Kamis, 18 September 2014

Skenario 2 Blok 13

Author : Fida, Lita, Arnis, Uray


Hai hai sobat meco, dibawah ini ada skenario 2 blok 13 dari angkatan 2011. Mereka juga casenya video sama seperti kita. semoga aja ndak jauh sama case tahun ini. hehe. semoga bermanfaat ya! & semoga sukses!. untuk materi terbaru nanti nyusul hehe.
check this out!

Skenario :
Maryam, 65th, sulit tidur jam 9 selama kurang lebih 2 bulan, malam hari jam 12 baru bisa tidur, pagi lesu mual bangun tidur, pagi sering ngantuk tapi tidak bisa tidur, tidak ada aktif organisasi, mengaku ada rasa khawatir soalnya anak perempuannya ikut suaminya diluar negeri buat kuliah, ibu tersebut cuma tinggal sama pembantunya, keadaan fisik normal, porsi makan menurun, gula darah normal, hipertensi (-)
Sumber Kasus : Member MECO KU 2011

Unfamiliar Terms :
Tidur : Periode istirahat tubuh dan pikiran, interval ketika kemauan volunter dan kesadaran ditekan sementara dan fungsi-fungsi tubuh terhenti sebagian; juga digambarkan sebagai status perilaku, ciri khasnya berupa postur yang tidak bergerak dan hilangnya kepekaan, tetapi mudah muncul kembali terhadap stimulus eksternal
Sumber : Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 28

Problems Identification : 
  1. Apa hubungannya sulit tidur dengan keluhan yg diderita pasien setelah bangun tidur?
  2.  Kenapa porsi makan pasien tersebut menurun?
  3. Adakah hubungan stress terhadap gangguan makan?
  4. Bagaimana tindakan dokter yang perlu dilakukan?

Analyzing Problems :
1.       Apa hubungannya sulit tidur dengan keluhan yg diderita pasien setelah bangun tidur?
Tidur merupakan kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat. Tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yg rusak (natural healing mechanism). Memberi waktu organ tubuh untuk istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. (Mass, 2002) Tidur merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang memiliki fungsi perbaikan dan homeostatic. Serta penting juga dalam pengaturan suhu dan cadangan energi normal. Sebelumnya tidur tidak sekedar mengistirahatakan tubuh tapi juga mengistirahatkan otak. Khususnya serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsimental tertinggi yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan serta membayangkan menilai dan memberikan alasan sesuatu. Karena suatu zat yg disebut GABA merupakan asam amino yg berfungsi sebagai neurotransmitter.

Kualitas Tidur
Kualitas  tidur  berkaitan  dengan  jenis  atau  tipe  tidur  REM  dan NREM.  Kualitas  tidur  mengandung  arti  kemampuan  individu  untuk  dapat tetap  tidur  dan  bangun  dengan  jumlah  tidur  REM  dan  tidur  NREM  yang sesuai.  Sedangkan  yang  dimaksud  kualitas  tidur  adalah  keseluruhan  waktu tidur  individu,  diantara  keduanya  mempertahankan  kualitas  tidur  lebih  baik dari pada sekedar mencapai jumlah atau banyaknya jam tidur. Kualitas tidur yang baik akan ditandai antara lain dengan tidur yang tenang, merasa sangat segar  saat  bangun  tidur  di  pagi  hari  dan  individu  merasa  penuh  semangat untuk melakukan aktivitas hidup lainnya (Craven & Hirnle, 2002).

Kebutuhan Tidur
Kebutuhan  tidur  setiap  orang  berbeda-beda.  Hal  tersebut  disebabkan  oleh  adanya  berbagai  faktor  yang  turut  mempengaruhinya. Adapun  faktor  yang  mempengaruhi  tidur  individu  antara  lain  :  usia, lingkungan, kelelahan,  gaya hidup,  stress  psikologis,  alkohol  dan  stimulant, diet, merokok, motivasi dan keadaan sakit (Kozier, 2000).

Gangguan Tidur
Keadaan  fisik  dan  psikologis  seseorang  sangat  menentukan  pola tidurnya. (Potter & Perry, 2002) Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan  dimana  individu  mengalami  atau  mempunyai  resiko  mengalami perubahan  dalam  jumlah  dan  kualitas  pola  istirahat  yang  menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. Gangguan tidur dapat diakibatkan oleh perubahan atau masalah fisiologis, psikologis, sosial  lingkungan,  dan  perubahan  kematangan  atau  masalah  maturitas (Carpenito,  2000).  Gangguan-gangguan  tidur  umumnya  disebabkan  oleh tekanan  situasi  atau  krisis,  penyakit  yang  diderita,  masalah  psikososial, kelainan-kelainan  yang  berkaitan  dengan  penggunaan  obat  (khususnya kecenderungan menyendiri), dan proses penuaan ( Mulia, 2001).


2.       Kenapa porsi makan pasien tersebut menurun?
The stress system coordinates the adaptive responses of the organism to stressors of any kind. The main components of the stress system are the corticotropin-releasing hormone (CRH) and locus ceruleus–norepinephrine (LC/NE)-autonomic systems and their peripheral effectors, the pituitary–adrenal axis, and the limbs of the autonomic system. Pada saat stress hormon CRH dikeluarkan dan hormon CRH ini CRH inhibits appetite and activates thermogenesis via the catecholaminergic system

Meskipun tingginya prevalensi overweight pada orang dengan usia lanjut, yang menjadi perhatian utama adalah adanya laporan bahwa orang dengan usia lanjut mengalami penurunan pemasukan makanan dan kehilangan motivasi untuk makan. Kekurangan pemasukan energi yang menyebabkan penurunan berat badan dapat disebabkan oleh faktor sosial dan psikologi. Kemiskinan, kesendirian, dan isolasi sosial adalah faktor sosial yang dominan berkontribusi dalam penurunan nafsu makan pada orang dengan lanjut usia. Depresi sering diasosiasikan dengan hilangnya jejaring sosial adalah masalah psikologi yang umum pada orang tua dan dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan yang signifikan. Penurunan asupan makanan dapat disebabkan karena berkurangnya dorongan untuk makan (kelaparan) atau muncul karena penghambatan sinyal yang lebih cepat (kenyang). Kekenyangan dini dapat disebabkan karena adanya penurunan dalam relaksasi adaptif fundus lambung menghasilkan pengisian antral yang terlalu awal, sedangkan peningkatan tingkat dan efektivitas cholecystokinin berperan dalam anorexia di usia tua. Pusat pengendali makan (baik opioid dan efek neuropeptide Y) tampaknya menurun pada usia tua. Faktor fisik seperti gigi yang buruk dan gigi palsu yang tidak pas atau perubahan rasa dan bau terkait usia dapat mempengaruhi pilihan makanan dan membatasi jenis dan jumlah makanan yang dimakan pada orang tua.


3.       Adakah hubungan stress terhadap gangguan makan?
Ada. Aktivasi sistem stress dapat menyebabkan perubahan tingkah laku dan perifer sehingga dapat meningkatkan kemampuan organisme dalam menyesuaikan homeostasis dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup.

Studi di laboratorium memperlihatkan pada keadaan stress terjadi peningkatan opioid endogenous yang akan merangsang nafsu makan. Opioid ini mengatur rangsang nafsu makan melalui pengaturan neurotransmitter. Ada perbedaan dari tipe gangguan makan pada keadaan stress pada setiap individu. Salah satunya adalah syndroma makan pada malam hari dengan karakter pada pagi hari mengalami anoreksia. Ini terjadi selama periode stress dan akan menghilang saat tidak stress.


4.       Bagaimana tindakan dokter yang perlu dilakukan?
Salah satu tindakan dokter yg dapat dilakukan adalah Melalui anamnesis yang lengkap. Beberapa informasi yang harus didapatkan seperti informasi yang mendalam mengenai keluhan yang dirasakan sangat dibutuhkan untuk membantu menegakan diagnosis, seperti apakah gangguan tidur yang dikeluhkan berhubungan dengan gangguan saat memulai tidur, mempertahankan tidur, bangun tidur terlalu pagi, tidur yang tidak menyegarkan atau kombinasinya. Apabila gangguan memulai tidur berhubungan dengan restless leg syndrome sedangkan gangguan bangun terlalu pagi berhubungan dengan gangguan depresi. Tambahan informasi seperti onset, frekuensi, penyakit penyerta, faktor yang memperberat dan memperingan juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Ditanyakan juga jadwal tidur meliputi waktu tidur, latensi tidur, lamanya waktu tidur, waktu untuk memulai kembali tidur, waktu bangun, waktu yang dihabiskan ditempat tidur, waktu total tidur mesti dikaji. Apabila ditemukan pilihan waktu tidur tidak sesuai dengan kenyataannya menandakan adanya gangguan tidur irama sirkadian. Digali juga informasi mengenai aktivitas sehari-hari seperti jadwal kerja, makan, olahraga, lama dan waktu tidur siang. Apabila makan atau olahraga waktunya berdekatan dengan waktu tidur akan mengganggu kemampuan untuk tidur dimalam hari. Pembahasan mengenai rasa ngantuk sepanjang hari, menurunnya daya ingat dan konsentrasi, depresi, cemas, mudah tersinggung, gangguaan dalam bekerja atau dirumah juga perlu ditanyakan pada orang sekitar pasien untuk memastikan keluhan yang disampaikan pasien. Kondisi tidur seperti kondisi ruangan meliputi pencahayaan, suhu, tingkat kebisingan, penggunaan TV, computer selama waktu menjelang tidur juga perlu ditanyakan kerena akan mengurangi kemampuan untuk tidur. Ditanyakan juga penanganan yang dilakukan sebelumnua dan efek yang ditimbulkan melalui pengobatan tersebut. Beberapa penyakit yang timbul berbarengan dengan gangguan tidur perlu ditanyakan seperti penyakit medis (kardiovaskuler, paru-paru, saraf, gastrointestinal, ginjal, endokrin), yang berhubungan dengan gangguan psikiatri (depresi gangguan bipolar, cemas, panic psikosis) dan penggunaan zat seperti nikotin, alcohol, kafein) perlu ditanyakan jumlah penggunaan, waktu, dan frekuensinya.


Referensi Anti-Remed 2011:
http://anti-remed.blogspot.com/2012/09/skenario-2-blok-13.html


Download dalam bentuk file PDF
afsadfsda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar