Hai hai sobat meco, dibawah ini ada skenario 2 blok 13 dari angkatan 2011. Mereka juga casenya video sama seperti kita. semoga aja ndak jauh sama case tahun ini. hehe. semoga bermanfaat ya! & semoga sukses!. untuk materi terbaru nanti nyusul hehe.
check this out!
Skenario :
Maryam, 65th, sulit tidur jam 9 selama kurang lebih 2 bulan, malam hari jam 12 baru bisa tidur, pagi lesu mual bangun tidur, pagi sering ngantuk tapi tidak bisa tidur, tidak ada aktif organisasi, mengaku ada rasa khawatir soalnya anak perempuannya ikut suaminya diluar negeri buat kuliah, ibu tersebut cuma tinggal sama pembantunya, keadaan fisik normal, porsi makan menurun, gula darah normal, hipertensi (-)
Sumber Kasus : Member MECO KU 2011
Unfamiliar Terms :
Tidur : Periode istirahat tubuh dan pikiran, interval ketika kemauan volunter dan kesadaran ditekan sementara dan fungsi-fungsi tubuh terhenti sebagian; juga digambarkan sebagai status perilaku, ciri khasnya berupa postur yang tidak bergerak dan hilangnya kepekaan, tetapi mudah muncul kembali terhadap stimulus eksternal
Sumber : Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 28
Referensi Anti-Remed 2011:
http://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-2-blok-13.html
Unfamiliar Terms :
Tidur : Periode istirahat tubuh dan pikiran, interval ketika kemauan volunter dan kesadaran ditekan sementara dan fungsi-fungsi tubuh terhenti sebagian; juga digambarkan sebagai status perilaku, ciri khasnya berupa postur yang tidak bergerak dan hilangnya kepekaan, tetapi mudah muncul kembali terhadap stimulus eksternal
Sumber : Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 28
Problems Identification :
- Apa hubungannya sulit tidur dengan keluhan yg diderita pasien setelah bangun tidur?
- Kenapa porsi makan pasien tersebut menurun?
- Adakah hubungan stress terhadap gangguan makan?
- Bagaimana tindakan dokter yang perlu dilakukan?
Analyzing Problems :
1.
Apa
hubungannya sulit tidur dengan keluhan yg diderita pasien setelah bangun tidur?
Tidur
merupakan kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat. Tidur merupakan
proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan
sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yg
rusak (natural healing mechanism). Memberi waktu organ tubuh untuk istirahat
maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. (Mass, 2002) Tidur merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia yang memiliki fungsi perbaikan dan homeostatic. Serta penting
juga dalam pengaturan suhu dan cadangan energi normal. Sebelumnya tidur tidak
sekedar mengistirahatakan tubuh tapi juga mengistirahatkan otak. Khususnya
serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsimental tertinggi yang
digunakan untuk mengingat, memvisualkan serta membayangkan menilai dan
memberikan alasan sesuatu. Karena suatu zat yg disebut GABA merupakan asam amino yg berfungsi
sebagai neurotransmitter.
Kualitas Tidur
Kualitas
tidur berkaitan dengan
jenis atau tipe
tidur REM dan NREM.
Kualitas tidur mengandung
arti kemampuan individu
untuk dapat tetap tidur
dan bangun dengan
jumlah tidur REM
dan tidur NREM
yang sesuai. Sedangkan yang
dimaksud kualitas tidur
adalah keseluruhan waktu tidur
individu, diantara keduanya
mempertahankan kualitas tidur
lebih baik dari pada sekedar
mencapai jumlah atau banyaknya jam tidur. Kualitas tidur yang baik akan
ditandai antara lain dengan tidur yang tenang, merasa sangat segar saat
bangun tidur di
pagi hari dan
individu merasa penuh
semangat untuk melakukan aktivitas hidup lainnya (Craven & Hirnle,
2002).
Kebutuhan
Tidur
Kebutuhan
tidur setiap orang
berbeda-beda. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya
berbagai faktor yang
turut mempengaruhinya. Adapun faktor
yang mempengaruhi tidur
individu antara lain
: usia, lingkungan,
kelelahan, gaya hidup, stress
psikologis, alkohol dan
stimulant, diet, merokok, motivasi dan keadaan sakit (Kozier, 2000).
Gangguan Tidur
Keadaan
fisik dan psikologis
seseorang sangat menentukan
pola tidurnya. (Potter & Perry, 2002) Gangguan pola tidur adalah
suatu keadaan dimana individu
mengalami atau mempunyai
resiko mengalami perubahan dalam
jumlah dan kualitas
pola istirahat yang
menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan.
Gangguan tidur dapat diakibatkan oleh perubahan atau masalah fisiologis,
psikologis, sosial lingkungan, dan
perubahan kematangan atau
masalah maturitas (Carpenito, 2000).
Gangguan-gangguan tidur umumnya
disebabkan oleh tekanan situasi
atau krisis, penyakit
yang diderita, masalah
psikososial, kelainan-kelainan
yang berkaitan dengan
penggunaan obat (khususnya kecenderungan menyendiri), dan
proses penuaan ( Mulia, 2001).
Sumber : http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1keperawatan/207312095/BAB%20I.pdf
(Jurnal UPN-VJ)
2. Kenapa porsi makan pasien tersebut menurun?
The stress system coordinates the adaptive responses
of the organism to stressors of any kind. The main components of the stress system are the
corticotropin-releasing hormone (CRH) and locus ceruleus–norepinephrine
(LC/NE)-autonomic systems and their peripheral effectors, the pituitary–adrenal
axis, and the limbs of the autonomic system. Pada saat
stress hormon CRH dikeluarkan dan hormon CRH ini “CRH inhibits appetite and activates thermogenesis via the
catecholaminergic system”
Meskipun tingginya prevalensi overweight pada orang dengan usia
lanjut, yang menjadi perhatian utama adalah adanya laporan bahwa orang dengan
usia lanjut mengalami penurunan pemasukan makanan dan kehilangan motivasi untuk
makan. Kekurangan pemasukan energi yang menyebabkan penurunan berat badan dapat
disebabkan oleh faktor sosial dan psikologi. Kemiskinan, kesendirian, dan
isolasi sosial adalah faktor sosial yang dominan berkontribusi dalam penurunan
nafsu makan pada orang dengan lanjut usia. Depresi sering diasosiasikan dengan
hilangnya jejaring sosial adalah masalah psikologi yang umum pada orang tua dan
dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan yang signifikan. Penurunan asupan
makanan dapat disebabkan karena berkurangnya dorongan untuk makan (kelaparan)
atau muncul karena penghambatan sinyal yang lebih cepat (kenyang). Kekenyangan
dini dapat disebabkan karena adanya penurunan dalam relaksasi adaptif fundus
lambung menghasilkan pengisian antral yang terlalu awal, sedangkan peningkatan
tingkat dan efektivitas cholecystokinin berperan dalam anorexia di usia tua.
Pusat pengendali makan (baik opioid dan efek neuropeptide Y) tampaknya menurun
pada usia tua. Faktor fisik seperti gigi yang buruk dan gigi palsu yang tidak
pas atau perubahan rasa dan bau terkait usia dapat mempengaruhi pilihan makanan
dan membatasi jenis dan jumlah makanan yang dimakan pada orang tua.
3. Adakah hubungan stress terhadap gangguan
makan?
Ada. Aktivasi sistem stress dapat menyebabkan perubahan tingkah
laku dan perifer sehingga dapat meningkatkan kemampuan organisme dalam
menyesuaikan homeostasis dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup.
Studi di laboratorium memperlihatkan pada keadaan stress terjadi
peningkatan opioid endogenous yang akan merangsang nafsu makan. Opioid ini
mengatur rangsang nafsu makan melalui pengaturan neurotransmitter. Ada
perbedaan dari tipe gangguan makan pada keadaan stress pada setiap individu.
Salah satunya adalah syndroma makan pada malam hari dengan karakter pada pagi
hari mengalami anoreksia. Ini terjadi selama periode stress dan akan menghilang
saat tidak stress.
4.
Bagaimana
tindakan dokter yang perlu dilakukan?
Salah satu
tindakan dokter yg dapat dilakukan adalah Melalui anamnesis yang lengkap.
Beberapa informasi yang harus didapatkan seperti informasi yang mendalam
mengenai keluhan yang dirasakan sangat dibutuhkan untuk membantu menegakan
diagnosis, seperti apakah gangguan tidur yang dikeluhkan berhubungan dengan
gangguan saat memulai tidur, mempertahankan tidur, bangun tidur terlalu pagi,
tidur yang tidak menyegarkan atau kombinasinya. Apabila gangguan memulai tidur
berhubungan dengan restless leg syndrome sedangkan gangguan bangun terlalu pagi
berhubungan dengan gangguan depresi. Tambahan informasi seperti onset,
frekuensi, penyakit penyerta, faktor yang memperberat dan memperingan juga
dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Ditanyakan juga jadwal tidur
meliputi waktu tidur, latensi tidur, lamanya waktu tidur, waktu untuk memulai
kembali tidur, waktu bangun, waktu yang dihabiskan ditempat tidur, waktu total
tidur mesti dikaji. Apabila ditemukan pilihan waktu tidur tidak sesuai dengan
kenyataannya menandakan adanya gangguan tidur irama sirkadian. Digali juga
informasi mengenai aktivitas sehari-hari seperti jadwal kerja, makan, olahraga,
lama dan waktu tidur siang. Apabila makan atau olahraga waktunya berdekatan
dengan waktu tidur akan mengganggu kemampuan untuk tidur dimalam hari.
Pembahasan mengenai rasa ngantuk sepanjang hari, menurunnya daya ingat dan
konsentrasi, depresi, cemas, mudah tersinggung, gangguaan dalam bekerja atau
dirumah juga perlu ditanyakan pada orang sekitar pasien untuk memastikan
keluhan yang disampaikan pasien. Kondisi tidur seperti kondisi ruangan meliputi
pencahayaan, suhu, tingkat kebisingan, penggunaan TV, computer selama waktu
menjelang tidur juga perlu ditanyakan kerena akan mengurangi kemampuan untuk
tidur. Ditanyakan juga penanganan yang dilakukan sebelumnua dan efek yang
ditimbulkan melalui pengobatan tersebut. Beberapa penyakit yang timbul
berbarengan dengan gangguan tidur perlu ditanyakan seperti penyakit medis
(kardiovaskuler, paru-paru, saraf, gastrointestinal, ginjal, endokrin), yang
berhubungan dengan gangguan psikiatri (depresi gangguan bipolar, cemas, panic
psikosis) dan penggunaan zat seperti nikotin, alcohol, kafein) perlu ditanyakan
jumlah penggunaan, waktu, dan frekuensinya.
Sumber : http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/4928/3717
(Jurnal
Universitas Udayana)
http://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-2-blok-13.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar