Seorang
laki-laki 28tahun datang ke PMI untuk melakukan donor darah. Laki-laki tersebut
melakukan donor darah secara rutin setiap 3 bulan karena dia merasakan tubuhnya
semakin sehat. Petugas PMI kemudian melakukan pemeriksaan vitalsign dan pemeriksaan
darah rutin kepada lelaki tersebut. Setelah pemeriksaan selesai , petugas PMI
kembali melakukan pengambilan darah sebanyak 300cc.
Keadaan
Umum : Baik
Kesadaran:
Compos mentis
Vital
Sign: TD:120/80;
N:84x/mnt; RR:20x/mnt; T:37,2ºC
Hasil
pemeriksaan darah rutin:
1.
Hemoglobin: 15 g/dl
2.
Hematokrit: 45%
3.
Leukosit: 7x103/μl
4.
Hitung jenis leukosit
Basofil:
1%
Eosinofil:1%
Neutrofil:60%
Limfosit:30%
Monosit:4%
5.
Trombosit: 300x103/μl
6.
Eritrosit: 4 jt/μl
7.
Indeks Eritrosit
MCV:
86 fl
MCH: 30pg
MCHC:
33 g/dl
8. Laju
Endap Darah: 13 mm/jam
Pembentukan
sel darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)
Hemopoesis atau hematopoiesis ialah
proses pembentukan darah. Tempat hemopoesis pada manusia berpindah-pindah
sesuai dengan umur :
a)
Janin
umur 0-2 bulan (kantung kuning
telur)
umur 2-7 bulan (hati, limpa)
umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
b)
Bayi : Sumsum tulang
c)
Dewasa : vertebra, tulang iga, sternum,
tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung proksimal femur.
Untuk kelangsungan hemopoesis
diperlukan :
1.
Sel induk hemopoetik (hematopoietic
stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang
menjadi sel-sel darah, termasuk eritrosit, leukosit, trombosit, dan juga
beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang paling
primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell. Sel induk
pluripotent mempunyai sifat :
a.
Self renewal : kemampuan memperbarui
diri sendiri sehingga tidak akan pernah habis meskipun terus membelah;
b.
Proliferative : kemampuan membelah
atau memperbanyak diri;
c.
Diferensiatif : kemampuan untuk
mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi-fungsi tertentu.
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya
maka sel induk hemopoetik dapat dibagi menjadi :
a.
Pluripotent (totipotent)stem cell :
sel induk yang mempunyai yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh
jenis sel-sel darah.
b.
Committeed stem cell : sel induk
yang mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi melalui salah satu garis turunan sel
(cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk myeloid dan
sel induk limfoid.
c.
Oligopotent stem cell : sel induk
yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony
forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel
granulosit dan sel-sel monosit.
d.
Unipotent stem cell : sel induk yang
hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel saja. Contoh CFU-E (colony
forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu berkembang
menjadi granulosit.
2.
Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum
tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang
memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi
:
·
Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
·
Sel-sel stroma :
i.
Sel endotel
ii.
Sel lemak
iii.
Fibroblast
iv.
Makrofag
v.
Sel reticulum
·
Matriks ekstraseluler : fibronektin,
haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan.
Lingkungn mikro sangat penting dalam
hemopoesis karena berfungsi untuk :
a.
Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis
yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam sumsum tulang.
b.
Komunikasi antar sel (cell to cell
communication), terutama ditentukan oleh adanya adhesion molecule
c.
Menghasilkan zat yang mengatur
hemopoesis : hematopoietic growth factor, cytokine, dan lain-lain.
3. Bahan-bahan pembentuk darah
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan
darah adalah :
1.
Asam folat dan vitamin B12 :
merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.
2.
Besi : sangat diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin.
3.
Cobalt, magnesium, Cu, Zn.
4.
Asam amino.
5.
Vitamin lain : vitamin C. vitamin B
kompleks dan lain-lain
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting
untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan el darah yang
matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon
kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan
(defisiensi) ama-sama menimbulkan penyakit. Zat-zat yang
berpengaruh dalam mekanisme regulasi
ini adalah :
·
Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic
growth factor) :
o
Granulocyte-macrophage colony
stimulating factor (GM-CSF)
o
Granulocyte colony stimulating
factor (G-CSF)
o
Macrophage-colony stimulating factor
(M-CSF)
o
Thrombopoietin
o
Burst promoting activity (BPA)
o
Stem cell factor (kit ligand)
·
Sitokon (Cytokine)seperti misalnya
IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-9, IL-10.
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh
sel-sel darah sendiri, seperti limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian
oleh sel-sel penunjang, seperti fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang
merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine), sebagian lagi menekan pertumbuhan
sel induk (inhibitory cytokine). Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat
menentukan proses hemopoesis normal.
·
Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin
: merupakan hormon yang dibentuk diginjal khusus merangsang precursor eritroid.
·
Hormon nonspesifik Beberapa jenis
hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti :
o
Androgen : berfungsi menstimulasi
eritropoesis.
o
Estrogen : menimbulkan inhibisi
eritropoesis.
o
Glukokortikoid.
o
Growth hormon
o
Hormone tiroid
Struktur Darah
Darah adalah cairan yang terdapat dalam tubuh yang berfungsi
mengangkut zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah adalah cairan jaringan tubuh.
Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel
di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem
imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia bewarna merah,
antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua. Warna merah pada
darah disebabkan oleh hemoglobin, yang mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti
darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung.
Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa
metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh
arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran
pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh
melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah
kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior
dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan
dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk
dibuang sebagai air seni.
Komposisi Darah:
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk
45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang
membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar
99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela,
dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung
hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam
penentuan golongan darah.
• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki
bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia,
sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang
mengandung :-
• albumin
• bahan pembeku darah
• immunoglobin (antibodi)
• hormon
• berbagai jenis protein
• berbagai jenis garam
PEMERIKSAAN
DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete
Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk
menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh
terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan
untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada
pasien yang menderita suatu penyakit
infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri
dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit
(White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit
(platelet)
5. Eritrosit
(Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks
Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju
Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung
Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet
Disribution Width (PDW)
10. Red
Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya
disarankan kepada setiap pasien yang datang
ke suatu Rumah Sakit yang disertai
dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal
biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan
tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan
ini berkisar maksimal 2 jam.
·
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan
tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan
zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Dalam
menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan
faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
•Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
•Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
•Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
•Anak anak : 11-13 gram/dl
•Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
•Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
•Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
·
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah
sel darah merah
dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai
normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7%-50,3% sedangkan untuk wanita
berkisar 36,1%-44,3%. Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin
berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan
hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.
·
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam
memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik
toksin, dll. Nilai normal leukosit berkisar 4.000-10.000 sel/ul darah. Penurunan
kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit
sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi
bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll.
·
Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi
membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa
kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar)
dan platelet clumping (trombosit bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar
antara 150.000-400.000 sel/ul darah. Trombosit yang tinggi disebut
trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang
rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah
(DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.
·
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah
merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut /
pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa
kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria
berkisar 4,7 juta-6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2
juta-5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus
hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif,
perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada
anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll.
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab
anemia (Suatu kondisi
di mana ada terlalu sedikit sel
darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
o
MCV(Mean Corpuscular Volume) atau
Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang
dinyatakan dengan femtoliter (fl) :
MCV =Hematokrit
/ Eritrosit x 10
Nilai normal = 82-92 fl
o
MCH(Mean Corpuscular Hemoglobin) atau
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit
disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin / Eritrosit x 10
Nilai normal = 27-31 pg
o
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu
kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%)
(satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin / Hematokrit x 100
Nilai normal = 32-37 %
·
Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan
satuan mm/jam. LEDmerupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat
selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan
(nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress
fisiologis (misalnya kehamilan). International Commitee for Standardization in
Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam
pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali
panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi. Nilai
normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0–15 mm/jam. Perempuan : 0–20 mm/jam
·
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah
berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya
memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit
memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.Hitung
jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel.
Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai
relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%,
Monosit 2-8%
Referensi
: