Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan
sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana.
Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong
oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf,
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Fungsi keseluruhan sistem endokrin:
1. Mengatur metabolisme organik serta
keseimbangan H2o dan elektrolit, yang secar akolektif penting dalam
mempertahanakna lingkungan internal yang konstan
2. Menginduksi perubahan adaptif untuk
membantu tubuh menghadapi situasi stres
3. Mendorogn tumbuh kembang yang lancar dan
berurutan
4. Mengontrol reproduksi.
5. Mengatur produksi sel darah merah
6.
Bersama sistem saraf otonom, mengontril dan mengintegrasikan sirkulas
dan pencernaan serta penyerapan makanan.
Kelenjar endokrin tidak memiliki
saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari selsel
endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke
sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan
ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita
memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada
yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya
menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan
kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat
lain selain hormon yakni:
1. Kelenjar
Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh manusia ada enam kelenjar endokrin yang penting,
yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal),
pankreas, Organ reproduksi.
A. Hipofisis Kelenjar
Hipofisis (pituitary)
disebut juga master of gland atau
kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil,
dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior,
bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.
|
B. Tiroid
Terdiri atas
dua lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Kelenjar
ini merupakan urgan vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari
lamina pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada
larynx dan trachea. Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan apexnya
menghadap ke atas sampai linea oblique cartilago thyroideae; basisnya terletak
di bawah setinggi cincin trachea keempat/kelima. Efek yang umum dari hormon
tiroid adalah untuk mengaktifkan transkripsi inti sejumlah besar gen. Selain
itu hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme hampir seluruh jaringan
tubuh. ( Guyton, 2007)
Fungsi
tiroid antara lain:
1.)
Maturasi sel
2.)
Mengganggu proses pertumbuhan myelin dan akson
3.)
Perkembangan otak
4.)
Mengatur kecepatan metabolik
5.)
Menambah sintesis RNA
6.)
Keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis protein menurun
7.)
Menambah produksi panas dan menyimpan energi
8.)
Absorbsi intestinal terhadap glukosa
C. Paratiroid
Berjumlah
empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan
parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam
cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus,
ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang. Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah
dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara
penginduksian sel–sel tulang osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan
kalsium ke dalam darah. Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat
kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya
endapan kapur pada ginjal. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan
disebut tetanus. Kalsitonin mempunyai
fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya menurunkan kalsium darah.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
1. Mengatur metabilisme fosfor
2. Mengatur kadar kalsium darah.
D. Kelenjar adrenalin
(anak ginjal)
Kelenjar ini berbentuk bola, atau
topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu
kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks)
dan bagian tengah (medula). Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus
mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui
sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap
stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan
norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama
dengan cara mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146).
E.Pankreas
Menghasilkan hormon insulin yang bekerja antagonis
dengan hormon adrenalin di hati. Dalam hal ini hormon insulin bekerja mengatur
kadar gula dalam darah 0,1%. Bila kekurangan insulin maka kadar glukosa dalam
darah akan tinggi sehingga menyebabkan penyakit diabetes mellitus. Secara
histologi tersusun oleh 3 jenis sel pakreas:
Sel a (alfa):
mensekresi glukagon
Sel b (beta)
mensekresi insulin
Sel d (delta)
mensekresi somatostatin
1.
Insulin
Merupakan
polipeptida yang tersusun oleh 51 asam amino, berat molekul: 5808. Sekresi pada
orang dewasa normal: 40–50 u/hari, saat puasa (basal): 10 u/ml, setelah
makan: 100 u/ml. Kadar insulin mulai naik
8–10 menit setelah makan, puncaknya pada 35–45 menit, dan kembali ke
semula pada 90–120 menit. Karena sifatnya tidak larut lemak, mekanisme kerja
insulin harus melalui second messenger berupa inositol monofosfat, glukosamin,
diasil gliserol (dag) protein kinase c fosforilasi.
Pengaturan
sekresi insulin dikendalikan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor stimulan
adalah glukosa tinggi di darah, mannosa, adanya stimulasi vagal, dan penggunaan
obat sulfonilurea. Faktor penghambat dari aspek neural adalah stimilasi -adrenergik,
dari aspek hormon adalah hormon somatostatin; dan obat phenitoin.
Efek
yang timbul dari sekresi insulin:
a.
Efek parakrin : menghambat sekresi glukagon oleh sel a
b.
Efek endokrin :
1.)
Hati
Anabolik :
glikogenesis, sintesis trigliserida, kolesterol, vldl, protein, dan glikolisis
Antikatabolik :
menghambat glikogenolisis, ketogenesis, dan glukoneogenesis
2.)
Otot
transport asam amino,stimulasi ribosom
sintesis protein
transport glukosa dan aktivitas glikogen
sintase serta menghambat aktivitas glikogen fosforilase
sintesis glikogen
3.)
Lemak
Meningkatkan
simpanan trigliserida melalui :
Induksi
lipoprotein lipase absorbsi asam lemak ke sel adiposa
Peningkatan
transport glukosa di sel adiposa
Menghambat
lipolisis intraseluler
2. Glukagon
Merupakan
polipeptida rantai tunggal terdiri atas 29 asam amino, dengan berat molekul:
3485. Sekresinya dihambat oleh glukosa (efek parakrin). Sekresi ditingkatkan
oleh katekolamin, kolesistokinin, gastrin, glukokortikoid; neuron melalui
stimulasi vagal. Mempengaruhi sel lewat perantara second messenger cAMP, yang
akan mengaktifkan enzim fosforilasi lewat protein kinase a.
cAMP
protein kinase a enzim fosforilasi
Organ
targetnya adalah hati (terutama), otot, dan sel adiposa. Efeknya berlawanan dengan
insulin (counterregulatory hormon)
yaitu mempertahankan kadar glukosa darah melalui glikogenolisis,
glukoneogenesis, oksidasi asam lemak, dan pengambilan asam amino oleh hati.
Penyakit
dan patofisiologi berhubungan dengan kedua hormon di atas:
1.
Diabetes mellitus:
I.
Tipe insulin dependent (IDDM), tipe i,
jouvenil
II. Tipe non-insulin dependent (NIDDM),
tipe ii, matur
a.
Non obese
b.
Obese
III. Malnutrition-related diabetes melitus
(MRDM), pancreatic diabetes
IV.
Peningkatan hormon counterregulatory insulin, karena berbagai sebab.
2. Kadar rendah insulin menyebabkan :
Pemakaian
glukosa berkurang (glukosa sedikit masuk ke dalam sel karena terbuang di urin),
konsentrasi glukosa darah meningkat, glukosuria, dehidrasi, dan kehilangan
elektrolit. Nilai ambang glukosa darah 180 mg/dl.
Karena
glukosa tidak bisa digunakan secara optimal, mobilisasi lemak dari jaringan
adiposa meningkat. Selanjutnya terjadi metabolisme lemak secara abnormal,
sehingga terjadi deposisi lemak pada dinding pembuluh darah yang akhirnya
menyebabkan aterosklerosis. Selain itu, kadar asam aseto-asetat,asam beta
hidroksibutirat (badan keton) meningkat, ini menyebabkan pH darah menurun
Pemecahan
protein sel/jaringan, yang akan menyebabkan degenerasi, kemudian menjadikan
tubuh lemah/rentan penyakit
Gejala
3P (poliuria, polidipsia, polifagia), berat badan menurun, astenia (kurang
tenaga)
3.
Hiperinsulinemia, menyebabkan:
Kadar
glukosa darah menjadi rendah otak kekurangan glukosa peningkatan aktivitas
listrik saraf halusinasi, nervous, gemetar, kejang klonik, hilang kesadaran
F. Organ reproduksi
Pada pria
Hormon-hormon dalam reproduksi diantaranya sebagai berikut:
·
Testosteron,
disekresi oleh sel-sel Leydig, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel
germinal testis
·
Luteinizing hormon, disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior, merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresi testosteron
·
Hormon perangsang-folikel (FSH), yang juga disekresi
oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior
·
Estrogen,
dibentuk dari testosteron oleh sel-sel sertoli dirangsang oleh FSH
·
Hormon pertumbuhan, diperlukan untuk mengatur latar
belakang metabolisme testis
Pada wanita
Sistem hormon pada wanita terdiri dari tiga hierarki hormon:
·
Hormon yang dikeluarkan hipotalamus, hormon
pelepas-gonadotropin (GnRH)
·
Hormon seks hipofisis anterior, hormon perangsang
folikel (FSH) dan hormon lutein (LH), keduanya disekresi sebagai respons
terhadap pelepasan GnRH dari hipotalamus
·
Hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron, yang
disekresi oleh ovarium sebagai respon terhadap kedua hormon seks wanita dari
kelenjar hipofisis anterior
Klasifikasi hormon:
1. Hormon
perkembangan: hormon yangmemegang peranan di dalam perkembangandan pertumbuhan.
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2. Hormon
metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam
hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
3. Hormon
tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni
kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada
ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4. Hormonpengatur
metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk
mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
Eksomorf, Endomorf, Mesomorf
1.
Terdapat berbagai bentuk tubuh manusia, namun begitu ia boleh dikategorikan
kepada tiga kategori iaitu jenis badan
mesomorph, ectomorph, atau endomorph. Jenis badan ini mempunyai ciri-ciri yang
berbeza dan individu yang berkaitan harus menyesuaikan
senaman kepada mana-mana mereka tergolong dalam kumpulan jenis badan yang
disebutkan tadi.
William
H. Sheldon, seorang ahli psikologi Amerika syarikat (1898 – 1977) telah
mengeluarkan satu teori pada tahun 40an iaitu mengenai teori somatotypes. Teori
beliau telah mengubah persepsi masyarakat dunia terhadap rupa tubuh badan
manusia. Teori somatotypes menyatakan bahawa secara umumnya, manusia terbahagi
kepada tiga kategori rupa fizikal dan dikelaskan mengikut tiga jenis lapisan
tisu iaitu endoderm, mesoderm dan ectoderm. Ketiga-tiga istilah tersebut telah
membentuk istilah ectomorph, endomorph dan mesomorph.
2. Ectomorph
Ectomorph
adalah golongan yang mempunyai bentuk tubuh yang kurus. Mereka biasanya
digambarkan sebagai kekurangan berat badan, kurus dan tinggi berbanding dengan
dua kategori yang lain. Lebar bahu mereka adalah sama seperti paha mereka.
Rusuk mereka dapat dilihat dan halus. Atas lengan dan paha mereka adalah lemah
sementara jari kaki mereka lebar dan panjang. Ciri wajah mereka adalah tajam
dan muka adalah seperti berbentuk segi tiga. Kulit mereka kering dan cenderung
untuk terbakar atau mengelupas pada cuaca panas.
Golongan
ectomorph dikatakan tidak mempunyai kekuatan atau daya tahan fizikal. Golongan
ectomorph disifatkan sebagai lebih sensitif, suka pada seni, berkeyakinan pada
diri sendiri serta menyukai alam sekitar. Berat badan golongan ectomorph adalah
rendah kerana mereka memiliki lemak dan jisim otot yang rendah. Skor BMI mereka
juga adalah sangat rendah.
Faktor-faktor
yang menghalang pertambahan berat badan yang normal dan pembentukan otot bagi
golongan ini adalah berkaitan dengan selera makan dan metabolism. Golongan
ectomorph sangat kurus kerana mereka dilahirkan dengan metabolism yang sangat
tinggi. Mereka boleh makan apa sahaja yang mereka mahu pada bila-bila masa
tanpa berasa takut untuk mengalami kegemukan atau berat badan berlebihan.
Metabolism yang tinggi dan faktor genetik membuatkan golongan ini amat sukar
untuk menambah berat badan atau membina otot-otot mereka.
Pertumbuhan
otot baru merupakan satu cabaran yang selalunya mengecewakan untuk golongan
ectomorph dan pertambahan berat badan adalah sukar untuk dicapai. Pelari
marathon, atlet lompat tinggi dan lompat kijang biasanya tergolong dalam
kategori ini.
Golongan
ectomorph perlu meningkatkan bilangan kalori dalam diet mereka dan patut makan
lebih kerap iaitu dalam lingkungan 2-3 jam jika ingin menambah berat badan
mereka. Mereka juga perlu mengambil peratusan protein dan kabohidrat yang
tinggi dalam diet mereka. Golongan ini juga berlu bersenam dengan lebih kuat
dan perlu berehat di antara waktu senaman tersebut. Pemulihan adalah sangat
penting dalam pertumbuhan badan golongan ectomorph. Vitamin dan nutrisi
daripada makan juga perlu ada dalam diet mereka setiap hari.
2.1.
Ciri –ciri ectomorph :
Memiliki peratusan lemak badan yang sangat rendah.
Mempunyai kadar metabolisme yang sangat tinggi.
Fizikal yang kurus.
Kekal langsing dengan mudah.
Mempunyai pinggang, pinggul dan bahu yang sempit.
Otot yang kurang, rendah berat badan tanpa lemak
Kurang menarik bentuk badannya.
3. Endomorph
Endomorph
adalah kumpulan individu yang mempunya bentuk badan yang besar dan montel
dengan sistem pencernaan yang lebih perlahan. Individu yang tergolong dalam kategori ini biasanya
mempunyai berat badan berlebihan. Dari perspektif personaliti, golongan
endomorph dilihat lebih suka melakukan hal-hal mereka sendirian, bertoleransi
serta selesa dengan rutin dan tabiat mereka. Mereka
memang golongan yang suka pada makan dan tidak hairanlah jika
kecenderungan golongan ini untuk menjadi obsesiti adalah sangat tinggi.
Aktiviti makan untuk bersosial adalah satu pendorong utama golongan ini ke arah
obesiti.
Golongan
endomorph juga mempunyai jenis badan yang cenderung untuk mengumpul lemak
ke kawasan bawah badan, terutamanya ke bahagian abdomen, paha dan pinggul. Lemak biasanya tidak diagihkan secara sama rata di seluruh badan.
ke kawasan bawah badan, terutamanya ke bahagian abdomen, paha dan pinggul. Lemak biasanya tidak diagihkan secara sama rata di seluruh badan.
Golongan
lelaki endomorph mempunyai kecenderungan corak pengagihan lemak yang berbeza
berbanding golongan wanita endomorph. Bagi golongan wanita endomorph, lemak
dikumpul di lengan, paha, pinggul dan abdomen. Lelaki endomorph pula, lemak
dikumpulkan di dalam abdomen mereka. Menurut kajian, lemak yang disimpan di
kawasan abdomen berbahaya berbanding lemak di punggung dan kawasan kaki. Ini
adalah disebabkan oleh risiko penyakit jantung dan meningkatkan risiko kanser,
tekanan darah dan kencing manis. Ahli Sumo biasanya tergolong dalam golongan
ini.
3.1.
Ciri-ciri endomorph :
Penampilan fizikal mereka biasanya agak montel dan lembut
serta lemak badan mereka sangat kelihatan di seluruh badan.
Nampak besar dengan jumlah lemak badan yang berlebihan
terutama di sekitar pinggang, punggung dan paha.
mempunyai sendi besar dan struktur tulang yang besar.
Tembam atau montel, berbentuk telur atau bulat, sering
digunakan untuk menghurai atau menggambarkan jenis badan golongan ini
Jika golongan ini mendapat keputusan tidak seperti yang
diharapkan, ia akan membawa kepada kekecewaan dan kehampaan dalam diri mereka.
Bersifat memuaskan nafsu makan dan mengambil kalori
tambahan yang tidak perlu.
Berat berlebihan dan terdedah kepada obesiti dan
bermasalah untuk menjaga berat badan.
Sukar mengurangkan berat badan dan membuang lemak.
Mengambil masa yang panjang untuk mendapatkan hasil dan
kejayaan yang berterusan dalam bidang kesejahteraan hidup, kesihatan dan
kecergasan secara keseluruhannya.
4. Mesomorph
Golongan
mesomorph adalah kelompok yang biasa dikaitkan dengan sukan dan
olahraga. Golongan ini mempunyai lebih banyak otot dan biasanya
mengamalkan gaya hidup sihat. Dari segi fizikal, golongan ini mempunyai bahu
luas, tubuh yang kelihatan sasa dan berotot. Golongan ini biasanya kelihatan
cergas dan bertenaga.
Dicirikan
sebagai biasa bersosial dan menonjol, sentiasa suka melakukan aktiviti luar
yang berkait rapat dengan kecergasan. Golongan mesomorph juga digambarkan
sebagai golongan yang kuat dan bersemangat. Mereka mempunyai personaliti dinamik serta aktif dan
amat kompetitif. Pemain bola sepak dan ahli bina badan biasanya tergolong ke
dalam kategori ini.
Semua
orang ingin mempunyai jenis badan mesomorph tetapi malangnya sangat sedikit
individu mempunyai jenis badan ini. Golongan mesomorph mempunyai kelebihan
dalam menurunkan berat badan dengan cepat dan mampu mendapat bentuk badan yang
diinginkan dengan mudah. Golongan mesomorph dengan mudah boleh menyingkirkan
lemak dengan melakukan satu atau dua latihan kardiovaskular dalam seminggu dan
boleh mendapatkan keputusan yang baik berdasarkan aktiviti fizikal. Jika
golongan mesomorph melakukan sesi senaman kardiovaskular secara teratur,
golongan ini akan kehilangan lebih banyak lemak
berbanding golongan ectomorph dan
endomorph kerana jisim otot
mereka yang lebih besar membantu
membakar lebih banyak kalori dalam tubuh mereka.
Golongan
mesomorph boleh membina otot badan dengan mudah. Mereka perlu mengikuti asas
membina badan dan pemakanan yang sihat untuk mengekalkan fizikal yang wajar.
Bentuk
badan wanita mesomorph adalah seperti jam pasir (hourglass) manakala bentuk
badan lelaki mesomorph adalah lebih segi empat. Namun begitu, seorang mesomorph
juga harus mengikuti diet yang ketat ketat dan program senaman untuk
mengekalkan bentuk badan yang menarik.
Regulasi Pertumbuhan
Berbagai macam hormon mempengaruhi
pertumbuhan somatik, regulator utama dari pertumbuhan post natal adalah growth
hormon. Growth hormon (GH) disekresikan secara teratur seperti detak jantung
dari kelenjar pituitari anterior . Pekembangan kelenjar pituitari serta ekpresi
gen GH diregulasikan berbagai faktor transkripsi pituitari.3
Dalam kondisi sadar yang normal, tingkat GH biasanya rendah
dan tidak dapat dideteksi namun dalam beberapa waktu tertentum dan terutama
pada malam selama stage 3 tidur, terjadi kenaikan GH (surge). Pola sekresi GH
yang seperti debar yang teratur menunjukkan interaksi dari beberpaa regulator,
yang di dalamnya termasuk 2 peptida regulator hipotalamik: GH-releasing hormone
(GHRH), yang menstimulasi sekresi GH, dan somatostatin (somatotropin
release-inhibiting factor [SRIF]), yang menginhibisi sekresi GH. Berbagai
neurotransmitter dan neuropeptida terlibat dalam regulasi dari faktor
hipotalamik, sebagai berikut (namun tidak hanya yang disebutkan) serotonin,
histamin, norepinefrinm dopamin, asetilkolin, gamma-aminobutyric acid (GABA),
thyroid releasing hormone, vasoactive intestinal peptidem gastrin, neurotensin,
substance P, kalsitonin, neuropeptide Y, vasopresin, kortikotropin releasing
hormon dan galanin.3
Banyak faktor mempengaruhi sekresi GH, terutama glukosa yang
menginhibisi dan asama mino tertentu dan Ghrelin yang menstimulasi sekresi GH.
Sekresi GH juga dipengaruhi berbagai hormon nonpeptida, termasuk andrgen,
estrogen, thyroxine dan glukokortikoid. Mekanisme hormon ini meregulasi sekresi
GH sangat kompleks, dapat melibatkan aksi dalam level hipotlaamus dan pituiter.
Faktor fisiologis dan farmakologis eksogen telah diketahui untuk menstimulasi
sekresi GH. Beberapa agen ini, temasuk klonidin, L-dopa dan olahraga, yang
digunakan dalam tes stimulasi GH. Dalam plasma, sebagian besar GH terikat
dengan afinitas dan spesifikasi yang tinggim namun dengan kapasitas yang rendah
terhadap protein pembawa yang disebut GH bingding protein (GHBP). GHBP adalah
produk pembelahan dari domain extraseluar dari resptor GH. Ada berbagai target
aksi GH dan seringkali tidak jelas aksi mana yang dimediasi lewat sistem IGF
san yang mana yang mungkin merepresentasikan efek GH tanpa IGF.3
Insulin-like Growth Factor
Pada hepar dan beberapa sel target seperti tulang dan lemak,
nelalui interaksi dengan reseptornya, GH menginduksi produksi dari somatomedin,
atau insulin-like growth factor (IGF-I dan IGF-II).3
Faktor nonendokrin yang mempengaruhi
pertumbuhan sangat banyak dan tidak semuanya dimengerti; dan yang paling
[penting adalah faktor genetik yang menentukan laju pertumbuhan, umur pubertas,
dan tinggi dewasa. Pengaruh psikologis dan sosial dapat mencegah potensi
ekpresi genetik sepenuhnya untuk pertumbuhan. Malnutrisi, lewat defisiensi
diet, malabsorbsi atau sebagai manifestasi dari penyait kronis dapat juga
menganggu pertumbuhan normal. GH level sering naik dalam kondisi ini namun
level IGF-1 ditekan.3
GH merangsang jaringan lunak dan
tulang. GH mendorong pertumbuhan jaringan lunak dengan
1. Meningkatkan jumlah sel (hiperplasia)
dengan meningkatkan jumlah sel dan mencegah apoptosis
2. Meningkatkan ukuran sel (hipertrofi)
dengan mendorong sintesis protein, dan akibatnya mendorong penyerapan asam
amino hingga kadar asam amino pada darah menurun
Homron merangsang aktivitas
osteoblas dan proliferasi tulang rawan epifisis sehingga terbentuk ruang untuk
pembentukan tulang lebih banyak selama lempeng epifisis berupa tulang rawan.1
Sebuah periode pertumbuhan yang
penting adalah pubertal growth spurt, yang diregulasikan oleh perubahan dalam
sekresi GH dan modulasi dari aksi GH, keduanya berhubungan dengan steroid
seksual. Pubertas diasosiasikan dengan kenaikan dalam jumlah dan banyaknya
surge (kenaikan) kadar GH dan kenaikan dalam serum IGF-I, keduanya berhubungan
dengan naiknya kecepatan pertumbuhan dalam pubertas. Ini terjadi lebih cepat
kepada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki. Berhentinya pertumbuhan
karena fusi epifisis terjadi lebih cepat terhadap anak perempuan daripada anak
laki-laki.3
IGF-II adalah faktor pertumbuhan
yang berpengaruh besar dalam pertumbuhan fetus, walaupun peran IGF-II dalam
keadaan postnatal tidak diketahui.3
Kedua IGF ini adalah faktor
metabolik dan mitogenik yang penting yang terlibat dalam pertumbuhan dan
metabolisme sel. IGF diproduksi dalam hati, sel tulang dan jaringan lain, dan
sedikitnya sebagian di bawah kontrol GH. IGF yang bersirkulasi memiliki efek
endokrin yang langsung dalam pertumbuhan somatik dan dalam proliferasi banyak
jenis jaringan dan sel, in vivo dan in vitro. Namun IGF juga diperkirakan
sebagai faktor autokrin-parakrin penting yang terlibat dalam proliferasi
selular. IGF yang diproduksi lokal telah didemonstrasikan dalam tulang, otak, ovarium,
prostat, otot, jaringan mamaria dan tempat lain, dimana IGF dianggap sebgagi
sebab dari pertumbuhan dan diferensiasi jaringan.3
IGF bersirkulasi dalam plasma
sebagai bagian dari komples dengan protein pengikat (IGFBPs). Protein pembawa
ini memperpanjang separuh jangka hidup dari peptida IGF, mentranpor IGF ke sel
target dan modulasi interaksi antar IGF
dengan permukaan membran reseptor.3
Hormon GH dan insulin-like Growth
factor-1 (IGF-1) keduanya memiliki efek langsung kepada growth plate.Mengelilingi
growth plate, GH juga mempengaruhi tulang itu sendiri, jaringan penghubung dan
vaskularisasi dan sumsum tulang dan pemberian GH atau IGF-1 secara injeksi pada
tikus yang dihiposektomi menstimulasi pertumbuhan kondrosit growth plate pada
setiap fase diferensiasi.4
Sel kondroprogenitor reserve
mengekspresikan reseptor GH, dan merespon GH dengan berdiferensiasi menjadi
kondrosit. Pada studi Maor et al, pada sel reserve mandibular condyl seeekor
tikus yang baru lahir yang diisolasi, menunjukkan pada inkubasi in vitro dengan
GH atau IGF-1 meninggikan diferensiasi dari sel kondroprogenitor menjadi
kartilago dalam 3-6 hari.4
GH dan IGF-2 meninggikan sintesis
DNA, ekspresi dari kolagen kartilago- spesifik tipe 2, proteoglikan,
kondrokalsin dan protein 100-Kd. Zona reserve berkembang menjadi sebuah nodula
dengan kondrosit yang berdiferensiasi, termasuk lapisan perikondral yang sudah
berkembang dengan baik. Maka, GH dan IGF-1 mempercepat proses pematangan dari
kondroplasia. Juga GH menginduksi osteogenesis. GH mengubah nodula
kartilagenous menjadi tulang. GH namun bukan IGF-1 menstimulasi pengambilan
timidin ke sel reserve. Transisi dari
zona sel reserve ke kartilago yang berproliferasi berhubungan dengan ekpresi dari konsentrasi
tertinggi IGF-1, reseptor IGF-1 dan responsivitas sel terhadap IGF-1. Stimulasi
GH terhadap proliferasi terlihat sebagai efek tidak langsung sel reserve yang
distimulasikan oleh GH untuk berlanjut ke fase proliferasi.4
Injeksi GH dan IGF-1 menstimulasi orientasi longitudinal dari sel
hipertrofik, sehuingga menabah dengan jelas ke panjang tulang. Pada saat yang
sama, IGF-1 dan GH memiliki peran dalam regulasi matriks. Pada interface
tulang-kartilago, GH menstimulasi pergerakan osteoklas untuk resorbsi. IGF-1 mengeluarkan kenaikan yang jelas pada
aktivitas asam okteoklastik fosfatase.4
HUBUNGAN SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN
Sistem saraf
bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di dalam tubuh.
Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang saling
berhubungan sehingga dinamakan sistem neuroendokrin. Hormon bekerja atas
perintah dari sistem sarafdan sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan
hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut
daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan
tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar
kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah,
kadar gula dalam darah, dan kerja jantung
Kedua sistem ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Walaupun sistem
endokrin/sistem hormon diatur oleh master of glands/kelenjar hipofisis tetapi
hal tersebut tidaklah mutlak atau bersifat otonom. Hal ini karena kerja dari
kelenjar hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.
Berikut ini adalah
hubungan sistem hormon dengan sistem saraf :
Releasing
Factor/Faktor pembebas
Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi
tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah
terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Inhibitor
Factor/Faktor penghambat
Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi
tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah
hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
KELAINAN PADA SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar endokrin
dalam tubuh manusia adalah tiroid, paratiroid, adrenal dan hipofisis. Penyakit
berikut dikategorikan menurut kelenjar ini.
thyroid Gland
Ini adalah daftar gangguan endokrin yang
disebabkan oleh hyposecretion atau hipersekresi hormon oleh kelenjar tiroid.
Gondok – Pembesaran kelenjar
tiroid
Hipertiroidisme –
Peningkatan sekresi tiroksin dan hormon tri – iodothyronine
Hypothyroidism –
Defisiensi hormon tiroksin dan tri – iodothyronine.
Tiroiditis –
Hashimotos tiroiditis yang paling umum
Kanker tiroid –
Pengembangan tumor ganas pada kelenjar tiroid.
parathyroid Gland
Kelenjar ini di leher belakang kelenjar
tiroid. Kelenjar ini mempertahankan homeostasis kalsium dalam tubuh. Oleh
karena gangguan kelenjar ini berhubungan dengan metabolisme kalsium diubah yang
dapat menjadi alasan untuk gangguan tulang juga. Gangguan dan penyakit kelenjar
ini adalah sebagai berikut :
Hiperparatiroidisme
primer – fungsi Hyper kelenjar paratiroid.
Hiperparatiroidisme
sekunder – Sebagian besar disebabkan karena hiperkalsemia yang afects kelenjar.
Hiperparatiroidisme
tersier – Hiperplasia kelenjar paratiroid.
Hipoparatiroidisme –
Penurunan sekresi hormon paratiroid.
Osteoporosis – Ini
adalah penyakit tulang yang disebabkan kurangnya karena mineral, terutama
kalsium, ketika kelenjar paratiroid tidak berfungsi dengan baik.
Rickets – Hal ini
terlihat pada anak-anak karena kurangnya vitamin D dan kalsium.
Oseomalacia – Ini
adalah bentuk dari rakhitis yang diamati pada orang dewasa.
Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal
terletak di atas ginjal pada manusia. Kelenjar ini sebagian besar mengeluarkan
hormon yang mengatur perilaku manusia dan suasana hati, yang dikenal sebagai
kortikosteroid seperti kortisol, dan katekolamin seperti epinefrin. Oleh karena
itu, gangguan kelenjar ini adalah gangguan suasana hati mengubah sebagian besar,
ini disebutkan di bawah ini.
Penyakit Addison – Hal
ini disebabkan karena hyposecretion hormon oleh adrenal.
Sindrom Conn
disebabkan karena kelebihan produksi aldosteron.
Sindrom Cushing adalah
gangguan yang disebabkan karena adanya peningkatan sekresi kortisol
Pheochromocytoma
adalah tumor di medula dari kelenjar adrenal
Karsinoma
adrenocortical – Ini adalah kanker langka dari kelenjar adrenal.
pituitary Gland
Kelenjar ini mensekresikan jumlah maksimum
hormon dalam tubuh manusia yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Dengan
demikian, daftar penyakit yang disebabkan karena adanya kelenjar hipofisis yang
abnormal atau perubahan sekresi hormon setiap banyak.
Diabetes insipidus
disebabkan karena sekresi cukup vasopresin disekresi oleh kelenjar hipofisis
posterior.
Hypopitutiarism –
Penurunan sekresi hormon hipofisis
Akromegali disebabkan
karena kelebihan produksi hormon pertumbuhan.
Prolaktinoma adalah
tumor yang menyebabkan peningkatan sekresi prolaktin.
Gangguan hormon seks –
Kelenjar pituitari mensekresi berbagai hormon seks, sehingga sekresi yang
berubah ini mempengaruhi perkembangan seksual atau peraturan karakteristik
seksual.
Daftar Pustaka
1. Sherwood, L.
Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: EGC; 2012.
(hal 726-46)
2. Schwartz SI. Intisari prinsip-prinsip
ilmu bedah. 6th ed. Jakarta: EGC; 2000.(hal. 519-20)
3. Kovacs, WJ. Ojeda, SR. Textbook of
endocrine physiology. New York: Oxford University Press;2012. (hal.
116-30,292-300)
4. Hochberg, Z. Control of skeletal
maturation: annotation to bone age readings. Switzerland: Karger Publishers;
2002. (hal 40-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar