Blok 8
Case 3
oleh Sadar Santoso
Parents of an-11-month-old girl request an appoinment to discuss her
growth. they are concerned because she is smaller than 1-year old cousin. she
was last seen in the office at age 9 months, at which time she was at 25th
percentile for both weight and lenght. measurenments today show that weight is
now at the 5th percentile and lenght is at 25th percentile.
Nilai persentil:
Ukuran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai posisi
individu dalam sebaran populasi rujukan
Normal bila antara persentil
5 dan 95
Kurang bila kurang persentil
5
Lebih bila lebih persentil 9
Problem :
1.
Identifikasikan
masalah pertumbuhan dengan menekankan pada aspek berat panjang dan lingkar
kepala.
Masalah
pertumbuhan bisa di identifikasi dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal
dengan Antropometri. Dan inilah yang di nilai :
a.
Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status
gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.
Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang
sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih angka yang
mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur
anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan,
1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur
adalah dalam bulan penuh, artinya
sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b.
Berat
Badan
Berat badan
merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk
cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan
yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau
melakukan penilaian dengam melihat perubahan
berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena
hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur,
tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari
waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c.
Tinggi
Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari
keadaan kurus kering dan kecil pendek.
Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan
berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan
dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau
juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut
Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan
indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi.
Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi,
1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih
jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan
keadaan gizi kurang bila
dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut
standar WHO bila prevalensi kurus/wasting
< -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi
yang sangat serius dan berhubungan langsung
dengan angka kesakitan.
Tabel
1 Penilaian Status Gizi berdasarkan
Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS
No
|
Indeks yang dipakai
|
Batas Pengelompokan
|
Sebutan Status Gizi
|
1
|
BB/U
|
< -3 SD
|
Gizi buruk
|
- 3 s/d <-2 SD
|
Gizi kurang
|
||
- 2 s/d +2 SD
|
Gizi baik
|
||
> +2 SD
|
Gizi lebih
|
||
2
|
TB/U
|
< -3 SD
|
Sangat Pendek
|
- 3 s/d <-2 SD
|
Pendek
|
||
- 2 s/d +2 SD
|
Normal
|
||
> +2 SD
|
Tinggi
|
||
3
|
BB/TB
|
< -3 SD
|
Sangat Kurus
|
- 3 s/d <-2 SD
|
Kurus
|
||
- 2 s/d +2 SD
|
Normal
|
||
> +2 SD
|
Gemuk
|
Sumber : Depkes RI 2004.
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi
yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score =
z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya
relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan
dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished)
lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median
baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
Tabel 2. Interpretasi Status Gizi
Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
No
|
Indeks yang
digunakan
|
Interpretasi
|
||
BB/U
|
TB/U
|
BB/TB
|
||
1
|
Rendah
|
Rendah
|
Normal
|
Normal, dulu kurang gizi
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang kurang ++
|
|
Rendah
|
Normal
|
Rendah
|
Sekarang kurang +
|
|
2
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang kurang
|
|
Normal
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sekarang lebih, dulu kurang
|
|
3
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Normal
|
Tinggi, normal
|
Tinggi
|
Rendah
|
Tinggi
|
Obese
|
|
Tinggi
|
Normal
|
Tinggi
|
Sekarang lebih, belum obese
|
|
Keterangan :
untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Tinggi :
> + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
|
Sumber : Depkes RI 2004.
Pengukuran
Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS)
dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku
Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
|
Status gizi
berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti
diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti
yang terlihat pada tabel 2.
Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat
dicontohkan sebagai berikut
Diketahui BB= 60 kg TB=145 cm
Umur : karena umur
dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun
maka disini dicontohkan anak
laki-laki usia 15 tahun
Table
weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age
|
Standard Deviations
|
|||||||
Yr
|
mth
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
15
|
0
|
31.6
|
39.9
|
48.3
|
56.7
|
69.2
|
81.6
|
94.1
|
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status,
Genewa 1985
|
Table
weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from
WHO-NCHS
Stature
|
Standard Deviations
|
|||||||
cm
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
|
145
|
0
|
24.8
|
28.8
|
32.8
|
36.9
|
43.0
|
49.2
|
55.4
|
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status,
Genewa 1985
|
||||||||
Table
stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Stature
|
Standard Deviations
|
|||||||
Yr mth
|
-3sd
|
-2sd
|
-1sd
|
Median
|
+1sd
|
+2sd
|
+3sd
|
|
15
|
0
|
144.8
|
152.9
|
160.9
|
169.0
|
177.1
|
185.1
|
193.2
|
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status,
Genewa 1985
|
||||||||
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3
= + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1
= - 3.0 SD
= status gizi
pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
d.
Lingkar
Kepala
LK
mencerminkan isi dari kepala. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak.
Pertumbuhan lingkar kepala yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama
kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan.
Sedangkan pada umur setahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. Oleh karena
itu, manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bulan pertama sampai umur 2 tahun
karena saat2 itu pertumbuhan otak yang pesat.
(untuk
tabel ukuran LK dan grafiknya berdasarkan umur dapat di liat di buku “tumbuh
kembang anak EGC halaman 40)
2.
mengidentifikasi
bayi atau anak kecil dengan perawakan pendek dan daftar kondisi yang harus
dipertimbangkan dalam evaluasi
Perawakan
pendek mengacu pada seseorang yang jauh di bawah rata-rata tinggi orang
pada usia yang sama dan jenis kelamin.
Perawakan pendek merupakan suatu keadaan
yang dapat mengakibatkan seorang anak menjadi kurang percaya diri. Hal ini dapat
terjadi karena berkurangnya banyak kesempatan akibat tubuhnya yang pendek.
Perawakan pendek bukan merupakan suatu diagnosis klinis.
Perawakan pendek merupakan suatu
keadaan dimana tinggi badan seseorang dibawah ukuran normal sesuai umur, jenis
kelamin dan mudah diketahui dengan segera. Dikatakan seseorang berperawakan
pendek bila tinggi badan seseorang dibawah 2 standar deviasi (SD) dari
rata-rata populasi atau dibawah persentil 3 kurva pertumbuhan.
Pertumbuhan merupakan suatu
indikator sensitif kesehatan anak, status nutrisi dan latar belakang
ginetiknya. Penyimpangan dari pertumbuhan rata-rata tinggi badan dan berat
badan dapat menunjukan adanya masalah kesehatan. Proses tumbuh kembang termasuk
pertumbuhan, merupakan proses utama dan merupakan sesuatu yang terpenting pada
anak tersebut. Gangguan, hambatan, maupun penyimpangan sangat merugikan anak.
Anak terkadang tidak percaya diri karena memiliki tumbuh pendek.
Keadaan apa
saja yang dapat menyebabkan anak menjadi pendek?
Secara umum penyebab perawakan
pendek adalah familial (turunan) / CDGP (41%), pertumbuhan janin terganggu
(PJT) (7,5%), kekurangan hormon pertumbuhan (8%), dan yang tidak diketahui
penyebabnya (idiopatik) (19%). Berbagai keadaan medis juga dapat mengganggu
pertumbuhan dan mengakibatkan perawakan pendek yang patologis, seperti penyakit
kronis pada anak khususnya penyakit yang mengenai jantung, paru, pencernaan,
ginjal. penyakit-penyakit ini dapat memperlambat pertumbuhan.
Diagnosis dini dan pengobatan
penyakit tersebut dapat mengembalikan proses pertumbuhan. Selain penyakit
kronis, perawakan pendek juga dapat disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat
terutama jika terjadi pada masa bayi dan pubertas. Disamping hal-hal diatas,
pendek juga dapat disebabkan oleh kekurangan hormon tertentu khususnya hormon
pertumbuhan dan hormon tiroid.
Setiap anak dengan perawakan
pendek harus diketahui penyebabnya dan pada keluarga perlu dijelaskan mengenai
potensi normal pertumbuhan seorang anak sesuai dengan potensi genetiknya.
Sebagian kasus tidak perlu langsung diterapi, hanya dilakukan pemantauan
berkala. namun sebagian kasus yang sudah jelas penyebabnya seperti kelainan
hormonal antara lain kekurangan hormon pertumbuhan dan hormon tiroid dapat
segera diobati. Gangguan pertumbuhan sekunder seperti malnutrisi dan penyakit
kronis juga harus diobati sesuai penyebabnya.
Penyebab
Perawakan pendek yang tidak memiliki penyebab
medis (perawakan pendek idiopatik) dapat disebabkan oleh:
·
Konstitusi pertumbuhan penundaan. Anak-anak kecil untuk usia mereka, tetapi
tumbuh pada laju yang normal. Pubertas
sering terlambat. Anak-anak ini terus
tumbuh setelah sebagian besar rekan-rekan mereka telah berhenti. Sebagian besar waktu, mereka akan mencapai
tinggi dewasa mirip dengan orang tua mereka.
·
Salah satu atau kedua orang tua adalah
pendek. Orang tua yang pendek tapi sehat
mungkin memiliki anak yang sehat yang berada dalam 5% terpendek. Anak-anak ini pendek, tapi mereka harus
mencapai ketinggian satu atau kedua orangtua.
Perawakan pendek mungkin merupakan gejala dari
sejumlah kondisi medis atau masalah, termasuk:
·
Tulang atau kerangka gangguan seperti rakhitis
atau achondroplasia
·
Penyakit kronis seperti penyakit jantung bawaan
, penyakit ginjal, asma , anemia sel sabit , talasemia , juvenile rheumatoid
arthritis , penyakit radang usus, penyakit celiac , penyakit Cushing ,
hipotiroidisme , dan diabetes
·
Genetik kondisi seperti sindrom Down, sindrom
Turner , sindrom Williams , Russell-Silver sindrom , dan sindrom Noonan
·
Pertumbuhan kekurangan hormon
·
Infeksi janin sebelum kelahiran
·
Malnutrisi
·
Miskin pertumbuhan bayi sementara di dalam rahim
( restriksi pertumbuhan intrauterin ) atau usia untuk kecil kehamilan
Dan masih banyak lagi sebenarnya, kita
disini bukan untuk mendiagnosis, tapi untuk mengetahui bagaimana asal usul
penyebab, komplikasi dan blablabla yang lainnya. Makanya jangan langsung
terjebak ke diagnosis.
Sebagai tambahan, Anak
perempuan dengan perawakan pendek mungkin memiliki tes genetik dilakukan untuk
memeriksa penyakit tertentu, seperti sindrom Turner.
PENGOBATAN
Perawakan pendek seorang anak
sering akan mempengaruhi harga diri.
Memberikan dukungan emosional adalah bagian penting dari
pengobatan. Anak-anak mungkin akan
diejek oleh teman sekelas dan teman-teman.
Keluarga, teman, dan guru harus yakin untuk menekankan keterampilan
lainnya anak dan kekuatan.
Anak-anak perawakan pendek yang
ditemukan memiliki kekurangan hormon pertumbuhan dalam tubuh mereka biasanya
akan diobati dengan suntikan hormon pertumbuhan. Lihat: defisiensi hormon Pertumbuhan
Pertumbuhan suntikan hormon juga
digunakan untuk mengobati anak-anak dengan sindrom Turner, sindrom Prader-Willi
, gagal ginjal kronis, atau perawakan pendek idiopatik (ISS).
Anak-anak yang bertubuh pendek
tapi yang memiliki tingkat hormon pertumbuhan yang normal biasanya tidak perlu
suntikan hormon pertumbuhan. Anak-anak
ini hanya bisa menerima suntikan hormon pertumbuhan ketika:
Kurva pertumbuhan menunjukkan bahwa anak akan
menjadi orang dewasa yang sangat singkat.
Menggunakan hormon pertumbuhan biasanya akan meningkatkan tinggi akhir
anak dengan 2 - 3 inci. Anak itu lahir
kecil untuk usia kehamilan
Beberapa anak laki-laki dengan perawakan
pendek yang juga telah menunda pubertas mungkin menerima obat-obatan tertentu
yang mengandung hormon laki-laki, testosteron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar