Haloha teman-teman...:)) ,,nh ada yang baru dengan anti remed..jeng..jeng.., tentang isk,,,tapi sayangnya nh katanya mau di ganti skenarionya.ehm mudah2an gk jauh2 dari isk penyebab dari genitalia ..cekidot..^0^
A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di
dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/
mikroorganisme lain (Waspadji, S,1998: 264).
Infeksi saluran kemih adalah adanya mikro organisme patogenik dalam traktus
urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala.(Brunner &
Suddarth.2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran
kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme.
(Corwin, E.J,2001: 480)
Infeksi saluran kemih dapat timbul pada bagian saluran kemih atas
(pyelonefritis), atau pada bagian bawah (cystitis,urethritis).
Diagnosis
Banding
DIAGNOSA BANDING
Yang penting
adalah membedakan antara pielonefritis dan sistitis. Ingat akan pielonefritis
apabila didapatkan infeksi dengan hipertensi, disertai gejala-gejala umum,
adanya faktor predisposisi, fungsi konsentrasi ginjal menurun, respons terhadap
antibiotik kurang baik.
ISK bagian bawah
|
Pyelonefritis akut
|
|
Nyeri
abdominal
|
+
|
+
|
Polakisuria
|
+
|
+
|
Disuria
|
+
|
+
|
Demam
derajat rendah
|
+
|
+
|
Nyeri
tekan suprapubik
|
+
|
+
|
Pembengkakan
suprapubik
|
+
|
+
|
Piuria
|
+
|
+
|
Hematuria
|
+
|
+
|
Nitrit (+)
|
+
|
+
|
Nyeri
costovertebral
|
-
|
+
|
Diagnosis kerja: infeksi saluran kemih bagian
bawah.
INFEKSI AKUT SALURAN KEMIH BAGIAN
BAWAH ( SISTITIS AKUT).
Sistitis akut adalah radang pada selaput mukosa kandung kemih yang timbulnya
mendadak, biasanya ringan dan sembuh spontan (self-limited disease) atau berat
disertai penyulit infeksi saluran kemih atas (pielonefritis akut).
Sistitis akut termasuk infeksi saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated
type). Sebaiknya sistItis akut yang sering kambuh termasuk ISK tipe berkomplikasi
(complicated type); memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaannya.
Etiologi
Mikro-organisme terbanyak sebagai penyebab ISK adalah Escherichia coli
sebanyak 50-90%, lalu berturut-turut disusul Klebsiella atau Enterobacter,
Proteus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Enterococci,
Candida albicans dan Staphylococcus aureus. ( L. Barth Ruller )Adapun jenis virus yang dapat menyebabkan ISK adalah Adenivirus (diduga sebagai penyebab infeksi kandung kemih)
Lebih dari 90% episode bacterial
cystitis akut disebabkan oleh E. coli. Staphylococcus saprophyticus, yang
merupakan coagulase-negative staphylococcus, adalah penyebab cystitis kedua
pada wanita muda. Patogen lain adalah bakteri enteric, contohnya Klebsiella,
Proteus, dan Enterobacter. Organisme ini sering resisten terhadap banyak
antoibiotik.
Penyebab
cystitis lain, khususnya yang dikateterisasi, diabetes atau yang imunosupresi
adalah Pseudomonas aeruginosa, dan jamur seperti Candida dan Torulopsis
glabrata.
Gram-negative
bacteria
Gram-positive bacteria
- E- coli
(80%)
- Enterococcus sp
- Klebsiella peumoniae
- S. aureus
- Proteus
mirabilis
- S. epidermidis
- Enterobacter
aerogens
- S. coagulase negative
- Pseudomonas aeruginose
- Serratia Sp
- Salmonella
Mycobacteria
denovirus
type 11 & 12
Candida
albican
Apa saja gejala ISK?
Tidak semua orang yang mengalami ISK merasakan
gejala, namun sebagian besar merasakan beberapa gejala. Beberapa gejala ISK
diantaranya perasaan ingin berkemih yang sering (beser) dan rasa nyeri atau
rasa terbakar di daerah kandung kemih dan uretra selama berkemih. Air seni
kadang-kadang tampak berwarna keputihan atau keruh, bahwa kemerahan bila
terdapat darah. Biasanya, ISK tidak menyebabkan demam bila terjadi hanya di
kandung kemih dan uretra. Adanya demam menunjukkan bahwa infeksi mungkin sudah
mengenai ginjal. Gejala lain infeksi yang mengenai ginjal diantaranya nyeri di
pinggang, mual, atau muntah. Pada seorang berusia lanjut, kadang-kadang tidak
ada gejala spesifik yang terjadi bila mereka mengalami ISK. Perubahan mental
atau kesadaran yang terganggu sering merupakan satu-satunya gejala ISK pada
usia lanjut.
Epidemiologi
- Neonatal laki-laki lebih sering terkena ISK daripada perempuan dan lebih sering ISK yang terinfeksi oleh bakteri E. coli.
- Wanita mempunyai insiden ISK yang lebih tinggi karena uretra yang pendek, kebersihan perineal yang buruk dan sering menahan kencing.
- Insiden pada anak-anak sebelum sekolah sekitar 2% dan 10 kali lebih sering pada perempuan.
- Sekitar 5% perempuan yang masih sekolah menderita ISK. Jarang pada laki-laki.
- Wanita dewasa : pria dewasa = 30:1
- 40 % dari semua wanita pernah sekurang-kurangnya 1 kali menderita ISK. Lenih dari 20% wanita muda dengan cystitis akut menderita ISK berulang. Insiden meningkat seiring bertambahnya usia dan kegiatan seksual.
- Wanita postmenopausal mempunyai resiko lebih besar terinfeksi karena prolaps uterine atau kandung kemih, kehilangan estrogen yang menyebabkan perubahan pada flora vagina, hilangnya lactobacilli dalam flora vagina sehingga adanya kolonisasi periuretra dengan gram negative (E. coli) dan adanya factor resiko diabetes.
Faktor Resiko
- Abnormalitas dari saluran kemih yang merusak atau memperlambat aliran urin yang memudahkan bakteri tumbuh di kandung kemih. Seperti adanya batu kemih dan pembesaran kelenjar prostate.
- Pernah dikateterisasi pada kandung kemih.
- Penderita diabetes.
- Pasien imunosupresi.
- Hubungan sexual
- Pasien dengan kandung kemih neurogenic atau divertikulum
- Wanita postmenopause dengan prolaps kandung kemih
- Wanita hamil (4-10%)
- Wanita yang memakai kontrasepsi spermicide atau diafragma
Manifestasi Klinis
Gejala klinis ISK dapat bervariasi dan tumpang tindih.
ISK bawah:
- Nyeri atau rasa terbakar pada
saat kencing
- Sering kencing
- Tidak dapat menahan kencing
- Rasa susah kencing
- Nyeri perut bagian bawah
- Demam
ISK atas:
- Demam
- Muntah
- Nyeri kosto-vertebral yaitu
nyeri di belakang atau samping sekitar pinggang
Gejala Klinis Pada Anak
- Anak < 3 tahun : demam,
muntah, gelisah
- Anak > 3 tahun : demam,
nyeri perut, muntah, hilang nafsu makan, sering kencing, nyeri pada saat
kencing.
Manifstasi klinis ISK bergantung pada umur penderita & lokalisasi infeksi
di dalam saluran kemih.
- Pada nenonatus : pertumbuhan terhambat, muntah, mudah terangsang, tidak mau makan, temperatur tidak stabil, perut gembung, ikterus, dll.
- Pada usia 1 bulan - < 1 tahun : demam, mudah terangsang, kelihatan sakit, nafsu makan berkurang, muntah, diare, perut gembung, ikterus.
- Pada anak prasekolah & anak sekolah, gejala ISK umunya terlokalisasi pada saluran kemih : disuria, polakisuria & urgency.
Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam
slauran kemih dapat melalui :
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat
infeksi tersebut.
- Hematogen
- Linfogen
- Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistiskopi
Dua jalur utama
terjadinya ISK adalah hematogen dan asending, tetapi dari kedua cara ini
asendinglah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi
pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang sementara
mendapat pengobatan imunosupresif. Infeksi asending dapat terjadi mulai dari
kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina, masuknya mikroorganisme dalam
kandung kemih, multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung
kemih kemudian naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
Pada kebanyakan
kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.infeksi
ini sebagai sistisis, dapat terbatas di kandung kemih saja/dapat merambat ke
atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau
melalui darah/getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung
kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada
sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi
aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan penimbunan cairan,
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat menyebabkan atrofi
hebat pada parenkim ginjal/hidronefrosis. Di samping itu obstruksi yang terjadi
di bawah kandung kemih sering disertai refluks vesiko ureter dan infeksi pada
ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan parut ginjal dan uretra, batu
saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher
kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.
Patogenesis
Infeksi Saluran
Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.
Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi
terdekat, hematogen, limfogen.
Ada dua jalur
utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.
1.
Secara
ascending yaitu:
-
Masuknya
mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: faktor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden
terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi
fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik,
pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
-
Naiknya
bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
2.
Secara
hematogen yaitu:
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah
sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang
mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran
hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi
kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Pemeriksaan penunjang
1. Urinalisis
- Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar
(LPB) sediment air kemih
- Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
- Mikroskopis
- Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin
dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
- Tes diagnosa
untuk menentukan bakteriuria yaitu:
1.
Tes
sedimentasi, mendeteksi secara mikroskopis adanya kuman dan lekosit di endapan
urin. Tes positif perlu dipastikan dengan dip-slide test.
2.
Tes nitrit (
Nephur R ), menggunakan strip mengandung nitrat yang dicelupkan di urin. Semua
gram negatif dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit.
3.
Dip- slide
test, menggunakan persemaian kuman di kaca objek yang sesuai inkubasi
ditentukan jumlah koloninya secara mikroskopis.
4.
Pembiakan
lengkap, dilakukan sesudah terjadinya residitif 1-2 kali, terlebih pada ISK
anak-anak dan pria.
5.
Tes ABC (
antibody coated bacteria ) adalah cara imunologi guna menentukan Isk yang
letaknya lebih tinggi. Tubuli secara lokal membentuk antibodi terhadap kuman
yang bereaksi dengan antigen yang berada di dinding kuman.
- Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) :
Uretritia akut akibat organisme menular
secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes
simplek).
- Tes- tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP),
msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal
atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi
ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.
ISK berulang pada wanita
Wanita yang
sudah mengalami tiga kali ISK umumnya akan mengalami ISK kembali. Empat dari 5
wanita mengalami ISK berulang setelah 18 bulan ISK. Seorang wanita yang telah
mengalami lebih dari tiga kali ISK sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk
mendapatkan beberapa alternatif pilihan pengobatan seperti dibawah ini :
- Mengkonsumsi antibiotik dosis rendah setiap hari selama 6 bulan.
- Mengkonsumsi antibiotik dosis tunggal setelah melakukan hubungan seks
- Mengkonsumsi antibiotik selama 1-2 hari ketika timbul gejala ISK
Berikut ini
adalah beberapa tips untuk mencegah terjadinya ISK :
- Minumlah air dalam jumlah cukup setiap hari
- Jangan menahan buang air kecil ketika anda merasa sangat ingin buang air ekcil
- Basuhlah/keringkan daerah vagina anda dari arah depan ke arah belakang setelah anda buang air kecil untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina atau ureter
- Gunakanlah air mengalir, hindari air dari dalam bak untuk membersihkan vagina
- Bersihkanlah daerah vagina sebelum anda melakukan hubungan sex
- Hindari menggunakan spray pembersih vagina karena dapat membuat iritasi ureter
Infeksi selama Keamilan
Wanita hamil
berisiko untuk menderita ISK. Beberapa penelitian melaporkan
sekitar 2-4% wanita hamil menderita ISK. Menurut para ahli, adanya perubahan
hormonal dan perubahan posisi saluran kemih selama kehamilan membuat bakteri
lebih mudah untuk masuk ke ureter dan ginjal. Oleh karena itu, wanita hamil dianjurkan
untuk memeriksakan urin secara periodik selama kehamilan.
Dampak ISK
pada Ibu Hamil
Banyak dari kita yang belum benar-benar mengetahui infeksi saluan kemih
(ISK). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada
saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran .
Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya
urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal
dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK.
Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga
disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK adalah rasa sakit
pada saat ingin buang air kecil.
Selain juga munculnya perasaan ingin buang air kecil, tetapi yang jumlah
yang keluar hanya sedikit (anyang-anyangan). Penderita juga merasa nyeri di
pinggang atau perut bagian bawah posisi tepatnya di atas tulang kemaluan, dan
terkadang disertai rasa mual.
Yang jelas tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan
gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan
yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta
kelainan lain.
1.
Lebih Berbahaya
Infeksi saluran kemih yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya. Karena
tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti organ kelaminnya
terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu
dan biasanya malah menjadi kronis.
ISK terbagi dalam dua jenis yaitu, ISK bagian atas dan bawah. ISK bagian
bawah dinamakan sistitis. Jika menyerang bagian atas, kuman menyebar lewat
saluran kencing, ginjal, dan bahkan seluruh tubuh.
Perempuan memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena infeksi saluran
air kemih karena memiliki uretra (bagian bawah dari saluran kemih) yang lebih
pendek dibandingkan laki-laki.
Banyak cara bagi perempuan untuk terhindar dari infeksi saluran kemih.
Salah satunya, cebok atau membasuh kelamin setelah berkemih dengan cara yang
benar. Karena ketidaktahuan, banyak perempuan yang cebok dari belakang ke
depan.
Padahal, cara itu sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran
kencing. Bagi perempuan yang sudah berkeluarga, jangan biasakan menahan kecil
saat berhubungan seksual.
Pada uretra yang penuh, jika uretranya pendek, terkena gesekan saat
berhubungan seks menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke salurang
kencing dan mengakibatkan infeksi.
Selain itu, hindari hubungan seksual dengan orang yang punya penyakit
kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal itu bisa menyebabkan infeksi pada
uretra dan menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah.
2.
Dapat Memicu Keguguran
Infeksi saluran kemih saat hamil, bisa menyebabkan infeksi ginjal, yang
pada akhirnya dapat berakibat pada keguguran atau kelahiran prematur. Tidak
hanya itu saja, infeksi saluran kemih yang berat dapat menyebabkan infeksi yang
meluas (sitemik) tentunya keadaan ini dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Infeksi saluran kemih akut juga sering mempengaruhi infeksi pada dinding
rongga amnion (ketuban), sehingga menyebabkan ketuban pecah dini, dan berakibat
meningkatkan risiko infeksi pada janin.
Namun untungnya, asimptomatik bakteriuria pada kandung kemih atau saluran
kemih ini, biasanya dapat ditemukan segera sebelum ginjal orang yang
bersangkutan terinfeksi. Jika dokter segera menangani infeksi saluran kemih ini
sejak dini dan ditangani sampai tuntas, hal ini tidak akan mengganggu kehamilan
maupun janin.
Pengobatan dan penatalaksanaan
A. Pengobatan secara umum
Terhadap panas, muntah, dehidrasi dan lain lain. Disamping ISK anak juga dianjurkan untuk banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing Pengobatan simptomatik terhadap keluhan sakit kencing dapat diberikan fenazopiridin (pyridium) 7-10 mg/kgBB/hari. Di samping itu perlu juga mencari dan mengurangi atau menghilangkan faktor predisosisi seperti obstipasi, alergi, investasi cacing dan memperhatikan kebersihan perineum meskipun usaha usaha ini kadang kadang tidak selalu berhasil (2)
A. Pengobatan secara umum
Terhadap panas, muntah, dehidrasi dan lain lain. Disamping ISK anak juga dianjurkan untuk banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing Pengobatan simptomatik terhadap keluhan sakit kencing dapat diberikan fenazopiridin (pyridium) 7-10 mg/kgBB/hari. Di samping itu perlu juga mencari dan mengurangi atau menghilangkan faktor predisosisi seperti obstipasi, alergi, investasi cacing dan memperhatikan kebersihan perineum meskipun usaha usaha ini kadang kadang tidak selalu berhasil (2)
B pengobatan
khusus
Penanggulangan ISK ditujukan terhadap 3 hal, yaitu :
1. Pengobatan terhadap infeksi akut
2. Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang
3. Menditeksi dan melakukan koreksi bedah terhadap kelainan anatomis, kongenital maupun yang didapat pada traktus urinarius
Penanggulangan ISK ditujukan terhadap 3 hal, yaitu :
1. Pengobatan terhadap infeksi akut
2. Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang
3. Menditeksi dan melakukan koreksi bedah terhadap kelainan anatomis, kongenital maupun yang didapat pada traktus urinarius
1.
Pengobatan infeksi akut
Pengobatan yang segera dan adequat pada fase akut dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan timbulnya peilonefritis kronis. Pada keadaan berat atau panas tinggi dan keadaan umum yang lemah, pengobatan segera dilakukan tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Pada infeksi akut yang simpel (uncomplicated infection) diberikan antibiotik / kemoterapi oral. Obat yang sering dipakai sebagai pilihan utama (primary drug) ialah ampisilin, kotrimoksasol, sulfisoksasol, asam nalidiksat dan nitrofurantoin. Sebagai pilihan kedua (secondary drug) dapat dipakai obat golongan aminoglikosid (gentamisin, sisomisin, amikasin dan lain lain), sefaleksin, doksisiklin dan sebagainya. Pengobatan diberikan selama 7 -14 hari (2)
Pengobatan yang segera dan adequat pada fase akut dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan timbulnya peilonefritis kronis. Pada keadaan berat atau panas tinggi dan keadaan umum yang lemah, pengobatan segera dilakukan tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Pada infeksi akut yang simpel (uncomplicated infection) diberikan antibiotik / kemoterapi oral. Obat yang sering dipakai sebagai pilihan utama (primary drug) ialah ampisilin, kotrimoksasol, sulfisoksasol, asam nalidiksat dan nitrofurantoin. Sebagai pilihan kedua (secondary drug) dapat dipakai obat golongan aminoglikosid (gentamisin, sisomisin, amikasin dan lain lain), sefaleksin, doksisiklin dan sebagainya. Pengobatan diberikan selama 7 -14 hari (2)
2. Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang
Dalam pengamatan selanjutnya 30-50% penderita akan mengalami infeksi berulang dan sekitar 50% di antaranya tanpa gejala. Oleh karena itu perlu dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan pada fase akut. Bila relaps atau reinfeksi terjadi lebih dari 2 kali, maka pengobatan dilanjutkan dengan pengobatan profilaksis dengan obat antisepsis urin yaitu nitrofurantoin, kotrimoksasol, sefaleksin atau nalidic acid. Pada umumnya diberikan seperempat dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 6 bulan.
Bila infeksi traktus urinarius disertai dengan kelainan anatomis (disebut ISK kompleks atau complicated urinary infection) maka hasil pengobatan biasanya kurang memuaskan. Pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan dilakukan dengan terapi profilaksis selama 6 bulan dan bila perlu sampai 2 tahun
Dalam pengamatan selanjutnya 30-50% penderita akan mengalami infeksi berulang dan sekitar 50% di antaranya tanpa gejala. Oleh karena itu perlu dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan pada fase akut. Bila relaps atau reinfeksi terjadi lebih dari 2 kali, maka pengobatan dilanjutkan dengan pengobatan profilaksis dengan obat antisepsis urin yaitu nitrofurantoin, kotrimoksasol, sefaleksin atau nalidic acid. Pada umumnya diberikan seperempat dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 6 bulan.
Bila infeksi traktus urinarius disertai dengan kelainan anatomis (disebut ISK kompleks atau complicated urinary infection) maka hasil pengobatan biasanya kurang memuaskan. Pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan dilakukan dengan terapi profilaksis selama 6 bulan dan bila perlu sampai 2 tahun
3. Koreksi
pembedahan
Bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, maka perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari derajat stadiumnya. Refluk stadium I sampai III biasanya akan menghilang dengan pengobatan terhadap infeksinya. Pada stadium IV perli dilakukan koreksi bedah yaitu dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih (uretreroneosistostomi). Pada keadaan keadaan tertentu misalnya pada pionefrosis atau pielonferitis atrofik kronis, tindakan nefrektomi kadang perlu dilakukan
Bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, maka perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari derajat stadiumnya. Refluk stadium I sampai III biasanya akan menghilang dengan pengobatan terhadap infeksinya. Pada stadium IV perli dilakukan koreksi bedah yaitu dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih (uretreroneosistostomi). Pada keadaan keadaan tertentu misalnya pada pionefrosis atau pielonferitis atrofik kronis, tindakan nefrektomi kadang perlu dilakukan
Pelaksanaan Medis
a.
Antimikroba berdasarkan pola kuman yang ada;
bila hasil tes resistensi kuman sudah ada, pemberian antimikroba di sesuaikan.
Tabel 1. Antimikroba pada ISK
bawah tak berkomplikasi
Antimikroba
|
Dosis
|
Lama Terapi
|
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Trimetoprim
Siprofloksasin
Levofloksasin
Sefiksim
Sefpodoksim
proksetil
Nitrofurantoin
makrokristal
Nitrofurantoin
monohidrat
makrokristal
Amoksisilin/Klavulanat
|
2 x
160/800 mg
2 x 100 mg
2 x
100-250 mg
2 x 250 mg
1 x 400 mg
2 x 100 mg
4 x 50 mg
2 x 100 mg
2 x 500 mg
|
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
7 hari
7 hari
7 hari
|
Tabel 2.
Obat Parental pada ISK atas akut berkomplikasi
Antimikroba
|
Dosis
|
Interval
|
Sefepim
Siprofloksasin
Levofloksasin
Ofloksasin
Gentamisin
(+ ampisilin)
Ampisilin
(+ gentamisin)
Tikarsilin-klavulanat
Piperasilin-tazobaktam
Imipenem-silastatin
|
1 gram
400 gram
500 gram
400 gram
3-5
mg/kgBB
1 mg/kgBB
1-2 gram
3,2 gram
3,375 gram
250-500 mg
|
12 jam
12 jam
24 jam
12 jam
24 jam
8 jam
6 jam
8 jam
2-8 jam
6-8 jam
|
Pelaksanaan Keperawatan
a. Banyak minum bila fungsi ginjal masih baik
b. Menjaga
higiene genitalia eksterna
H. Intervensi
1.
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor
jika suhu diatas 38,50 C.
Catat karakteristik urine.
Catat karakteristik urine.
2.
Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika
tidak ada kontra indikasi.
Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.
Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.
3.
Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
secara komplit setiap kali kemih.
4.
Berikan perawatan perineal, pertahankan agar
tetap bersih dan kering.
Prognosis
ISK nonklompikata dan belum disertai
komplikasi prognosis baik. ISK komplikata atau yang sering kambuh akan
berlanjut menjadi gagal ginjal kronik kemudian hari.
Komplikasi
Pada gadis kecil sering terjadi
penyulit pielonefritis akut, karena insiden refluk vesiko-ureter meninggi pada
usia muda. Pada orang dewasa relatif jarang ditemukan refluk vesiko-ureter.
Mungkin juga terjadi batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih,
sepsis, infeksi kuman yang multisistem, dan gangguan fungsi ginjal . Komplikasi
lain yang mungkin terjadi setelah terjadi ISK
yang terjadi jangka panjang adalah terjadinya renal scar yang berhubungan erat
dengan terjadinya hipertensi dan gagal ginjal kronik.
Kompetensi Dokter Umum: 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.
Daftar Pustaka
Dorland, W. A. Newman.. 2002. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29.
Jakarta: EGC.
Purnomo,
B Basuki. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: CV. Sagung
Seto.
Alatas,
Husein, dkk. 2002. Buku Ajar Nefrologi Anak Edisi 2. jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Staf Pengajar
FK UI. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara,
Jakarta, Indonesia.
Sukandar,
Enday. 2006. Nefrologi Klik Edisi III. Bandung: Pusat informasi Ilmiah
Fak. Kedokteran UNPAD.
Price, Sylvia A dan larraine M
Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar