Hai teman-teman, di Part 2 bahasan skenario 1 blok 13 ini kami akan membahas beberapa diagnosis banding yang ada di kasus, antara lain :
1.Gangguan Cemas
Dan Depresi,
2.Afektif Depresi,
3.Gangguan Penyesuaian (Adjustment Disorder),
4.Gangguan Cemas Menyeluruh/ Generalized Anxiety Disorder (Gad)
semoga bermafaaat.2.Afektif Depresi,
3.Gangguan Penyesuaian (Adjustment Disorder),
4.Gangguan Cemas Menyeluruh/ Generalized Anxiety Disorder (Gad)
& check this out 8)..
1. GANGGUAN CEMAS DAN DEPRESI
Gangguan campuran anxietas dan depresif merupakan penyakit tersendiri dan dinamakan demikian karena
secara bersamaan didapati gejala-gejala depresi
dan anxietas
(cemas) pada penderita. Perlu diperhatikan bahwa baik gejala-gejala depresi
maupun gejala-gejala anxietas yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk
episode depresi dan gangguan anxietas. (Maramis, Willy F (2009). Ilmu
Kedokteran Jiwa. Airlangga University)
Artinya
Gangguan ini mencakup pasien yang memiliki gejala kecemasan dan depresi, tetapi tidak memenuhi
kriteria diagnostik untuk suatu gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood.
Kombinasi gejala depresi dan kecemasan menyebabkan
gangguan fungsional yang bermakna pada orang yang terkena.
Etiologi :
DIAGNOSIS Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan
campuran anxietas dan depresi adalah sebagai berikut:
• Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun
tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
• Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka
harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik.
• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena
sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus
diutamakan.
• Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan
yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
Gambaran klinis :
Ansietas
dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik
dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri punggung dan
kepala, ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget,
hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat, takikardi, palpitasi,
berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, sering kencing. Rasa
takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di tenggorok,
rasa mual di perut dan sebagainya.
Gejala utama dari depresi adalah afek
depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit
saja) serta menurunnya aktivitas. Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah:
konsentrasi dan perhatian berkurang; harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna; pandangan masa depan yang
suram dan pesimistis; gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
tidur terganggu; nafsu makan berkurang.
Untuk gangguan campuran anxietas dan
depresi, kedua gejala baik gejala anxietas maupun gejala depresi tetap ada
namun kedua-duanya tidak menunjukkan gejala yang cukup berat atau lebih menonjol
antara satu dengan lainnya
DIAGNOSIS BANDING
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
TERAPI
Psikoterapi : Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan ini adalah
kognitif-perilaku, suportif, dan berorientasi-tilikan (insight). Klinisi
mungkin mampu sendirian atau dengan bantuan pasien atau keluarganya untuk
mengubah lingkungan dan dengan demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan
Farmakoterapi : Keputusan untuk meresepkan suatu obat pada pasien dengan gangguan
kecemasan campuran anxietas dan depresi hams jarang dilakukan pada
kunjungan pertama. Karena sifat gangguan yang berlangsung lama, suatu rencana
pengobatan hares dengan cermat dijelaskan.
Dua
golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan anxietas adalah
Benzodiazepine dan Non-Benzodiazepine, dengan Benzodiazepine sebagai pilihan
utama. Pemakaian benzodiazepin dengan waktu paruh sedang (8 sampai 15 jam)
kemungkinan menghindari beberapa efek merugikan, Untuk diazepam sediaan tab.
2-5mg, ampul 10 mg/2cc dosis anjuran l0-30mg/hari 2-3xsehari, i.v./i.m 2-10mg
/3-4 jam.
Sedang untuk
depresi dipakai golongan Trisiklik, Tetrasiklik, MAOI-reversible, SSRI, dan
Atypical anti depresi. Dimana SSRI menjadi pilihan utama, SSRI dipilih
mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan.namun obat ini
memiliki harga yang mahal oleh karenanya trisiklik masih sering digunakan.
Contoh obat golongan ini adalah
fluoxetine,sertraline,paroxetine,citalopram,fluvoxamine
Efek samping Obal Anti-depresi dapat
berupa : Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif rnenurun, d11); Efek Antikolinergik (mulut keying,
retensi urin, penglihatan kabur., konstipasi, sinus takikardia, dsb); Efek
Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi); Efek Nourotoksis (tremor halus,
gelisah, agitasi,insomnia). Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang
setelah 2-3 minggu.
Sumber :
- Kaplan H, Sadock B,
Grebb J. Kaplan dan Sadock: Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri
Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997
-
Kaplan H, Sadock B,
Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat Widya Medika, Jakarta, 1998
-
Buku saku Diagnosis
gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ – III dan DSM -5
-
Maramis, Willy F
(2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University
-
Scrib gangguan
campuran anxietas dan depresif
PENGERTIAN
•
Terdapat tiga
variasi episode : ringan, sedang, dan berat.
•
Penegakan diagnosis
dibutuhkan waktu paling sedikit 2 minggu.
•
Kelompok diagnosis
ini hanya untuk episode afektif yang pertama saja.
EPIDEMIOLOGI
Banyak orang mengalami gangguan depresif terkait dengan penggunaan
napza dan alkohol karena napza terdiri dari substansi kimia yang mempengaruhi
fungsi otak, terus menggunakan napza akan membuat zat kimiawi otak mengalami
ketidakseimbangan, sehingga mengganggu proses pikir, perasaan dan perilaku.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Dari penelitian keluarga didapatkan
gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar, terkait erat dengan hubungan
saudara; juga pada anak kembar, suatu bukti adanya kerentanan biologik, pada
genetik keluarga tersebut. Episoda pertama gangguan seringkali dipicu oleh
stresor psikososial pada mereka yang biologiknya rentan. Gangguan depresif juga
mungkin dialami oleh mereka yang tidak
mempunyai faktor biologik sebagai kontributor terhadap terjadinya
gangguan depresif, hal ini lebih merupakan gangguan psikologik.
Berbagai faktor psikologik memainkan
peran terjadinya gangguan depresif. Kebanyakan gangguan depresif karena faktor
psikologik terjadi pada gangguan depresif ringan dan sedang, terutama gangguan
depresif reaktif. Gangguan depresif reaktif biasanya didiagnosis sebagai
gangguan penyesuaian diri selama masa pengobatan.
Mereka dengan rasa percaya diri rendah,
senantiasa melihat dirinya dan dunia luar dengan penilaian pesimistik. Jika
mereka mengalami stres besar, mereka cenderung akan mengalami gangguan
depresif. Para psikolog menyatakan bahwa mereka yang mengalami gangguan
depresif mempunyai riwayat pembelajaran depresi dalam pertumbuhan perkembangan
dirinya. Mereka belajar seperti model yang mereka tiru dalam keluarga, ketika
menghadapi masalah psikologik maka respon mereka meniru perasaan, pikiran dan
perilaku gangguan depresif. Orang belajar dengan proses adaptif dan maladaptif
ketika menghadapi stres kehidupan dalam kehidupannya di keluarga, sekolah,
sosial dan lingkungan kerjanya. Faktor lingkungan mempengaruhi perkembangan
psikologik dan usaha seseorang mengatasi masalah. Faktor pembelajaran sosial
juga menerangkan kepada kita mengapa masalah psikologik kejadiannya lebih
sering muncul pada anggota keluarga dari generasi ke generasi. Jika anak
dibesarkan dalam suasana pesimistik, dimana dorongan untuk keberhasilan jarang
atau tidak biasa, maka anak itu akan tumbuh dan berkembang dengan kerentanan
tinggi terhadap gangguan depresif.
Menurut Freud, kehilangan obyek cinta,
seperti orang yang dicintai, pekerjaan tempatnya berdedikasi, hubungan relasi,
harta, sakit terminal, sakit kronis dan krisis dalam keluarga merupakan pemicu
episode gangguan depresif. Seringkali kombinasi faktor biologik, psikologik dan
lingkungan merupakan campuran yang membuat gangguan depresif muncul.
TANDA - TANDA DAN GEJALA KLINIS
·
Pola tidur yang
abnormal atau sering terbangun termasuk diselingi kegelisahan dan mimpi buruk
·
Sulit konsentrasi
pada setiap kegiatan sehari-hari
·
Selalu kuatir,
mudah tersinggung dan cemas
·
Aktivitas yang
tadinya disenangi menjadi makin lama makin dihentikan
·
Bangun tidur pagi
rasanya malas
Gangguan depresif membuat seluruh tubuh
sakit, juga perasaan dan pikiran. Gangguan depresif mempengaruhi nafsu makan
dan pola tidur, cara seseorang merasakan dirinya, berpikir tentang dirinya dan
berpikir tentang dunia sekitarnya. Keadaan depresi bukanlah suatu kesedihan
yang dapat dengan mudah berakhir, bukan tanda kelemahan dan ketidakberdayaan,
bukan pula kemalasan. Mereka yang mengalami gangguan depresif tidak akan
tertolong hanya dengan membuat mereka bergembira dengan penghiburan. Tanpa
terapi tanda dan gejala tak akan membaik selama berminggu-minggu,
berbulan-bulan bahkan bertahun.
(Sumber :binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361517835.pdf)
1. Episode Depresif Ringan
( 1 )
Sekurang-kurangnya dua gejala depresif yang khas (gejala A) :
• Perasaan depresif
• Kehilangan minat dan kesenangan
• Mudah menjadi lelah
(
2 ) Sekurang-kurangnya dua dari gejala B :
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Rasa bersalah dan tak berguna
• Masa depan suram dan pesimis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
(3) Telah berlangsung paling sedikit dua minggu
(4) Tidak boleh ada gejala yang berat
(5) Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.
2. Episode Depresif Sedang
• Paling sedikit dua dari gejala A
• Paling sedikit tiga dari gejala B
• Paling sedikit dua minggu
• Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
3. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik
• Tiga dari gejala A
• Paling sedikit empat dari gejala B dan intensitas berat.
• Paling sedikit telah berlangsung dua minggu atau gejala amat berat dan
onset sangat cepat.
• Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial.
• Sama seperti ad. 3 disertai dengan waham, halusinasi, atau stupor
depresif.
(Sumber : PPT Dr. Hubertus Kasan Hidayat,Sp.KJ.)
3. Gangguan penyesuaian (adjustment disorder)
Definisi
dari munculnya stressor tersebut.
Gangguan
ini merupakan respon patologis terhadap apa yangoleh orang awam disebut sebagai
kekurang beruntungan, atau yang menurut para psikiater disebut sebagai stressor
psikososial. Gangguan ini bukan merupakan kondisi lebih buruk darigangguan
psikiatrik yang sudah ada. (Kaplan & Sadock, 1991)
ICD-10 dan
DSM-IV mendefinisikan gangguan penyesuaian sebagai keadaan sementara yang
ditandai dengan munculnya gejala dan terganggunya fungsi seseorang akibat
tekanan pada emosi dan psikis, yang muncul sebagai bagian adaptasi terhadap
perubahan hidup yang signifikan, kejadian hidup yang penuh tekanan, penyakit
fisik yang serius, ataukemungkinan adanya penyakit yang serius.
Pasien
dengan gangguan penyesuaian biasanya terlihat seperti terbebani atau terlalu
berlebihan dalam memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan.
Manifestasi respon dapat berupa reaksi emosional atau perilaku terhadap suatu
peristiwa stress atau perubahan dalam hidup seseorang; misalnya pada populasi
anak, peristiwa dapat berupa perceraian kedua orang tua, kelahiran angota
keluarga baru,atau kehilangan figur atau benda (mis. Hewan peliharaan).
Gangguan ini memiliki batas waktu, biasanya mulai dalam waktu 3 bulan dari
peristiwa stress. Gejala akan berkurang dalam waktu 6 bulan setelah stressor
menghilang atau ketika adaptasi baru terjadi.
Gangguan ini dapat ada pada semua usia
dan lebih sering pada remaja.
Etiologi
Gangguan
penyesuaian diperkirakan tidak akan terjadi tanpa adanya stressor,namunstressor
merupakan satu dari faktoryang menentukan berkembangnya, jenis, dan luasnya
psikopatologi. Hingga sekarang,etiologi belum pasti dan dapat dibagi atas
beberapa faktor :
- Genetik
Temperamen yang tinggi ansietas cenderung lebih bereaksi terhadap suatu peristiwa stress kemudian mengalami gangguan penyesuaian.
- Biologik
Kerentanan yang besar dengan riwayat penyakit medis yang serius atau disabilitas.
- Psikososial
Kerentanan yang besar pada individu yang kehilangan orangtua pada masa bayi atau mereka yang ada pengalaman buruk dengan ibu,kemampuan mentolerir frustasi dalam hidup individu dewasa berhubungan dengan kepuasan dari kebutuhan dasar hidup masa bayi
Diagnosis
Berdasarkan
PPDGJ III, Gangguan Penyesuaian (43.2) didiagnosis dengan pedoman diagnosis
seperti :
- Diagnosis tergantung pada suatu evaluasi yang teliti terhadap hubungan antara:
a. Bentuk, isi, dan keparahan gejala
b. Riwayat dan kepribadian sebelumnya, dan
c. Kejadian atau situasi yang penuh stres
atau krisis kehidupan
- Adanya ketiga faktor ini harus ditetapkan dengan jelas dan harus mempunyai bukti yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi bila tidak mengalami gangguan tersebut.
- Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek depresif, ansietas, campuran ansietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satu pun dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis.
- Onset biasanya terjadi dalam satu bulan setelah terjadinya kejadian yang “stresful” dan gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresif berkepanjangan (F.43.21)
Daftar Pustaka :
- Kandou JE. Gangguan Penyesuaian. In: Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta :FK UI;2010
- Tami D Beton M. Adjusment Disorders Medscape.2012.
- Diagnosis Gangguan Jiwa,Rujukan Ringkas PPDGJ III
Definisi:
“Gangguan cemas menyeruluh adalah suatu kecemasan dan kekhawatiran
yang berlebih terhadap beberapa kejadian atau aktivitas sepanjang hari “
“suatu keadaan
patologik yang ditandai oleh ketakutan disertai tanda somatic
pertanda system autonom yang hiperaktif”
(sumber: buku saku psikiatri klinik Kaplan saddock)
Keyword GAD:
- Ada sindrom cemas, datang dengan keluhan fisik, terutama keluhan yang berhubungan dengan ketegangan atau insomnia.
- Gejala multiple: ketegangan mental, ketegangan fisik dan keterjagaan fisik.
- Kecemasan yang dirasakan hampir tiap hati, sebab tidak jelas, minimal 6 bulan, bersifat
“free
floating” atau “mengambang”, tidak ekstrim.
Sumber : MISC VAROLIUS 2011
Epidemiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan
cemas menyeluruh, diantaranya adalah:
1. Faktor biologi
Benzodiazepine
memiliki dua macam reseptor yaitu yang mengurangi anxietas (Benzodiazepine :
reseptor agonis benzodiazepine) dan menyebabkan anxietas (flumazenil dan
beta-carbolines: reseptor antagonis benzodiazepine). Banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa reseptor benzodiapezepine abnormal banyak terdapat pada lobus
oksipitalis.
2. Faktor Psikososial
Pada gangguan ini
terdapat hipotesis bahwa pasien mewujudkan respon secara tidak tepat dan tidak
akurat terhadap bahaya yang mengancam. Dikatakan pula terdapat gejala konflik
bawah sadar yang tidak terpecahkan.
Diagnosis
1. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan yang
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja.
2. Gejala- gejala tersebut biasanya mencakup
unsure- unsure berikut:
a. Kecemasan (kekhawatiran, nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk,
sulit berkonsentrasi).
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit
kepala, gemetaran, tidak dapat santai).
c. Overaktifitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
3. Pada saat anak- nanak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan
untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan- keluhan somatic yang menonjol.
Penatalaksanaan
Pengobatan yang paling efektif adalah kombinasi
psikoterapi, farmakoterapi dan pendekatan suportif
1. Psikoterapi -> paling utama adalah terapi kognitif prilaku, suportif dan
berorientasi tilikan.
2.
Farmakoterapi -> obat- obatan yang sering digunakan
adalah benzodiazepine, selective serotonin reuptake inhibitor(SSRJ), busipirone
dan venlafaxine.
Download dalam file PDF :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar