Senin, 01 Desember 2014

Tutorial Skenario 2 Part 1 Blok 9


Tutorial Skenario 2 Part 1 - Blok 9
Author : Lilyana Ulfa

Assalamu'alaikum..
Karena skenario untuk tutorial besok berbentuk power point, jadi belum tau tentang penyakit apa. Maka, anti-remed membuat bahan skenario 2 tentang penyakit diare. Karena waktu "block introduction" PJ blok kita bilang skenario kedua adalah tentang penyakit diare. Tapi belum pasti skenario besok adalah diare, jadi amannya belajar penyakit lain juga yaa.. :) 

DEFINISI
Diarrhea merupakan frekuensi dan konsistensi keadaan pengeluaran feces yang abnormal. (Dorland, 598). Frekuensi defekasi normal berkisar tiga kali seminggu hingga tiga kali sehari. Berat tinja normal orang dewasa adalah 200gr/hari (kandungan air dalam tinja adalah 85% dari berat tinja).
Diare secara formal diartikan sebagai peningkatan berat tinja perhari diatas 200 gram dan peningkatan yang abnormal pada keenceran tinja dan frekuensi defekasi lebih dari 3x/hari dengan atau tanpa disertai lendir ataupun darah (biasanya pada diare akut). Dengan keadaan tersebut pada diare biasanya terjadi kehilangan banyak cairan dan elektrolit tubuh melalui tinja dengan frekuensi berlebih dalam tinja yang lebih encer pula konsistensinya.

SYMPTOM
Symptom yang menyertai diare biasanya berbeda pada setiap orang, ini terjadi karena beberapa faktor penyebab dan yang mempengaruhi. Umumnya gejala lain saat diare adalah :
·       dehidrasi,
·       kram perut,
·       nyeri perut,
·       demam,
·       bentuk tinja abnormal (cair, berlendir dan darah dalam tinja),
·       kembung,
·       peningkatan gerak peristaltic (click-gurgles normal 5-36x/menit),
·       badan tampak lesu/lemah,
·       tidak nafsu makan,
·       nyeri otot dan kejang,
·       cephalgia/sakit kepala dan lain-lain















 JENIS            
                                
A.     Berdasarkan onset waktu terjadinya
a.     Diare akut, berlangsung kurang dari 14 hari.
b.     Diare kronis, berlangsung lebih dari 15 hari, misalnya diare 3 hari lalu berhenti 2 hari lalu diare lagi kadang malah diselingi susah BAB
c.     Diare persisten, berlangsung lebih dari 30 hari
B.     Berdasarkan penyebab klinisnya
    1. Infeksius oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus) atau parasit.  Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
    2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik.
    3. Makanan : MSG, Sacarin, makanan kadaluarsa, makanan tidak hygienis.
    4. Pada bayi saat dikenalkan MPASI seringkali memiliki efeksamping diare karena perut kaget dengan makanan dan minuman yang baru dikenal lambungnya.
ETIOLOGY

A.     Faktor Infeksi : Karena adanya infeksi pada saluran pencernaan maupun diluar alat pencernaan.

a.     Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare yang utama pada anak sebagai berikut :
                                                i.         Infeksi bakteri : vibrio, E colli, salmonela, shigella, campilobacter, v.cholerae dan sebagainya.
                                              ii.         Infeksi virus : entovirus (virus echo, coxsackie, poliomielitis, HIV).
                                             iii.         Infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides)
b.     Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
B.     Faktor Malabsorsi : Malabsorsi karbohidrat disakarida.
C.     Faktor Imun : pada kasus autoimun & immunodeficiency biasanya mudah untuk terjadi diare karena rendahnya ketahan tubuh akan antigen dan menganggap sel atau bagian tubuh adalah antigen (pada autoimun). (HIV, SLE dll.)
D.    Faktor makanan : Makanan yang basi, makanan yang mengandung racun, atau karena alergi terhadap makanan tertentu, makanan dan minuman yang basi ataupun yang menggunakan zat pewarna yang berlebihan.
E.     Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas (stress), faktor ini cenderung terjadi pada orang dewasa dan jarang terjadi pada anak/balita.
















PENYAKIT YANG BIASANYA DISERTAI  ATAU MENYEBABKAN DIARE


-       Irritable bowel syndrome, adanya perubahan gaya hidup terutama dalam hal pola makan sehingga menyebabkan kram, kembung, diare, dan ketidaknyaman pada perut
-       Penyakit usus inflamasi, berkurangnya kemampuan penyerapan nutrisi pada makanan yang terjadi dalam sistem pencernaan manusia karena adanya ganggun seperti peradangan usus
-       Penyakit celliac, orang-orang dengan penyakit ini, sistem kekebalan tubuh mereka menyerang lapisan usus mereka
-       Kondisi lain seperti diabetes, hipertiroid, dan ganggun pankreas juga dapat menjadi penyebab diare

DIAGNOSIS

1.     Anamnesis : waktu, karakteristik, faktor pemberat, faktor yang berhubungan
2.     Pemeriksaan Vital sign
3.     Pemeriksaan fisik :
Ø  Inspeksi tanda dehidrasi : kulit kering, mulut kering, nadi cepat (tachicardi), kelemahan, turgor
Ø  Auskultasi : bising peristaltic usus/krik gurgles meningkat dari normal 5-36x/menit
Ø  Perkusi : Pembesaran organ abdomen, batas Hepar/Hepatomegali, dll
Ø  Palpasi Abdomen : Nyeri abdomen, nyeri abdomen regional, dll.
4.     Pemeriksaan Penunjang :
o    Laboratorium : pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik harus dilakukan untuk menentukan diagnosis yang pasti. Secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja, ada tidaknya darah, lendir, pus, lemak dan lain-lain. Secara mikroskopik ada tidaknya lekosit, eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri dan lain-lain. Selain pemeriksaan tinja perlu diperiksa darah misalnya pada sindroma malabsorpsi.
o   Endoskopi : Pemeriksaan endoskopik sebaiknya dikerjakan sebagai pekerjaan rutin pada setiap penderita diare. Lebih-lebih lagi setelah ditemukan colon fibrescope maka akan mempermudah dalam membuat diagnose. Tapi setidaknya pemeriksaan rektosigmoidoskopik perlu dikerjakan. Bila ditemukan suatu kelainan misalnya dicurigai ada keganasan, maka sebaiknya dilakukan operasi.
o   Radiologi : Penderita sering menderita diare yang hilang timbul misalnya kolitis ulserativa, regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu diperiksa secara radiologi


TERAPI DIARE
A.    Farmakologi :
-       Antibiotic  (untuk diare karena infeksi bakteri)
o   Tetrasiklin (antibiotic penghambat sintesis protein microba)
o   Trimetoprim (antibiotik basa lemah ph 7,3 untuk menghambat metabolisme microba)
o   Metronidazol (antibiotic untuk bakteri anaerob yang biasanya hidup di bagian dalam tubuh)
-       Zink Tablet

B.     Non Farmakologi :
-       Oralit (gara, gula & air)
-       Cairan/Minuman elektrolit
-       Minum air putih banyak untuk menghindari dehidrasi berat
-       Ringer lactate Intravena

C.     Terapi Alternatif Diare :
-          Rencana terapi A (Terapi diare tanpa dehidrasi di rumah), dalam tatalaksana diare di rumah : berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi. gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang cair (sup, air tajin). Beri tablet ZINC
-          Rencana terapi B (Terapi diare dengan dehidrasi ringan/sedang). Pada dehidrasi ringan, sama seperti rencana terapi A diberikan oralit, tablet zinc, cairan rehidrasi oral yang diberikan dengan pemantauan
-          Rencana terapi C (Untuk diare dengan dehidrasi berat)
Terapi intravena ringer laktat, obat-obat yang sering dikombinasikan dengan oralit pada diare akut adalah tetrasiklin, trimetoprim, metronidazol

REFERENSI & DAFTAR PUSTAKA:
-       IPD Harrison
-       Gastroenterologi sujono hadi
-       Dorland Kamus Kedokteran
-       Jurnal Penyakit Dalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar