SKENARIO 2 PART 2
BLOK 9
Author : Amalina Venty
1. PERAN ZINC
Kekurangan
Zinc banyak terjadi pada anak-anak di negara berkembang dan muncul di sebagian
besar Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan Asia Selatan.
Zinc
diketahui mempunyai peran penting pada enzim metalloproteinase, poliribosom,
dan membran sel, dan fungsi seluler,yang juga dipercaya memainkan peran
sentral dalam pertumbuhan seluler dan fungsi sistem imun. Walaupun teori dasar
tentang potensi zinc dipostulasikan untuk beberapa waktu,dan meyakinkan bukti
pada kesehatan anak yang hanya meyakinkan bukti tentang arti penting zinc pada
kesehatan anak yang diteliti baru-baru ini, dari percobaan-percobaan kontrol
acak suplementasi zinc.
Banyak
studi telah menunjukkan suplementasi zinc (10-20 mg/hari sampai diare berhenti)
mengurangi keparahan dan durasi dari anak diare dibawah usia 5(lima) tahun
secara signifikan. Studi tambahan menunjukkan dengan pemberian zinc jangka
pendek (10-20 mg/hari untuk 10-14 hari) mengurangi kejadian diare untuk 2-3
bulan ke depan. Berdasarkan studi ini, saat ini dianjurkan pemberian suplemen
zinc diberikan 10-20mg/hari selama 10-14 hari.
Penilaian
|
A
|
B
|
C
|
Lihat :
Keadaan umum
Mata
|
Baik, sadar
Normal
|
Gelisah
Cekung
|
Lesu, lunglai atau tidak sadar
Sangat cekung dan kering
|
Rasa haus
|
Minum biasa, tidak haus
|
Haus, ingin minum banyak
|
Malas minum atau tidak bisa minum
|
Periksa turgor kulit
|
Kembali cepat
|
Kembali lambat
|
Kembali sangat lambat
|
Derajat dehidrasi
|
Tanpa dehidrasi
|
Dehidrasi ringan/sedang
bila ada tanda diatas minimal 1 ditambah tanda-tanda lain
|
Dehidrasi berat
bila ada tanda diatas minimal 1 ditambah tanda-tanda lain
|
Terapi
|
Rencana terapi A
|
Rencana terapi B
|
Rencana terapi C
|
2. PENATALAKSANAAN DIARE AKUT (TANPA DARAH)
Tujuan daripada
pengobatan diare akut secara objektif ialah :
(1)
Mencegah dehidrasi, jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi ü
(2)
Mengobati dehidrasi, jika ada ü
(3)
Mencegah kerusakan nutrisi, dengan memberi makanan selama
dan setelah dehidrasi,dan
(4)
mengurangi durasi dan keparahan diare, dan timbulnya pada
episode mendatang, dengan memberikan suplemen zinc.
A. Rencana Terapi A :
Terapi di rumah untuk mencegah
dehidrasi dan malnutrisi Anak-anak tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan
tambahan cairan dan garam untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit
akibat diare. Jika ini tidak diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi.
Ibu harus diajarkan cara untuk mencegah dehidrasi di rumah dengan memberikan
anak lebih banyak cairan daripada biasanya, bagaimana mencegah kekurangan gizi
dengan terus memberi makan anak, dan mengapa tindakan-tindakan ini penting.
Mereka harus juga tahu apa tanda-tanda menunjukkan bahwa anak harus dibawa ke
petugas kesehatan.
Langkah-langkah tersebut
dirangkum dalam empat aturan Rencana Terapi A.
·
Aturan 1 : Memberikan anak lebih banyak cairan
daripada biasanya, untuk mencegah dehidrasi Cairan yang diberikan adalah
cairan yang mengandung garam (oralit), dapat juga diberikan air bersih yang
matang.
Komposisi larutan oralit baru :
ü Natrium klorida 2,6
gram/liter
ü Glukosa 13,5
gram/liter
ü Kalium klorida 1,5
gram/liter
ü Trisodium sitrat 2,9
gram/liter
Komposisi larutan oralit lama :
ü Natrium klorida 3,5
gram/liter
ü Glukosa 20 gram/liter
ü Kalium klorida 1,5
gram/liter
ü Trisodium sitrat 2,55
gram/liter
Menurunkan osmolaritas dengan
mengurangi konsentrasi glukosa dan garam (NaCl) dimaksudkan untuk menghindari
hipertonisitas cairan selama absorpsi cairan oralit.
Cairan yang mengandung garam,
seperti oralit, minuman asin (seperti minuman youghert), atau sayuran dan sup
ayam dengan garam. Ajari ibu untuk memasukan garam (kurang lebih 3g/L) pada
minuman yang tidak bergaram (seperti air matang, air teh, jus buah-buahan yang
tidak diberi gula) atau sup selama diare. Larutan oralit yang dapat dibuat
dirumah mengandung 3g/L garam dapur (1 sendok teh penuh garam) dan 18g/L dari
gula dapur (sukrosa) sangat efektif namun tidak dianjurkan karena seringkali
lupa resepnya.
Minuman yang tidak boleh
diberikan ialah minuman bersoda, teh manis, jus buah-buahan yang manis. Minuman
tersebut dapat menyebabkan diare osmotik dan hipernatremia.
Sedangkan kopi tidak boleh
diberikan karena bersifat diuretik.
Umur (tahun)
|
Jumlah cairan yang
harus diberikan
|
<>
|
50-100 ml
|
2-10
|
100-200 ml
|
>10
|
>200 ml atau
sebanyak yang di mau
|
·
Aturan 2 : Berikan tambahan zinc (10 - 20 mg) untuk
anak, setiap hari selama 10 -14 hari
Zinc dapat diberikan sebagai
sirup atau tablet, dimana formulasinya tersedia dan terjangkau. Dengan
memberikan zinc segera setelah mulai diare, durasi dan tingkat keparahan
episode serta risiko dehidrasi akan berkurang. Dengan pemberian zinc selama 10
sampai 14 hari, zinc yang hilang selama diare diganti sepenuhnya dan risiko
anak memiliki episode baru diare dalam 2 sampai 3 bulan ke depan dapat berkurang.
Pada pedoman penatalaksanaan diare sebelumnya tidak ada anjuran untuk
memberikan zinc, namun pada pedoman penatalaksanaan diare WHO 2005 ada anjuran
seperti ini.
·
Aturan 3 : yaitu berikan anak makanan untuk mencegah kurang
gizi
Diet bayi yang biasanya harus
dilanjutkan selama diare dan ditingkatkan setelahnya. Makanan tidak boleh
ditahan dan makanan anak yang biasa tidak boleh diencerkan. pemberian ASI harus
dilanjutkan. Tujuannya adalah untuk memberikan makanan yang kaya nutrisipada
anak. Sebagian besar anak-anak dengan diare cair mendapatkan kembali nafsu
makan mereka setelah dehidrasi diperbaiki, sedangkan orang-orang dengan diare
berdarah seringkali nafsu makan tetap buruk sampai penyakitnya sembuh.
Anak-anak ini harus didorong untuk mau makan secara normal sesegera mungkin.
Ketika makanan diberikan, gizi
yang cukup biasanya diserap untuk mendukung pertumbuhan dan pertambahan berat
badan. Makan juga mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan
untuk mencerna dan menyerap berbagai nutrisi. Sebaliknya, pada anak-anak yang
dibatasi makannya dan makanan yang diencerkan dapat menurunkan berat badan,
menyebabkan diare lebih lama dan lebih lambat memulihkan fungsi usus.
Secara umum, makanan yang sesuai
untuk anak dengan diare adalah sama dengan yang diperlukan oleh anak-anak yang
sehat.
· Aturan 4 : Bawa anak ke petugas
kesehatan jika ada tanda-tanda dehidrasi atau masalah lainnya Ibu harus membawa
anaknya ke petugas kesehatan jika anak:
a. Buang air besar cair
sering terjadi
b. Muntah berulang-ulang
c. Sangat haus
d. Makan atau minum
sedikit
e. Demam
f.
Tinja Berdarah
g. Anak tidak membaik
dalam tiga hari.
Pedoman diare yang sebelumnya
hanya mempunyai 3 aturan saja. Namun WHO 2005 menambahkan pemberian zinc pada
rencana terapi A ini.
B. Rencana Terapi B: Terapi rehidrasi oral untuk
anak-anak dengan dehidrasi ringan-sedang
Jika berat badan anak diketahui
maka hal ini harus digunakan untuk menentukan jumlah larutan yang tepat. Jumlah
larutan ditentukan dari berat badan (Kg) dikalikan 75 ml. Jika berat badan anak
tidak diketahui maka penentuan jumlah cairan ditentukan berdasarkan usia anak.
Seperti yang terlihat pada tabel
Jumlah Cairan yang
Harus diberikan dalam 4 jam pertama
|
||||||
Usiaa
|
<>
|
4 – 11 bulan
|
12-23 bulan
|
2-4 tahun
|
5-14 tahun
|
>15 tahun
|
Berat badan
|
<>
|
5 - 7.9 kg
|
8 – 10.9 kg
|
11 – 15.9 kg
|
16 – 29.9 kg
|
>30 kg
|
Jumlah (ml)
|
200-400
|
400-600
|
600-800
|
800-1200
|
1200-2200
|
2200-4000
|
Digunakan apabila tidak
diketahui berat badan pasien
Tabel Pedoman Pengobatan Dehidrasi
Pada Anak dan Dewasa
Dehidrasi Sedang :
• Jika pasien menginginkan lebih
banyak oralit, maka dapat diberikan.
• Dorong ibu untuk terus
menyusui anaknya.
• Untuk bayi di bawah 6 bulan
yang tidak menyusui, jika menggunakan larutan oralit WHO yang lama yang
mengandung 90 mmol / L natrium, juga memberi 100-200ml air bersih selama
periode ini. Namun, jika menggunakan larutan oralit osmolaritas rendah yang
baru mengandung 75mmol / L natrium, hal ini tidak perlu menambah air bersih.
Edema
(bengkak) kelopak mata adalah tanda dari over-hidrasi. Jika hal ini terjadi,
hentikan penggunaan oralit, tapi dapat diberi ASI atau air putih, dan makanan.
Jangan beri diuretik. Bila edema telah hilang, lanjutkan pemberian oralit atau
cairan rumah sesuai dengan Rencana Terapi A.
Keluarga harus diajarkan cara
memberikan larutan oralit. Larutan dapat diberikan pada anak-anak menggunakan
sendok atau cangkir. Botol minum tidak boleh digunakan. Untuk bayi dapat digunakan
pipet atau syringe.
Untuk anak <>
- Jika tanda-tanda dehidrasi parah telah muncul, terapi
intravena (IV) harus dimulai sesuai Rencana Terapi C.
- Jika anak masih memiliki tanda-tanda yang menunjukkan
dehidrasi beberapa, teruskan terapi rehidrasi oral dengan mengulangi Rencana
Terapi B. Pada saat yang sama dimulai pemberian makanan, susu dan cairan lain,
seperti yang dijelaskan dalam Rencana Terapi A, dan terus menilai kembali anak.
- Jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, harus dipertimbangkan
rehidrasi telah lengkap. Bila rehidrasi adalah lengkap:
- Turgor kulit normal
- Tidak haus
- Urin
- Anak menjadi tenang, tidak lagi mudah marah dan seringkali
tertidur.
Ajarkan ibu cara untuk merawat
anaknya di rumah dengan larutan oralit dan makanan seperti pada Rencana Terapi
A.
Dengan larutan oralit yang
sebelumnya, tanda dehidrasi dapat menetap atau muncul kembali selama pemberian
oralit pada 5% anak-anak. Namun dengan larutan oralit osmolaritas rendah yang
baru, diperkirakan kegagalan pengobatan sebelumnya dapat berkurang menjadi 3%,
atau kurang.
Penyebab kegagalan tersering
ialah:
·
Intake larutan oralit yang kurang (lebih dari 15-20
ml/kg/jam), seperti yang terjadi pada beberapa anak-anak dengan kolera
·
Tidak cukup asupan larutan oralit karena kelelahan atau
kelesuan
·
Sering terjadi muntah-muntah yang parah.
Anak-anak tersebut harus
diberikan larutan oralit dengan selang nasogastric (NG) atau larutan Ringer
laktat intravena (IV) (75 ml/kg/4jam), biasanya dilakukan di rumah sakit. Mulailah
untuk memberikan tambahan zinc, seperti dalam Rencana terapi A, segera setelah
anak dapat makan setelah 4 jam pertama periode rehidrasi. Kecuali untuk ASI,
makanan tidak boleh diberikan selama empat jam pertama periode rehidrasi.
Namun, anak-anak yang terus dalam Rencana Terapi B lebih dari empat jam harus
diberikan makanan setiap 3-4 jam seperti yang dijelaskan dalam Rencana terapi
A. Semua anak yang lebih tua dari 6 bulan harus diberikan makanan sebelum
pulang. Ini membantu untuk menekankan kepada para ibu pentingnya terus makan
selama diare.
Perbedaan dari rencana terapi B
antara WHO tahun 2005 dan Depkes RI 1999 ialah adanya penambahan zinc pada
terapi diare menurut WHO 2005 dan adanya perbedaan untuk menentukan jumlah
cairan rehidrasi yang ditentukan berdasarkan usia.
C.
Rencana Terapi C :
untuk Pasien dengan Dehidrasi Berat
Pengobatan bagi anak-anak dengan
dehidrasi berat adalah rehidrasi intravena cepat, mengikuti Rencana Terapi C.
Jika mungkin, anak harus dirawat di rumah sakit. Anak-anak yang masih dapat
minum, walaupun buruk, harus diberikan
oralit secara peroral sampai infus berjalan. Selain itu, ketika anak dapat
minum tanpa kesulitan, semua anak harus mulai menerima larutan oralit (sekitar
5 ml/kg/jam), yang biasanya dalam waktu 3-4 jam (untuk bayi) atau 1-2 jam
(untuk pasien yang lebih tua). Ini memberikan tambahan dasar dan potasium, yang
mungkin tidak dapat secara memadai disediakan oleh cairan infus. Mulai diberi
cairan i.v segera. Bila pasien dapat minum berikan oralit sampai cairan i.v
dimulai. Berikan 100 ml/Kg cairan Ringer Laktat (atau cairan normal salin bila
ringer laktat tidak tersedia)
Diulangi lagi bila denyut nadi
masih lemah atau tidak teraba. Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam .Bila
rehidrasi belum tercapai pencepat tetesan intravena. Setelah 6 jam (bayi) atau
3 jam (anak) nilai lagi penderita mengunakan Tabel Pernilaian. Kemudian pilihlah
rencana terapi yang sesuai (A,B atau C ) untuk melanjutkan terapi.
Pasien harus dinilai ulang
setiap 15-30 menit sampai denyut a. radialis teraba kuat. Setelah itu, pasien
harus dinilai ulang setidaknya setiap 1 (satu) jam untuk memastikan bahwa
hidrasi membaik. Jika tidak, maka infus harus diberikan lebih cepat.
Lihat dan rasakan untuk semua
tanda-tanda dehidrasi:
o Jika tanda-tanda
dehidrasi berat masih ada, ulangi infus cairan IV seperti yang diuraikan dalam
Rencana terapi C.
o Jika anak membaik
(dapat minum), tetapi masih menunjukkan tanda-tanda dari dehidrasi sedang,
hentikan infus IV dan berikan larutan oralit selama empat jam, sebagaimana ditetapkan
dalam Rencana terapi B.
o Jika tidak ada
tanda-tanda dehidrasi, ikuti Rencana terapi A.
Ingatlah
bahwa anak membutuhkan terapi dengan larutan oralit sampai diare berhenti. Jika terapi IV tidak
tersedia di dekatnya, petugas kesehatan yang telah dilatih dapat memberikan
larutan oralit menggunakan selang Naso Gastrik, dengan kecepatan 20 ml/kg BB
/jam selama 6 (enam) jam (total 120 ml/kg BB). Jika perut menjadi bengkak,
larutan oralit harus diberikan perlahan-lahan sampai menjadi kurang buncit. (1)
Jika tidak bisa menggunakan selang NGT namun anak dapat minum, larutan oralit
harus diberikan melalui mulut dengan kecepatan 20 ml/kg BB/jam selama 6 (enam)
jam (total 120 ml / kg berat badan). Jika terlalu cepat, anak dapat muntah
berulang. Jika terjadi hal ini, maka memberikan larutan oralit secara lebih lambat
sampai muntah mereda.
Anak-anak menerima terapi NGT
atau per oral harus dinilai ulang paling sedikit setiap jam. Jika tanda-tanda
dehidrasi tidak membaik setelah tiga jam, anak harus segera dibawa ke fasilitas
terdekat di mana terapi IV tersedia. Jika rehidrasi maju memuaskan,
anak harus dinilai ulang setelah enam jam dan keputusan pada perawatan lebih
lanjut dibuat seperti yang dijelaskan di atas untuk terapi IV yang diberikan. Jika
tidak ada fasilitas NGT dan tidak dapat dilakukan secara peroral, anak harus
segera dibawa ke fasilitas terdekat di mana terapi IV atau NGT tersedia. Pada
rencana terapi C tidak ada perbedaan antara WHO 2005 dengan pedoman
penatalaksanaan diare di Indonesia saat ini.
3.
KLASIFIKASI
DIARE
Menurut
Depkes RI (2000) diare menurut jenisnya dibagi :
a. Diare Akut
Diare
akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau dua
minggu.Akibatnya
adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi adalah penyebab
utama
kematian pada penderita diare.
b. Diare Disentri
Diare
disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya.Akibat
diare
disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan
kemungkinan
terjadinya komplikasi pada mukosa.
Disenteri
adalah diare yang disertai darah. Sebagian besar episode disebabkan oleh
Shigella dan hampir semuanya memerlukan pengobatan antibiotik.
Diagnosis : Tanda
untuk diagnosis disenteri adalah BAB cair, sering dan disertai dengan darah
yang dapat dilihat dengan jelas.
Di
rumah sakit diharuskan pemeriksaan feses untuk mengidentifikasi trofozoit amuba
dan Giardia.
Shigellosis
menimbulkan tanda radang akut meliputi:
·
Nyeri
perut
·
Demam
·
Kejang
·
Letargis
·
Prolaps
rektum
Di
samping itu sebagai diare akut bisa juga menimbulkan dehidrasi, gangguan
percernaan dan kekurangan zat gizi.
Pikirkan
juga kemungkinan invaginasi dengan gejala dan tanda: dominan lendir dan darah,
kesakitan dan gelisah, massa intra-abdominal dan muntah.
c. Diare Persisten
Diare
persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau dua
minggu
dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah
penurunan
berat badan dan gangguan metabolisme.
Jika
terdapat dehidrasi sedang atau berat, diare persisten diklasifikasikan sebagai
“berat”. Jadi diare persisten adalah bagian dari diare kronik yang disebabkan
oleh berbagai penyebab.
Panduan
berikut ditujukan untuk anak dengan diare persisten yang tidak menderita gizi
buruk. Anak yang menderita gizi buruk dengan diare persisten, memerlukan
perawatan di rumah sakit dan penanganan khusus.
Pada
daerah yang mempunyai angka prevalensi HIV tinggi, curigai anak menderita HIV
jika terdapat tanda klinis lain atau faktor risiko. Lakukan pemeriksaan
mikroskopis tinja untuk melihat adanya isospora.
ü
Diare
Persisten Berat
Diagnosis : Bayi atau anak dengan diare yang berlangsung selama ≥ 14 hari,
dengan tanda dehidrasi menderita diare persisten berat sehingga memerlukan
perawatan di rumah sakit.
ü Diare
Persisten Tidak Berat
Anak
ini tidak memerlukan perawatan di rumah sakit tetapi memerlukan pemberian makan
khusus dan cairan tambahan di rumah.
Diagnosis : Anak dengan diare yang telah
berlangsung selama 14 hari atau lebih yang tidak menunjukkan tanda dehidrasi
dan tidak menderita gizi buruk.
d. Diare dengan masalah lain
Anak yang
menderita diare (diare akut atau diare persisten) mungkin
juga
disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya.
Bentuk
klinis diare
DIAGNOSIS
|
DIDASARKAN PADA KEADAAN
|
Diare cair akut
|
·
Diare
lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari
·
Tidak
mengandung darah
|
Kolera
|
·
Diare
air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat menimbulkan dehidrasi
berat, atau
·
Diare
dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera, atau
·
Diare
dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholerae O1 atau O139
|
Disenteri
|
·
Diare
berdarah (terlihat atau dilaporkan)
|
Diare
persisten
|
·
Diare
berlangsung selama 14 hari atau lebih
|
Diare
dengan gizi buruk
|
·
Diare
jenis apapun yang disertai tanda gizi buruk
|
Diare
terkait antibiotik (antibiotic associated diarrhea)
|
·
Mendapat
pengobatan antibiotik oral spektrum luas
|
Invaginasi
|
·
Dominan
darah dan lendir dalam tinja
·
Massa
intra abdominal (abdominal mass)
·
Tangisan
keras dan kepucatan pada bayi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar