Kamis, 04 Desember 2014

Skenario 2-2 blok 3 KU UMY 2014

Author : Indra Maulana, Pandu Sean, dan Chandra Maulana

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.

Fungsi keseluruhan sistem endokrin:
1.       Mengatur metabolisme organik serta keseimbangan H2o dan elektrolit, yang secar akolektif penting dalam mempertahanakna lingkungan internal yang konstan
2.       Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh menghadapi situasi stres
3.       Mendorogn tumbuh kembang yang lancar dan berurutan
4.       Mengontrol reproduksi.
5.       Mengatur produksi sel darah merah
6.    Bersama sistem saraf otonom, mengontril dan mengintegrasikan sirkulas dan pencernaan serta penyerapan makanan.

Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni:
1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh manusia ada enam kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, Organ reproduksi.

A. Hipofisis Kelenjar Hipofisis (pituitary)
 disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.

B. Tiroid
Terdiri atas dua lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Kelenjar ini merupakan urgan vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada larynx dan trachea. Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan apexnya menghadap ke atas sampai linea oblique cartilago thyroideae; basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat/kelima. Efek yang umum dari hormon tiroid adalah untuk mengaktifkan transkripsi inti sejumlah besar gen. Selain itu hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme hampir seluruh jaringan tubuh. ( Guyton, 2007)
Fungsi tiroid antara lain:
1.)    Maturasi sel
2.)    Mengganggu proses pertumbuhan myelin dan akson
3.)    Perkembangan otak
4.)    Mengatur kecepatan metabolik
5.)    Menambah sintesis RNA
6.)    Keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis protein menurun
7.)    Menambah produksi panas dan menyimpan energi
8.)    Absorbsi intestinal terhadap glukosa


C. Paratiroid
Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.  Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah. Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.  Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya menurunkan kalsium darah.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
1. Mengatur metabilisme fosfor
2. Mengatur kadar kalsium darah.

D. Kelenjar adrenalin (anak ginjal)
Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146).

E.Pankreas
            Menghasilkan hormon insulin yang bekerja antagonis dengan hormon adrenalin di hati. Dalam hal ini hormon insulin bekerja mengatur kadar gula dalam darah 0,1%. Bila kekurangan insulin maka kadar glukosa dalam darah akan tinggi sehingga menyebabkan penyakit diabetes mellitus. Secara histologi tersusun oleh 3 jenis sel pakreas:
Sel a (alfa): mensekresi glukagon
Sel b (beta) mensekresi insulin
Sel d (delta) mensekresi somatostatin
1. Insulin
Merupakan polipeptida yang tersusun oleh 51 asam amino, berat molekul: 5808. Sekresi pada orang dewasa normal: 40–50 u/hari, saat puasa (basal): 10  u/ml, setelah makan: 100  u/ml. Kadar insulin mulai naik  8–10 menit setelah makan, puncaknya pada 35–45 menit, dan kembali ke semula pada 90–120 menit. Karena sifatnya tidak larut lemak, mekanisme kerja insulin harus melalui second messenger berupa inositol monofosfat, glukosamin, diasil gliserol (dag)  protein kinase c  fosforilasi.
Pengaturan sekresi insulin dikendalikan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor stimulan adalah glukosa tinggi di darah, mannosa, adanya stimulasi vagal, dan penggunaan obat sulfonilurea. Faktor penghambat dari aspek neural adalah stimilasi -adrenergik, dari aspek hormon adalah hormon somatostatin; dan obat phenitoin.
Efek yang timbul dari sekresi insulin:
a. Efek parakrin : menghambat sekresi glukagon oleh sel a
b. Efek endokrin :
1.) Hati
Anabolik : glikogenesis, sintesis trigliserida, kolesterol, vldl, protein, dan glikolisis
Antikatabolik : menghambat glikogenolisis, ketogenesis, dan glukoneogenesis
2.) Otot
 transport asam amino,stimulasi ribosom  sintesis protein
 transport glukosa dan aktivitas glikogen sintase serta menghambat aktivitas glikogen fosforilase    sintesis glikogen
3.) Lemak
Meningkatkan simpanan trigliserida melalui :
Induksi lipoprotein lipase absorbsi asam lemak ke sel adiposa
Peningkatan transport glukosa di sel adiposa
Menghambat lipolisis intraseluler
2. Glukagon
Merupakan polipeptida rantai tunggal terdiri atas 29 asam amino, dengan berat molekul: 3485. Sekresinya dihambat oleh glukosa (efek parakrin). Sekresi ditingkatkan oleh katekolamin, kolesistokinin, gastrin, glukokortikoid; neuron melalui stimulasi vagal. Mempengaruhi sel lewat perantara second messenger cAMP, yang akan mengaktifkan enzim fosforilasi lewat protein kinase a.
cAMP  protein kinase a  enzim fosforilasi
Organ targetnya adalah hati (terutama), otot, dan sel adiposa. Efeknya berlawanan dengan insulin  (counterregulatory hormon) yaitu mempertahankan kadar glukosa darah melalui glikogenolisis, glukoneogenesis, oksidasi asam lemak, dan pengambilan asam amino oleh hati.

Penyakit dan patofisiologi berhubungan dengan kedua hormon di atas:
1. Diabetes mellitus:
I. Tipe insulin dependent (IDDM), tipe i,
       jouvenil
II.   Tipe non-insulin dependent (NIDDM),
       tipe ii, matur
        a.   Non obese
        b.   Obese
III. Malnutrition-related diabetes melitus (MRDM), pancreatic diabetes
IV. Peningkatan hormon counterregulatory insulin, karena berbagai sebab.

2. Kadar rendah insulin menyebabkan :
Pemakaian glukosa berkurang (glukosa sedikit masuk ke dalam sel karena terbuang di urin), konsentrasi glukosa darah meningkat, glukosuria, dehidrasi, dan kehilangan elektrolit. Nilai  ambang  glukosa darah 180 mg/dl.
Karena glukosa tidak bisa digunakan secara optimal, mobilisasi lemak dari jaringan adiposa meningkat. Selanjutnya terjadi metabolisme lemak secara abnormal, sehingga terjadi deposisi lemak pada dinding pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan aterosklerosis. Selain itu, kadar asam aseto-asetat,asam beta hidroksibutirat (badan keton) meningkat, ini menyebabkan pH darah menurun
Pemecahan protein sel/jaringan, yang akan menyebabkan degenerasi, kemudian menjadikan tubuh lemah/rentan penyakit
Gejala 3P (poliuria, polidipsia, polifagia), berat badan menurun, astenia (kurang tenaga)
3. Hiperinsulinemia, menyebabkan:
Kadar glukosa darah menjadi rendah  otak kekurangan glukosa  peningkatan aktivitas listrik saraf  halusinasi, nervous, gemetar, kejang klonik, hilang kesadaran

F. Organ reproduksi
Pada pria
Hormon-hormon dalam reproduksi diantaranya sebagai berikut:
·         Testosteron, disekresi oleh sel-sel Leydig, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis
·         Luteinizing hormon, disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresi testosteron
·         Hormon perangsang-folikel (FSH), yang juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior
·          Estrogen, dibentuk dari testosteron oleh sel-sel sertoli dirangsang oleh FSH
·         Hormon pertumbuhan, diperlukan untuk mengatur latar belakang metabolisme testis
Pada wanita
Sistem hormon pada wanita terdiri dari tiga hierarki hormon:
·         Hormon yang dikeluarkan hipotalamus, hormon pelepas-gonadotropin (GnRH)
·         Hormon seks hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon lutein (LH), keduanya disekresi sebagai respons terhadap pelepasan GnRH dari hipotalamus
·         Hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron, yang disekresi oleh ovarium sebagai respon terhadap kedua hormon seks wanita dari kelenjar hipofisis anterior


Klasifikasi hormon:

1.      Hormon perkembangan: hormon yangmemegang peranan di dalam perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2.      Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
3.      Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4.      Hormonpengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

Eksomorf, Endomorf, Mesomorf
1. Terdapat berbagai bentuk tubuh manusia, namun begitu ia boleh dikategorikan kepada tiga kategori iaitu jenis  badan mesomorph, ectomorph, atau endomorph. Jenis badan ini mempunyai ciri-ciri  yang  berbeza  dan  individu yang berkaitan harus menyesuaikan senaman kepada mana-mana mereka tergolong dalam kumpulan jenis badan yang disebutkan tadi.
William H. Sheldon, seorang ahli psikologi Amerika syarikat (1898 – 1977) telah mengeluarkan satu teori pada tahun 40an iaitu mengenai teori somatotypes. Teori beliau telah mengubah persepsi masyarakat dunia terhadap rupa tubuh badan manusia. Teori somatotypes menyatakan bahawa secara umumnya, manusia terbahagi kepada tiga kategori rupa fizikal dan dikelaskan mengikut tiga jenis lapisan tisu iaitu endoderm, mesoderm dan ectoderm. Ketiga-tiga istilah tersebut telah membentuk istilah ectomorph, endomorph dan mesomorph.
2.      Ectomorph
Ectomorph adalah golongan yang mempunyai bentuk tubuh yang kurus. Mereka biasanya digambarkan sebagai kekurangan berat badan, kurus dan tinggi berbanding dengan dua kategori yang lain. Lebar bahu mereka adalah sama seperti paha mereka. Rusuk mereka dapat dilihat dan halus. Atas lengan dan paha mereka adalah lemah sementara jari kaki mereka lebar dan panjang. Ciri wajah mereka adalah tajam dan muka adalah seperti berbentuk segi tiga. Kulit mereka kering dan cenderung untuk terbakar atau mengelupas pada cuaca panas.
Golongan ectomorph dikatakan tidak mempunyai kekuatan atau daya tahan fizikal. Golongan ectomorph disifatkan sebagai lebih sensitif, suka pada seni, berkeyakinan pada diri sendiri serta menyukai alam sekitar. Berat badan golongan ectomorph adalah rendah kerana mereka memiliki lemak dan jisim otot yang rendah. Skor BMI mereka juga adalah sangat rendah.
Faktor-faktor yang menghalang pertambahan berat badan yang normal dan pembentukan otot bagi golongan ini adalah berkaitan dengan selera makan dan metabolism. Golongan ectomorph sangat kurus kerana mereka dilahirkan dengan metabolism yang sangat tinggi. Mereka boleh makan apa sahaja yang mereka mahu pada bila-bila masa tanpa berasa takut untuk mengalami kegemukan atau berat badan berlebihan. Metabolism yang tinggi dan faktor genetik membuatkan golongan ini amat sukar untuk menambah berat badan atau membina otot-otot mereka.
Pertumbuhan otot baru merupakan satu cabaran yang selalunya mengecewakan untuk golongan ectomorph dan pertambahan berat badan adalah sukar untuk dicapai. Pelari marathon, atlet lompat tinggi dan lompat kijang biasanya tergolong dalam kategori ini.
Golongan ectomorph perlu meningkatkan bilangan kalori dalam diet mereka dan patut makan lebih kerap iaitu dalam lingkungan 2-3 jam jika ingin menambah berat badan mereka. Mereka juga perlu mengambil peratusan protein dan kabohidrat yang tinggi dalam diet mereka. Golongan ini juga berlu bersenam dengan lebih kuat dan perlu berehat di antara waktu senaman tersebut. Pemulihan adalah sangat penting dalam pertumbuhan badan golongan ectomorph. Vitamin dan nutrisi daripada makan juga perlu ada dalam diet mereka setiap hari.
2.1. Ciri –ciri ectomorph :
Memiliki peratusan lemak badan yang sangat rendah.
Mempunyai kadar metabolisme yang sangat tinggi.
Fizikal yang kurus.
Kekal langsing dengan mudah.
Mempunyai pinggang, pinggul dan bahu yang sempit.
Otot yang kurang, rendah berat badan tanpa lemak
Kurang menarik bentuk badannya.
3.      Endomorph
Endomorph adalah kumpulan individu yang mempunya bentuk badan yang besar dan montel dengan sistem pencernaan yang lebih perlahan. Individu yang  tergolong dalam kategori ini  biasanya  mempunyai berat badan berlebihan. Dari perspektif personaliti, golongan endomorph dilihat lebih suka melakukan hal-hal mereka sendirian, bertoleransi serta selesa dengan  rutin dan  tabiat mereka.  Mereka  memang golongan yang suka pada makan dan tidak hairanlah jika kecenderungan golongan ini untuk menjadi obsesiti adalah sangat tinggi. Aktiviti makan untuk bersosial adalah satu pendorong utama golongan ini ke arah obesiti. 
Golongan endomorph juga mempunyai jenis badan yang cenderung untuk mengumpul lemak
ke kawasan bawah badan, terutamanya ke bahagian abdomen, paha dan pinggul. Lemak biasanya tidak diagihkan secara sama rata di seluruh badan.
Golongan lelaki endomorph mempunyai kecenderungan corak pengagihan lemak yang berbeza berbanding golongan wanita endomorph. Bagi golongan wanita endomorph, lemak dikumpul di lengan, paha, pinggul dan abdomen. Lelaki endomorph pula, lemak dikumpulkan di dalam abdomen mereka. Menurut kajian, lemak yang disimpan di kawasan abdomen berbahaya berbanding lemak di punggung dan kawasan kaki. Ini adalah disebabkan oleh risiko penyakit jantung dan meningkatkan risiko kanser, tekanan darah dan kencing manis. Ahli Sumo biasanya tergolong dalam golongan ini.
3.1. Ciri-ciri endomorph :
Penampilan fizikal mereka biasanya agak montel dan lembut serta lemak badan mereka sangat kelihatan di seluruh badan.
Nampak besar dengan jumlah lemak badan yang berlebihan terutama di sekitar pinggang, punggung dan paha.
mempunyai sendi besar dan struktur tulang yang besar.
Tembam atau montel, berbentuk telur atau bulat, sering digunakan untuk menghurai atau menggambarkan jenis badan golongan ini
Jika golongan ini mendapat keputusan tidak seperti yang diharapkan, ia akan membawa kepada kekecewaan dan kehampaan dalam diri mereka.
Bersifat memuaskan nafsu makan dan mengambil kalori tambahan yang tidak perlu.
Berat berlebihan dan terdedah kepada obesiti dan bermasalah untuk menjaga berat badan.
Sukar mengurangkan berat badan dan membuang lemak.
Mengambil masa yang panjang untuk mendapatkan hasil dan kejayaan yang berterusan dalam bidang kesejahteraan hidup, kesihatan dan kecergasan secara keseluruhannya.
4.      Mesomorph
Golongan mesomorph adalah kelompok yang biasa dikaitkan dengan sukan  dan  olahraga. Golongan ini mempunyai lebih banyak otot dan biasanya mengamalkan gaya hidup sihat. Dari segi fizikal, golongan ini mempunyai bahu luas, tubuh yang kelihatan sasa dan berotot. Golongan ini biasanya kelihatan cergas dan bertenaga.
Dicirikan sebagai biasa bersosial dan menonjol, sentiasa suka melakukan aktiviti luar yang berkait rapat dengan kecergasan. Golongan mesomorph juga digambarkan sebagai golongan yang kuat dan bersemangat. Mereka  mempunyai personaliti dinamik serta aktif dan amat kompetitif. Pemain bola sepak dan ahli bina badan biasanya tergolong ke dalam kategori ini.
Semua orang ingin mempunyai jenis badan mesomorph tetapi malangnya sangat sedikit individu mempunyai jenis badan ini. Golongan mesomorph mempunyai kelebihan dalam menurunkan berat badan dengan cepat dan mampu mendapat bentuk badan yang diinginkan dengan mudah. Golongan mesomorph dengan mudah boleh menyingkirkan lemak dengan melakukan satu atau dua latihan kardiovaskular dalam seminggu dan boleh mendapatkan keputusan yang baik berdasarkan aktiviti fizikal. Jika golongan mesomorph melakukan sesi senaman kardiovaskular secara teratur, golongan ini akan kehilangan lebih banyak lemak  berbanding golongan ectomorph dan  endomorph kerana jisim  otot mereka yang  lebih besar membantu membakar lebih banyak kalori dalam tubuh mereka.
Golongan mesomorph boleh membina otot badan dengan mudah. Mereka perlu mengikuti asas membina badan dan pemakanan yang sihat untuk mengekalkan fizikal yang wajar.
Bentuk badan wanita mesomorph adalah seperti jam pasir (hourglass) manakala bentuk badan lelaki mesomorph adalah lebih segi empat. Namun begitu, seorang mesomorph juga harus mengikuti diet yang ketat ketat dan program senaman untuk mengekalkan bentuk badan yang menarik.


Regulasi  Pertumbuhan
Berbagai macam hormon mempengaruhi pertumbuhan somatik, regulator utama dari pertumbuhan post natal adalah growth hormon. Growth hormon (GH) disekresikan secara teratur seperti detak jantung dari kelenjar pituitari anterior . Pekembangan kelenjar pituitari serta ekpresi gen GH diregulasikan berbagai faktor transkripsi pituitari.3

Dalam kondisi sadar yang normal, tingkat GH biasanya rendah dan tidak dapat dideteksi namun dalam beberapa waktu tertentum dan terutama pada malam selama stage 3 tidur, terjadi kenaikan GH (surge). Pola sekresi GH yang seperti debar yang teratur menunjukkan interaksi dari beberpaa regulator, yang di dalamnya termasuk 2 peptida regulator hipotalamik: GH-releasing hormone (GHRH), yang menstimulasi sekresi GH, dan somatostatin (somatotropin release-inhibiting factor [SRIF]), yang menginhibisi sekresi GH. Berbagai neurotransmitter dan neuropeptida terlibat dalam regulasi dari faktor hipotalamik, sebagai berikut (namun tidak hanya yang disebutkan) serotonin, histamin, norepinefrinm dopamin, asetilkolin, gamma-aminobutyric acid (GABA), thyroid releasing hormone, vasoactive intestinal peptidem gastrin, neurotensin, substance P, kalsitonin, neuropeptide Y, vasopresin, kortikotropin releasing hormon dan galanin.3

Banyak faktor mempengaruhi sekresi GH, terutama glukosa yang menginhibisi dan asama mino tertentu dan Ghrelin yang menstimulasi sekresi GH. Sekresi GH juga dipengaruhi berbagai hormon nonpeptida, termasuk andrgen, estrogen, thyroxine dan glukokortikoid. Mekanisme hormon ini meregulasi sekresi GH sangat kompleks, dapat melibatkan aksi dalam level hipotlaamus dan pituiter. Faktor fisiologis dan farmakologis eksogen telah diketahui untuk menstimulasi sekresi GH. Beberapa agen ini, temasuk klonidin, L-dopa dan olahraga, yang digunakan dalam tes stimulasi GH. Dalam plasma, sebagian besar GH terikat dengan afinitas dan spesifikasi yang tinggim namun dengan kapasitas yang rendah terhadap protein pembawa yang disebut GH bingding protein (GHBP). GHBP adalah produk pembelahan dari domain extraseluar dari resptor GH. Ada berbagai target aksi GH dan seringkali tidak jelas aksi mana yang dimediasi lewat sistem IGF san yang mana yang mungkin merepresentasikan efek GH tanpa IGF.3

Insulin-like Growth Factor

Pada hepar dan beberapa sel target seperti tulang dan lemak, nelalui interaksi dengan reseptornya, GH menginduksi produksi dari somatomedin, atau insulin-like growth factor (IGF-I dan IGF-II).3

Faktor nonendokrin yang mempengaruhi pertumbuhan sangat banyak dan tidak semuanya dimengerti; dan yang paling [penting adalah faktor genetik yang menentukan laju pertumbuhan, umur pubertas, dan tinggi dewasa. Pengaruh psikologis dan sosial dapat mencegah potensi ekpresi genetik sepenuhnya untuk pertumbuhan. Malnutrisi, lewat defisiensi diet, malabsorbsi atau sebagai manifestasi dari penyait kronis dapat juga menganggu pertumbuhan normal. GH level sering naik dalam kondisi ini namun level IGF-1 ditekan.3

GH merangsang jaringan lunak dan tulang. GH mendorong pertumbuhan jaringan lunak dengan

1.       Meningkatkan jumlah sel (hiperplasia) dengan meningkatkan jumlah sel dan mencegah apoptosis

2.       Meningkatkan ukuran sel (hipertrofi) dengan mendorong sintesis protein, dan akibatnya mendorong penyerapan asam amino hingga kadar asam amino pada darah menurun
Homron merangsang aktivitas osteoblas dan proliferasi tulang rawan epifisis sehingga terbentuk ruang untuk pembentukan tulang lebih banyak selama lempeng epifisis berupa tulang rawan.1

Sebuah periode pertumbuhan yang penting adalah pubertal growth spurt, yang diregulasikan oleh perubahan dalam sekresi GH dan modulasi dari aksi GH, keduanya berhubungan dengan steroid seksual. Pubertas diasosiasikan dengan kenaikan dalam jumlah dan banyaknya surge (kenaikan) kadar GH dan kenaikan dalam serum IGF-I, keduanya berhubungan dengan naiknya kecepatan pertumbuhan dalam pubertas. Ini terjadi lebih cepat kepada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki. Berhentinya pertumbuhan karena fusi epifisis terjadi lebih cepat terhadap anak perempuan daripada anak laki-laki.3

IGF-II adalah faktor pertumbuhan yang berpengaruh besar dalam pertumbuhan fetus, walaupun peran IGF-II dalam keadaan postnatal tidak diketahui.3

Kedua IGF ini adalah faktor metabolik dan mitogenik yang penting yang terlibat dalam pertumbuhan dan metabolisme sel. IGF diproduksi dalam hati, sel tulang dan jaringan lain, dan sedikitnya sebagian di bawah kontrol GH. IGF yang bersirkulasi memiliki efek endokrin yang langsung dalam pertumbuhan somatik dan dalam proliferasi banyak jenis jaringan dan sel, in vivo dan in vitro. Namun IGF juga diperkirakan sebagai faktor autokrin-parakrin penting yang terlibat dalam proliferasi selular. IGF yang diproduksi lokal telah didemonstrasikan dalam tulang, otak, ovarium, prostat, otot, jaringan mamaria dan tempat lain, dimana IGF dianggap sebgagi sebab dari pertumbuhan dan diferensiasi jaringan.3

IGF bersirkulasi dalam plasma sebagai bagian dari komples dengan protein pengikat (IGFBPs). Protein pembawa ini memperpanjang separuh jangka hidup dari peptida IGF, mentranpor IGF ke sel target dan modulasi interaksi antar IGF  dengan permukaan membran reseptor.3

Hormon GH dan insulin-like Growth factor-1 (IGF-1) keduanya memiliki efek langsung kepada growth plate.Mengelilingi growth plate, GH juga mempengaruhi tulang itu sendiri, jaringan penghubung dan vaskularisasi dan sumsum tulang dan pemberian GH atau IGF-1 secara injeksi pada tikus yang dihiposektomi menstimulasi pertumbuhan kondrosit growth plate pada setiap fase diferensiasi.4

Sel kondroprogenitor reserve mengekspresikan reseptor GH, dan merespon GH dengan berdiferensiasi menjadi kondrosit. Pada studi Maor et al, pada sel reserve mandibular condyl seeekor tikus yang baru lahir yang diisolasi, menunjukkan pada inkubasi in vitro dengan GH atau IGF-1 meninggikan diferensiasi dari sel kondroprogenitor menjadi kartilago dalam 3-6 hari.4

GH dan IGF-2 meninggikan sintesis DNA, ekspresi dari kolagen kartilago- spesifik tipe 2, proteoglikan, kondrokalsin dan protein 100-Kd. Zona reserve berkembang menjadi sebuah nodula dengan kondrosit yang berdiferensiasi, termasuk lapisan perikondral yang sudah berkembang dengan baik. Maka, GH dan IGF-1 mempercepat proses pematangan dari kondroplasia. Juga GH menginduksi osteogenesis. GH mengubah nodula kartilagenous menjadi tulang. GH namun bukan IGF-1 menstimulasi pengambilan timidin ke sel reserve.  Transisi dari zona sel reserve ke kartilago yang berproliferasi  berhubungan dengan ekpresi dari konsentrasi tertinggi IGF-1, reseptor IGF-1 dan responsivitas sel terhadap IGF-1. Stimulasi GH terhadap proliferasi terlihat sebagai efek tidak langsung sel reserve yang distimulasikan oleh GH untuk berlanjut ke fase proliferasi.4

Injeksi GH dan IGF-1  menstimulasi orientasi longitudinal dari sel hipertrofik, sehuingga menabah dengan jelas ke panjang tulang. Pada saat yang sama, IGF-1 dan GH memiliki peran dalam regulasi matriks. Pada interface tulang-kartilago, GH menstimulasi pergerakan osteoklas untuk resorbsi. IGF-1  mengeluarkan kenaikan yang jelas pada aktivitas asam okteoklastik fosfatase.4

HUBUNGAN SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN
Sistem saraf  bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di dalam tubuh. Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang saling berhubungan sehingga dinamakan sistem neuroendokrin. Hormon bekerja atas perintah dari sistem sarafdan sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control). 
         Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung
          Kedua sistem ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Walaupun sistem endokrin/sistem hormon diatur oleh master of glands/kelenjar hipofisis tetapi hal tersebut tidaklah mutlak atau bersifat otonom. Hal ini karena kerja dari kelenjar hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.
Berikut ini adalah hubungan sistem hormon dengan sistem saraf :

Releasing Factor/Faktor pembebas
          Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.

Inhibitor Factor/Faktor penghambat
          Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.

KELAINAN PADA SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar endokrin dalam tubuh manusia adalah tiroid, paratiroid, adrenal dan hipofisis. Penyakit berikut dikategorikan menurut kelenjar ini.

thyroid Gland
Ini adalah daftar gangguan endokrin yang disebabkan oleh hyposecretion atau hipersekresi hormon oleh kelenjar tiroid.
Gondok – Pembesaran kelenjar tiroid
Hipertiroidisme – Peningkatan sekresi tiroksin dan hormon tri – iodothyronine
Hypothyroidism – Defisiensi hormon tiroksin dan tri – iodothyronine.
Tiroiditis – Hashimotos tiroiditis yang paling umum
Kanker tiroid – Pengembangan tumor ganas pada kelenjar tiroid.

parathyroid Gland
Kelenjar ini di leher belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini mempertahankan homeostasis kalsium dalam tubuh. Oleh karena gangguan kelenjar ini berhubungan dengan metabolisme kalsium diubah yang dapat menjadi alasan untuk gangguan tulang juga. Gangguan dan penyakit kelenjar ini adalah sebagai berikut :
Hiperparatiroidisme primer – fungsi Hyper kelenjar paratiroid.
Hiperparatiroidisme sekunder – Sebagian besar disebabkan karena hiperkalsemia yang afects kelenjar.
Hiperparatiroidisme tersier – Hiperplasia kelenjar paratiroid.
Hipoparatiroidisme – Penurunan sekresi hormon paratiroid.
Osteoporosis – Ini adalah penyakit tulang yang disebabkan kurangnya karena mineral, terutama kalsium, ketika kelenjar paratiroid tidak berfungsi dengan baik.
Rickets – Hal ini terlihat pada anak-anak karena kurangnya vitamin D dan kalsium.
Oseomalacia – Ini adalah bentuk dari rakhitis yang diamati pada orang dewasa.

Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal pada manusia. Kelenjar ini sebagian besar mengeluarkan hormon yang mengatur perilaku manusia dan suasana hati, yang dikenal sebagai kortikosteroid seperti kortisol, dan katekolamin seperti epinefrin. Oleh karena itu, gangguan kelenjar ini adalah gangguan suasana hati mengubah sebagian besar, ini disebutkan di bawah ini.

Penyakit Addison – Hal ini disebabkan karena hyposecretion hormon oleh adrenal.
Sindrom Conn disebabkan karena kelebihan produksi aldosteron.
Sindrom Cushing adalah gangguan yang disebabkan karena adanya peningkatan sekresi kortisol
Pheochromocytoma adalah tumor di medula dari kelenjar adrenal
Karsinoma adrenocortical – Ini adalah kanker langka dari kelenjar adrenal.

pituitary Gland
Kelenjar ini mensekresikan jumlah maksimum hormon dalam tubuh manusia yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, daftar penyakit yang disebabkan karena adanya kelenjar hipofisis yang abnormal atau perubahan sekresi hormon setiap banyak.
Diabetes insipidus disebabkan karena sekresi cukup vasopresin disekresi oleh kelenjar hipofisis posterior.
Hypopitutiarism – Penurunan sekresi hormon hipofisis
Akromegali disebabkan karena kelebihan produksi hormon pertumbuhan.
Prolaktinoma adalah tumor yang menyebabkan peningkatan sekresi prolaktin.
Gangguan hormon seks – Kelenjar pituitari mensekresi berbagai hormon seks, sehingga sekresi yang berubah ini mempengaruhi perkembangan seksual atau peraturan karakteristik seksual.





Daftar Pustaka
1.       Sherwood, L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: EGC; 2012. (hal 726-46)
2.       Schwartz SI. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. 6th ed. Jakarta: EGC; 2000.(hal. 519-20)
3.       Kovacs, WJ. Ojeda, SR. Textbook of endocrine physiology. New York: Oxford University Press;2012. (hal. 116-30,292-300)
4.       Hochberg, Z. Control of skeletal maturation: annotation to bone age readings. Switzerland: Karger Publishers; 2002. (hal 40-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar