Author : Yunita Dewi
Seorang anak perempuan usia 11 tahun diantar
ke sekolah dasar di dekat rumahnya oleh ibunya. Si ibu bertemu dengan ibu lain
yang juga sama-sama mengantar anak laki-lakinya sekolah dan sebaya dengan
anaknya. Ibu tersebut heran melihat pertumbuhan anaknya lebih tinggi dan lebih
besar daripada anak itu. Padahal usia anaknya sebaya dengan anak itu dan
sama-sama duduk di kelas 5. Padahal dulu anak laki-laki dan perempuan terlihat
sama besarnya di kelas 1.
Diskusikan kasus diatas dengan langkah seven jumps
Pertambahan berat semata tidak sinonim dengan
pertumbuhan, karena pertambahan berat dapat terjadi akibat retensi H2O atau
penyimpanan lemak tanpa pertumbuhan jaringan yang sebenarnya. Pertumbuhan
membutuhkan sintesis netto protein dan mencangkup pemanjangan tulang-tulang
panjang serta peningkatan ukuran dan jumlah sel di jaringan lunak.
Pertumbuhan bergantung pada hormon pertumbuhan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu :
1. Faktor
genetik
Faktor genetik menentukan kapasitas maksimal
pertumbuhan seseorang. Selanjutnya, pencapaian potensi pertumbuhan penuh
bergantung pada banyak faktor yang lain.
2. Diet yang
memadai
Protein total dan asam amino esensial yang
memadai melaksanakan sintesis protein yang dibutuhkan untuk tumbuh. Sekitar 70%
dari pertumbuhan total otak berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan.
Seseorang tidak dapat melebihi pertumbuhan maksimal yang telah ditentukan
secara genetis dengan mengonsumsi diet melebihi yang dibutuhkan. Kelebihan
asupan makanan akan menyebabkan obesitas bukan pertumbuhan.
3. Bebas dari
penyakit kronik dan kondisi lingkungan penuh stres
Hambatan pertumbuhan karena kondisi-kondisi yang
kurang menguntungkan ini sebagian besar disebabkan oleh sekresi kortisol dari
korteks adrenal yang dipicu oleh stres berkepanjangan. Kortisol memiliki
beberapa efek anti-pertumbuhan yang kuat, salah satunya yaitu menghambat
sekresi growth hormone(GH).
4. Kadar
normal hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
Selain GH yang mutlak dibutuhkan, hormon lain termasuk hormon tiroid,
insulin, dan hormon seks berperan sekunder dalam mendorong pertumbuhan.
Laju pertumbuhan tidaklah
kontinyu, demikian juga faktor-faktor
yang mendorong pertumbuhan tidaklah sama selama periode pertumbuhan.
·
Pertumbuhan janin terutama
didorong oleh hormon-hormon tertentu dari plasenta, sebagai contoh hormon
plasenta human chorionic somatomammotropin(hCS) diperkirakan berperan
menyebabkan penurunan pemakaian glukosa oleh ibu dan mobilisasi asam lemak
bebas dari simpanan lemak ibu. Perubahan-perubahan metabolik pada ibu yang
dipicu oleh hCS menyebabkan glukosa dan asam lemak tersedia lebih banyak untuk
dialihkan ke janin. Juga, jika ibu tidak mengosumsi cukup Ca2+ maka hormon
plasenta lainnya yang serupa dengan hormon paratiroid, parathyroid
hormone-related peptide (PTHrp) memobilisasi Ca2+ dari tulang ibu untuk
menjamin kalsifikasi tulang-tulang janin. GH tidak berperan dalam perkembangan
janin. Setelah lahir, GH dan faktor hormon nonplasenta lain mulai berperan
penting dalam mengatur pertumbuhan. Faktor genetik dan nutrisi juga berpengaruh
besar pada periode pertumbuhan ini.
·
Lonjakan pertumbuhan pasca lahir selama 2 tahun pertama
kehidupan dan lonjakan pertumbuhan pubertas selama remaja. Dari 2 tahun sampai pubertas, laju pertumbuhan linier secara
progresif menurun, meskipun anak tetap tumbuh. Sebelum pubertas tidak banyak
perbedaan tinggi atau berat antara ke 2 jenis kelamin. Sekresi Gh meningkat
selama pubertas dan karenanya mungkin berperan dalam akselerasi pertumbuhan.
Selain itu, androgen (hormon seks pria) yang sekresinya meningkat drastis saat
pubertas juga berperan menyebabkan lonjakan pertumbuhan masa pubertas dengan
mendorong sintesis protein dan pertumbuhan tulang. Androgen poten dari testis
pria, testosteron, sangat penting dalam mendorong peningkatan tajam tinggi
badan pada anak laki-laki. Testosteron dan estrogen akhirnya bekerja pada
tulang untuk menghentikan pertumbuhannya lebih lanjut sehingga tinggi dewasa
penuh tercapai pada akhir masa remaja.
Efek GH Dalam Mendorong Pertumbuhan Jaringan Lunak
Saat jaringan peka
terhadap efek pendorong pertumbuhannya, GH merangsang jaringan lunak dan
tulang. GH mendorong pertumbuhan jaringan lunak dengan :
1.
Meningkatkan
jumlah sel (hiperplasia)
2.
Meningkatkan
ukuran sel ( hipertrofi)
GH meningkatkan jumlah sel dengan mencegah
apoptosis (kematian sel terpogram). GH meningkatkan ukuran sel dengan mendorong
sintesis protein, komponen struktural utama sel. GH merangsang hampir semua
aspek sintesis protein dan secara bersamaan menghambat penguraian protein.
Hormon ini mendorong penyerapan asam amino oleh sel sehingga menurunkan kadar
asam amino darah. Selain itu, GH merangsang perangkat sel yang bertanggung
jawab melaksanakan sintesis protein sesuai kode genetik sel.
Pertumbuhan tulang
Pertumbuhan tulang panjang yang menyebabkan
penambahan tinggi adalah efek GH yang paling dramatik. Tulang bertambah tebal
dan bertambah panjang melalui mekanisme berbeda, keduanya dirangsang oleh
hormon pertumbuhan. Hormon ini merangsang aktivitas osteoblas dan proliferasi
tulang rawan epifisis sehingga terbentuk ruang untuk pembentukan tulang lebih
banyak. GH dapat mendorong pemanjangan tulang panjang selama lempeng epifisis
tetap berupa tulang rawan (terbuka). Pada akhir masa remaja di bawah pengaruh
hormon seks lempeng ini mengalami penulangan sempurna (menutup), sehingga
tulang tidak lagi dapat memanjang meskipun terdapat GH. Karena itu, setelah
lempeng tertutup, yang bersangkutan tidak lagi bertambah tinggi.
Hormone pertumbuhan menimbulkan sebagian dari
efek merangsang pertumbuhannya secara tidak langsung dengan merangsang
somatomedin
GH tidak bekerja secara langsung untuk
menimbulkan efek merangsang pertumbuhan (peningkatan pembelahan sel,
peningkatan sintesis protein, dan pertumbuhan tulang). Efek-efek ini umumnya
secara langsung ditimbulkan oleh mediator-mediator peptide yang dikenal sebagai
somatomedin. Peptide-peptida ini juga disebut sebagai insulin-like growth
factor (IGF) karena secara structural dan fungsional mirip dengan insulin.
Selain bekerja sama, GH dan IGF-I bekerja sendiri-sendiri untuk mendorong
pertumbuhan.
IGF-I
Sintesis
IGF-I dirangsang oleh GH dan memerantarai banyak dari efek hormone ini dalam
mendorong pertumbuhan. Sumber utama IGF-I dalam darah adalah hati, yang
mengeluarkan produk peptide ini ke dalam darah sebagai respon terhadap
stimulasi GH.
Produksi
IGF dikontrol oleh sejumlah factor di luar GH, termasuk status gizi, usia, dan
factor spesifik jaringan sebagai berikut :
·
Produksi IGF-I bergantung pada nutrisi yang memadai. Asupan makanan yang
kurang memadai mengurangi produksi IGF-I. Akibatnya, perubahan kadar IGF-I
tidak selalu bersesuaian dengan perubahan sekresi GH.
·
Factor terkait usia mempengaruhi produksi IGF-I. Peningkatan drastic kadar IGF-I dalam darah menyertai
peningkatan moderat GH pada pubertas yang mugkin, tentu saja, mendorong
lonjakan pertumbuhan masa pubertas.
·
Berbagai factor stimulatorik spesifik jaringan dapat meningkatkan
produksi IGF-I di jaringan tertentu.
Sekresi hormon pertumbuhan diatur oleh hormon hipofisiotropik
Dua hormon
regulatorik dari hipotalamus yang bekerja berlawanan berperan dalam kontrol
sekresi hormon pertumbuhan :
1.
Growth
hormone-releasing hormone (GHRH) yang bersifat merangsang
2.
Growth hormone-inhibiting
hormone (GHIH atau somatostatin) yang bersifat menghambat
Setiap faktor yang meningkatkan sekresi GH
secara teoritis dapat melakukannya dengan merangsang pelepasan GHRH atau
menghambat pelepasan GHIH. Seperti sumbu hipothalamus-hipofisis anterior
lainnya, sekresi GH diatur oleh lengkung umpan balik negatif. GH dan
somatomedin menghambat sekresi GH oleh hipofisis, mungkin dengan merangsang
pelepasan GHIH dari hipothalamus. Somatomedin juga dapat secara langsung
mempengaruhi hipofisis anterior untuk menghambat efek GHRH pada pelepasan GH.
Faktor yang mempengaruhi sekresi GH
Sepanjang hari kadar GH cukup rendah dan cukup
konstan. Namun, sekitar satu jam setelah tidur lelap dimulai, sekresi GH
melonjak hingga 5 kali nilai siang hari kemudian turun cepat dalam beberapa jam
berikutnya.
Peningkatan asam amino darah setelah diet
tinggi protein juga meningkatkan sekresi GH. Selanjutnya GH mendorong pemakaian
asam-asam amino ini untuk membentuk protein. GH juga dirangsang oleh penurunan
asam lemak darah. Karena GH memobilisasi lemak maka regulasi semacam ini
membantu mempertahankan kadar asam lemak darah cukup konstan.
Hormon lain di luar hormon pertumbuhan yang penting untuk
pertumbuhan normal
1.
Hormon tiroid
Penting bagi pertumbuhan tapi tidak langsung
bertanggung jawab mendorong pertumbuhan. Efek GH baru bermanifestasi secara
penuh jika terdapat hormon tiroid dalam jumlah memadai. Akibatnya, pertumbuhan
anak dengan hipersekresi hormon tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan yang
berlebihan.
2.
Insulin
Insulin adalah promotor pertumbuhan yang
penting. Defisiensi insulin sering menghambat pertumbuhan dan
hiperinsulinisme sering memicu pertumbuhan berlebihan. Karena insulin mendorong sintesis protein maka
efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan.
3.
Androgen
Dipercaya berperan penting dalam lonjakan pertumbuhan pada masa
pubertas, secara kuat merangsang sintesis protein di banyak organ. Androgen
merangsang pertumbuhan linier, meningkatkan berat dan menambah massa otot. Efek
androgen dalam mendorong pertumbuhan bergantung pada keberadaan GH. Androgen
hampir sama sekali tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika tidak terdapat GH.
Beberapa factor ikut berperan menyebabkan adanya
perbedaan tinggi antara pria dan wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar