Sistem
Limfatik
Sistem
limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan
dan protein yang
hilang kembali ke darah. Cairan
memasuki sistem ini dengan cara
berdifusi ke
dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem
kardiovaskuler.
Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa
(lymph)
atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan
interstisial.
Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat
persambungan
vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh
limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik
cairan menuju
kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut
membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh
limfa juga
sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke
arah jantung.
Di
sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul)
limfa (lymph
node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus
limfa terdapat
jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang
yang penuh
dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk
menyerang virus
dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya kelenjar getah bening
(limfonodus),
tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) , limfonodulus. System limfe
terdiri dari
pembuluh limfe, nodus limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sel
limfatik.
Pembuluh limfe merupakan muara kapiler limfe, menyerupai vena kecil yang
terdiri atas 3
lapis dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfe
kembali ke
jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe keluar dari
pembuluh. Tonsil
merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra seluler yang
dibungkus oleh
capsul jaringan pemyambung, tapi tidak lengkap.Terdiri atas bagian
tengah (germinal
center) dan Crypti.Tonsil ditemukan dipharyngeal yaitu :
- tonsil
pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
- tonsil
palatina, posteo lateral cavum oral
- tonsil
lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah
Nodus
limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda
oval atau bulat
yang kecil. Ditemukan berkelompok yang menerima limfe dari bagian
tubuh. Fungsi
utama nodus limfaticus untuk menyaring antigen dari limfe dan
menginisiasi
respon imun. Timus terletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus.
Pada bayi dan
anak-anak, timus agak besar dan sampai ke mediastinum superior.
Timus terus
berkembang sampai pubertas mencapai berat 30 -50 gr. Kemudian
mengalami
regresi dan digantikan oleh jaringan lemak.
Pada
orang dewasa timus mengalami atrofi dan hampir tidak berfungsi. Limpa
terletak di
Quadran atas kiri abdomen, di inferior diaphragma yang memanjang dari
iga 9 – 11,
terletak dilateralis ginjal dan posterolateral gaster. Fungsi limfa yaitu:
-Menginisiasi
respon imun bila ada antigen didalam darah
-Reservoir
eritrosit dan platelet
-Memfagosit
eritrosit dan platelet yang defectiv
-Phagosit
bacteri dan benda asing lainnya
Secara garis
besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi :
1. Aliran Cairan
Interestial
2. Mencegah
Infeksi
3. Pengangkutan
Lipid
1. Aliran cairan
interstisial
Cairan
interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil
oleh kapiler
kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem
pembuluh yang
akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas
dari sistem
kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan
yang kemudian
dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke
limfatik
(pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah
bening ini
disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah
bening melewati
batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik
ini getah bening
dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini
dimulai lagi.
Mencegah
infeksi
Sementara
kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga
mengambil
sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah bening
sampai mereka
mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk
menghancurkan
virus dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel
makrofag menelan
bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel limfosit
menghasilkan antibodi,
ini dikenal sebagai respon kekebalan tubuh. Proses ini
diharapkan akan
berhubungan dengan semua infeksi yang berjalan melalui getah
bening tetapi
sistem limfatik tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel Limfosit
akan
meninggalkan node dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah
ketika getah
bening bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi
pada jaringan
lain.
Ini bukan
satu-satunya daerah dimana perlawanan berlangsung, limpa juga
menyaring darah
dengan cara yang sama seperti sebuah nodus yang menyaring getah
bening, sel B
dan sel T yang bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus yang
telah matang
pada limpa (Ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori T
sel yang dapat
mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan dapat
menangani mereka
dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper dan sitotoksik)
yang
melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag limpa menghancurkan
sel-sel darah
patogen yang dilakukan oleh fagositosis. Ada nodul limfatik seperti
amandel yang
menjaga terhadap infeksi bakteri yang mana ini menggunakan sel
limfosit.
Kelenjar timus mematangkan sel yang diproduksi di sumsum tulang merah.
Setelah sel-sel
ini matang, sel – sel ini kemudian bermigrasi ke jaringan limfatik
seperti amandel
yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah dan mulai
melawan infeksi.
Sumsum tulang Merah memproduksi sel B dan sel T yang
bermigrasi ke
daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu dalam respon
kekebalan.
Pengangkutan
Lipid
Jaringan kapiler
dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut
lemak A, D, E
dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna
menjadi krem.
Lipid dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari
makanan dan
kemudian dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan ke
darah. Tanpa
sistem limfatik kita akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah
dengan banyak
penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa -
sisa yang
membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang
diperlukan.
Faktor Pendorong
Gerak Cairan Limfe
Cairan limfe
adalah cairan mirip plasma dengan kadar protein lebih rendah. Kelenjar
limfe
menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah selnya besar.
Kedudukan
system limfatik
pada peredaran darah dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:
Faktor pendorong
gerak cairan limfe:
Pembuluh limfa
mirip vena, punya katup yang bergantung pada pergerakan otot
rangka untuk
memecah cairan ke arah jantung.
Perlawanan
pertama yang dilakukan tubuh adalah dengan respon immun non spesifik
: sel makrofag
dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui sistem limfatik
yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem immun seluler.
Karena fungsi
dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan protein
dari jaringan
kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak
cairan limfe
juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari kapiler darah.
A. PEMBULUH
GETAH BENING
1. Kapiler getah
bening
Terdiri dari
- Saluran yang
berdinding tipis
- Dilapisi
Endotel
- Lumen nya
tidak teratur
Merupakan
pembuluh Limfe yang terkecil, membentuk anyaman yang luas & berakhir buntu.
Berfungsi:
menampung cairan Limfe yang berasal dari masing2 kapiler .
2. Pembuluh getah
bening yg lebih besar
Kapiler-kapiler
getah bening bergabung dengan pembuluh getah bening yang lebih
besar .Terdiri
dari saluran yang dindingnya lebih tebal memiliki katub. Dindingnya terdiri
dari 3 lapisan:
T. Intima
terdiri dari - Endotel
- Sabut elastis
T. Media
terdiri dari Sabut otot polos
T. Adventitia
terdiri dari
- Sabut kollagen
- Sabut elastis
- Sabut otot
polos
Dalam perjalanan
pembuluh getah bening yang besar, pembuluh getah bening ini
mencurahkan
isinya ke dalam kelenjar getah bening (Lymph Nodes). Katub pembuluh getah
bening merupakan
lipatan T. Intima
- Terdiri dari:-
Jaringan ikat kendor
- Dilapisi
Endotel
- Terletak
berpasangan & berhadapan
- Ke 2 ujung
bebas searah dgn aliran limfe
3. Pembuluh
Limfe besar
Merupakan
gabungan dari pembuluh limfe, membentuk 2 pembuluh limfe utama:
a. Ductus
Lymphaticus Dexter
Menerima cairan
limfe dari bagian kanan atas tubuh
b. Ductus
Thoracicus
Menerima cairan
limfe dari bagian tubuh kiri & kanan saluran pencernaan makanan.
Dindingnya
terdiri dari:
ü T.
Intima: Endotel
ü Sabut
Kollagen & Elastis
ü T.
Media: Beberapa lapis otot polos
ü T.
Adventitia: Sabut Kollagen
ü Sabut
Elastis dan otot polos
ü Pada
T. Adventitia terdapat Vasa Vasorum
Jaringan
Limfatik
Jaringan
Haematopoetik terdiri dari 2 jenis jaringan:
- Jaringan
Myeloid
- Jaringan
Limfoid / Limfatik
Jaringan
Limfatik dalam tubuh terdapat dalam 4 bentuk:
1. Kelenjar
Getah Bening
2. Thymus
3. Lien = Limpa
4. Aggregasi
dari Limfosit tak berkapsul dalam jaringan ikat kendor
Jaringan
Limfatik merupakan Parenchym pada organ-organ Limfatik
Jaringan
Limfatik secara mikroskopik dibagi 2 komponen:
1. Stroma
merupakan kerangka seperti busa (Spongelike Framework)
2. Free Cells
mengisi mata anyaman
Perbandingan
kedua nya berbeda
Jaringan
Limfatik dibedakan:
1. Jaringan
Limfatik Kendor
2. Jaringan
Limfatik Padat
3. Jaringan
Limfatik Noduler
Stroma
terdiri dari :
- Sabut
Retikuler hitam
- Sel Retikuler
merah
Free Cells
1. Limfosit
kecil, sedang, besar
2. Sel Plasma
3. Makrofag
Distribusi
jaringan Limfoid kendor
- Daerah
Internoduler, Cortex bagian dalam & Medulla dari kelenjar getah bening
- Selubung
LImfoid Parietal pada Lien / Limpa
- Daerah
Internoduler dari Tonsil
- Payer’s
Patches (dibawah Epitel usus)
Nodulus
Lymphaticus
- Merupakan
akumulasi padat dari sel-sel bebas didalam jaringan Limfoid kendor
- Berbatas jelas
- Strukturnya:
~ Primary Nodule
~ Secondary
Nodule = Germinal Center
Primary
Nodule
-Kumpulan padat
limfosit kecil
-Bentuk bulat
Secondary
Nodule / Germinal Center
o Kumpulan
sel-sel yang besar limfosit, plasma, makrofag
o Tercat pucat
o Ada kutub
gelap, kutub pucat
o Fungsi:
pembentuk limfosit, penghancuran limfosit saat di fagositosis oleh makrofag
Tubuh manusia
memiliki dua sistem peredaran darah yaitu sistem kardiovaskular dan sistem
limfatik.
Sistem limfatik adalah
suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah
bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini
kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar
limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Perbedaan antara
kedua sistem dibandingkan dalam tabel di bawah.
Perbandingan
dan limfatik Sistem Kardiovaskular
|
|
Sistem
kardiovaskular (Darah)
|
Sistem
limfatik (Getah bening)
|
Darah bertanggung
jawab untuk
mengumpulkan
dan mendistribusikan
oksigen,
nutrisi dan hormon ke seluruh
jaringan
tubuh.
|
Getah bening bertanggung
jawab untuk
mengumpulkan
dan mengeluarkan produkproduk
sisa tertinggal
dalam jaringan.
|
Darah mengalir
dalam
suatu loop terus
menerus
tertutup seluruh tubuh melalui
arteri,
kapiler, dan vena.
|
Getah bening
mengalir dalam rangkaian
terbuka dari
jaringan ke pembuluh limfatik.
Setelah di
dalam kapal ini, getah bening
mengalir hanya
satu arah.
|
Darah dipompa
tubuh. Jantung
memompa
Darah ke dalam
arteri yang membawa ke
semua dari.
Vena kembali darah dari
seluruh bagian
tubuh ke jantung.
|
Getah tidak
dipompa. Hal pasif mengalir
dari jaringan
ke kapiler getah bening.
Aliran dalam
pembuluh limfatik dibantu
oleh gerakan
tubuh lainnya seperti
pernapasan dan
tindakan otot di dekatnya
dan pembuluh
darah.
|
Darah terdiri
dari plasma cair yang
mengangkut
sel-sel darah putih dan merah
dan platelet.
|
Getah bening yang
telah disaring dan siap
untuk adalah
cairan putih susu atau jelas.
|
Darah terlihat
dan
kerusakan pembuluh darah menyebabkan tanda-tanda jelas
seperti
perdarahan atau memar.
|
Getah tidak
terlihat dan kerusakan pada sistem limfatik sulit untuk
mendeteksi
sampai bengkak
terjadi.
|
Darah disaring
oleh
ginjal. Semua darah
mengalir
melalui ginjal di mana sampah
produk dan
cairan kelebihan dihapus.
Diperlukan
cairan dikembalikan ke
sirkulasi
jantung.
|
Limfe disaring
oleh
kelenjar getah bening
di seluruh
tubuh. Simpul tersebut
menghapus
beberapa cairan dan puingpuing.
Mereka juga
membunuh patogen
dan beberapa
sel-sel kanker.
|
Pembuluh darah
kerusakan atau
insufisiensi
menghasilkan pembengkakan
yang berisi
cairan protein rendah.
|
Limfatik kapal
kerusakan atau insufisiensi
menghasilkan
pembengkakan yang berisi
cairan kaya
protein.
|
Aliran darah
Dibandingkan dengan Aliran Limfatik
Aliran darah
yang dipompa oleh jantung diedarkan di seluruh tubuh dan dibersihkan
dengan menjadi
disaring oleh ginjal.
Sistem limfatik
tidak memiliki pompa untuk membantu dalam alirannya, sistem ini
dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya getah bening mengalir keatas melalui tubuh
perjalanan dari
ekstremitas (kaki dan tangan) dan keatas melalui tubuh menuju leher.
kemudian
berjalan melalui tubuh, melewati getah bening kelenjar getah bening di mana ia
disaring.Pada
pangkal leher, getah bening memasuki vena subklavia dan sekali lagi
menjadi
plasma dalam
aliran darah.
Limfatik Kapiler
Setelah
meninggalkan jaringan, getah bening harus memasukkan sistem limfatik
melalui kapiler
limfatik khusus. Sekitar 70 persen di antaranya kapiler dangkal yang
terletak
dekat, atau
hanya di bawah, kulit. 30 persen sisanya, yang dikenal sebagai kapiler
limfatik
dalam, mengelilingi
sebagian besar organ tubuh.
Kapiler limfatik
mulai sebagai pembuluh buta-berakhir yang hanya satu sel di tebal.
Sel-sel ini
disusun dalam pola sedikit tumpang tindih, sangat mirip dengan herpes zoster di
atap
rumah.Masing-masing sel individu diikat ke jaringan terdekat oleh penahan
filamen.
Tekanan dari
fluida yang mengelilingi gaya kapiler sel-sel untuk memisahkan sejenak untuk
memungkinkan
getah bening untuk memasuki kapiler. Kemudian sel-sel dari dinding
berdekatan. Ini
tidak memungkinkan getah bening untuk meninggalkan kapiler.Melainkan
dipaksa untuk
bergerak maju.
Kapiler limfatik
Kapiler limfatik
secara bertahap bergabung bersama untuk membentuk jaringan
mesh-seperti
tabung yang terletak lebih dalam tubuh. Saat mereka menjadi lebih besar,
struktur ini
dikenal sebagai pembuluh limfatik.
Limfe Nodes
Ada antara 600-700
kelenjar getah bening hadir dalam tubuh manusia rata-rata.
Limfe nodes ini
berperan untuk menyaring kelenjar getah bening sebelum dapat
dikembalikan ke
sistem peredaran darah. Meskipun node dapat menambah atau mengurangi
ukuran sepanjang
hidup, setiap node yang telah rusak atau hancur, tidak beregenerasi.
Pembuluh
limfatik aferen membawa unfiltered getah bening ke node. Produk-produk
limbah sini, dan
beberapa cairan, yang disaring. Di bagian lain dari node, limfosit, yang
khusus sel darah
putih, membunuh patogen yang mungkin ada.
Hal ini
menyebabkan pembengkakan umumnya dikenal sebagai pembengkakan kelenjar
bengkak.
Kelenjar getah
bening juga perangkap sel-sel kanker dan memperlambat penyebaran
kanker sampai
mereka kewalahan oleh itu.
Pembuluh
limfatik eferen membawa keluar getah bening disaring dari node untuk
melanjutkan kembali ke sistem peredaran
darah.
Edema merupakan pembengkakan
jaringan akibat kelebihan cairan interstisium. Keadaan ini sering dijumpai pada
praktek klinik sehari-hari yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan
faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan
hemodinamik system kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit
ginjal serta perpindahannya air dari intravascular ke intestinum. Edema
dikelompokkan menjadi :
1.
Penurunan
konsentrasi protein plasma
menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasma.penurunan ini menyebabkan filtrasi
cairan yang keluar dari pembuluh lebih tinggi, sementara jumlah cairan yang
direabsorpsi kurang dari normal, dengan demikian terdapat cairan tambahan yang
tertinggal diruang –ruang interstisium. Edema yang disebabkan oleh penurunan
konsentrasi protein plasma dapat terjadi melalui beberapa cara : pengeluaran
berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal, penurunan sintesis
protein plasma akibat penyakit hati ( hati mensintesis hampir semua protein
plasma ), makanan yang kurang mengandung protein, atau pengeluaran protein
akibat luka bakar yang luas .
2.
Peningkatan
permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yang keluar dari kapiler
ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak. Sebagai contoh, melalui
pelebaran pori –pori kapiler yang dicetuskan oleh histamin pada cedera jaringan
atau reaksi alergi . Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang
menurunkan kearah dalam sementara peningkatan tekanan osmotik koloid cairan
interstisium yang diseabkan oleh kelebihan protein dicairan interstisium
meningkatkan tekanan kearah luar. ketidakseimbangan ini ikut berperan
menimbulkan edema lokal yang berkaitan dengan cedera ( misalnya: lepuh ) dan
respon alergi (misalnya: biduran) .
3.
Peningkatan
tekanan vena
, misalnya darah terbendung di vena, akan disertai peningkatan tekanan darah
kapiler, kerena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena. peningkatan tekanan
kearah dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang terjadi pada gagal
jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal
aliran balik vena. Salah satu contoh adalah adalah pembengkakan di tungkai dan
kaki yang sering terjadi pada masa kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena
–vena besar yang mengalirkan darah dari ekstremitas bawah pada saat vena-vena
tersebut masuk ke rongga abdomen. Pembendungan darah di vena ini menyebabkan
kaki yang mendorong terjadinya edema regional di ekstremitas bawah.
4.
Penyumbatan
pembuluh limfe
menimbulkan edema,karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di
cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui sistem limfe.
Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat masalah melalui efek
osmotiknya. Penyumbatan limfe lokal dapat terjadi, misalnya di lengan wanita
yang saluran-saluran drainase limfenya dari lengan yang tersumbat akibat
pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk kanker payudara. Penyumbatan
limfe yang lebih meluas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasitic yang
ditularkan melalui nyamuk yang terutama dijumpai di daerah-daerah tropis. Pada
penyakit ini, cacing-cacing filaria kecil mirip benang menginfeksi pembuluh
limfe sehingga terjadi gangguan aliran limfe. Bagian tubuh yang terkena,
terutama skrotum dan ekstremitas, mengalami edema hebat. Kelainan ini sering
disebut sebagai elephantiasis,karena ekstremitas yang membengkak seperti kaki
gajah.
Mekanisme terjadinya oedema
1) Adanya kongesti
Pada
kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam
vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam
ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat
longgar dan rongga badan (terjadi edema).
2) Obstruksilimfatik
Apabila
terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka
cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke
dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi
akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau
akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu,
saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga
menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki
gajah/elephantiasis).
3) Permeabilitas kapiler yang bertambah
Endotel
kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya
sedikit atau terbatas. Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe. Daya
permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel
tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja
terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah. Akibatnya ialah
protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun
dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah. Hal ini
mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan
edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi
berat dan reaksi anafilaktik.
a) Hipoproteinemia
Menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama urin) berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum.
Menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama urin) berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum.
b) Tekanan osmotic koloid
Tekanan
osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat
melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah. Tetapi pada keadaan tertentu
jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas
kapiler bertambah. Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat
menyebabkan edema. Filtrasi cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan
jaringan (tissue tension). Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan.
Pada jaringan subcutis yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat
rendah, oleh karena itu pada tempat tersebut mudah timbul edema.
c) Retensi natrium dan air
Retensi
natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang
masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi
hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah. Akibatnya
terjadi edema. Retensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal
(penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada
penderita yang mendapat pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau
estrogen).
Penatalaksanaan
Oedema
Terapi edema harus mencakup terapi penyebab yang mendasarinya yang
reversibel (jika memungkinkan). Pengurangan asupan sodium harus dilakukan untuk
meminimalisasi retensi air. tidak semua pasien edema memerlukan terapi farmakologis,
pada beberapa pasien terapi non farmakologis sangat efektif seperti pengurangan
asupan natrium (yakni kurang dari jumlah yang diekskresikan oleh ginjal) dan
menaikkan kaki diatas level dari atrium kiri. Tetapi pada kondisi tertentu
diuretic harus diberikan bersamaan dengan terapi non farmakologis. Pemilihan
obat dan dosis akan sangat tergantung pada penyakit yang mendasari,
berat-ringannya penyakit dan urgensi dari penyakitnya. Efek diuretik berbeda
berdasarkan tempat kerjanya pada ginjal. Pemeriksaan yang dilakukan sangat
mudah yakni dengan menekan pada daerah mata kaki akan timbul cekungan yang
cukup lama untuk kembali pada keadaan normal. Pemeriksaan lanjutan untuk
menentukan penyebab dari ankle edema adalah menentukan kadar protein darah dan
di air seni (urin), pemeriksaan jantung (Rontgen dada, EKG), fungsi liver dan
ginjal. Pengobatan awal yang dapat dilakukan dengan mengganjal kaki agar tidak
tergantung dan meninggikan kaki pada saat berbaring. Pengobatan lanjutan
disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Pergelangan kaki bengkak bisa
akibat cedera atau penyakit tulang, otot dan sendi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar