Minggu, 07 Desember 2014

Skenario 3 Part 1 - Blok 9

Tutorial Skenario 3 Part 1 Blok 9
Author : Nesya Ayu Tresika

Karena gak tau skenario nya tentang apa. Jadi anti remed crew memutuskan cari hepatitis. Hehe maaf kalo ternyata gak sesuai.


1. Penyebab Penyakit Hepatitis Pada Hati

Penyakit hepatitis adalah penyakit yang terjadi meradangnya hati. Peradangan atau inflamasi ini biasanya bisa menyebabkan sel-sel mengalami kerusakan, jaringan atau bahkan juga smeua organ hati. Penyakit hepatitis pada hati ini bisa terjadi karena memang ada yang menyerang sel-sel hati atau karena juga ada penyakit yang bisa menyebabkan masalah komplikasi pada hati.
 Penyebab penyakit hepatitis pada hati bisa terjadi karena beberapa hal.
Penyebab penyakit hepatitis pada hati disebabkan karena
·         infeksi virus,
·         infeksi non-virus,
1.        Leptospira icterphaemorragica merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena infeksi akut oleh bakteri yang disebut dengan nama laptospira. Penyakit ini biasanya menyebar dari hewan yang terinfeksi kepada manusia, baik melalui kontak langsung maupun kontak melalui air atau tanah yang terkontaminasi.
2.       Penyebab penyakit hepatitis pada hati juga bisa disebabkan karena Toxoplasma gondii. Ini merupakan salah satu parasit, kucing, atau hewan peliharaan lainnya. Penyakit ini bisa menyebabkan masalah penyakit yang disebut dengan toksoplasmosis.
3.       Penyebab penyakit hepatitis pada hati bisa juga disebabkan karena bahan kimia. Bahan kimia ini yakni racun,  cendawan yang beracun, kloroform atau zat kimia yang dulu secara luas digunakan sebagai obat bius umum. Karena obat ini bisa merusak hati dan bisa mempengatuhi jantung, kloroform ini digunakan hanya dalam konsentrasi rendah sebagai suatu pengawet.
4.       Penyebab penyakit hepatitis pada hati juga bisa disebabkan karena masalah metabolisme abnormal. Penyakit Wilson misalnya ini disebabkan oleh cacat bawaan dalam hal metabolisme unsur tembaga. Ada kelebihan unsur tembaga dan karenanya, terjadinya timbunan dalam organ, misalnya seperti hati dan juga otak.
5.       Perlemakan hati selama kehamilan, ini merupakan suatu kondisi dimana terjadi timbunan lemak pada hati. Salah satu penyebabnya adalah penyakit nutrisi dan juga merupakan salah satu yang jarang pada kehamilan lanjut. Gejalanya biasanya adalah hilangnya nafsu makan, hepatomegaly, dan gangguan pencernaan.
6.       Pasokan darah yang berkurang juga bisa menjadi masalah dari penyakit hepatitis pada hati. Shock atau suatu kondisi yang dikaitkan dengan tekanan darah rendah. Pada gilirannya, hal ini bisa mempengaruhi pasokan darah pada berbagai organ tubuh. Gagal hati yang parah.
2. Macam-macam Penyakit Hepatitis
Penjelasan Penyakit Hepatitis
Hepatitis atau yang biasa disebut dengan penyakit kuning ini merupakan bagian dari penyakit yang menyebabkan peradangan pada fungsi organ hati dan berakibat pada kerusakan fungsi hati. Hepatitis memiliki banyak jenis atau tipe dengan beragam gejala, penyebab dan cara penyembuhannya.


Gambar : Virus hepatitis A, B, dan C yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati


Berikut ini adalah ulasan seputar jenis-jenis hepatitis, antara lain :
1. Hepatitis A
Penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui feses manusia yang diakibatkan kesalahan dalam mengkonsumsi suatu jenis makanan dan minuman. Virus hepatitis A atau VHA penyebarannya melalui pembuangan limbah manusia yang dilatar belakangi oleh keadaan lingkungan dan sanitasi yang kurang baik dan bersih. Hepatitis A ini masih tergolong jenis hepatitis yang ringan dan dapat disembuhkan dengan pemberian vaksinasi, lamanya penyakit ini berlangsung 2-6 minggu.
Gejala-gejala yang ditimbulkan dari Hepatitis A ini, adalah :
a. Mengalami demam
b. Tubuh cepat merasa lemah, letih, lesu dan mudah capek
c. Sebagian diantaranya ada yang mengalami rasa mual dan muntah
d. Penurunan nafsu makan yang kian hari kian menurun
e. Berat badan yang semakin berkurang
Hepatitis A dibagi menjadi 3 stadium :
Ø  Prodromal dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan, dan mual.
Ø  Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik), dan
Ø  stadium kesembuhan (konvalesensi)
Namun stadium dengan gejala kuning jarang ditemukan. Akan tetapi untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT dan SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan disamping kadar bilirubin.
Masa pengasingan yang disarankan adalah selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. Jangan terlalu banyak aktivitas.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menyentuh sesuatu. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dengan bentuk sendiri/havrix atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (twinrix).
Imunisasi hepatitis A dilakukan 2 kali yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang memiliki potensi terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang menggunakan obat-obat terlarang.
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB), suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kerusakan fungsi hati dan kanker hati.
Penyakit hepatitis ini mula-mula banyak terjadi di negara Asia dan Afrika kemudian penyakit ini mulai merambah samapi ke Tiongkok dan berbagai negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Penyebab penyakit hepatitis B ini tidak hanya dikarenakan oleh virus dari hepatitis B, banyak faktor penyebab dari hepatitis B seperti keracunan obat dan berbagai efek samping zat kimia yang mungkin terdapat dalam jenis makanan, minuman dan jenis obat-obatan tertentu seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor dan zat-zat lain yang banyak sekali digunakan obat dalam industri modern bisa juga menyebabkan hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap oleh darah dan kulit penderita. Organ hati yang kita ketahui berfungsi sebagai organ tubuh yang dapat menetralisir segala macam racun yang berada di setiap jaringan darah.
Namun jika organ hati sudah terinfeksi dan teridentifikasi racun dan virus seperti hepatitis B ini maka fungsi organ hati akan terganggu dan tak mampu lagi menetralkan racun. Hal ini disebabkan virus hepatitis B ini 100 kali lebih kuat dan virus 10 kali lebih banyak dibanding dengan virus HIV yang sifatnya sama-sama menular.
Gejala dari hepatitis B ini umumnya sangat ringan dan hampir menyerupai gejala pada hepatitis A, seperti :
a. Kehilangan selera makan
b. Mulut terasa pahit
c. Rasa mual ingin muntah
d. Demam ringan
e. Terkadang disertai rasa nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas
f. 1 minggu setelah diatas muncul dan dirasakan, kemudian akan timbul gejala lanjutan seperti bagian putih pada mata akan berubah warna menjadi kuning, perubahan kulit tubuh tampak kuning
g. Warna air seni juga terlihat agak kuning seperti warna air teh.


Gambar : Urutan pada kerusakan fungsi organ hati
Ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi dari gejala diatas, yang akan terjadi pada diri seseorang yang memang teridentifikasi terjangkit virus hepatitis B, seperti :
a.       Kemungkinan pertama, jika tubuh memiliki sistem imunitas atau kekebalan tubuh yang cukup kuat dan baik, maka tubuh dan segala organ tubuh lainnya yang masih aktif akan berusaha melawan dan membersihkan virus hepatitis, sehingga memungkinkan penderita menjadi sembuh.
b.      Kemungkinan kedua, jika sistem imunitas tubuh rendah dalam arti tidak cukup kuat dan kurang memiliki pertahanan yang baik. Dalam arti tubuh memiliki imunitas yang cukup baik tetapi tidak aktif untuk melawan virus, ketika pertahanan tubuh menurun, virus akan aktif. Seseorang yang terjangkit virus akan dikatakan sebagai carrier atau pembawa virus inaktif.
c.       Kemungkinan ketiga, jika tubuh memiliki 2 sifat intermediate atau 2 sistem pertahanan tubuh, seperti mudah terjadi perubahan pada sistem imunitas tubuh yang terkadang kuat dan terkadang lemah. Maka virus hepatitis B ini akan semakin berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Sebagai pencegahan dari berkembangnya virus dan pengobatan awal upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian imunisasi hepatitis B yang dilakukan 3 kali, yakni dasar, 1 bulan dan 6 bulan kemudian.
3. Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati (hepatitis) yang biasanya asimtomatik. Virus ini menyebar melalui kontak darah. Gejala pada hepatitis C ini dapat ditangani secara medis dan prorposi pasien dapat dibersihkan dengan jangka panjang. Seseorang yang mengalami infeksi virus ini sering mengalami gejala ringan dan sebagai sebab tidak melakukan perawatan. Diperkirakan 150-200 juta orang di dunia terinfeksi hepatitis C.
4. Hepatitis D
Virus hepatitis D atau virus Delta adalah virus yang unik yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularannya melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah.  Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
5. Hepatitis E
Virus hepatitis E ini merupakan penyebab dari timbulnya penyakit hepatitis E. Penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus.
Gejala-gejalanya adalah :
·         demam,
·         rasa letih,
·         hilang nafsu makan,
·         rasa mual,
·         sakit perut,
·         air seni berwarna kuning tua,
·         serta timbul warna kekuningan pada kulit dan mata.
 Hepatitis E ini akan semakin parah dan perlu diwaspadai terutama pada ibu yang sedang dalam masa kehamilan pada usia kandungan 3 bulan terakhir. Masa inkubasi virus asalah 40 hari (rentang 15-60 hari).
6. Hepatitis G
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan. Penyebarannya adalah virus hepatitis G yang menyerupai dengan virus hepatitis C. Penularannya melaui kontak darah dengan pasien. Gejalanya sama dengan jenis hepatitis lainnya.
Tidak ada perawatan khusus untuk hepatitis G ini. Hanya saja disarankan untuk istirahat yang cukup, menghindari minuman alkohol, dan konsumsi makanan dengan kandungan nilai gizi dan nutrisi yang seimbang. Tak lupa tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

3. Pengobatan Untuk Penyakit Hepatitis

Pengobatan untuk penyakit hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan menggunakan obat antiferon. Biasanya suntikan antiferon ini direkomendasikan selama kurang lebih empat bulan. Keberhasilan dari pengobatan ini tergantung dari beberapa faktor yang termasuk juga dengan durasi infeksi. Manfaat dari obat hepatitis ini bisa mencakup penurunan jumlah total virus dalam darah dan juga melambatnya kerusakan hati.
Saat melakukan pengobatan untuk penyakit hepatitis dengan menggunakan obat antiferon, tes darah yang dilakukan secara teratur untuk mengukur dari kadar enzim hati dalam darah sering kali dianjurkan. Tes-tes ini mengindikasikan apakah hati masih meradang atau apakah virusnya ini masih ada di dalam darah. Yang penting untuk diingat adalah bahwa tes bagi antigen permukaan hepatitis B mungkin akan positif selama beberapa minggu atau beberapa tahun setelah usainya pengobatan. Ini karena virus hepatitis B mungkin terus berada dalam darah dalam jumlah kecil. Juga pentinga yang perlu diingat adalah bahwa bahkan setelah infeksinya terkendali, hati masih membutuhkan waktu untuk menumbuhkan sel-sel sehat guna menggantikan sel-sel yang rusak atau hancur akibat dari infeksi hepatitis.
Bagi infeksi hepatitis C kronik, interferon ini biasanya direkomendasikan tiga kali dalam seminggu untuk durasi yang sekitar antara 12 bulan samoai 2 tahun. Seperti halnya bagi infeksi pengobatan yang lazim dilakukan.
Pengobatan untuk penyakit hepatitis untuk yang kronik dengan interferon bisa mengurangi resiko dari terjadinya penyakit sirosis atau penyakit kanker hati. Oleh sebab itulah. Penting bagi Anda untuk mengikuti nasihat dokter Anda dengan akurat.
Setiap obat pasti memberikan efek samping, untuk mengatasi efek samping dari obat antiferon ini bisa dilakukan dengan minum sejumlah besar air setiap harinya. Minumlah obat penghilang rasa sakit yang direkomendasikan oleh dokter Anda, jika rasa sakit pada tempat suntikan ini pada tubuh yang sangat parah.
4. Hepatitis A Anak
Salah satu cara yang paling mudah untuk memperkirakan bahwa seseorang menderita penyakit hepatitis
 adalah melihat pada sklera. Secara normal, sklera berwarna putih. Bila seseorang terkena hepatitis, sklera dapat ditimbuni oleh bilirubin sehingga menjadi berwarna kuning. Keadaan ini terjadi peningkatan kadar bilirubin darah yang secara mudah dapat dilihat melalui gambaran sklera yang berwarna kuning ini dinamakan ikterik. Namun hal ini berbeda dengan hepatitis A anak yang tidak merasakan gejala apa-apa.
Pada anak-anak dibawah usia 6 tahun, 80-95% penderita tidak mengalami gejala sama sekali (asimpomatik). Seandainya anak-anak dibawah umur 6 tahun mengalami keluhan akibat hepatitis A anak yang dideritanya, umumnya ikterik tidak dijumpai.Sebaliknya pada penderita hepatitis dewasa, kebanyakan diantaranya memberikan keluhan dan 75-90% diantaranya mengalami ikterik.
Kira-kira antara 0,1-2,1% pasien yang mengalami hepatitis A anak dapat berakhir dengan kematian. Pasalnya hati mengalami kerusakan yang sangat berat atau pasien yang dikenal sebagai hepatitis fulminan. Kematian pada pasien yang mengalami hepatitis fulminan atau hepatitis yang berat lebih banyak diderita pada kelompok dewasa dibandingkan kelompok anak-anak, terutama kelompok dewasa yang juga menderita penyakit lain, seperti hepatitis B, gangguan sistem pernapasan, gangguan hati, gangguan pembuluh darah, dsb.
Hepatitis A mengancam setiap orang. Dalam kondisi lelah fisik, makan sembarangan, saat kekebalan tubuh menurun resiko tertular hepatitis pun meningkat. Meskipun tidak mengakibatkan resiko kematian yang besar, namun hepatitis A beresiko menimbulkan kejadian luarb biasa atau outbreak. Meskipun demikian, Anda tidak perlu panik. Pada dasarnya penyakit ini bersifat self limited disease (dapat sembuh dengan sendirinya). Namun tentu diperlukan kiat-kiat untuk menghadapinya.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar