melakukan latihan
fisik?
3. Bagaimana system kardiovaskuler?
Apa pengaruh dalam melakukan latihan fisik?
4. Apa itu pemeriksaan vitalsign? Bagaimana pemeriksaan yg di
lakukan setelah melakukan aktivitas seperti berlari?
5. Apa itu pemeriksaan spriometri? Bagaimana pemeriksaan yg di
lakukan setelah melakukan aktivitas seperti berlari?
1. Karena pusat pernafasan yang terletak dalam medulla oblongata
bereaksi karena bertambahnya karbon dioksida dalam darah ketika berlari.
Reaksi yang
dilakukan oleh pusat pernafasan ini adalah dengan cara mempercepat pernafasan,
agar oksigen yang di hirup juga banyak. Oleh sebab itulah kita bernafas dengan
hirupan udara pendek-pendek dan cepat. Inilah yang disebut terengah-engah. Jika
berjalan atau diam kita tidak memerlukan oksigen sebanyak saat berlari,
sehingga pernafasan juga terjadi secara perlahan-lahan dan jauh lebih lambat. (Fisiologi
Guyton & Hall)
2. Pernapasan atau respirasi merupakan
serangkaian langkah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa berupa
karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel
tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi
biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP
(adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa
karbondioksida dan uap air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan
respirasi sebenarnya adalah untuk membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh
aktivitas kehidupan.
Berdasarkan tempat
terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
- pernapasan luar/respirasi
eksternal, yaitu pertukaran O2 dalam alveolus dengan CO2
dalam darah.
- pernapasan dalam/respirasi internal, yaitu pertukaran gas O2 dengan CO2 dari aliran darah dengan sel-sel tubuh
Alat-alat
Respirasi pada Manusia
Organ-organ
pernapasan manusia terdiri atas:
- Hidung, merupakan jalan masuknya
udara. Di dalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan
penghangatan
- Farink (tekak), merupakan
persimpangan tenggorokan dengan kerongkongan
- Larink (pangkal tenggorokan), di
dalamnya terdapat pita suara (syrink)
- Trakhea (tenggorokan), dindingnya
terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam), cincin tulang rawan yang
berotot polos (tengah), dan jaringan ikat (lapisan luar). Trakhea
merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru
- Bronkhus, adalah percabangan
trakhea ke kiri dan ke kanan
- Bronkhiolus, percabangan bronkus
- Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di sinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang membentuk paru-paru (pulmo). Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura rangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh cairan limfe.
Mekanisme
Pernafasan
Gerakan pernapasan
diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata) yang terdapat di otak.
Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan dari konsentrasi
CO2 dalam darah. Bila kita menahan napas dalam waktu tertentu, maka
dorongan untuk bernapas semakin besar. Ini terjadi karena kadar CO2
dalam darah semakin meningkat dan akan memacu pusat pernapasan agar organ
pernapasan melakukan gerakan bernapas.
Ada dua cara
pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan dada dan pernafasan
perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot
antar rusuk (intercostae), dan paru-paru. Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah
diafragma, otot perut, dan paru-paru.
1.
Pernapasan dada
- Inspirasi : Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang
rusuk terangkat, volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan udara
di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar, sehingga
udara masuk ke paru-paru.
- Ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi
tulang rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil
sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong ke luar dari
paru-paru.
2.
Pernapasan perut
- Inspirasi : Bila otot diafragma berkontraksi, maka posisi diafragma
akan mendatar, akibatnya volume rongga dada bertambah besar, tekanan
mengecil, sehingga udara masuk ke paru-paru
- Ekspirasi : Bila otot diafragma relaksasi, maka posisi diafragma
naik/melengkung, sehingga rongga dada mengecil, tekanan membesar,
akibatnya udara terdorong keluar.
Ekspirasi bukan saja
akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang berelaksasi, tetapi juga
karena kontraksi otot dinding perut. (http://biologimediacentre.com/sistem-respirasi-3-respirasi-pada-manusia/)
Pengaruh sistem
respirasi terhadap latihan fisik adalah Latihan fisik akan mempengaruhi
konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida. Kadar oksigen dalam jumlah yang
besar akan terdifusi dari alveoli ke dalam darah vena kembali ke paru-paru.
Sebaliknya, kadar karbon dioksida yang sama banyak masuk dari darah ke dalam
alveoli. Oleh itu, ventilasi akan meningkat untuk mempertahankan konsentrasi
gas alveolar yang tepat untuk memungkinkan peningkatan pertukaran oksigen dan
karbon dioksida. (William, 1999).
3.
Sistem karidovakuler terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:
1. Jantung, yang berfungsi untuk memompa darah.
2. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan
darah menuju ke jaringan
dan sebaliknya.
3. Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2,
zat-zat makanan dsb ke
jaringan dan sebaliknya.( http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb3-Kardiovasa.pdf)
Pengaruh sistem
respirasi terhadap latihan fisik adalah Memahami dasar anatomi dan
fisiologi sistem kardiovaskuler, seseorang dapat melihat secara khusus
bagaimana sistem ini merespon terhadap peningkatan tuntutan tubuh sewaktu
pelatihan. Selama latihan, permintaan oksigen di otot aktif meningkat, lebih
banyak nutrisi digunakan dan proses metabolisme dipercepatkan serta menghasilkan
sisa metabolisme. Jadi, untuk memberikan lebih banyak nutrisi dan untuk
menghilangkan sisa metabolisme, sistem kardiovaskuler harus beradaptasi untuk
memenuhi tuntutan sistem muskuloskeletal selama latihan. (Willmore, 1999)
4.
Pemeriksaan tanda
vital adalah suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda
vital meliputi Suhu Tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi pernapasan, dan Tekanan
darah. (http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/prosedur-pemeriksaan-tanda-tanda-vital.html)
Perubahan pada
tekanan darah : Latihan dan aktivitas fisik
dapat meningkatkan cardiac output dan tekanan darah. Hal ini berkaitan dengan
peningkatan metabolism tubuh. Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga
membutuhkan aliran yang lebih cepat untuk mensuplai oksigen dan nutrisi
(tekanan darah naik).
Perubahan pada suhu tubuh : Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
Perubahan
pada frekuensi nadi : sistem
cardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan
redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ
yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi
sekuncup dan denyut jantung10. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung
akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi
sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula. Jadi
konsumsi O2 oleh otot jantung dapat dihitung dengan mengalikan denyut nadi dan
tekanan darah sistolik. Otot jantung yang terlatih membutuhkan lebih sedikit O2
untuk sesuatu beban tertentu dan membutuhkan jumlah O2 yang kurang pula untuk
pekerjaan fisik atau aktivitas.Jadi latihan jasmani akan mengurangi kebutuhan
jantung akan O2 melalui penurunan jumlah beban yang harus dikerjakan dan juga
memperbaiki fungsi metabolik dari miokardium.
Perubahan
pada frekuensi pernafasan : Pada saat latihan frekuensi pernafasan akan meningkat.
Meskipun demikian frekuensi pernafasan tidak akan dapat dipakai sebagai alat
ukur intensitas latihan, karena pernafasan dapat dimanipulasikan oleh
seseorang. Pernafasan secara sadar dapat dipercepat, diperlambat,
atau diperdalam oleh kemauan seseorang. Akan tetapi jika pernafasan tidak
dikendalikan secara sadar sudah akan diatur secara otomatis oleh sistem saraf
outonom.
Pada saat berlatih hawa tidal akan
meningkat, atau pernafasan menjadi lebih dalam. Dengan pernafasan yang lebih
dalam maka tekanan udara dalam paru akan meningkat, sehingga difusi (pertukaran
gas) antara O2 dan CO2 jug akan meningkat. Meningkatnya hawa tidal disertai
frekuensi pernafasan yang meningkat maka ventilasi (udara yang masuk selama
satu menit) juga akan meningkat. Semakin tinggi intensitas latihan, frekuensi
pernafasan juga akan semakin tinggi, sehingga ventilasi juga akan semakin
tinggi.
5. Spirometri adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur aliran udara
kedalam dan keluar dari paru. (Blonshine, 2000)
Seseorang yang
bernapas melalui „mouth piece‟ spirometri perlu ditutup hidungnya.
Responden yang meniup diinstruksi mengenai cara bernapas sewaktu prosedur. Tiga
maneuver pernapasan dicoba dahulu sebelum menentukan data prosedur dan data
yang tertinggi dari tiga kali percobaan diambil untuk mengevaluasi pernapasan.
Prosedur ini mengukur aliran udara melalui prinsip-prinsip perpindahan
elekronik atau mekanik dan menggunakan mikropresessor dan perekam untuk
menghitung serta memplot aliran udara. (Fink, 2000)
Tes ini menghasilkan
rekaman ventilasi responden dalam kondisi yang melibatkan usaha normal dan
maksimal. Rekaman yang diperoleh disebut „spirogram‟ yang akan menunjukkan
volume udara serta tingkat aliran udara yang memasuki dan keluar dari paru.
Spirometri dapat menghitung beberapa kapasitas paru.
seperti apa bentukan dari Spirometri itu?
BalasHapus