author : Della, Agni, Andika W P, Indra
Seorang perempuan berusia 80 tahun mengeluh pendengaran berkurang dan sering lupa. Saat ini keluhan di sertai dengan bentuk badannya yang sedikit bungkuk dan jika berjalan merasa tidak stabil. Selama ini pasien merasa sehat dan dapat melakukan aktivitasnya sendiri (ADL baik), tetapi sejak 2 bulan ini keluhan-keluhan tersebut muncul.
Poin-poin bahasan :
- Teori-teori penuaan
- Perubahan yang terjadi dari dewasa ke lansia
- Proses penuaan secara fisiologis dan anatomi
Materi bisa d download di :
https://www.dropbox.com/s/7fy35bgc65l7rvh/poin%203.docx?dl=0
Berikut akan di bahas sedikit tentang masalah pada skenario :
PENGERTIAN
Berikut akan di bahas sedikit tentang masalah pada skenario :
PENGERTIAN
Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu
kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi
terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun
psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Proses penuaan meupakan
proses yang dialami setiap makhluk hidup. Hal ini dapat berlangsung secara
fisiologis maupun patologis. Umur manusia telah ditentukan, namun banyak faktor
yang dapat mempengaruhinya. Pertumbuhan manusia normal dapat digambarkan
seperti gunung. Tahap pertama meningkat, mencapai puncak (saat manusia berumur
20-an), tiba tahap kedua menurun. Dengan sendirinya , jika proses penuaan dapat
dihentikan saat manusia berada di puncak, kemudaannya akan bertambah.
PROSES PENUAAN
Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur
seseorang. Manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur
seseorang tersebut. Semakin bertambah umur semakin berkurang fungsi-fungsi
organ tubuh. Hal ini dapat kita lihat dari perbandingan struktur dan fungsi
organ antara manusia yang berumur 70 tahun dengan mereka yang berumur 30 tahun
yaitu :
-
berat otak 56%
-
Aliran darah ke otak 80%
-
CardiacOutput 70 %
-
Jumlah glomerulus 56%
-
Glomerular filtration rate 69%
-
Vital capacity 56%
-
Asupan O2 selama olahraga 40%
-
Jumlah dari axon pada saraf spinal 63%
-
Kecepatan pengantar inpuls saraf 90%
-
Berat badan 88%
1.
Sensorineural
gangguan pendengaran
Proses penuaan seringkali
ditandai dengan menurunnya fungsi berbagai organ tubuh, salah satunya adalah
fungsi pendengaran. Sekitar 30-35% orang berusia antara 65-75 tahun akan mengalami
gangguan
pendengaran secara perlahan lahan akibat proses penuaan
yang dikenal dengan istilah presbicusis. Hal
ini terjadi di mana saraf pendengaran dan saraf lainnya yang membawa informasi
dari suara yang terdengar otak rusak karena usia atau cedera.
Presbicusis
terjadi ketika sel-sel rambut yang sensitif di dalam koklea secara bertahap
menjadi rusak atau mati. Gejala awal termasuk hilangnya suara frekuensi tinggi,
seperti perempuan atau anak-anak suara dan kesulitan dalam sidang konsonan,
membuat mendengar dan memahami pidato sulit.
Akibat adanya gangguan pendengaran ini, seringkali orang-orang
disekitarnya akan berbicara dengan suara yang lebih lantang dan keras dengan
para lansia. Namun demikian bukan berarti semakin keras suara yang
diucapkan akan terdengar lebih baik bagi mereka karena ternyata suara yang
terlalu keras pun akan terdengar menyakitkan di telinga mereka.
Penyebab terjadinya presbikusis yang tepat belum diketahui
hingga saat ini, namun secara umum diketahui bahwa penyebabnya bersifat
multifaktorial. Diduga timbulnya presbikusis berhubungan dengan faktor
bawaan, pola makan, metabolisme, atheriosklerosis,
diabetes
melitus, infeksi, bising, gaya hidup, obat-obatan, dll.
Presbikusis umumnya akan menyerang kedua telinga secara perlahan-lahan sehingga
orang tersebut tidak dapat menyadari adanya gangguan pendengaran pada dirinya.
http://klikdokter.com/healthnewstopics/tips-hidup-sehat/gangguan-pendengaran-pada-lansia
http://www.news-medical.net/health/Types-of-hearing-loss-%28Indonesian%29.aspx
2. Pikun
pada lansia
Lanjut Usia (Lansia)
tidak identik dengan pikun, perlu diketahui bahwa pikun bukanlah hal yang
normal pada proses penuaan. Lansia dapat hidup normal tanpa mengalami berbagai
gangguan memori dan perubahan tingkah laku seperti yang dialami oleh Lansia
dengan demensia. Sebagian besar orang mengira bahwa demensia adalah penyakit
yang hanya diderita oleh para Lansia, kenyataannya demensia dapat diderita oleh
siapa saja dari semua tingkat usia dan jenis kelamin (Harvey, R. J. et al.
2003).
Demensia (Pikun) bukan merupakan
bagian dari proses penuaan normal, meskipun lansia lebih rentan untuk menjadi
pikun. Demensia (Pikun) terjadi akibat adanya degenerasi fungsi otak, yang
pada akhirnya mempengaruhi kegiatan sosial atau kerja (misalnya pekerjaan,
hobi, berbelanja, memasak, berpakaian, makan, mandi dan kegiatan higienis).
|
Pikun secara istilah
berarti menurunnya kemampuan kognisi (berpikir) seseorang dengan indikasi
menurunnya daya ingat, menurunnya kemampuan penalaran, serta menurunnya
kemampuan menyelesaikan masalah sehari-hari. Pikun disebabkan oleh gannguan
pada jaringan otak dan semakin lama akan bertambah parah. Dalam dunia medis,
pikun dikenal dengan istilah demensia yang berarti kemunduran fungsi
intelektual dan sosial seseorang secara perlahan-lahan. Pikun disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
1. Faktor usia
Semakin tua seseorang maka akan
semakin pikun. Hal tersebut memang benar adanya karena penyebab utama pikun
adalah usia yang semakin bertambah. Orang yang berusia di atas 60 tahun
dikategorikan sebagai lansia. Lansia pada umumnya lemah dalam mengingat hal-hal
baru yang dijumpai / dipelajari. Hal itu disebabkan oleh hilangnya motivasi
para lansia untuk mengingat sesuatu tersebut, kemampuan pendengaran yang
semakin lemah, dan juga karena kurangnya perhatian terhadap objek yang
dipelajari. Jadi sangat wajar jika para lansia mengalami penyakit pikun.
2. Menurunnya fungsi sel syaraf otak
Menurunnya fungsi sel syaraf otak
menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit pikun. Sel syaraf otak yang
rusak akan membuat kemampuan mengingat dan berpikir seseorang menjadi lemah.
Salah satu penyakit yang menyerang sel syaraf otak adalah alzheimer.
Alzheimer adalah sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang
hampir bersamaan. Sel-sel syaraf pada penderita Alzheimer tidak memiliki
kemampuan memulihkan synapse yang sudah rusak / aus. Padahal, kemampuan
stabilisasi atau regenerasi synapse dalam kondisi normal tetap ada pada sel
syaraf manusia lanjut usia. Orang yang pikun karena alzheimer ini mengalami
penurunan drastis kemampuan regenerasi sel syaraf yang mana sebagian
diakibatkan oleh mutasi genetika dan sebagian lagi akibat dari pengerasan
protein tertentu di dalam otak.
3. Faktor makanan dan gaya hidup
Konsumsi makanan yang tidak sehat
dapat mempercepat seseorang menjadi pikun, misalnya konsumsi makanan yang
berlemak secara rutin dan dalam jumlah banyak. Makanan berlemak dapat
menghambat peredaran darah ke otak sehingga mengurangi fungsi otak. Begitu juga
dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi minuman
beralkohol, narkoba, dan obat-obatan terlarang juga meningkatkan potensi pikun
dalam diri anda.
4. Stress
Stress adalah suatu kondisi dimana
terdapat banyak tekanan / masalah yang menyebabkan seseorang menjadi tegang
baik syaraf maupun mental dan mempengaruhi perilakunya. Orang yang stress
cenderung tidak terkontrol dalam makan dan berperilaku. Pada saat seseorang
mengalami stress maka sel-sel di hippocampus (bagian otak sebelah dalam)
terpaksa bekerja lebih keras sehingga otak menjadi lelah dan mudah rusak.
5. Faktor tidur
Tidur adalah aktivitas yang pasti
dilakukan oleh setiap orang karena tidur merupakan sarana untuk beristirahat
secara alami. Tidur yang ideal bagi seseorang (selain bayi) adalah 6-8 jam.
Tetapi jika anda tidur lebih dari 8 jam dalam sehari semalam maka anda akan
lebih cepat terkena penyakit pikun. Begitu juga jika anda tidur kurang dari 6
jam sehari semalam.
3. Bungkuk
Bungkuk, tubuhnya sudah tidak
lagi setegap dulu waktu masih muda. Lansia rentan mengalami osteoporosis,
sehingga kekuatan tulangnya menurun dan tulang punggungnya bisa bungkuk. Lansia di pedesaan yang sering
bekerja diladang membawa hasil pertanian rentan mengalami bungkuk, berhubungan
dengan gaya hidupnya yang terbiasa membawa beban yang berat.
Berikut kebiasaan penyebab rentan
bungkuk :
1. Faktor genetik keturunan
Salah satu dari orangtua Anda bungkuk, kemungkinan besar Anda akan mengalami hal yang sama. Terkadang sekuat apapun Anda berusaha menahan tubuh tetap tegap, gen bawaan tetap bisa menghalangi Anda mendapatkan postur tubuh yang benar. Tidak perlu khawatir untuk menangani hal ini. Postur bungkuk karena faktor genetik bisa diatasi dengan menemui dokter tulang atau fisioterapi. Lebih dini lebih baik, dan penanganannya pun lebih mudah dan cepat.
2. Kebiasaan yang kurang baik
Terkadang cara jalan atau cara kita memegang sesuatu juga bisa berkontribusi menyebabkan postur tubuh tidak sempurna. Contoh saja jika Anda selalu jalan sambil menundukkan kepala atau mengerutkan bahu, makan akan membuat postur tubuh lebih condong ke depan. Memanggul tas hanya pada salah satu bahu juga jadi penyebab tidak seimbangnya postur tubuh yang lebih cenderung miring ke kanan atau kiri.
3. Nutrisi makanan yang kurang
Tulang punggung dan belakang memerlukan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kuat dan tegap. Kekurangan nutrisi serta minimnya asupan vitamin dan kalsium bisa membuat tulang dan otot tidak cukup kuat dan fleksibel untuk membentuk postur tubuh yang sempurna.
4. Kebiasaan buruk saat bekerja
Orang-orang yang bekerja di belakang meja, cenderung sering memajukan leher dan kepalanya ke depan, juga membungkukkan badan. Faktor ini akan mengurangi kemampuan tubuh untuk menjaga posisi tulang belakang tetap lurus dan tegap.
5. Sering menahan rasa sakit
Ketika merasakan sakit di otot punggung, leher atau bagian tubuh manapun, Anda cenderung akan membentuk posisi melingkar atau meringkuk untuk menahan rasa sakit. Jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang, bisa menjadi kebiasaan. Saat merasakan sakit di perut, kepala atau bagian lainnya, usdahakan tidak menahannya dengan cara meringkuk. Tapi terlentang. Segera konsultasikan ke dokter apabila rasa sakit tak kunjung hilang.
6. Berat badan yang berlebih
Berat yang terlalu berlebih juga bisa jadi salah satu penyebab postur yang bungkuk. Wanita dengan ukuran payudara terlalu besar juga berpotensi mengalami tubuh bungkuk, karena beban lebih banyak di bagian dada. Sementara orang yang kelebihan lemak di daerah perut, tulang punggung bagian bawah akan cenderung condong ke depan karena memikul beban di perut.
7. Berbusana yang tidak tepat
Pemakaian baju dan sepatu yang kurang tepat juga bisa memberi efek negatif pada postur Anda. Wanita yang sering jalan menggunakan sepatu berhak tinggi dan tipis, lebih berisiko mengalami gangguan pada postur. Selain high heels, mengenakan boots, baju ketat, jeans berpotongan pinggang rendah dan belt besar juga bisa mengakibatkan postur tubuh yang buruk. Untuk itu jika Anda mengenakan sesuatu yang kurang nyaman, tubuh akan mengalami perubahan pusat gravitasi sehingga posturnya cenderung bungkuk, condong ke depan, miring atau perut yang maju. - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/kesehatan/hal-kecil-penyebab-anda-menjadi-bungkuk.html#sthash.G4ItPnPA.dpuf
1. Faktor genetik keturunan
Salah satu dari orangtua Anda bungkuk, kemungkinan besar Anda akan mengalami hal yang sama. Terkadang sekuat apapun Anda berusaha menahan tubuh tetap tegap, gen bawaan tetap bisa menghalangi Anda mendapatkan postur tubuh yang benar. Tidak perlu khawatir untuk menangani hal ini. Postur bungkuk karena faktor genetik bisa diatasi dengan menemui dokter tulang atau fisioterapi. Lebih dini lebih baik, dan penanganannya pun lebih mudah dan cepat.
2. Kebiasaan yang kurang baik
Terkadang cara jalan atau cara kita memegang sesuatu juga bisa berkontribusi menyebabkan postur tubuh tidak sempurna. Contoh saja jika Anda selalu jalan sambil menundukkan kepala atau mengerutkan bahu, makan akan membuat postur tubuh lebih condong ke depan. Memanggul tas hanya pada salah satu bahu juga jadi penyebab tidak seimbangnya postur tubuh yang lebih cenderung miring ke kanan atau kiri.
3. Nutrisi makanan yang kurang
Tulang punggung dan belakang memerlukan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kuat dan tegap. Kekurangan nutrisi serta minimnya asupan vitamin dan kalsium bisa membuat tulang dan otot tidak cukup kuat dan fleksibel untuk membentuk postur tubuh yang sempurna.
4. Kebiasaan buruk saat bekerja
Orang-orang yang bekerja di belakang meja, cenderung sering memajukan leher dan kepalanya ke depan, juga membungkukkan badan. Faktor ini akan mengurangi kemampuan tubuh untuk menjaga posisi tulang belakang tetap lurus dan tegap.
5. Sering menahan rasa sakit
Ketika merasakan sakit di otot punggung, leher atau bagian tubuh manapun, Anda cenderung akan membentuk posisi melingkar atau meringkuk untuk menahan rasa sakit. Jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang, bisa menjadi kebiasaan. Saat merasakan sakit di perut, kepala atau bagian lainnya, usdahakan tidak menahannya dengan cara meringkuk. Tapi terlentang. Segera konsultasikan ke dokter apabila rasa sakit tak kunjung hilang.
6. Berat badan yang berlebih
Berat yang terlalu berlebih juga bisa jadi salah satu penyebab postur yang bungkuk. Wanita dengan ukuran payudara terlalu besar juga berpotensi mengalami tubuh bungkuk, karena beban lebih banyak di bagian dada. Sementara orang yang kelebihan lemak di daerah perut, tulang punggung bagian bawah akan cenderung condong ke depan karena memikul beban di perut.
7. Berbusana yang tidak tepat
Pemakaian baju dan sepatu yang kurang tepat juga bisa memberi efek negatif pada postur Anda. Wanita yang sering jalan menggunakan sepatu berhak tinggi dan tipis, lebih berisiko mengalami gangguan pada postur. Selain high heels, mengenakan boots, baju ketat, jeans berpotongan pinggang rendah dan belt besar juga bisa mengakibatkan postur tubuh yang buruk. Untuk itu jika Anda mengenakan sesuatu yang kurang nyaman, tubuh akan mengalami perubahan pusat gravitasi sehingga posturnya cenderung bungkuk, condong ke depan, miring atau perut yang maju. - See more at: http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/kesehatan/hal-kecil-penyebab-anda-menjadi-bungkuk.html#sthash.G4ItPnPA.dpuf
http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/kesehatan/hal-kecil-penyebab-anda-menjadi-bungkuk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar