Senin, 06 Februari 2012

Tutorial Blok 4 Sk.1 Demam (Hipertermia)

Skenario 1 Tutorial Blok 4
Tentang Demam
Author : Didit dan Velly
Seorang peziarah (haji) laki-laki berumur 68 tahun mengikuti thawaf ditengah hari. Saat diputaran ke enam dari ritual, dia merasa gelisah dan kemudian terjatuh (pingsan). Teman-temannya menolongnya dan langsung membawanya ke tepi. Ketika tubuhnya disentuh, rasanya panas. Petugas haji menyadarkannya dengan cara memercikkan air zam-zam. (Author : Didit dan Velly) Sebelum thawaf dia hanya meminum sedikit air karena ia merasa takut ingin kencing ketika thawaf.

        I.            Clarifying Unfamiliar Terms :
v  Hajj/Haji : suatu ritual yang dilakukan oleh umat muslim (islam) diseluruh dunia dengan berkumpul di baitullah pada sekitar bulan syawal.
v  Thawaf : suatu ritual dalam ibadah haji umat islam dengan cara memutari ka’bah sebanyak 7kali dengan tujuan member salam kepada kiblatullah.
v  Terjatuh (pingsan)/fall : suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak, dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
v  Terasa panas/hot : kalau dalam proses inflamasi dikenal dengan istilah kalor (panas), tapi karena suhu panas disini bukan akibat dari inflamasi berarti yang dimaksud panas disini ialah meningkatnya suhu tubuh lebih dari suhu normal, mungkin karena pengaruh lingkungan atau bahkan mungkin ada factor internal.
v  Air zam-zam : air yang diperoleh dari sumur zam-zam yang menurut kepercayaan umat islam memiliki berbagai macam khasiat.

      II.            Problem Definition :
1.      Mengapa peziarah (haji) tersebut merasa gelisah dan kemudian pingsan?
2.      Mengapa tubuh peziarah (haji) tersebut terasa panas?
3.      Apa tujuan petugas haji memercikkan air zam-zam ke laki-laki tersebut?
4.      Apakah lingkungan mempengaruhi si laki-laki tersebut hingga pingsan?
5.      Jelaskan mekanisme tentang demam!
6.      Jelaskan mekanisme tentang dehidrasi!
7.      Faktor-faktor penyebab dehidrasi!
8.      Faktor-faktor penyebab demam!
9.      Pengertian hipertermia dan hubungannya dengan demam!
10.  Hubungan dehidrasi dengan demam!
11.  Apa hubungannya sedikit minum dengan pingsan!

    III.            Intermezzo
1)      Pengertian dan mekanisme demam!
Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi dari suhu tubuh normal. Suhu normal tubuh manusia berkisar antara 36.5-37.2 ˚C. Suhu subnormal yaitu <36.5 ˚C, Hipotermia merupakan suhu <35 ˚C. Demam terjadi jika suhu >37.2 ˚C. Hiperpireksia merupakan suhu ≥41.2 ˚C.
Terdapat perbedaan pengukuran suhu di oral, aksila, dan rectal sekitar 0.5 ˚C; suhu rectal > suhu oral > suhu aksila.
Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F). (Schmitt, 1984). Sedangkan menurut NAPN (National Association of Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38° C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3° C. (Author : Didit dan Velly)
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan ransangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh  secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh.  Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini belum diketahui. (Sherwood, 2001).
2)      Mekanisme Demam
Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah “mesin khusus” pengatur suhu yang terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian pre optik anterior (pre = sebelum, anterior= depan) Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari deinsephalon yang merupakan bagian dari otak depan kita (prosencephalon).
Hipotalamus dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena disana terdapat reseptor (penangkap, perantara) yang sangat peka terhadap suhu yang lebih dikenal dengan nama termoreseptor (termo = suhu). Dengan adanya termorespetor ini, suhu tubuh dapat senatiasa berada dalam batas normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh merupakan pencerminan dari kandungan panas yang ada di dalam tubuh kita. Kandungan panas didapatkan dari pemasukan panas yang berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada umumnya suhu inti berada dalam batas 36,5-37,5°C.
Dalam berbagai aktivitas sehari-hari, tubuh kita juga akan mengelurakan panas misalnya saat berolahraga. Bilamana terjadi pengeluraan panas yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya, atau sebaliknya maka termostat tubuh itu akan segera bekerja guna menyeimbangkan suhu tubuh inti. (Author : Didit dan Velly)
Bila pemasukan panas lebih besar daripada pengeluarannya, maka termostat ini akan memerintahkan tubuh kita untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke lingkungan luar tubuh salah satunya dengan mekanisme berkeringat.
Dan bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.
Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas.
Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu.
Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh “zat toksis (racun)” yang masuk kedalam tubuh.
Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh.
Proses peradangan diawali dengan masuknya “racun” kedalam tubuh kita. Contoh “racun”yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan “tentara pertahanan tubuh” antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). (Author : Didit dan Velly)
Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan “senjata” berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus.
Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang “setting” hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)
Dengan memahami mekanisme sederhana dari proses terjadinya demam diatas, maka salah satu tindakan pengobatan yang sering kita lakukan adalah mengompres kepala dan meminum obat penurun panas misal yang sangat familiar adalah parasetamol. (Author : Didit dan Velly)
3)      Pengertian dan mekanisme dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, terdiri dari :
a)      Dehidrasi hipertonik yaitu : hilangnya air lebih banyak dari natrium.Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter)dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
b)      Dehidrasi isotonik yaitu : hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) danosmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
c)      Dehidrasi hipotonik yaitu : hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).
Kekurangan cairan atau dehidrasi terjadi jika cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yangmasuk. Tentu, mekanisme tubuh manusia yang sangat dinamis menjaga manusia untuk terhindar dari kekurangan banyak cairan.Ketika keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu, misalnya rasa haus akan muncul.Tubuh lalu menghasilkan hormon anti-diuretik (ADH) untuk mereduksi produksi kencing diginjal. Tujuannya menjaga agar cairan yang keluar tidak banyak. Nah, air yang kita minumumumnya cukup untuk mengganti cairan yang hilang saat beraktivitas normal seperti bernapas, berkeringat, buang air kecil, atau buang air besar.
Ketika keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu, misalnya rasa haus akan muncul.Tubuh lalu menghasilkan hormon anti-diuretik (ADH) untuk mereduksi produksi kencing diginjal. Tujuannya menjaga agar cairan yang keluar tidak banyak. Nah, air yang kita minumumumnya cukup untuk mengganti cairan yang hilang saat beraktivitas normal seperti bernapas, berkeringat, buang air kecil, atau buang air besar.
Saat dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air, tapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa. Tak heran tubuh akan langsung merespons dehidrasi awal (kehilangan sekitar 2 persen cairan tubuh). Mulanya adalah rasa haus yang teramat sangat. Mulut dan lidah kering, air liur pun berkurang. Produksi kencing pun menurun.
Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3-4 persen dari berat badan, terjadi penurunangangguan performa tubuh. Suhu tubuh menjadi panas dan naik, biasanya diikuti meriang. Tubuh menjadi sangat tidak nyaman. Nafsu makan hilang, kulit kering dan memerah, dan muncul rasa mual. (Author : Didit dan Velly)
Ketika cairan yang hilang mencapai 5 persen-6 persen dari berat badan, frekuensi nadi meningkat, denyut jantung menjadi cepat. Frekuensi pernapasan juga makin tinggi, napas jadi memburu. Yang terjadi selanjutnya adalah penurunan konsentrasi, sakit kepala, mual, dan rasa mengantuk yang teramat sangat.
Kehilangan cairan tubuh 10 persen-15 persen dapat menyebabkan otot menjadi kaku, kulitkeriput, gangguan penglihatan, gangguan buang air kecil, dan gangguan kesadaran. Dan apabila mencapai lebih dari 15 persen akan mengakibatkan kegagalan multi-organ dan mengakibatkan kematian.
Mekanismenya hampir sama dengan mekanisme haus!
4)      Pengertian Hipertemia
Hipertermi/hipertermia adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko untuk mengalami kanaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,8˚C per oral atau 38,8˚C per rectal karena faktor eksternal. Atau suatu keadaan dimana suhu tubuh sangat tinggi (mencapai sekitar 40˚C yang disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh .
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhuioleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik)Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan ciritemperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitassistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panaslingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalupanas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengansumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.
Author : Didit dan Velly

Referensi :
ü  Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC; 2008
ü  Fauci, et al. Harrison’s Principles of Internal medicine. United States of America : The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008
ü  Marieb EN, Hoehn K. Human Anatomy & Physiology. United States of America : Pearson Education. Inc; 2007
ü  Sherwood L. Human physiology 7th ed. Canada : Brooks/Cole Cengage Learning; 2007.
ü  Texbook.
ü  Power point dosen
ü  Modul FKIK Blok4
ü  MISC FPD 2009/2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar