Author : Cindra P
Upper Urinary Tract
Berdasarkan
ada tidaknya komplikasi, ISK dibagi menjadi ISK simpleks dan kompleks. ISK
simpleks / sederhana / uncomplicated UTI adalah terdapat infeksi pada
saluran kemih tetapi tanpa penyulit (lesi) anatomis maupun fungsional saluran
kemih. ISK kompleks / dengan komplikasi / complicated UTI adalah terdapat
infeksi pada saluran kemih disertai penyulit (lesi) anatomis maupun fungsional
saluran kemih misalnya sumbatan muara uretra, refluks vesikoureter, urolithiasis,
parut ginjal, buli-buli neurogenik, dan sebagainya.
Berdasarkan
letaknya, ISK dibagi menjadi ISK atas dan bawah. ISK atas adalah infeksi pada
parenkim ginjal atau ureter, lazimnya disebut sebagai pielonefritis. ISK bawah
adalah infeksi pada vesika urinaria (sistitis) atau uretra. Batas antara atas
dan bawah adalah vesicoureteric junction.
ETIOLOGI
Sekitar
50% ISK disebabkan Escherichia coli, penyebab lain adalah Klebsiella,
Staphylococcus aureus, coagulase-negative staphylococci, Proteus
dan Pseudomonas sp. dan bakteri gram negatif lainnya. Terdapat
beberapa faktor predisposisi terjadinya ISK kompleks, diantaranya adalah :
Outflow obstruction :
Striktur
uretra
Pelviureteric
junction
Posterior
urethral valves
Bladder
neck obstruction
Batu/tumor
Neuropathic
bladder
Kista
ginjal
Kelainan ginjal :
Parut
ginjal
Refluks
vesikoureter
Displasia
ginjal
Ginjal
dupleks
Benda asing :
Indwelling
catheter
Batu
Selang
nefrostomi
Metabolik :
Imunosupresi
Gagal
ginjal
Diabetes
Pielonefritis
Infeksi saluran kemih atas terdiri pielonefritis dan
pielitis. Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul
secara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002:
668). Pielonefritis terjadi menjadi pielonefritis akut (PNA) dan pielonefritis
kronik (PNK). Istilah pielonefritis lebih sering dipakai dari pada pielitis,
karena pielum yang berdiri sendiri pernah ditemukan di klinik. Pielonefritis
akut (PNA) adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan
interstitial sekunder mengenai tubulus dan akhirnya dapat mengenai kapiler
glomerulus, disertai manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan
kelainan radiolodik, PNA ditemukan pada semua umur dan jenis kelamin walaupun
lebih sering ditemukan pada wanita dan anak-anak. Pada laki-laki usia lanjut,
PNA biasanya disertai hipertrofi prostat.
Pielonefritis kronik (PNK) adalah kelainan jaringan interstitial
(primer) dan sekunder mengenai tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan
dengan infeksi bakteri (immediate atau late effect) dengan atau tanpa
bakteriuri dan selalu disertai kalainan-kelainan radiologi. PNK yang tidak disertai bakteriuri disebabkan
PNK fase inaktif. Bakteriuri yang ditemukan pada seorang penderita mungkin
berasal dari pielonefritis kronik fase aktif atau bakteriuri tersebut bukan
penyebab dari pielonefritis tetapi berasal dari saluran keih bawah yang
sebenarnya tidak memberikan keluhan atau bakteriuri asimtomatik. Jadi diagnosis
PNK harus mempunyai 2 kriteris yakni telah terbukti mempunyai kelainan-kalainan
faal dan anatomi serta kalainan-kelainan tersebut mempunyai hubungan dengan
infeksi bakteri. Dari semua factor predisposisi ISK, nephrolithiasis dan
refluks vesikoureter lebih memegang peranan penting dalam pathogenesis PNK.
Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan
atau infeksi sejak masa kecil. Pada PNK juga sering ditemukan pembentukan
jaringan ikat parenkim.
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri
yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut
biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada
pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang
disebut dengan pielonefritis kronis.
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan
sering terjadi infeksi berulang karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru.
20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi
selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini
akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan
dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar disertai
infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul
ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan
tubulus serta glomerulus terjadi. Pyelonefritis akut merupakan salah satu
penyakit ginjal yang sering ditemui. Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari
infeksi saluran kemih. Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini
karena saluran kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan
laki-laki, dan saluran kemihnya terletak berdekatan dengan vagina dan anus,
sehingga lebih cepat mencapai kandung kemih dan menyebar ke ginjal. Insiden
penyakit ini juga akan bertambah pada wanita hamil dan pada usia di atas 40
tahun. Demikian pula, penderita kencing manis / diabetes mellitus dan penyakit
ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
Pyelonefritis kronis juga berasal
dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti obstruksi
saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan
ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut
dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis.
Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak
berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang
berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang
gawat.Pembagian PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan pada wanita
hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat obstruksi
ureter karena uterus yang membesar.
Patofisiologi
Umumnya bakteri
seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa, dan
Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang masuk
melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke
ureter (saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal)
dan tibalah ke ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni
infeksi dalam waktu 24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat
disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih
mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan atau obstruksi saluran kemih yang
mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor.
Pada pielonefritis
akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak lazim. Korteks dan
medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan
berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring.
Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut.
Ginjal mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksi
nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal.
Tanda dan Gejala
Gejala yang paling
umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat disertai menggigil, nyeri
punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa kasus juga menunjukkan
gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi berkemih
yang meningkat.
Dapat terjadi kolik
renalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang desebabkan oleh kejang
ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau
karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua
ginjal. Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.
Pada anak-anak,
gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk dikenali.
a. Pyelonefritis
akut ditandai dengan :
· pembengkakan
ginjal atau pelebaran penampang ginjal
· Pada
pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea,
· nyeri
pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.
· Pada
perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness.
· Klien
biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
· Pada
pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang
tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
b. Pielonefritis
kronis
Pielonefritis kronis Terjadi
akibat infeksi yang berulang-ulang, sehingga kedua ginjal perlahan-lahan
menjadi rusak. Tanda dan gejala:
· Adanya
serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak mempunyai gejala
yang spesifik.
· Adanya
keletihan.
· Sakit
kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.
· Adanya
poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria
dan kepekatan urin menurun.
· Kesehatan
pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal.
· Ketidaknormalan
kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
· Ginjal
mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan.
· Tiba-tiba
ketika ditemukan adanya hipertensi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan
untuk memperkuat diagnosis pielonefritis adalah:
1. Whole
blood
2. Urinalisis
3. USG
dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu
ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnyaBUN
4. Creatinin
Serum Electrolytes Biopsi ginjal
5. Pemeriksaan
IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas
struktur
Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting
dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum & Sistematik J. C.
E. Underwood, 2002: 669)
1. Nekrosis
papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula
akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada
penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.
2. Fionefrosis.
Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan
ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami
supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.
3. Abses
perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam
jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.
Komplikasi pielonefritis kronis
mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari hilangnya progresifitas
nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan pembentukan
batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang
mangakibatkan terbentuknya batu) (Brunner&Suddarth, 2002: 1437).
Penatalaksanaan Medik
Infeksi ginjal akut setelah
diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh tuntas. Namun residu infeksi
bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali terutama pada penderita yang kekebalan
tubuhnya lemah seperti penderita diabetes atau adanya sumbatan/hambatan aliran
urin misalnya oleh batu, tumor dan sebagainya.
Penatalaksanaan medis menurut
Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
· Mengurangi
demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti
trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa
ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari
· Merilekskan
otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman, dan
meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi tambahan
antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan
propantheline (Pro-Banthine)
· Pada
kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara
progresif.
Penatalaksanaan keperawatan
menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
· Mengkaji
riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.
· Monitor
Vital Sign
· Melakukan
pemeriksaan fisik
· Mengobservasi
dan mendokumentasi karakteristik urine klien.
· Mengumpulkan
spesimen urin segar untuk urinalisis.
· Memantau
input dan output cairan.
· Mengevaluasi
hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum electrolytes)
· Memberikan
dorongan semangat pada klien untuk mengikuti prosedur pengobatan. Karena pada
kasus kronis, pengobatan bertambah lama dan memakan banyak biaya yang dapat
membuat pasien berkecil hati.
Pencegahan
Untuk membantu perawatan
infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:
a. minumlah
banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongan kandung kemih serta
kontaminasi urin.
b. Perhatikan
makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
c. banyak
istirahat di tempat tidur
d. terapi
antibiotika
Untuk mencegah terkena infeksi
ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah mengalami infeksi saluran kemih,
antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan setelah buang air besar,
terutama pada wanita. Senantiasa membersihkan dari depan ke belakang, jangan
dari belakang ke depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri dari
feses sewaktu buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang
uretra. Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan
kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi.
Tumbuhan obat atau
herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan infeksi ginjal mempunyai khasiat
sebagai antiradang, antiinfeksi, menurunkan panas, dan diuretik (peluruh
kemih). Tumbuhan obat yang dapat digunakan, antara lain :
· Kumis
kucing (Ortthosiphon aristatus)
· Meniran
(Phyllanthus urinaria)
· Sambiloto
(Andrographis paniculata)
· Pegagan
(Centella asiatica)
· Daun
Sendok (Plantago major)
· Akar
alang-alang (Imperata cyllindrica)
· Rambut
Jagung (Zea mays)Krokot (Portulaca oleracea)
· Jombang
(Taraxacum mongolicum)
· Rumput
mutiara (Hedyotys corymbosa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar