Kamis, 25 Desember 2014

Skenario 1 Part 2 Blok 4

Sistem Limfatik

Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan
dan protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki sistem ini dengan cara
berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem
kardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa
(lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan
interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat
persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik
cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut
membantu mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh
limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke
arah jantung.  
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul)
limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus
limfa terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang
yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk
menyerang virus dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya kelenjar getah bening
(limfonodus), tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) , limfonodulus. System limfe
terdiri dari pembuluh limfe, nodus limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sel
limfatik. Pembuluh limfe merupakan muara kapiler limfe, menyerupai vena kecil yang
terdiri atas 3 lapis dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfe
kembali ke jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe keluar dari
pembuluh. Tonsil merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra seluler yang
dibungkus oleh capsul jaringan pemyambung, tapi tidak lengkap.Terdiri atas bagian
tengah (germinal center) dan Crypti.Tonsil ditemukan dipharyngeal yaitu :
- tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
- tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
- tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah
Nodus limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda
oval atau bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok yang menerima limfe dari bagian
tubuh. Fungsi utama nodus limfaticus untuk menyaring antigen dari limfe dan
menginisiasi respon imun. Timus terletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus.
Pada bayi dan anak-anak, timus agak besar dan sampai ke mediastinum superior.
Timus terus berkembang sampai pubertas mencapai berat 30 -50 gr. Kemudian
mengalami regresi dan digantikan oleh jaringan lemak.
Pada orang dewasa timus mengalami atrofi dan hampir tidak berfungsi. Limpa
terletak di Quadran atas kiri abdomen, di inferior diaphragma yang memanjang dari
iga 9 – 11, terletak dilateralis ginjal dan posterolateral gaster. Fungsi limfa yaitu:
-Menginisiasi respon imun bila ada antigen didalam darah
-Reservoir eritrosit dan platelet
-Memfagosit eritrosit dan platelet yang defectiv
-Phagosit bacteri dan benda asing lainnya

Secara garis besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi :
1. Aliran Cairan Interestial
2. Mencegah Infeksi
3. Pengangkutan Lipid


1. Aliran cairan interstisial
Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil
oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem
pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas
dari sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan
yang kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke
limfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah
bening ini disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah
bening melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik
ini getah bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini
dimulai lagi.
Mencegah infeksi
Sementara kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga
mengambil sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah bening
sampai mereka mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk
menghancurkan virus dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel
makrofag menelan bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel limfosit
menghasilkan antibodi, ini dikenal sebagai respon kekebalan tubuh. Proses ini
diharapkan akan berhubungan dengan semua infeksi yang berjalan melalui getah
bening tetapi sistem limfatik tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel Limfosit
akan meninggalkan node dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah
ketika getah bening bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi
pada jaringan lain.
Ini bukan satu-satunya daerah dimana perlawanan berlangsung, limpa juga
menyaring darah dengan cara yang sama seperti sebuah nodus yang menyaring getah
bening, sel B dan sel T yang bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus yang
telah matang pada limpa (Ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori T
sel yang dapat mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan dapat
menangani mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper dan sitotoksik)
yang melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag limpa menghancurkan
sel-sel darah patogen yang dilakukan oleh fagositosis. Ada nodul limfatik seperti
amandel yang menjaga terhadap infeksi bakteri yang mana ini menggunakan sel
limfosit. Kelenjar timus mematangkan sel yang diproduksi di sumsum tulang merah.
Setelah sel-sel ini matang, sel – sel ini kemudian bermigrasi ke jaringan limfatik
seperti amandel yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah dan mulai
melawan infeksi. Sumsum tulang Merah memproduksi sel B dan sel T yang
bermigrasi ke daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu dalam respon
kekebalan.
Pengangkutan Lipid
Jaringan kapiler dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut
lemak A, D, E dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna
menjadi krem. Lipid dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari
makanan dan kemudian dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan ke
darah. Tanpa sistem limfatik kita akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah
dengan banyak penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa -
sisa yang membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang
diperlukan.



Faktor Pendorong Gerak Cairan Limfe
Cairan limfe adalah cairan mirip plasma dengan kadar protein lebih rendah. Kelenjar
limfe menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah selnya besar. Kedudukan
system limfatik pada peredaran darah dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:
Faktor pendorong gerak cairan limfe:
Pembuluh limfa mirip vena, punya katup yang bergantung pada pergerakan otot
rangka untuk memecah cairan ke arah jantung.
Perlawanan pertama yang dilakukan tubuh adalah dengan respon immun non spesifik
: sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui sistem limfatik yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem immun seluler.
Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan protein
dari jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak
cairan limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari kapiler darah.

A. PEMBULUH GETAH BENING
1. Kapiler getah bening
Terdiri dari
- Saluran yang berdinding tipis
- Dilapisi Endotel
- Lumen nya tidak teratur
Merupakan pembuluh Limfe yang terkecil, membentuk anyaman yang luas & berakhir buntu.
Berfungsi: menampung cairan Limfe yang berasal dari masing2 kapiler .
2. Pembuluh getah bening yg lebih besar
Kapiler-kapiler getah bening bergabung dengan pembuluh getah bening yang lebih
besar .Terdiri dari saluran yang dindingnya lebih tebal memiliki katub. Dindingnya terdiri
dari 3 lapisan:
T. Intima terdiri dari - Endotel
- Sabut elastis
T. Media terdiri dari Sabut otot polos
T. Adventitia terdiri dari
- Sabut kollagen
- Sabut elastis
- Sabut otot polos
Dalam perjalanan pembuluh getah bening yang besar, pembuluh getah bening ini
mencurahkan isinya ke dalam kelenjar getah bening (Lymph Nodes). Katub pembuluh getah
bening merupakan lipatan T. Intima
- Terdiri dari:- Jaringan ikat kendor
- Dilapisi Endotel
- Terletak berpasangan & berhadapan
- Ke 2 ujung bebas searah dgn aliran limfe
3. Pembuluh Limfe besar
Merupakan gabungan dari pembuluh limfe, membentuk 2 pembuluh limfe utama:
a. Ductus Lymphaticus Dexter
Menerima cairan limfe dari bagian kanan atas tubuh
b. Ductus Thoracicus
Menerima cairan limfe dari bagian tubuh kiri & kanan saluran pencernaan makanan.
Dindingnya terdiri dari:
ü  T. Intima: Endotel
ü  Sabut Kollagen & Elastis
ü  T. Media: Beberapa lapis otot polos
ü  T. Adventitia: Sabut Kollagen
ü  Sabut Elastis dan otot polos
ü  Pada T. Adventitia terdapat Vasa Vasorum

Jaringan Limfatik
Jaringan Haematopoetik terdiri dari 2 jenis jaringan:
- Jaringan Myeloid
- Jaringan Limfoid / Limfatik

Jaringan Limfatik dalam tubuh terdapat dalam 4 bentuk:
1. Kelenjar Getah Bening
2. Thymus
3. Lien = Limpa
4. Aggregasi dari Limfosit tak berkapsul dalam jaringan ikat kendor
Jaringan Limfatik merupakan Parenchym pada organ-organ Limfatik

Jaringan Limfatik secara mikroskopik dibagi 2 komponen:
1. Stroma merupakan kerangka seperti busa (Spongelike Framework)
2. Free Cells mengisi mata anyaman

Perbandingan kedua nya berbeda
Jaringan Limfatik dibedakan:
1. Jaringan Limfatik Kendor
2. Jaringan Limfatik Padat
3. Jaringan Limfatik Noduler

Stroma
terdiri dari :
- Sabut Retikuler hitam
- Sel Retikuler merah
Free Cells
1. Limfosit kecil, sedang, besar
2. Sel Plasma
3. Makrofag
Distribusi jaringan Limfoid kendor
- Daerah Internoduler, Cortex bagian dalam & Medulla dari kelenjar getah bening
- Selubung LImfoid Parietal pada Lien / Limpa
- Daerah Internoduler dari Tonsil
- Payer’s Patches (dibawah Epitel usus)
Nodulus Lymphaticus
- Merupakan akumulasi padat dari sel-sel bebas didalam jaringan Limfoid kendor
- Berbatas jelas
- Strukturnya:
~ Primary Nodule
~ Secondary Nodule = Germinal Center
Primary Nodule
-Kumpulan padat limfosit kecil
-Bentuk bulat


Secondary Nodule / Germinal Center
o Kumpulan sel-sel yang besar limfosit, plasma, makrofag
o Tercat pucat
o Ada kutub gelap, kutub pucat
o Fungsi: pembentuk limfosit, penghancuran limfosit saat di fagositosis oleh makrofag

Tubuh manusia memiliki dua sistem peredaran darah yaitu sistem kardiovaskular dan sistem limfatik.
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.

Perbedaan antara kedua sistem dibandingkan dalam tabel di bawah.


Perbandingan dan limfatik Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular (Darah)
Sistem limfatik (Getah bening)
Darah bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan mendistribusikan
oksigen, nutrisi dan hormon ke seluruh
jaringan tubuh.
Getah bening bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan mengeluarkan produkproduk
sisa tertinggal dalam jaringan.
Darah mengalir dalam suatu loop terus
menerus tertutup seluruh tubuh melalui
arteri, kapiler, dan vena.
Getah bening mengalir dalam rangkaian
terbuka dari jaringan ke pembuluh limfatik.
Setelah di dalam kapal ini, getah bening
mengalir hanya satu arah.
Darah dipompa tubuh. Jantung memompa
Darah ke dalam arteri yang membawa ke
semua dari. Vena kembali darah dari
seluruh bagian tubuh ke jantung.
Getah tidak dipompa. Hal pasif mengalir
dari jaringan ke kapiler getah bening.
Aliran dalam pembuluh limfatik dibantu
oleh gerakan tubuh lainnya seperti
pernapasan dan tindakan otot di dekatnya
dan pembuluh darah.
Darah terdiri dari plasma cair yang
mengangkut sel-sel darah putih dan merah
dan platelet.
Getah bening yang telah disaring dan siap
untuk adalah cairan putih susu atau jelas.
Darah terlihat dan kerusakan pembuluh darah menyebabkan tanda-tanda jelas
seperti perdarahan atau memar.
Getah tidak terlihat dan kerusakan pada sistem limfatik sulit untuk mendeteksi
sampai bengkak terjadi.
Darah disaring oleh ginjal. Semua darah
mengalir melalui ginjal di mana sampah
produk dan cairan kelebihan dihapus.
Diperlukan cairan dikembalikan ke
sirkulasi jantung.
Limfe disaring oleh kelenjar getah bening
di seluruh tubuh. Simpul tersebut
menghapus beberapa cairan dan puingpuing.
Mereka juga membunuh patogen
dan beberapa sel-sel kanker.
Pembuluh darah kerusakan atau
insufisiensi menghasilkan pembengkakan
yang berisi cairan protein rendah.
Limfatik kapal kerusakan atau insufisiensi
menghasilkan pembengkakan yang berisi
cairan kaya protein.

Aliran darah Dibandingkan dengan Aliran Limfatik
Aliran darah yang dipompa oleh jantung diedarkan di seluruh tubuh dan dibersihkan
dengan menjadi disaring oleh ginjal.
Sistem limfatik tidak memiliki pompa untuk membantu dalam alirannya, sistem ini
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya getah bening mengalir keatas melalui tubuh
perjalanan dari ekstremitas (kaki dan tangan) dan keatas melalui tubuh menuju leher.
kemudian berjalan melalui tubuh, melewati getah bening kelenjar getah bening di mana ia
disaring.Pada pangkal leher, getah bening memasuki vena subklavia dan sekali lagi menjadi
plasma dalam aliran darah.

Limfatik Kapiler
Setelah meninggalkan jaringan, getah bening harus memasukkan sistem limfatik
melalui kapiler limfatik khusus. Sekitar 70 persen di antaranya kapiler dangkal yang terletak
dekat, atau hanya di bawah, kulit. 30 persen sisanya, yang dikenal sebagai kapiler limfatik
dalam, mengelilingi sebagian besar organ tubuh.
Kapiler limfatik mulai sebagai pembuluh buta-berakhir yang hanya satu sel di tebal.
Sel-sel ini disusun dalam pola sedikit tumpang tindih, sangat mirip dengan herpes zoster di
atap rumah.Masing-masing sel individu diikat ke jaringan terdekat oleh penahan filamen.
Tekanan dari fluida yang mengelilingi gaya kapiler sel-sel untuk memisahkan sejenak untuk
memungkinkan getah bening untuk memasuki kapiler. Kemudian sel-sel dari dinding
berdekatan. Ini tidak memungkinkan getah bening untuk meninggalkan kapiler.Melainkan
dipaksa untuk bergerak maju.

Kapiler limfatik
Kapiler limfatik secara bertahap bergabung bersama untuk membentuk jaringan
mesh-seperti tabung yang terletak lebih dalam tubuh. Saat mereka menjadi lebih besar,
struktur ini dikenal sebagai pembuluh limfatik.

Limfe Nodes
Ada antara 600-700 kelenjar getah bening hadir dalam tubuh manusia rata-rata.
Limfe nodes ini berperan untuk menyaring kelenjar getah bening sebelum dapat
dikembalikan ke sistem peredaran darah. Meskipun node dapat menambah atau mengurangi
ukuran sepanjang hidup, setiap node yang telah rusak atau hancur, tidak beregenerasi.
Pembuluh limfatik aferen membawa unfiltered getah bening ke node. Produk-produk
limbah sini, dan beberapa cairan, yang disaring. Di bagian lain dari node, limfosit, yang
khusus sel darah putih, membunuh patogen yang mungkin ada.
Hal ini menyebabkan pembengkakan umumnya dikenal sebagai pembengkakan kelenjar
bengkak.
Kelenjar getah bening juga perangkap sel-sel kanker dan memperlambat penyebaran
kanker sampai mereka kewalahan oleh itu.
Pembuluh limfatik eferen membawa keluar getah bening disaring dari node untuk
melanjutkan kembali ke sistem peredaran darah.
Edema merupakan pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium. Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-hari yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta perpindahannya air dari intravascular ke intestinum. Edema dikelompokkan menjadi :
1.      Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasma.penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh lebih tinggi, sementara jumlah cairan yang direabsorpsi kurang dari normal, dengan demikian terdapat cairan tambahan yang tertinggal diruang –ruang interstisium. Edema yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat terjadi melalui beberapa cara : pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal, penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati ( hati mensintesis hampir semua protein plasma ), makanan yang kurang mengandung protein, atau pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas .
2.      Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yang keluar dari kapiler ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak. Sebagai contoh, melalui pelebaran pori –pori kapiler yang dicetuskan oleh histamin pada cedera jaringan atau reaksi alergi . Terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan kearah dalam sementara peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstisium yang diseabkan oleh kelebihan protein dicairan interstisium meningkatkan tekanan kearah luar. ketidakseimbangan ini ikut berperan menimbulkan edema lokal yang berkaitan dengan cedera ( misalnya: lepuh ) dan respon alergi (misalnya: biduran) .
3.      Peningkatan tekanan vena , misalnya darah terbendung di vena, akan disertai peningkatan tekanan darah kapiler, kerena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena. peningkatan tekanan kearah dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang terjadi pada gagal jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik vena. Salah satu contoh adalah adalah pembengkakan di tungkai dan kaki yang sering terjadi pada masa kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena –vena besar yang mengalirkan darah dari ekstremitas bawah pada saat vena-vena tersebut masuk ke rongga abdomen. Pembendungan darah di vena ini menyebabkan kaki yang mendorong terjadinya edema regional di ekstremitas bawah.
4.      Penyumbatan pembuluh limfe menimbulkan edema,karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat masalah melalui efek osmotiknya. Penyumbatan limfe lokal dapat terjadi, misalnya di lengan wanita yang saluran-saluran drainase limfenya dari lengan yang tersumbat akibat pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk kanker payudara. Penyumbatan limfe yang lebih meluas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasitic yang ditularkan melalui nyamuk yang terutama dijumpai di daerah-daerah tropis. Pada penyakit ini, cacing-cacing filaria kecil mirip benang menginfeksi pembuluh limfe sehingga terjadi gangguan aliran limfe. Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum dan ekstremitas, mengalami edema hebat. Kelainan ini sering disebut sebagai elephantiasis,karena ekstremitas yang membengkak seperti kaki gajah.
Mekanisme terjadinya oedema
1)      Adanya kongesti
Pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan rongga badan (terjadi edema).
2)      Obstruksilimfatik
Apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu, saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki gajah/elephantiasis).
3)      Permeabilitas kapiler yang bertambah
Endotel kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas. Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe. Daya permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah. Akibatnya ialah protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah. Hal ini mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi berat dan reaksi anafilaktik.
a)      Hipoproteinemia
     Menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama urin) berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum.


b)     Tekanan osmotic koloid
Tekanan osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah. Tetapi pada keadaan tertentu jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas kapiler bertambah. Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan edema. Filtrasi cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue tension). Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan. Pada jaringan subcutis yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh karena itu pada tempat tersebut mudah timbul edema.
c)      Retensi natrium dan air
Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah. Akibatnya terjadi edema. Retensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal (penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada penderita yang mendapat pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau estrogen).
Penatalaksanaan Oedema
Terapi edema harus mencakup terapi penyebab yang mendasarinya yang reversibel (jika memungkinkan). Pengurangan asupan sodium harus dilakukan untuk meminimalisasi retensi air. tidak semua pasien edema memerlukan terapi farmakologis, pada beberapa pasien terapi non farmakologis sangat efektif seperti pengurangan asupan natrium (yakni kurang dari jumlah yang diekskresikan oleh ginjal) dan menaikkan kaki diatas level dari atrium kiri. Tetapi pada kondisi tertentu diuretic harus diberikan bersamaan dengan terapi non farmakologis. Pemilihan obat dan dosis akan sangat tergantung pada penyakit yang mendasari, berat-ringannya penyakit dan urgensi dari penyakitnya. Efek diuretik berbeda berdasarkan tempat kerjanya pada ginjal. Pemeriksaan yang dilakukan sangat mudah yakni dengan menekan pada daerah mata kaki akan timbul cekungan yang cukup lama untuk kembali pada keadaan normal. Pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebab dari ankle edema adalah menentukan kadar protein darah dan di air seni (urin), pemeriksaan jantung (Rontgen dada, EKG), fungsi liver dan ginjal. Pengobatan awal yang dapat dilakukan dengan mengganjal kaki agar tidak tergantung dan meninggikan kaki pada saat berbaring. Pengobatan lanjutan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Pergelangan kaki bengkak bisa akibat cedera atau penyakit tulang, otot dan sendi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar