Senin, 15 Desember 2014

Skenario 1 BLOK 4

Author : Della, Pandu 

SKENARIO 1

Seorang pemuda berusia 18tahun sedang menjalani tes fisik sebagai persyaratan masuk ke Akademi Militer. Pemuda tersebut berlari menempuh jarak 2,4 km selama 12 menit. Setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, pemuda tersebut tampak terengah-engah dan dada terasa berdebar-debar. Pada saat sebelum dan sesudah menjalani tes, tim kesehatan militer melakukan pemeriksaan vitalsign dan spirometri kepada pemuda tersebut.

1.       Mengapa pemuda tsb terengah-engah dan berdebar-debar?
2.       Bagaimana system respirasi? Apa pengaruh dalam melakukan latihan fisik?
3.       Bagaimana system kardiovaskuler?  Apa pengaruh dalam melakukan latihan fisik?
4.       Apa itu pemeriksaan vitalsign? Bagaimana pemeriksaan yg di lakukan setelah melakukan aktivitas seperti berlari?
5.       Apa itu pemeriksaan spriometri? Bagaimana pemeriksaan yg di lakukan setelah melakukan aktivitas seperti berlari?

1.       Karena pusat pernafasan yang terletak dalam medulla oblongata bereaksi karena bertambahnya karbon dioksida dalam darah ketika berlari.
Reaksi yang dilakukan oleh pusat pernafasan ini adalah dengan cara mempercepat pernafasan, agar oksigen yang di hirup juga banyak. Oleh sebab itulah kita bernafas dengan hirupan udara pendek-pendek dan cepat. Inilah yang disebut terengah-engah. Jika berjalan atau diam kita tidak memerlukan oksigen sebanyak saat berlari, sehingga pernafasan juga terjadi secara perlahan-lahan dan jauh lebih lambat. (Fisiologi Guyton & Hall)
2.       Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan.
Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  • pernapasan luar/respirasi eksternal, yaitu pertukaran O2 dalam alveolus dengan CO2 dalam darah.
  • pernapasan dalam/respirasi internal, yaitu pertukaran gas O2 dengan CO2 dari aliran darah dengan sel-sel tubuh
Alat-alat Respirasi pada Manusia
Organ-organ pernapasan manusia terdiri atas:
  1. Hidung, merupakan jalan masuknya udara. Di dalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan
  2. Farink (tekak), merupakan persimpangan tenggorokan dengan kerongkongan
  3. Larink (pangkal tenggorokan), di dalamnya terdapat pita suara (syrink)
  4. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam), cincin tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan jaringan ikat (lapisan luar). Trakhea merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru
  5. Bronkhus, adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan
  6. Bronkhiolus, percabangan bronkus
  7. Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di sinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang membentuk paru-paru (pulmo). Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura rangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh cairan limfe.
Mekanisme Pernafasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata) yang terdapat di otak. Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan dari konsentrasi CO2 dalam darah. Bila kita menahan napas dalam waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas semakin besar. Ini terjadi karena kadar CO2 dalam darah semakin meningkat dan akan memacu pusat pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.
Ada dua cara pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot antar rusuk (intercostae), dan paru-paru. Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah diafragma, otot perut, dan paru-paru.
1. Pernapasan dada
  • Inspirasi : Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk terangkat, volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan udara di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar, sehingga udara masuk ke paru-paru.
  • Ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi tulang rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong ke luar dari paru-paru.
2. Pernapasan perut
  • Inspirasi : Bila otot diafragma berkontraksi, maka posisi diafragma akan mendatar, akibatnya volume rongga dada bertambah besar, tekanan mengecil, sehingga udara masuk ke paru-paru
  • Ekspirasi : Bila otot diafragma relaksasi, maka posisi diafragma naik/melengkung, sehingga rongga dada mengecil, tekanan membesar, akibatnya udara terdorong keluar.
Ekspirasi bukan saja akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang berelaksasi, tetapi juga karena kontraksi otot dinding perut. (http://biologimediacentre.com/sistem-respirasi-3-respirasi-pada-manusia/)
Pengaruh sistem respirasi terhadap latihan fisik adalah Latihan fisik akan mempengaruhi konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida. Kadar oksigen dalam jumlah yang besar akan terdifusi dari alveoli ke dalam darah vena kembali ke paru-paru. Sebaliknya, kadar karbon dioksida yang sama banyak masuk dari darah ke dalam alveoli. Oleh itu, ventilasi akan meningkat untuk mempertahankan konsentrasi gas alveolar yang tepat untuk memungkinkan peningkatan pertukaran oksigen dan karbon dioksida. (William, 1999).
3.       Sistem karidovakuler terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:
1. Jantung, yang berfungsi untuk memompa darah.
2. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah menuju ke jaringan
dan sebaliknya.
3. Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat makanan dsb ke

Pengaruh sistem respirasi terhadap latihan fisik adalah Memahami dasar anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler, seseorang dapat melihat secara khusus bagaimana sistem ini merespon terhadap peningkatan tuntutan tubuh sewaktu pelatihan. Selama latihan, permintaan oksigen di otot aktif meningkat, lebih banyak nutrisi digunakan dan proses metabolisme dipercepatkan serta menghasilkan sisa metabolisme. Jadi, untuk memberikan lebih banyak nutrisi dan untuk menghilangkan sisa metabolisme, sistem kardiovaskuler harus beradaptasi untuk memenuhi tuntutan sistem muskuloskeletal selama latihan. (Willmore, 1999)
4.       Pemeriksaan tanda vital adalah suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi Suhu Tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi pernapasan, dan Tekanan darah. (http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/prosedur-pemeriksaan-tanda-tanda-vital.html)


Perubahan pada tekanan darah : Latihan dan aktivitas fisik dapat meningkatkan cardiac output dan tekanan darah. Hal ini berkaitan dengan peningkatan metabolism tubuh. Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga membutuhkan aliran yang lebih cepat untuk mensuplai oksigen dan nutrisi (tekanan darah naik).
Perubahan pada suhu tubuh : Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
Perubahan pada frekuensi nadi : sistem cardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan
redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung10. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula. Jadi konsumsi O2 oleh otot jantung dapat dihitung dengan mengalikan denyut nadi dan tekanan darah sistolik. Otot jantung yang terlatih membutuhkan lebih sedikit O2 untuk sesuatu beban tertentu dan membutuhkan jumlah O2 yang kurang pula untuk pekerjaan fisik atau aktivitas.Jadi latihan jasmani akan mengurangi kebutuhan jantung akan O2 melalui penurunan jumlah beban yang harus dikerjakan dan juga memperbaiki fungsi metabolik dari miokardium.
Perubahan pada frekuensi pernafasan : Pada saat latihan frekuensi pernafasan akan meningkat. Meskipun demikian frekuensi pernafasan tidak akan dapat dipakai sebagai alat ukur intensitas latihan, karena pernafasan dapat dimanipulasikan oleh seseorang. Pernafasan secara sadar dapat dipercepat, diperlambat, atau diperdalam oleh kemauan seseorang. Akan tetapi jika pernafasan tidak dikendalikan secara sadar sudah akan diatur secara otomatis oleh sistem saraf outonom.
Pada saat berlatih hawa tidal akan meningkat, atau pernafasan menjadi lebih dalam. Dengan pernafasan yang lebih dalam maka tekanan udara dalam paru akan meningkat, sehingga difusi (pertukaran gas) antara O2 dan CO2 jug akan meningkat. Meningkatnya hawa tidal disertai frekuensi pernafasan yang meningkat maka ventilasi (udara yang masuk selama satu menit) juga akan meningkat. Semakin tinggi intensitas latihan, frekuensi pernafasan juga akan semakin tinggi, sehingga ventilasi juga akan semakin tinggi.
5.       Spirometri adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur aliran udara kedalam dan keluar dari paru. (Blonshine, 2000)  
Seseorang yang bernapas melalui „mouth piece‟ spirometri perlu ditutup hidungnya. Responden yang meniup diinstruksi mengenai cara bernapas sewaktu prosedur. Tiga maneuver pernapasan dicoba dahulu sebelum menentukan data prosedur dan data yang tertinggi dari tiga kali percobaan diambil untuk mengevaluasi pernapasan. Prosedur ini mengukur aliran udara melalui prinsip-prinsip perpindahan elekronik atau mekanik dan menggunakan mikropresessor dan perekam untuk menghitung serta memplot aliran udara. (Fink, 2000)
Tes ini menghasilkan rekaman ventilasi responden dalam kondisi yang melibatkan usaha normal dan maksimal. Rekaman yang diperoleh disebut „spirogram‟ yang akan menunjukkan volume udara serta tingkat aliran udara yang memasuki dan keluar dari paru. Spirometri dapat menghitung beberapa kapasitas paru.


1 komentar: