Latihan Soal Skenario
4 Tutorial Blok 7
Author : Lita dan Yudhi
1. DNA
dengan sel elektroforesis dapat dilihat…
a. DNA
berwarna
b. Karena
DNA berflurosensi
c. Setelah
penambahan etidium bromide dan sinar UV
Pembahasan
: Ethidium bromide menempel pada DNA dobel helix, dan berpendar saat terpapar
sinar ultraviolet.
Source
:
(http://www.dnalc.org/resources/animations/gelelectrophoresis.html)
2. Metode
ELISA merupakan pengembangan
a. Hibridisasi
western
b. Hibridisasi
northern
c. Hibridisasi
southern
d. Hibridisasi
eastern
Pembahasan :
Western
: hibridisasi antara Protein dengan Antibodi
Northern
: hibridisasi antara DNA and RNA
Southern
: hibridisasi antara DNA dan DNA
ELISA
itu merupakan suatu ikatan antara protein dan antibody, dengan prinsip
penempelan antibody pada antigen.
Source
: (MISC 2009)
3. Antibody
sekunder membawa enzim peroksidase yang berfungsi ….
Jawab : mengubah kromagen TMB
menjadi senyawa berwarna
Pembahasan
: Ketika enzim (misal : peroksidase) bereaksi dengan substrat yang sesuai
(misal TMB/tetramethylbenzidine), perubahan warna terjadi, dan digunakan
sebagai penanda.
4. Selektivitas
metode PCR dipengaruhi oleh
a. Suhu
denaturasi
b. Suhu
aneling primer
c. Konsentrasi
DNA target
d. Konsentrasi
primer
Pembahasan
:
pada tahap annealing, suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak terjadinya
penempelan atau primer menempel di sembarang tempat.
Source
:
(misc 2008)
5. Diagnosis
SARS terpercaya
a. Immunoflurosence
b. Pembiakan
c. ELISA
d. PCR
Pembahasan
:
PCR digunakan untuk menggandakan DNA
dari berbagai sumber, seperti fragmen DNA kuno dari mammoth berusia 40000
tahun, DNA dari darah, jaringan atau semen pada TKP, DNA dari sel embryo
tunggal pada diagnosis prenatal, dan DNA dari gen viral dalam sel yang
terinfeksi virus yang sulit dideteksi, seperti HIV.
Source
: (biologi Campbell edisi 7)
6. Hibridisasi
soutern merupakan hibridisasi antara DNA
dg pelacak DNA
Pembahasan
: Hibridisasi Southern adalah proses perpasangan
antara DNA yang menjadi sasaran dan DNA pelacak. Hibridisasi southern biasa
digunakan untuk melacak adanya DNA yang sesuai dengan pelacak, misalnya untuk
mengetahui integrasi transgen di dalam organisme transgenik.
7. Manakah
dari prosedur diagnosis yg paling tepat untuk mendiagnosis hidrosefalus
kongenital MRI
Pembahasan
: MRI (Magnetic Resonance Imaging) - untuk mengetahui kondisi patologis otak
dan medula spinalis dengan menggunakan teknik scaning dengan kekuatan magnet
untuk membuat bayangan struktur tubuh.
Aplikasi
klinis MRI untuk hidrocephalus - evaluasi MRI pada hidrocephalus
dititikberatkan pada penilaian ukuran ventrikel serta resorbsi transependimal
yg ada, dimana keadaan ini sebagai hiperintensitas periventrikel (sequence T2)
8.
Manakah dari infeksi
mikroorganisme yg dpt menimbulkan hidrosefalus kongenital toxoplasmosis
Pembahasan : Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma
gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke
manusia (Hiswani, 2005). Parasit ini merupakan golongan Protozoa yang bersifat
parasit obligat intraseseluler. Menurut Wiknjosastro (2007), toksoplasmosis
menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat
menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal
atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus,
iridosiklisis dan retardasi mental.
9.
Manakah dari kelainan saat
kelahiran berikut yg paling sering bersamaaan dg hidrosefalus kongenital spina bifida
Pembahasan
: spina bifida (sumbing tulang belakang) - suatu celah pada tulang belakang
(vertebrata) yg terjadi karena bagian dari 1/beberapa vertebra gagal
menutup/tertutup secara utuh.
Kelainan
bawaan yg sering ditemukan pada penderita spina bifida - hidrosefalus,
siringomielia, dislokasi pinggul.
10. Manakah
dari hasil tes lab berikut yg terjadi sehubungan dg kelainan seperti
anenchephaly pada fetus umur kehamilan 26 minggu level serum alfa fetoprotein maternal
Pembahasan
: Nineteen centres collaborated in a study to determine the efficiency of
maternal serum-alpha-fetoprotein (A.F.P.) measurement as a method of screening
for neural-tube defects (N.T.D.S.) between 10 and 24 weeks of pregnancy.
Author : Lita dan Yudhi
Source :
·
Ilmu Bedah Saraf,
Satyanegara
·
Bioteknologi, Genetika
Molekular, IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar