Author : Andika Wima Pratama & Diani S
Skenario 2
Seorang perempuan umur 30 tahun belum menikah datang ke
Rumah sakit dengan keluhan keputihan, berbau dan tidak gatal sejak 6 bulan yang
lalu. Hasil pemeriksaan fisik vagina tidak tampak adannya masa, kemerahan dan
adannya erosi diportio vagina. Dokter meminta supaya dilalukan pemeriksaan
lanjutan berupa pap smear dan dinyatakan sebagai radang kronis dengan
dijumpai sel dysplasia sedang curiga lesi pre kanker cervix. Perempuan tersebut
memiliki riwayat sering berhubungan seksual dengan banyak pasangan pada usia
remaja .
ð Trigger
: setelah 20 tahun berlalu perempuan tersebut sekarang berusia 50 tahun,
mengeluhkan keluar darah melalui vagina setelah berhubungan seksual, karena
keluahnnya tidak membaik perempuan tersebut pergi ke Rumah Sakit setempat,
pasien sering merokok dan meminum alkohol sejak remaja.
1. Cancer adalah penyakit neoplastik dengan
perjalanan alamiah yang bersifat fatal. Sel-sel kanker tidak bersifat seperti
sel-sel tumor jinak, menunjukan sifat invasi serta metastatis dan sangat
anaplastik.
ð Faktor
resiko penyakit kanker adalah
-
Faktor genetik
-
Faktor karsinogen (zat kimia, radiasi,
virus, hormon, iritasi kronis)
-
Faktor perilaku /gaya hidup :
Indeks
massa tubuh
Kurang
konsumsi buah dan sayur
Kurang
aktivitas fisik
Penggunaan
rokok
Konsumsi
alkohol berlebihan
Ø Pengaruh
dari merokok dan dan minum alkohol terhadap kanker
ð Angka
kesakitan dan kematian yang berhubungan
dengan merokok sigaret hampir berkolerasi linear dengan jumlah batang rokok yang diisap setiap hari dan tahun
pemakaian. Seorang ahli statistika mengukur bahwa pada perokok selama 5-8 tahun, setiap batang rokok mengurangi harap
hidup 5,5 menit. Hal ini menyebabkan
peningkatan risiko terhadap kanker dan yang paling utama adalah kanker
paru-paru.
-
Pada pengaruh alkohol pada kadar yang
lebih tinggi dapat berpengaruh baik fungsi mental mau motorik akan terganggu.
Yang mengubah keadaan mabuk menjadi rudal tak terkendali dan bila kadar lebih
tinggi lagi efek depressan mulai meluas sampai ke batang otak dan meluas ke medulla
spinalis yang menyebabkan koma dan kemungkinan kematian.
ð Pengaruh
umur terhadap terjadi
Frekuensi kanker meningkat sejalan
dengan umur. Kebanyakan kematian terjadi diantara umur 55 dan 75 tahun dan
kemudian berkurang pada populasi yang berumur lebih dari 75 tahun. Tetapi perlu
dicatat bahwa kanker bukan hal yang asing diantara orang mud, hal ini
menyebabkan sedikit lebih dari 10% semua kematian diantara anak umur kurang
dari 15 tahun.
2. Perbandingan karakteristik antara tumor
jinak dan tumor ganas
NO
|
Sifat
|
Jinak
|
Ganas
|
1.
|
Diferensiasi –
anaplasi
|
- Berdiferensiasi baik
- struktur dapat mirip dengan jaringan asal
|
- terdapat beberapa
kekurangan diferensiasi disertai anaplasi
- struktur
seringkali atipik
|
2.
|
Kecepatan
Pertumbuhan
|
- Biasanya progresif dan lambat
- Dapat tetap atau regresi
- Gambaran mitosis jarang dan normal
|
- Kacau dan dapat
lambat sampai cepat
- gambaran mitosis
biasanya banyak dan abnormal
|
3.
|
Pembentukan
simpai-invasi
|
- Biasannya membentuk simpai jarang , tidak membentuk
simpai
- Biasannya kohesif dan bersifat ekspansif
|
- Invasf tanpa
membentuk simpai
- Biasannya infiltratif
tetapi dapat tampak kohesif dab ekspansif
|
4.
|
Metastasis
|
Tidak ada
|
- Seringkali ada :
makin besar dan makin tidak berdeferensiasi tumor primer, makin sering
terjadi metatastatis
|
3. Stadium pada
kanker
Ø Penentuan
stadium jenis kanker didasarkan :
-
Besarnya lesi primer
-
Perluasan penyebaran kekelenjar
limfatik regional
-
Ada tidaknya metastatis
Secara
luas disebut dengan sistem TNM yaitu T = Tipe kanker untuk tumor primer
N
= untuk kelenjar limfatik reginal yang terlibat
M
= untuk metastatis
Hal
ini terdapat stadium kanker dari 0 sampai IV ( contohnnya pada Ca Cervix )
0
= karsinoma in situ / karsinoma intraepitel
I
= karsinoma terbatas pada servik. Tingkat harapan hidup adalah 85%
II
= karsinoma meluas kebawah serviks tetapi melibatkandua pertiga diatas vagina.
Angka harapan hidup 50-60%
III
= Karsinoma meluas pada dinding panggul, melibatkan satu pertiga bawah vagina.
Angka harapan Hidup adalah 30%
IV
= Karsinoma meluas ke mukosa kandung kemih dan rektum. Angka harapan hidup
5-10%
Sumber
: Patologi Anatomi Robbin dan Kumar
Faktor Predisposisi Kanker Serviks :
1)
Usia
Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20
tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia
remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan
dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa
pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan. Sehingga
tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa
sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker.
Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan
adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih
banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan
sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan
pada usia di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan
terhadap perubahan
2)
Berganti – ganti Pasangan
Banyak faktor yang disebut-sebut
mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Telah pada berbagai penelitian
epidemiologi menunjukkan bahwa golongan wanita yang mulai melakukan hubungan
seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual yang
berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. Tinjauan
kepustakaan mengenai etiologi kanker leher rahim menunjukkan bahwa faktor
risiko lain yang penting adalah hubungan seksual suami dengan wanita tuna
susila (WTS) dan dari sumber itu membawa penyebab kanker (karsinogen) kepada
isterinya. Data epidemiologi yang tersusun sampai akhir abad 20, menyingkap
kemungkinan adanya hubungan antara kanker serviks dengan agen yang dapat
menimbulkan infeksi. Karsinogen ini bekerja.
Proses terjadinya kanker serviks
sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Masuknya mutagen atau
bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik pada saat fase
aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi ganas. Perubahan ini
biasanya terjadi di SSK atau daerah transformasi. Mutagen tersebut berasal dari
agen-agen yang ditularkan secara hubungan seksual dan diduga bahwa human
papilloma virus (HPV) memegang peranan penting. Sel yang mengalami mutasi
tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan
epitel yang disebut displasia.
3)
Perokok
Wanita yang merokok kemungkinan menderita Ca Cerviks 2 kali
dibandingkan yang bukan perokok untuk menderita kanker leher rahim. Selain
paru-paru pada perokok banyak zat kimia yang mempengaruhi organ-organ tubuh.
Zat-zat berbahaya yang diserap melalui paru-paru dan di bawa ke aliran darah
seluruh tubuh. Tembakau telah ditemukan dalam lendir serviks perempuan yang
merokok. Para peneliti percaya bahwa zat ini merusak DNA sel serviks dan dapat
memberikan kontribusi pada perkembangan kanker serviks. Merokok juga membuat
sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam memerangi infeksi HPV.
4)
Riwayat Keputihan
Beberapa penelitian kemudian
menyebutkan bahwa kanker ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV)
yang muncul, antara lain karena perilaku sering bergantiganti pasangan seks.
Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang
diidap oleh penderita keputihan (leukore). Jika keputihan ini tidak segera
membaik, virus ini bisa memunculkan kanker rahim. Biasanya keadaan ini ditandai
dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan
yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker yang muncul itu tidak
memberikan gejala-gejala sakit seperti itu.\
5)
Penggunaan Pil KB
Penelitian menunjukkan bahwa
risiko kanker serviks semakin meningkat selama seorang wanita menggunakan
kontrasepsi oral, tetapi risikonya kembali turun lagi setelah kontrasepsi oral
dihentikan. Dalam penelitian terbaru, risiko kanker serviks adalah dua kali
lipat pada wanita yang mengambil pil KB lebih dari 5 tahun, namun risiko
kembali normal 10 tahun setelah mereka dihentikan.
6)
Sosio Ekonomi
Tingkat sosio ekonomi yang rendah
membuat kemampuan daya beli menurun sehingga konsumsi akan sayur-suran dan dan
buah-buahan yang mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah
kanker berkurang. Sayur - sayuran dan buah-buahan yang mengandung bahanbahan
antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya advokat, brokoli, kol,
wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata
defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol
dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E, vitamin C dan
beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat
melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat
oksidasi karsinogen bahan kimia.
Sumber : Repository USU
Dikarenakan banyaknya materi mengenai patologi anatomi dan neoplasma kami menyarankan untuk mendownload 2 EBM yang sudah kami sediakan di link download berikut ini :
http://www.megafileupload.com/Ha7/Kanker_Serviks.pdf
http://www.megafileupload.com/Ha8/Patologi_Anatomi_Neoplasma.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar