Artikel Terkini
tentang Thalasemia
Author Didit
Pengobatan Thalasemia Seumur Hidup
Jakarta | Senin,
4 Jun 2012
Vien Dimyati
Beban bagi penderita thalasemia memang berat. Apalagi jika
Thalasemia tersebut masuk dalam jenis thalasemia mayor. Jenis ini harus
mendapatkan transfusi darah dan pengobatan seumur hidup. Penderita thalasemia
menghabiskan dana sekitar Rp7- Rp10 juta per bulan untuk pengobatan.
"Adapun jenis thalasemia lainnya adalah thalasemia
minor, yang terjadi pada orang sehat, namun dapat menurunkan gen thalasemia
pada anaknya dan thalasemia intermedia, yang penderitanya mungkin memerlukan
transfusi darah secara berkala dan dapat bertahan hidup sampai dewasa,"
kata Pelaksana Tugas Menkes RI, Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, (3/6).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1994 menunjukkan
persentase orang yang membawa gen thalasemia di seluruh dunia mencapai 4,5
persen atau sekitar 250 juta orang. Jumlah kasus thalasemia cenderung meningkat
dan pada tahun 2001 diperkirakan jumlah pembawa gen thalasemia mencapai 7
persen dari penduduk dunia.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, kata Ghufron telah melaksanakan kebijakan menjamin biaya pengobatan pasien Thalasemia, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 1109/Menkes/Per/VI/2011.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, kata Ghufron telah melaksanakan kebijakan menjamin biaya pengobatan pasien Thalasemia, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 1109/Menkes/Per/VI/2011.
"Dengan adanya peraturan ini maka seluruh pasien
Thalasemia di Tanah Air memperoleh jaminan pengobatan Thalasemia yang disebut
Jampelthas," katanya.
Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang berisiko
tinggi Thalasemia. Prevalensi Thalasemia bawaan atau carrier di Indonesia
adalah sekitar 3-8 persen. Jika presentasi Thalasemia mencapai 5 persen, dengan
angka 23 per 1000 dari 240 juta penduduk, maka diperkirakan ada sekitar 3000
bayi penderita Thalasemia yang lahir di Indonesia tiap tahunnya.
"Setiap tahun sekitar 300 ribu anak dengan Thalasemia
akan dilahirkan dan sekitar 60-70 ribu diantaranya adalah penderita dari
jenis beta-thalasemia mayor. Penderita ini memerlukan
transfusi darah sepanjang hidupnya," kata Pelaksana Tugas Menkes RI, Ali
Ghufron Mukti, di Jakarta, (3/6).
Menurut Ali Ghufron, Thalasemia adalah penyakit genetik yang
menyebabkan terganggunya produksi hemoglobin dalam sel darah merah.
Ia menambahkan, hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional thalasemia adalah 0,1 persen. Ada delapan provinsi yang menunjukkan prevalensi thalasemia lebih tinggi dari prevalensi nasional.
Ia menambahkan, hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional thalasemia adalah 0,1 persen. Ada delapan provinsi yang menunjukkan prevalensi thalasemia lebih tinggi dari prevalensi nasional.
Beberapa dari delapan provinsi itu antara lain adalah Aceh
dengan prevalensi 13,4 persen, Jakarta dengan 12,3 persen, Sumatera Selatan
yang prevalensinya 5,4 persen, Gorontalo dengan persentase 3,1 persen, dan
Kepulauan Riau 3 persen.
Author : Didit
Source : http://www.jurnas.com/halaman/5/2012-06-04/211204
Tidak ada komentar:
Posting Komentar