Skenario
1 Tutorial Blok 4
Tentang Demam
Author : Didit dan Velly
Seorang
peziarah (haji) laki-laki berumur 68
tahun mengikuti thawaf ditengah
hari. Saat diputaran ke enam dari ritual, dia merasa gelisah dan kemudian terjatuh (pingsan). Teman-temannya menolongnya
dan langsung membawanya ke tepi. Ketika tubuhnya disentuh, rasanya panas. Petugas haji menyadarkannya
dengan cara memercikkan air zam-zam.
(Author : Didit dan Velly) Sebelum
thawaf dia hanya meminum sedikit air
karena ia merasa takut ingin kencing
ketika thawaf.
I.
Clarifying
Unfamiliar Terms :
v Hajj/Haji : suatu ritual yang dilakukan oleh umat muslim
(islam) diseluruh dunia dengan berkumpul di baitullah pada sekitar bulan
syawal.
v Thawaf : suatu ritual dalam ibadah haji umat islam dengan
cara memutari ka’bah sebanyak 7kali dengan tujuan member salam kepada
kiblatullah.
v Terjatuh
(pingsan)/fall : suatu kondisi
kehilangan kesadaran
yang mendadak, dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen
ke otak.
v Terasa
panas/hot : kalau dalam proses
inflamasi dikenal dengan istilah kalor (panas), tapi karena suhu panas disini
bukan akibat dari inflamasi berarti yang dimaksud panas disini ialah
meningkatnya suhu tubuh lebih dari suhu normal, mungkin karena pengaruh
lingkungan atau bahkan mungkin ada factor internal.
v Air zam-zam
: air yang diperoleh dari sumur
zam-zam yang menurut kepercayaan umat islam memiliki berbagai macam khasiat.
II.
Problem Definition
:
1.
Mengapa peziarah
(haji) tersebut merasa gelisah dan
kemudian pingsan?
2.
Mengapa tubuh
peziarah (haji) tersebut terasa panas?
3.
Apa tujuan petugas haji memercikkan air zam-zam ke laki-laki
tersebut?
4.
Apakah lingkungan mempengaruhi si laki-laki
tersebut hingga pingsan?
5.
Jelaskan mekanisme tentang demam!
6. Jelaskan mekanisme
tentang dehidrasi!
7.
Faktor-faktor
penyebab dehidrasi!
8.
Faktor-faktor
penyebab demam!
9.
Pengertian hipertermia dan hubungannya
dengan demam!
10. Hubungan
dehidrasi dengan demam!
11. Apa hubungannya
sedikit minum dengan pingsan!
III.
Intermezzo
1)
Pengertian dan mekanisme demam!
Demam atau dalam bahasa medis
disebut dengan febris merupakan
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut
melebihi dari suhu tubuh normal. Suhu normal tubuh
manusia berkisar antara 36.5-37.2 ˚C. Suhu subnormal yaitu <36.5 ˚C, Hipotermia merupakan suhu <35 ˚C. Demam terjadi jika suhu >37.2 ˚C. Hiperpireksia merupakan suhu ≥41.2 ˚C.
Terdapat
perbedaan pengukuran suhu di oral, aksila, dan rectal sekitar 0.5 ˚C; suhu
rectal > suhu oral > suhu aksila.
Bila diukur
pada rektal >38°C (100,4°F),
diukur pada oral >37,8°C, dan
bila diukur melalui aksila
>37,2°C (99°F). (Schmitt, 1984). Sedangkan menurut NAPN (National
Association of Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3
bulan suhu rektal melebihi 38° C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila
dan oral lebih dari 38,3° C. (Author :
Didit dan Velly)
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang
berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk
mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan
ransangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih
dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah
melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik
tersebut sejauh ini belum diketahui. (Sherwood, 2001).
2)
Mekanisme Demam
Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah “mesin
khusus” pengatur suhu yang terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian pre optik anterior (pre = sebelum,
anterior= depan) Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari deinsephalon yang
merupakan bagian dari otak depan kita (prosencephalon).
Hipotalamus dapat dikatakan sebagai
mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena disana terdapat reseptor
(penangkap, perantara) yang sangat peka terhadap suhu yang lebih dikenal dengan
nama termoreseptor (termo = suhu). Dengan adanya termorespetor ini, suhu tubuh
dapat senatiasa berada dalam batas normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh.
Suhu inti tubuh merupakan pencerminan dari kandungan panas yang ada di dalam
tubuh kita. Kandungan panas didapatkan dari pemasukan panas yang berasal dari
proses metabolisme makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada umumnya suhu inti berada
dalam batas 36,5-37,5°C.
Dalam berbagai aktivitas sehari-hari, tubuh
kita juga akan mengelurakan panas misalnya saat berolahraga. Bilamana terjadi
pengeluraan panas yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya, atau
sebaliknya maka termostat tubuh itu akan segera bekerja guna menyeimbangkan
suhu tubuh inti. (Author :
Didit dan Velly)
Bila pemasukan panas lebih besar daripada
pengeluarannya, maka termostat ini akan memerintahkan tubuh kita untuk
melepaskan panas tubuh yang berlebih ke lingkungan luar tubuh salah satunya
dengan mekanisme berkeringat.
Dan bila pengeluaran panas melebihi pemasukan
panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara
memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan
panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.
Contohnya, seperti saat kita berada di
lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki
kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat.
Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas.
Hal diatas tersebut merupakan proses
fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita
mengalamiperubahan suhu.
Lain halnya bila tubuh mengalami proses
patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan
sakit lebih dikarenakan oleh “zat toksis (racun)” yang masuk kedalam tubuh.
Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya
proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri
sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan
yang mengancam keadaan fisiologis tubuh.
Proses peradangan diawali dengan masuknya
“racun” kedalam tubuh kita. Contoh “racun”yang paling mudah adalah
mikroorganisme penyebab sakit.
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh
umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen
eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan
mencegahnya yakni dengan memerintahkan “tentara pertahanan tubuh” antara lain
berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). (Author : Didit dan Velly)
Dengan adanya proses fagositosit ini,
tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan “senjata” berupa zat kimia yang
dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi
sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang
sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu
substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya
bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat
yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2).
Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim
siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi
kerja dari termostat hipotalamus.
Sebagai kompensasinya, hipotalamus
selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal).
Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa
suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/
menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh
yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang
“setting” hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah
yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan
menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh
bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)
Dengan memahami mekanisme sederhana dari
proses terjadinya demam diatas, maka salah satu tindakan pengobatan yang sering
kita lakukan adalah mengompres kepala dan meminum obat penurun panas misal yang
sangat familiar adalah parasetamol. (Author :
Didit dan Velly)
3)
Pengertian dan mekanisme dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, terdiri dari :
a)
Dehidrasi hipertonik
yaitu : hilangnya air lebih banyak dari natrium.Dehidrasi hipertonik ditandai
dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter)dan peningkatan
osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
b)
Dehidrasi isotonik
yaitu : hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.Dehidrasi isotonik
ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) danosmolalitas
efektif serum (270-285 mosmol/liter).
c)
Dehidrasi hipotonik
yaitu : hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik
ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135mmol/liter) dan
osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).
Kekurangan cairan atau dehidrasi
terjadi jika cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yangmasuk. Tentu,
mekanisme tubuh manusia yang sangat dinamis menjaga manusia untuk
terhindar dari kekurangan banyak cairan.Ketika keseimbangan cairan dalam
tubuh mulai terganggu, misalnya rasa haus akan muncul.Tubuh lalu menghasilkan
hormon anti-diuretik (ADH) untuk mereduksi produksi kencing diginjal. Tujuannya
menjaga agar cairan yang keluar tidak banyak. Nah, air yang kita minumumumnya cukup
untuk mengganti cairan yang hilang saat beraktivitas normal seperti
bernapas, berkeringat, buang air kecil, atau buang air besar.
Ketika keseimbangan cairan dalam tubuh mulai
terganggu, misalnya rasa haus akan muncul.Tubuh lalu menghasilkan hormon anti-diuretik
(ADH) untuk mereduksi produksi kencing diginjal. Tujuannya menjaga agar cairan
yang keluar tidak banyak. Nah, air yang kita minumumumnya cukup untuk mengganti
cairan yang hilang saat beraktivitas normal seperti bernapas, berkeringat,
buang air kecil, atau buang air besar.
Saat
dehidrasi, tubuh
tidak hanya kehilangan air, tapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa.
Tak heran tubuh akan langsung merespons dehidrasi awal (kehilangan sekitar
2 persen cairan tubuh). Mulanya adalah rasa
haus yang teramat sangat. Mulut dan
lidah kering, air liur pun berkurang. Produksi kencing pun menurun.
Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3-4
persen dari berat badan, terjadi penurunangangguan performa tubuh. Suhu tubuh menjadi panas dan naik,
biasanya diikuti meriang. Tubuh menjadi sangat tidak nyaman. Nafsu makan
hilang, kulit kering dan memerah, dan muncul rasa mual. (Author :
Didit dan Velly)
Ketika
cairan yang hilang mencapai 5 persen-6 persen dari berat badan, frekuensi nadi
meningkat, denyut jantung menjadi cepat. Frekuensi pernapasan juga makin
tinggi, napas jadi memburu. Yang terjadi selanjutnya adalah penurunan
konsentrasi, sakit kepala, mual, dan rasa mengantuk yang teramat sangat.
Kehilangan cairan tubuh 10 persen-15 persen
dapat menyebabkan otot menjadi kaku, kulitkeriput, gangguan penglihatan,
gangguan buang air kecil, dan gangguan kesadaran. Dan apabila mencapai lebih
dari 15 persen akan mengakibatkan kegagalan multi-organ dan mengakibatkan
kematian.
Mekanismenya
hampir sama dengan mekanisme haus!
4)
Pengertian Hipertemia
Hipertermi/hipertermia adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami atau beresiko untuk mengalami kanaikan suhu tubuh terus menerus lebih
tinggi dari 37,8˚C per oral atau 38,8˚C per rectal karena faktor eksternal.
Atau suatu keadaan dimana suhu tubuh sangat tinggi (mencapai sekitar 40˚C yang
disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu tubuh .
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan
hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit)
atau dipengarhuioleh panas eksternal (lingkungan) atau internal
(metabolik)Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat
dengan ciritemperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan
kering serta abnormalitassistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma
yang disebabkan oleh pajanan panaslingkungan (sengatan panas klasik) atau
kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalupanas juga berbahaya bagi
bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengansumber panas, dalam
ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.
Author : Didit dan Velly
Referensi :
ü
Guyton
AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC; 2008
ü
Fauci,
et al. Harrison’s Principles of Internal medicine. United States of
America : The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008
ü
Marieb
EN, Hoehn K. Human Anatomy & Physiology. United States of America :
Pearson Education. Inc; 2007
ü
Sherwood
L. Human physiology 7th ed. Canada : Brooks/Cole Cengage Learning;
2007.
ü
Texbook.
ü
Power
point dosen
ü
Modul
FKIK Blok4
ü
MISC
FPD 2009/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar