Author :
Diani, Andika Wima
Seorang wanita usia 40 tahun sedang melakukan
perjalanan dari Yogyakarta menuju Palembang dengan menggunakan bis. Wanita
tersebut hanya duduk terdiam saat dalam kendaraan. Saat turun bis, wanita
tersebut merasakan sepatunya yang sempit, sehingga dia melepas sepatunya dan
menyadari bahwa kedua kakinya bengkak dan terlihat bekas sepatu
LO umum Skenario 2
1.
Menjelaskan homeostatis cairan
2.
Menjelaskan definisi dan komponen sistem limfatika
3.
Menjelaskan Anatomi Limfatika
4.
Menjelaskan Histologi limfatika
5.
Menjelaskan fungsi dari sistem limfatika
6.
Menjelaskan fisiologi sirkulasi limfatika
PEMBAHASAN
Menjelaskan homeostasis
cairan
Sel Darah Merah
Bila keseimbangan dalam tubuh
dipertahankan, homeostasis dikatakan terjadi. Tubuh manusia mempertahankan
lingkungan internal yang stabil untuk berfungsinya tubuh. Memelihara lingkungan
internal yang konstan mengharuskan tubuh untuk membuat banyak penyesuaian.
Penyesuaian dalam tubuh disebut sebagai regulasi homeostasis. Regulasi
homeostatis terdiri dari tiga bagian: reseptor, pusat kontrol dan efektor.
Fungsi reseptor dengan menerima informasi tentang perubahan yang terjadi di
lingkungan sementara pusat kontrol proses bahwa informasi dan efektor
mengeksekusi perintah dari pusat kendali dengan membuat perubahan respon. Semua
sistem organ tubuh bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh.
Sebelum kita melihat berbagai sistem organ yang terlibat dan bagaimana mereka
bekerja sama untuk menjaga lingkungan internal yang normal, kita akan melihat
aspek yang berbeda dari tubuh manusia dan bagaimana tubuh manusia
mempertahankan homeostasis.
Berbagai Faktor dalam Lingkungan Internal
Pengawasan konstan dan regulasi
lingkungan internal sangat penting untuk kelangsungan hidup. Berbagai faktor
yang membantu tubuh mengatur mempertahankan homeostasis. Kita akan membahas
sepintas melihat beberapa dari mereka:
1. Suhu: Sebagai makhluk berdarah panas,
manusia terus-menerus mempertahankan suhu lingkungan internal mereka. Panas
dari berbagai organ dan sistem organ dalam tubuh mengatur suhu tubuh. Hati dan
otot berkontraksi terutama bertanggung jawab untuk menghasilkan panas dalam
tubuh. Ketika suhu tubuh lebih besar dari lingkungan, kulit kehilangan panas.
Tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi jika suhu tubuh lebih
rendah dari sekitarnya. Penguapan juga merupakan sarana pendinginan suhu tubuh
dan menyingkirkan kelebihan panas. Otak juga menghasilkan banyak panas. Sistem
pembuluh darah yang terdiri dari kepala, memungkinkan kelebihan panas
meloloskan diri dan mendinginkan kepalanya.
2. Osmoregulasi: Osmoregulasi melibatkan
pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh. Tubuh memastikan bahwa kadar air dalam
tubuh tidak menjadi terlalu encer atau terlalu terkonsentrasi. Ginjal membantu
dengan menghapus ion berlebih dari darah. Ini kemudian diekskresikan sebagai
urin dan mempengaruhi tekanan osmotik.
3. Gula: Gula tingkat dalam tubuh juga
diatur untuk mempertahankan homeostasis. Pankreas mengeluarkan dua hormon
penting untuk mengatur kadar gula darah. Ini adalah glukagon dan insulin.
Penurunan kadar gula intiates pankreas untuk melepaskan insulin menyebabkan
glukosa untuk disimpan dalam sel-sel tubuh sebagai glikogen. Akibatnya, kadar
gula darah dalam tubuh diturunkan. Ketika kadar gula darah mencapai rendah,
glukagon dilepaskan dari pankreas yang menyebabkan pelepasan glikogen dari
sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi glukosa, meningkatkan kadar gula
darah.
4. Kalsium: pengaturan Kalsium dalam tubuh
terjadi ketika reseptor kalsium penginderaan bisa diaktifkan oleh tingkat
kalsium yang rendah. Reseptor ini terletak di kelenjar paratiroid. Sebuah rilis
PTH terjadi oleh kelenjar paratiroid, yang bekerja dengan meningkatkan kadar
kalsium darah dengan pelepasan kalsium dari sel tulang. Sel C terletak di
kelenjar tiroid, rilis kalsitonin, yang membantu menurunkan tingkat kalsium
dengan penyerapan kalsium ke dalam tulang.
5. Menyeimbangkan
Cairan:
Pemeliharaan homeostasis memerlukan keseimbangan yang memadai cairan dalam
tubuh. Keseimbangan ini mencakup baik peningkatan serta hilangnya cairan.
Hormon antidiuretik (ADH) dan aldosteron dua hormon utama yang membantu menjaga
keseimbangan cairan.
Sistem Organ: Peran mereka dalam Mempertahankan Homeostasis
Ada sepuluh sistem organ utama dalam
tubuh manusia. Masing-masing memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan
dalam tubuh. Semua sistem bekerja bersamaan untuk mempertahankan homeostasis.
Kita akan melihat masing-masing secara singkat ini dan bagaimana mereka bekerja
sama untuk mempertahankan homeostasis:
1. Sistem Integumen,
otot dan rangka: Sistem
Integumen terdiri dari kulit, kuku, rambut dan kelenjar. Sistem otot terdiri
dari otot rangka, otot polos dan otot jantung. Sistem kerangka terdiri dari
semua tulang, ligamen, jaringan ikat dan tendon. Fungsi utama sistem Integumen
adalah untuk melindungi tubuh dari infeksi asing dan pengaturan panas. Sistem
otot yang terlibat dalam kegiatan seperti pencernaan, berjalan, berlari,
bernapas dan memungut benda. Sistem kerangka melibatkan sikap yang tepat dari
tubuh dan bergerak. Ini sistem otot dan rangka bekerja sama secara erat dengan
otot-otot yang didukung oleh kerangka sistem kerangka. Sistem yg menutupi
mempertahankan sistem otot dengan membantu tubuh untuk mendinginkan seperti
kulit melebarkan menyingkirkan kelebihan panas. Ketiga sistem bekerja sama
untuk mempertahankan homeostasis.
2. Sistem
Limfatik dan Pencernaan: Sistem limfatik, juga dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh, bertanggung
jawab untuk melindungi tubuh dari invasi asing. Getah bening, kelenjar getah
bening, pembuluh, amandel, timus dan limpa semua terdiri dari organ-organ dari
sistem limfatik. Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk pencernaan dan
penyerapan nutrisi dari makanan. Sistem ini terdiri dari mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus besar dan kecil. Penyerapan zat dari sistem
pencernaan juga terjadi melalui sistem limfatik. Racun juga diserap oleh sistem
limfatik dari sistem pencernaan. Ini adalah salah satu cara di mana sistem ini
mempertahankan homeostasis.
3. Sistem
endokrin: Sistem
endokrin mengeluarkan berbagai hormon yang mempengaruhi pertumbuhan secara
keseluruhan dan perkembangan tubuh. Metabolisme juga merupakan salah satu
proses tubuh yang diatur oleh sistem endokrin. Pelepasan hormon langsung ke
dalam aliran darah juga diatur oleh sistem endokrin. Berbagai sistem seperti
sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem otot dan semua sistem utama lain
dari tubuh diatur oleh sistem endokrin. Ini membantu mencapai homeostasis.
4. Sistem
Peredaran Darah: Sistem
peredaran darah, juga dikenal sebagai sistem kardiovaskular, bertanggung jawab
untuk sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Produk limbah dibuang dan transportasi
hormon dan nutrisi ke seluruh tubuh juga terjadi melalui sistem peredaran
darah. Hampir setiap sistem lainnya dalam tubuh adalah bergantung pada sistem
peredaran darah untuk memasok nutrisi, oksigen dan pembuangan produk limbah.
Sistem ini bekerja secara erat dengan semua sistem lain untuk mempertahankan
homeostasis.
5. Sistem
Pernapasan: saluran
pernapasan menyediakan oksigen ke sistem peredaran darah dan bekerja
bersama-sama dengan sistem peredaran darah. Hal ini juga bertanggung jawab
untuk menghilangkan limbah dari proses metabolisme. Pasokan oksigen dan
penghapusan limbah yang dihasilkan oleh respirasi sel, baik membantu
mempertahankan homeostasis dalam tubuh.
6. Sistem urin: Sistem ini terutama bertanggung
jawab untuk menyingkirkan limbah berlebih dalam tubuh dan mengatur cairan
tubuh. Keseimbangan elektrolit dalam tubuh juga dipertahankan oleh sistem
kemih. Sistem kemih juga bertanggung jawab untuk menjaga jumlah sel darah merah
dalam tubuh dan tingkat pH optimum dalam darah. Semua fungsi ini membantu
mempertahankan homeostasis dalam tubuh.
7. Sistem Saraf: Sistem saraf terdiri dari sistem
saraf pusat dan sistem saraf perifer. Hipotalamus dalam otak adalah salah satu
pemain kunci dalam tubuh manusia dalam mempertahankan homeostasis. Hal ini
mempengaruhi sistem saraf otonom, yang bertanggung jawab untuk mengendalikan
semua organ-organ lain di dalam tubuh, dan kelenjar pituitary, ‘master
kelenjar’, yang mengontrol semua kelenjar lain dalam tubuh. Sistem saraf
mengatur semua sistem lain dalam tubuh untuk mempertahankan homeostasis.
Mendefinisikan dan komponen sistem limfatik
Sistem
limfatik adalah komponen utama dari sistem kekebalan tubuh. Fungsinya menyaring
cairan getah bening dan menghapus bahan asing, seperti bakteri dan sel kanker.
Ketika bakteri dikenali dalam cairan getah bening, kelenjar getah bening
memproduksi lebih banyak sel darah putih untuk melawan infeksi, yang
menyebabkan kelenjar membengkak.
FUNGSI SISTEM LIMFATIK
- Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi
darah.
- Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
- Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal
(di mukosa usus halus)
- Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu ke dalam jaringan, dan bagian lain
tubuh.
- Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun
(antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme
SALURAN LIMFE
- Terdapat dua saluran limfe utama, ductus thoracicus dan ductus
limfaticus dextra.
- Ductus thoracicus atau ductus limfaticus sinister, mengumpulkan
cairan limfe dari tubuh bagian tungkai bawah (kanan kiri), abdomen (kanan
kiri), dada kiri, kepala kiri, lengan kiri, kemudian masuk ke sirkulasi
darah lewat vena subclavia sinistra
- Ductus Limphaticus Dexter ialah saluran yang jauh lebih kecil dan
mengumpulkan limfe dari kepala kanan, leher kanan, lengan kanan dan dada
sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam vena subklavia dextra yang
berada di sebelah bawah kanan leher.
- Jika terjadi infeksi, kelenjar limfe dapat meradang (kelenjar
limfe bengkak, merah dan sakit), proses ini biasa disebut nglanjer
(limfadenitis)
- Limfadenitis menunjukan adanya infeksi pada pembuluh limfe
(jaringan) diatasnya
PEMBULUH LIMFE
- Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki
lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian
petasan atau tasbih.
- Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari
kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium.
- Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat
kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.
- Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai
absorpsi lemak (kilomikron), disebut lacteal villi
KELENJAR LIMFE / LIMFONODI
- Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat
di sepanjang pembuluh limfe.
- Kerjanya sebagai penyaring limfe dan dijumpai di tempat-tempat
terbentuknya limfosit.
- Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax,
abdomen, dan lipatan paha.
TONSIL
- Tonsil merupakan kelenjar limfe yang terdapat cavum oris dan
faring (tonsila faringialis, tonsila palatina, tonsila lingualis)
- Tonsil merupakan garis depan pertahanan infeksi yang terjadi di
mulut, hidung dan tenggorokan
- Tonsil yang gagal menahan infeksi akan meradang yang disebut:
tonsilitis
LIMPA / LIEN
- Lien adalah kelenjar yang terletak di regio hipogastrium sinistra,
didalamnya berisi banyak jaringan limfe dan sel darah
- Fungsi lien:
- Membentuk eritrosit (terutama saat janin)
- Memisahkan eritrosit mati dari sirkulasi darah
- Menghasilkan limfosit, antibodi
Anatomi Limfatik
Terdiri atas :
§ Pembuluh Limfe
§ Nodus limfatik
§ Organ limfatik
§ Nodul limfatik
§ Sel limfatika
Gambar dari organ limfatika
Distribution of the lymph nodes :
Histologi Limfatik
ü
Komponen pembuluh Limfe
Kapiler Limfe
-
merupakan pembuluh limfe kecil
yang merupakan tempat pertama dari Jaringan limfe
-
tubulus yang terdapat sepanjang
jaringan kapiler, kecuali di dalam
sumsum tulang merah dan susunan saraf pusat
Komponen pembuluh Limfe
-
Terdiri atas selapis endotelium,
tetapi membran basalis lebih tipis dan diameter lebih besar
-
Filamen yang berbentuk jangkar
mengikat sel endotelia ke struktur yang berdekatan
-
Sel endotelial yang overlap berperan
sebagai katup
-
Bila tekanan cairan intertitialis
meningkat, cairan masuk ke kapiler limfe dan sel endotelial menutup
-
Cairan yang sudah masuk, tidak
bisa kembali lagi kejaringan
Pembuluh
Limfe
-
Merupakan muara kapiler limfe
-
Menyerupai vena kecil yang
terdiri atas 3 lapis dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfe
kembali kejaringan kontraksi otot yang
berdekatan juga mencegah limfe keluar dari pembuluh
-
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi
memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian
petasan atau tasbih.
-
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari
kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium.
-
Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat
kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.
-
Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai
absorpsi lemak (kilomikron), disebut lacteal villi
Fungsi dari sistem limfatika
Sistem limfatika memiliki
beberapa fungsi, yaitu :
a. Untuk
sistem pertahanan tubuh.
b. Mengangkut
kembali cairan tubuh, cairan plasma darah, sel darah putih yang berada diluar
pembuluh darah, dan
c. Mengangkut
lemak dari usus kedalam sistem peredaran darah.
Selian itu sistem limfa memliki
3 fungsi besar yaitu :
·
Aliran cairan interstisial
ð Cairan
interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil oleh
kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem
pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada
ekstremitas dari sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan
dalam jaringan yang kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari
kapiler ke limfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah
bening. Getah bening ini disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik
eferen. Dari sana getah bening melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam
saluran limfatik. Pada titik ini getah bening dilewatkan kembali ke dalam
aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.
·
Mencegah infeksi
ð Sementara
kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga mengambil
sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah bening
sampai mereka mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk
menghancurkan virus dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel
makrofag menelan bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel
limfosit menghasilkan antibodi, ini dikenal sebagai respon kekebalan
tubuh. Proses ini diharapkan akan berhubungan dengan semua infeksi yang
berjalan melalui getah bening tetapi sistem limfatik tidak meninggalkan ini di
sana. Beberapa sel Limfosit akan meninggalkan node dengan perjalanan di getah
bening dan memasuki darah ketika getah bening bergabung kembali, ini
memungkinkan untuk menangani infeksi pada jaringan lain. Ini bukan satu-satunya
daerah dimana perlawanan berlangsung, limpa juga menyaring darah dengan cara
yang sama seperti sebuah nodus yang menyaring getah bening, sel B dan sel T
yang bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus yang telah matang pada
limpa (Ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori T sel yang dapat
mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan dapat menangani
mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper dan sitotoksik)
yang melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag limpa menghancurkan
sel-sel darah patogen yang dilakukan oleh fagositosis. Ada nodul limfatik
seperti amandel yang menjaga terhadap infeksi bakteri yang mana ini menggunakan
sel limfosit. Kelenjar timus mematangkan sel yang diproduksi di sumsum tulang
merah. Setelah sel-sel ini matang, sel – sel ini kemudian bermigrasi ke
jaringan limfatik seperti amandel yang mana kemudian berkumpul pada suatu
wilayah dan mulai melawan infeksi. Sumsum tulang Merah memproduksi sel B dan
sel T yang bermigrasi ke daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu
dalam respon kekebalan.
·
Pengangkutan Lipid
ð Jaringan
kapiler dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut lemak A, D, E
dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna menjadi krem.
Lipid dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari makanan dan
kemudian dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan ke darah. Tanpa
sistem limfatik kita akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah dengan
banyak penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa -
sisa yang membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang
diperlukan.
(SUMBER
: Makalah sistem limfatik.pdf )
Tidak
hanya itu fungsi sistem limfatika adalah :
1.
Mengembalikan
cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah = Jika jaringan kelebihan cairan dan protein plasma yang
keluar dari kapiler, maka cairan dikembalikan ke sirkulasi darh biar tidak
menumpuk.
2.
Mengangkut
limfosit dari kelenjar limfa ke sirkulasi darah = Selain mengangkut cairan dari kapiler darah, sistem limfatik
juga mengangkut limfosit dari kelenjar limfa atau disebut nodus limfa.
3.
Berperan
besar dalam sistem imun = Apabila ada infeksi,
kelenjar limfa akan mengeluarkan zat antibody untuk melindungi tubuh terhadap
kelanjutan infeksi.
4.
Mentranspor
nutrien yang terabsorsi (terutama lemak) = dari sistem pencernaan ke dalam
darah. Fungsi ini digunakan oleh saluran khusus yaitu saluran lakteal.
5.
Menyaring dan
menhancurkan mikroorganisme = agar tidak menyebar
kebagian lain dari tubuh sehingga tubuh terhindar dari keruskan
6.
Cairan
dapat mengalir dari ruang interstisial kedalam darah dan dapat mengangkut
protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari ruang jaringan.
(SUMBER
: MISC
Sistem Limfatikan 2014. Halaman 39)
Fisiologi sirkulasi limfatika
ð Hampir
semua jarinagan tubuh mempunyai saluran limfa yang mengalirkan kelebihan cairan
secara langsung dari ruang interstisial. Kecuali pada : - pada bagian permukaan
kulit, - sistem saraf pusat, - bag dalam saraf perifer, -endomisium otot, -
tulang.
ð Pada
dasarnya seluruh cairan limfe dari bawah tubuh mengalir keatas ke Ductus Torasikus dan bermuaar ke sistem
vena pertemuan pada vena jugularis interna kiri dan vena subklavia kanan.
Seperti vena, sirkulasi cairan limfe dibantu oleh kerja gaya eksterna (misalnya
kontraksi otot-otot sekitarnya) pada dindingnya. Gaya-gaya ini bekerja secara
tidak kontinu, dan aliran limfe terutama terjadi sebagai akibat adanya banyak katup
dalam pembuluh ini dan irama kontraksi otot-otot polos yang terdapat dalam dindingnya.
Duktus limfaticus ukuran besar mempunyai struktur yang mirip dengan vena dengan
penguatan otot polos pada lapisan media. Pada lapisan ini, berkasberkas otot
tersusun longitudinal dan sirkuler, dengan serabut-serabut longitudinal lebih
banyak. Tunika Adventitia relatif kurang berkembang.
ð Pada
orang normal aliran limfa kira kira 100 mililiter setiap jam mengalir melalui
duktus torasikus. Perkiraan total 120 ml/jam. Aliran limfa besarnya kecil pada
tekanan cairan intersitial yang lebih negatif dari – 6 mmHg. Kemudian tekan
meningkat sampai nilai sedikit diatas tekanan 0 mmHg akan meningak 20 kali.
Oleh karena itu, faktor yang meningkatkan, tekanan cairan interstial normalya
akan meningkatkan aliran limfa :
ð Faktor
–faktor yang mempengaruhi penaikan tersebut adalah
a.
Peningkatan tekanan kapiler
b.
Peningkatan tekanan osmostik koloid plasma
c.
Peningkatan protein cairan interstisial
d.
Peningkatan permeabilitas kapiler.
ð Namun
bila tekanan cairan interstisial menjadi 1 atau 2 mililiter lebih besar dari
tekanan atmosfer (0mmHg) aliran limfe akan gagal meningkat lebih lanjurt pada
tekanan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar