Skenario 1 Tutorial
Blok 8 Part II
Author : Asrian Hendiani & Devanty Anggraini
TRIGGER
II
Saat kontrol pertama bayi tampak baik, gerakan aktif
mengangis keras dan menetek dengan baik. Orangtuanya khawatir karena BB bayi
turun menjadi 1900 gram dan mata bayi tampak kekuningan. Dokter meminta
orangtua tenang dan melanjutkan perawatan dirumah sesuai dengan nasihat
sebelumnya.
PD
1.
Mengapa
BB bayi turun?
2.
Mengapa
mata bayi tampak kekuningan?
Brainstorm
+ Analisa
1.
Berat badan
bayi turun di minggu pertama itu normal. Di dalam kandungan, tubuh bayi
mengandung banyak air. Kelebihan sekian puluh gram ini akan dikeluarkan setelah
ia lahir, terutama melalui urine. Namun waspadai jika berat bayi kembali ke
berat lahir dalam 2-3 minggu setelah lahir.
Penyebab lain:
·
Bila ada
masalah menyusui sehingga bayi tidak mendapat ASI dengan lancar dan nyaman. Itu
berarti asupan gizi bayi tidak terpenuhi.
·
Kelainan sistem
organ dalam tubuh bayi, seperti sistem pencernaan, sistem hormonal, sistem
imunologi.
·
Penyakit
kronis, misalnya tuberkolosis.
Berapa turunya? BB bayi baru lahir berkisar antara 2.500-4.000 gram. Pada minggu pertama,
akan turun rata-rata 7% paling tinggi 10%. Kemudian, pada minggu kedua akan
naik lagi sehingga pada usia paling lama 14 hari sudah kembali berat lahir.
Untuk bayi prematur, pencapaian kembali berat lahir akan berlangsung lebih
lama, sekitar 3 minggu. Karena, kandungan cairan di dalam tubuhnya lebih banyak
dibanding bayi yang lahir cukup bulan. Rata-rata berat badannya bisa turun 10%
dan paling banyak 15%.
Apa akibatnya? Tidak ada akibat yang berarti, sebab yang ‘menghilang’ dari tubuh bayi
adalah cairan yang dibawa sejak lahir. Bahkan, dengan adanya mengurangan cairan
tubuh, adaptasi sistem pernapasan dan kardiovaskular menjadi lebih mudah,
kecuali jika turunya melebihi yang dianggap wajar.
Bagaimana mendongkraknya?
·
Susui bayi
sesering mungkin paling tidak 2 jam sekali dengan posisi dan pelekatan yang
benar. Pastikan bayi selesai menyusu pada satu payudara Anda sampai kosong
sebelum pindah ke payudara lain. Pijat payudara Anda beberapa menit sebelum
menyusui, agar saluran ASI lancar.
·
Lakukan kontak
fisik sesering mungkin dengan bayi.
·
Tidurlah dengan
bayi. Kedekatan ini dapat meningkatkan kadar hormone prolakstin dan hormon
oksitosin dalam tubuh Anda, serta menambah frekuensi menyusui.
·
Pijat bayi
karena terbukti meningkatkan kinerja pencernaan dan pertambahan berat badan
bayi. Pelajari teknik pijat bayi yang benar. Hindari pemberian asupan gizi
selain ASI. Seperti susu formula.
Benarkah bersifat individual? Ya. Jumlah pertumbuhan badan bayi berbeda-beda, ada yang sedikit, ada yang
banyak. Karenanya, Anda tidak perlu membandingkan bayi Anda dengan bayi yang
lain. Kurva pertumbuhan yang bisanya digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi
adalah kurva Lubchenko. Dengan kurva ini, Anda akan lebih mudah memantau
pertumbuhan bayi. Angka-angka tersebut bersifat individual. Yang perlu Anda
perhatikan adalah pertambahan atau penurunan berat badan bayi masih dalam
kisaran normal.
Apakah indikator bayi sehat hanya
dilihat dari BB? Tidak! Dokter anak selalu
membandingkan tiga komponene pengukuran antropemetri: berat badan, tinggi atau
panjang badan, dan lingkar kepala sebagai tolok ukur kesehatan bayi, apakah
proporsional atau tidak. Ukuran-ukuran ini akan dicantumkan dalam Kartu Menuju
Sehat (KMS) sebagai sarana untuk memanatau kesehatan bayi.
Ke dokter jika:
·
Berat badan
bayi tidak bertambah 15 gram setiap hari setelah usia 2 minggu.
·
Berat badan
bayi tidak kembali ke berat lahir dalam 2-3 minggu setelah lahir.
·
Berat badna
bayi tidak bertambah minimal 300 gram pada bulan pertama dan minimal 500 gram
sampai usia 6 bulan.
·
Apabila angka
dalam kurva Lubchenko (berat dan tinggi badan, lingkar kepala) menetap
atau menurun dibandingkan angka sebelumnya.
·
Tanda-tanda tersebut
bisa menjadi gambaran bayi sakit atau mengalami gangguan metabolisme.
2.
IKTERUS
NEONATORUM
Pengertian
Ikterus adalah disklorasi kulit, mukosa membran dan
sclera oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam serum ( > 2 mg/dL ).
(Perinatologi)
Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau
jaringan lain akibat penimbunan bilirubun dalam tubuh. ( Ilmu Kesehatan Anak,
Jilid 2 )
Ikterus neonatorum adalah pewarnaan kuning di
kulit, konjungtiva dan mukosa pada bayi baru lahir yang terjadi karena meningkatnya
kadar bilirubin dalam darah .
Jenis-jenis Ikterus Neonatorum
Ikterus neonatorum sendiri ada 2 jenis yang berbeda
tanda, penyebab dan penanganannya. Ke-2 jenis tersebut adalah :
A. Ikterus Fisiologis
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan
gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Meskipun merupakan gejala
fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada karena keadaan fisiologis ini
bisa berubah menjadi patologis terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan
oleh karena penyakit atau infeksi.
Tanda dan Gejala Ikterus Fisiologis
·
timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai
dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10.
·
kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan
pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14.
·
Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik biasa.
·
Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya adalah organ hati yang
belum “matang” dalam memproses bilirubin, kurang protein Y dan Z dan enzim
glukoronyl tranferase yang belum cukup jumlahnya.
B. Ikterus Patologis
Ikterus
terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi. Peningkatan kadar bilirubin total serum . 0,5 mg/dL/jam.
Adanya tanda – tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah,
letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea atau
suhu yang tidak stabil ). Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan
atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.
Tanda
& gejala ikterus patologi
·
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan
·
Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih
·
Tinja berwarna pucat
·
Kuning sampai lutut dan siku
·
Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan
lebih dari 10 pada bayi kurang bulan (BBLR)
·
Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam
·
Ikterus diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah )
·
Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl
atau 3 mg/dl/hari
·
Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan
lebih dari 14 ahri pada bayi kurang bulan ( BBLR )
Penyebab
·
Kurangnya
protein Y dan Z ,enzim glukoronil tranferase yang belum cukup jumlahnya (
ikterus fisiologis )
·
Produksi
bilirubin yang berlebihan misalnya pada pemecahan darah ( hemolisis ) yang
berlebihan pada incompabilitas ( ketidaksesuaian ) darah bayi dengan ibunya
·
Gangguan dalam
proses uptake da konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver
·
Ganguan proses
tranportasi karena kurangnya albumin yang meningkat bilirubin
·
Gangguan
ekskresi yang terjadim akibat sumbatan liver karena infeksi atau kerusakan sel
liver.
DIAGNOSIS
WHO dalam panduannya
menerangkan cara menentukan ikterus secara visual, sebagai berikut:
·
Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang
cukup (di siang hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih
parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada
pencahayaan yang kurang.
·
Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk
mengetahui warna di bawah kulit dan jaringan subkutan.
·
Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi
dan bagian tubuh yang tampak kuning.
Perkiraan Klinis
Tingkat Keparahan Ikterus
Derajat Ikterus Menurut KRAMER ( 1969 )
·
Derajat I : Daerah kepala dan leher, perkiraan kadar bilirubin 5,0 mg%.
·
Derajat II : Sampai badan atas, perkiraan kadar bilirubin 9,0 mg%.
·
Derajat III : Sampai badan bawah hingga tungkai, bilirubin 11,4 mg%.
·
Derajat IV : Sampai daerah lengan, kaki bawah lutut, 12,4 mg%.
·
Derajat V : Sampai daerah telapak tangan dan kaki, 16,0 mg%.
Rencana asuhan
Ikterus Fisiologis
·
Mengajari ibu
cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam 7 pagi
sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
·
Lakukan asuhan
dasar pada bayi
·
Beri minum bayi
sesuai kebutuhan dan kalori yang cukup
·
Perhatikan
frekwensi BAB
·
Usahakan agar
bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
·
Memeliahara
kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
·
Mencegah Mencegah
terjadinya infeksi
·
Jika bayi dapat
menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif lebih sering
minimal setiap 2 jam
·
Jika bayi tidak
dapat menyusu beriakn ASI melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
·
Jaga bayi agar
tetap hangat
·
Ikterus
fisisologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat dirawat jalan dengan
nasehat untuk ku njungan ulang setelah tujuh hari .Jika bayi tetap kuning
selama 7 hari maka lakukan penilaian lengkap
·
Lakukan
pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam atau
apakah sering buang air besar
Rencana asuhan
Ikterus
Patologis
·
Cegah agar gula
darah tidak turun
·
Jika anak masih
bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
·
Jika anak tidak
bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu pengganti,
Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk
·
Cara membuat
air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc air masak
·
Jika anak tidak
bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa ansogastrik
,jika tidak rujuk segera
·
Nasehati ibu
agar menjaga bayi tetap hangat
·
Sertakan contoh
darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama kehidupan
·
Rujuk segera.
·
Setiap ikterik
yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan
labor lanjut
·
Pada bayi
dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk
·
Perhatikan
frekwensi BAK dan BAB
·
Beri terapi
sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah sinar matahari pagi
pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan 15 menit telungkup
·
Cegah kontak
kdengan keluarga yang sakit dan cegah terjadiny ainfeksi
Author : Asrian Hendiani dan Devanty
Anggraini
Source: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/berat.badan.bayi.turun/001/001/1603/1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar