Skenario
2 Tutorial Blok 8
Pemantauan Tumbuh
Kembang
Skenario
Seorang
anak perempuan berusia 14 bulan diperiksakan dengan keluhan kenaikan berat badan hanya sedikit setelah usia setahun ke
atas. Berat badan sekarang 10 kg. Anak sudah bisa berjalan namun belum stabil.
Anak baru bisa bicara sepatah dua patah kata. Orangtuanya khawatir karena anak
sebayanya nampak lebih gendut. Riwayat kelahiran
spontan dan asfiksia dengan skor Apgar 6/9. ASI eksklusif sampai usia 5
bulan.
Rumus Perhitungan Berat Badan Ideal Anak Balita
Cara praktis
mendeteksi Gizi Buruk bisa dengan menghitung berat badan ideal anak
balita, ada rumus praktisnya.” Berikut ini tulisan pedoman praktis
untuk menentukan berat badan ideal yang sering pergunakan dalam
kegiatan-kegiatan pelayanan gizi dan kesehatan.
Berat Badan Ideal Orang Dewasa
Anda mungkin sudah tahu cara
menentukan Berat Badan Ideal orang dewasa, yaitu dengan menggunakan rumus
: Berat Badan Ideal = Tinggi Badan – 100. Atau lebih jelasnya dengan rumus
sebagai berikut
misalnya Tinggi Badan (TB) 160 cm maka di dapat adalah
berat badan normal 60 kg, dimana idealnya berada diantara 54 Kg sampai dengan
66 kg. Di bawah 54 kg atau dibawah 10% dikatakan kekurangan Berat Badan
dan diatas 66 kg atau diatas 10% dikatakan kelebihan Berat Badan.
Selanjutnya untuk membandingkannya dengan berat badan aktual (real) anda
yang biasa diistilahkan dengan Berat Badan Realatif (BBR) yaitu BB Aktual
dibagi dengan BBI dikali 100 %. Hasilnya bisa menunjukkan Anda kekurangan
(nilai BBI < 90 %) atau anda kelebihan BB (nilai BBI >110%).
Rumus ini adalah rumus standar yang
kadang hasilnya sebelum dijadikan pedoman kepada induvidu terlebih dahalu
disesuaikan dengan jenis kelamin, massa otot, suku bangsa dan penyesuaian lain.
Tetapi anda harus tahu rumus ini tidak berlaku untuk anak balita. Rumus diatas
hanya berlaku untuk induvidu yang berusia diatas 15 tahun keatas.
Disamping menentukan berat badan
ideal untuk orang dewasa seperti diatas, Keadaan berat badan orang dewasa atau
status gizi orang dewasa bisa juga menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)
keluaran Depkes RI yaitu dengan menggunakan rumus
Dimana BB= berat badan (kg)
TB = tinggi badan dikuadratkan (TB x
TB) dalam meter
Inteprestasi Status gizi berdasarkan
IMT adalah
·
Kurus tingkat Berat jika nilai IMT <17.0
·
Kurus tingkat Ringan Jika nilai IMT berada diantara
17.0- 18.4
·
Normal jika nilai IMT berada diantara 18,5 – 25.0
·
Gemuk tingkat Ringan Jika IMT berada 25,1 -27.0
·
Gemuk tingkat berat jika nilai IMT berada >27
Berat Badan Ideal Balita (0-5 tahun)
Sementara itu rumus yang
dipergunakan untuk anak balita ( bisa juga digunakan sampai dengan usia
10 tahun) adalah
Cara menggunakannya dicontoh sebagai
berikut : Contoh pertama : anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita ini
dimasukan rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan menjadi tahun dan bulan
yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan. Karena n adalah usia
dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 ( dibaca 1 tahun
2 bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu
= (2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4
Jadi hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14 bulan adalah 10,4 kg.
contoh pertama diatas sangat praktis, tapi hati-hati,
agak sedikit rumit seperti contoh kedua dibawah ini
Contoh kedua: Anak balita usia 2
tahun 10 bulan, seperti diatas ini ditulis dengan n=2,10 dan selanjutnya dikali
dengan 2 (sebagaimana rumus 2n) jadi hasilnya adalah 4,20. Hasil ini jangan
langsung ditambah dengan 8, karena 4,20 diartikan 4 tahun 20 bulan, 20 bulan
artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4,20 berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah
dengan 8 maka Berat badan Idealnya adalah 13,8 kg.
Untuk Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Untuk usia 1-6 bulan dapat
menggunakan rumus :
BBL(gr) +(usia x 600 gram)
2. Untuk usia 7-12 bulan dapat
menggunakan rumus
a. BBL (gr) + (usia x 500 gram )
b. (usia/2) +3
dimana : BBL adalah Berat Badan
Lahir Usia dinyatakan dalam bulan
Intepretasi Berat Badan Ideal Anak
Balita.
Sebagaimana halnya dengan intepretasi
Berat Badan Ideal Orang dewasa (usia 15 tahun keatas) adalah +10 % BBI ini juga
dapat berlaku untuk BBI anak balita. Dimulai dari kisaran normalnya yaitu rumus
diatas = (2n +8 ) + 10% (2n+8). Yaitu antara 9.6 -11.44. Orang tua perlu
hati-hati bila presentase Berat Badan Real telah berada dibawah atau diatas 20
% dapat dikatakan bahwa anak balita tersebut mempunyai keadaan gizi yang tidak
seimbang, Bila berada diatas 20 % anak balita bisa dikatakan kegemukan dan bila
berada di bawah 20 % bisa dikatakan kurang gizi dan bisa berlanjut ke Keadaan
gizi buruk untuk balita/anak dan busung lapar untuk orang dewasa.
Sebenarnya untuk mengukur Berat
Badan Normal anak balita sudah ditentukan secara internasional yaitu dengan
menggunakan standar WHO-NCHS atau juga bisa dengan melihat Kartu Menuju
Sehat (KMS) tumbuh kembang balita, seperti terlihat pada gambar
disamping, setiap anak mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan
ideal (baik), yang penting adalah bertambah umur bertambah berat badan dan pola
terlihat jelas, tidak tiba-tiba naik berat badan bulan ini, bulan
berikutnya turun lagi kemudian naik lagi. Cara diatas menentukan
BBI anak balita hanya cara praktis yang bisa langsung digunakan tampa harus
melihat pedoman seperti pada standar WHO-NCHS atau juga kartu menuju sehat yang
biasa dilihat di posyandu.
Cara Praktis untuk mendeteksi Gizi
Buruk
Jadi ketika anak balita diwilayah
kerja ada yang tidak datang untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan Berat
Badannya. Petugas hanya mempunyai data umur anak dan hasil timbangan Berat
Badan bulan-bulan sebelumnya. Masukanlah umur balita tersebut kedalam rumus
diatas, hasilnya pada bulan tersebut anak balita telah mempunyai
data Berat Badan Idealnya. Selanjutnya tanyakan pada ibu-ibu balita yang datang
atau bandingkan dengan ciri-ciri keadaan anak balita normal
seumurnya dengan kisaran berat badan idealnya yang datang di posyandu, jika
keadaanya sampai dibawah 30% Berat idealnya. Anda Harus cepat bertindak, Jika
tidak Anda akan menemukan balita tersebut gizi kurang dan memungkinkan atau
berlanjut kepada gizi buruk.
Pengertian Gizi Buruk
Gizi buruk adalah suatu kondisi di
mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status
nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa
protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi
Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita.
Indikasi Gizi Buruk
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala
klinis yang bisa dijumpai pada anak adalah berupa kondisi badan yang tampak
kurus. Sedangkan gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar bisa
dibedakan menjadi tiga tipe: marasmus, kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkor.
Kwashiorkor memiliki ciri:
v edema
(pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah)
membulat dan lembab
v pandangan mata
sayu
v rambut tipis
kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan
mudah rontok
v terjadi
perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
v terjadi
pembesaran hati
v otot
mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
v terdapat
kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
v sering
disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
v anemia dan
diare
Sedangkan ciri-ciri marasmus adalah sebagai berikut:
v badan nampak
sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
v wajah
seperti orang tua
v mudah
menangis/cengeng dan rewel
v kulit
menjadi keriput
v jaringan
lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana
longgar)
v perut
cekung, dan iga gambang
v seringdisertai
penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
v diare kronik
atau konstipasi (susah buang air)
Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki
ciri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai
edema yang tidak mencolok.
Cara Mengukur Status Gizi Anak
Banyak cara yang bisa dilakukan
untuk mengukur status gizi pada anak. Berikut adalah salah satu contoh
pengukuran status gizi bayi dan balita berdasarkan tinggi badan menurut usia
dan lingkar lengan atas.
Tabel Berat dan Tinggi Badan Menurut
Umur (usia 0-5
tahun, jenis kelamin tidak dibedakan)
Tabel Standar Baku Lingkar Lengan
Atas (LLA) Menurut Umur
Sumber: Pedoman Ringkas Pengukuran
Antropometri, hlm. 18
Pencegahan
1.
Menimbang begitu pentingnya menjaga kondisi gizi
balita untuk pertumbuhan dan kecerdasannya, maka sudah seharusnya para orang
tua memperhatikan hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kondisi gizi buruk
pada anak. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk
pada anak: 1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan.
Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping
ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2.
Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang
antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan
komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan,
sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3.
Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan
mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan
standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4.
Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk,
bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan
setelah pulang dari rumah sakit.
5.
Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka
segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula.
Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya
sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral
dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang
baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan
kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala
kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian
hari.
Referensi:
o Anonim.
2007. Ciri-ciri Kurang Gizi. Diakses 15 Desember 2008: Portal Kesehatan Online.
o Anonim.
2008. Kalori Tinggi Untuk Gizi Buruk. Diakses 15 Desember 2008: Republika
Online.
o Notoatmojo,
Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan ke-2.
Jakarta: Rineka Cipta. Nasar,
dkk. Ped Tata Kurang Protein. pkm-IDAI
o Nency,
Y dan Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. Inovasi
Edisi Vol. 5/XVII/November 2005: Inovasi Online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar