Senin, 22 September 2014

Skenario 2 Part 2 Block 7


Author : Venty

KOMPLIKASI MASALAH KESEHATAN DARI PENDERITA SD
Beberapa anak-anak dengan sindrom down tidak memiliki masalah kesehatan yang signifikan, yang lain mungkin mengalami sejumlah masalah medis yang membutuhkan perawatan dan terapi sindrom down ekstra. Sebagai contoh, hampir setengah dari semua anak yang lahir dengan sindrom down akan memiliki

1.    50% kasus mengalami cacat jantung bawaan (penyakit jantung kongenital).
2.    5% kasus mengalami kelainan Gastrointestinal di atresia duodenum, 2,5% kasus di GI annular pancreas, & penyakit Hirschsprung.
3.    Anak-anak dengan penyakit sindrom down juga meningkatkan risiko hipertensi pulmonal, suatu kondisi serius yang dapat menyebabkan kerusakan ireversibel ke paru-paru. Oleh karena itu, semua bayi dengan sindrom down harus dievaluasi oleh seorang ahli jantung pediatrik.
4.    Sekitar setengah dari semua anak-anak dengan down sindrome juga memiliki masalah dengan pendengaran dan penglihatan. Kehilangan pendengaran dapat berhubungan dengan penumpukan cairan di telinga dalam atau masalah struktural dari telinga itu sendiri. Masalah penglihatan umumnya termasuk amblyopia, penglihatan menjadi rabun, dan peningkatan risiko katarak. Evaluasi rutin oleh audiolog dan dokter mata diperlukan untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah sebelum mereka mempengaruhi bahasa dan keterampilan belajar.
5.    Hematologic Disorder
6.    Endokrin Disorder (hipotiroidsm, dan resiko diabetes tipe 1)
7.    Reproduksi (laki-laki DS hamper tidak subur sehingga menganggu spermatogenesis sehingga kualitas dari sperma itu sendiri menurun)
8.    Sleep apnea
9.    Skin Disorder

CONTOH KELAINAN KROMOSOM YANG LAIN
Kelainan kromosom dapat dibedakan menjadi 2, yaitu perubahan struktur kromosom dan perubahan jumlah kromosom.
1.    Perubahan struktur kromosom
Perubahan struktur kromosom secara umum dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi.
·      Delesi
Delesi atau defisiensi merupakan peristiwa hilangnya sebagian kromosom karena kromosom tersebut patah. Potongan kromosom yang tidak memiliki sentromer akan tertinggal dalam anafase dan hancur dalam plasma. Kromosom dapat patah di satu tempat dekat ujung kromosom sehingga bagian ujung kromosom terbuang (delesi terminal) atau dapat terjadi kepatahan di dua tempat , dan mengakibatkan hilangnya suatu segmen di bagian tengah kromosom (delesi interkalar). Jika delesi terjadi terlalu banyak, kehilangan gen biasanya mengakibatkan kematian dalam kandungan (maupun segera, setelah lahir), namun dalam beberapa kasus, bayi masih dapat hidup cukup lama, tetapi dengan kelainan-kelainan fenotip. Delesi kromosom dapat disebabkan oleh pemanasan, radiasi, virus atau bahan kimia. Kelainan-kelainan yang disebabkan oleh delesi pada kromosom adalah:

*         cry du chat
"Cri du chat" dalam bahasa Prancis berarti "teriakan kucing", dan kondisi itu dinamakan demikian karena membuat bayi yang terkena menangis bernada tinggi yang terdengar seperti suara seekor kucing. Tangisan ini terdengar segera setelah bayi lahir dan berlangsung selama beberapa minggu, kemudian menghilang. Sindroma ini ditemukan pada 1 diantara 20.000 dan 1 diantara 50.000 bayi. Sindroma Cri Du Chat (Sindroma Tangisan Kucing,Sindroma 5p) disebabkan oleh penghapusan bagian dari lengan pendek kromosom 5. Penyebab terjadinya penghapusan ini tidak diketahui, tetapi pada sebagian besar kasus, diperkirakan penyebabnya adalah hilangnya 1 keping kromosom 5 pada saat pembentukan sel telur atau sperma. Kasus lainnya terjadi karena salah satu orang tua membawa kromosom 5 yang telah mengalamitranslokasi (penyusunan ulang Individu).
Ciri-ciri:
-          Tangisan bernada tinggi seperti suara kucing
-          Berat badan lahir yang rendah dan pertumbuhan yang lambat
-          Kepalanya kecil (mikrosefalus)
-          Wajah asimetris dan mulutnya tidak dapat menutup rapat
-          Hidungnya lebar
-          Lehernya pendek
-          Hipertelorisme (kedua mata terpisah jauh)
-          Fissura palpebra (mata sipit ke bawah)
-          Mikrognatia (rahang kecil)
-          Letak telinga lebih rendah (mungkin bentuknya juga abnormal)
-          Skin tag di depan telinga
-          Di sela jari kaki maupun tangan terdapat kulit tambahan (seperti selaput) atau jari-jarinya menyatu -Simian crease (garis tangan pada telapak tangan hanya satu)
-          Keterbelakangan mental
-          Perkembangan kemampuan motoriknya lambat atau tidak lengkap
-          Sering disertai kelainan jantung.
*         Wolf-Hirschhorn syndrome
Kelainan ini disebabkan oleh penghapusan parsial dari lengan pendek kromosom 4. Individu yang mengalami kelainan Wolf-Hirschhorn syndrome memiliki ciri-ciri terhambatnya pertumbuhan, keterbelakangan mental yang mendalam, dan fitur wajah yang khas dengan luas hidung datar dan dahi yang tinggi.
*         Jacobsen syndrome
Sindrom Jacobsen, juga dikenal sebagai gangguan penghapusan terminal kromosom 11q. Hal ini dapat menyebabkan cacat intelektual, penampilan wajah yang khas, dan berbagai masalah fisik termasuk cacat jantung. Sindrom ini pertama kali diidentifikasi oleh dokter Denmark Petra Jacobsen, dan diyakini terjadi pada sekitar 1 dari setiap 100.000 kelahiran. Sindrom ini merupakan gangguan yang sangat langka.
·      Duplikasi
Duplikasi ialah peristiwa bahwa suatu bagian kromosom mempunyai gen berulang, akibat pertambahan panjang suatu lengan kromosom. Adisi ditulis dengan tanda + (18q+). Adisi dapat  terjadi karena pertambahan materi yang sudah ada (berupa pengulangan). Peristiwa duplikasi dapat ditemukan pada lalat buah Drosophila melanogaster . Lalat normal bermata bulat, lalat mutan bermata sempit ('Bar') hasil dari duplikasi pada kromosom-X.

·      Inversi
Kelainan ini jarang ditemukan.. Pada inversi, kromosom mempunyai urutan gen yang terbalik karena terjadinya perputaran kromosom 180 r yang membentuk loop, keludian loop tersebut putus dan bertaut kembali. Biasanya kelainan ini tifak menyebabkan perubahan fenotip. Inversi dapat dikategorikan menjadi Inversi Parasentrik bila sentromer diluar loop ketika inversi terbatas pada satulengan kromosom saja dan Inversi perisentrik bila sentromer di dalam loop. Ada 2 macam, yaitu :
1.          Inversi parasentris: sentromer terletak di samping bidang yang mengalami inversi
2.          Inversi perisentris : sentromer terletak pada bidang yang mengalami inversi

·      Translokasi
·      Translokasi terjadi ketika sebagian segmen kromosom berpindah ke kromosom lain. Beberapamacam translokasi seperti translokasi G/G yaitu translokasi antara kromosom 22/21, atau translokasi D/G yaitu translokasi antara kromosom 14 atau 15 dengan kromosom 21. Dua per tigakasus translokasi diakibatkan fusi sentrik kromosom akrosentrik. Kariotipe kedua orangtua normal.Translokasi ini disebut translokasi Robertsonian. Bisa pula terjadi translokasi yang menimbulkanpertukatan 2 segmen kromosom timbal balik yang disebut translokasi resiprok.

2.    Perubahan jumlah kromosom.
Secara umum perubahan jumlah kromosom ada 2, yaitu euploid dan aneuploid.
·      Euploidi
Euploidi ialah suatu keadaan dimana jumlah kromosom yang dimiliki oleh sesuatu makhluk merupakan kelipatan dari kromosom dasarnya (kromosom haploidnya). Individunya disebut bersifat euploid. Banyak dijumpai pada tumbuhan, pada hewan dan manusia jarang karena menyebabkan kematian. Salah satu contoh: semangka tanpa biji.
    
Tipe Euploid
Jumlah Genom (n)
Komplemen Kromosom (ABC merupakan 1 genom)
Monoploid
Satu (n)
A B C
Diploid
Dua (2n)
AA BB CC
Triploid
Tiga (3n)
AAA BBB CCC
Tetraploid
Empat (4n)
AAAA BBBB CCCC
Pentaploid
Lima (5n)
AAAAA BBBBB CCCCC
Heksaploid
Enam (6n)
AAAAAA BBBBBB CCCCCC
Septaploid
Tujuh (7n)
AAAAAAA BBBBBBB CCCCCCC
Dll



·      Aneuploidi
Ialah suatu keadaan dimana suatu organisme kekurangan atau kelebihan kromosom tertentu. Individu disebut bersifat aneuploid. Kelainan ini terjadi pada manusia. Jenis kelainan ini termasuk dalam Aneuploidi yaitu suatu keadaan dimana suatu organisme kekurangan atau kelebihan kromosom tertentu. Individu tersebut bersifat aneuploid. Biasanya disebabkan karena non-disjunction.
1.    Sindrom Turner
Sindrom Turner (disebut juga sindrom Ullrich-Turner, sindrom Bonnevie-Ullrich, sindrom XO, atau monosomi X) adalah suatu kelainan genetik pada wanita karena kehilangan satu kromosom X. Ditemukan oleh H.H Turner pada tahun 1939.
Wanita normal memiliki kromosom seks XX dengan jumlah total kromosom sebanyak 46, namun pada penderita sindrom Turner hanya memiliki kromosom seks XO dan total kromosom 45. Hal ini terjadi karena satu kromosom hilang saat non-disjunction atau selama gametogenesis (pembentukan gamet) atau pun pada tahap awal pembelahan zigot. Kariotipe: 45, XO (44A + X). Formula kromosom (2n-1).
Ciri-ciri:
§  Kelenjar kelamin (gonad) yang tidak berfungsi dengan baik
§  Dilahirkan tanpa ovari atau uterus
§  Bertubuh pendek
§  Kehilangan lipatan kulit di sekitar leher
§  Pembengkakan pada tangan dan kaki
§  Wajah menyerupai anak kecil
§  Dada berukuran kecil
§  Payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh
§  Puting susu terletak berjauhan
§  Tanda kelamin sekunder tidak tumbuh
§  Memiliki kemungkinan lebih besar mengalami keterbelakangan mental

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Turner


Contoh Penderita Sindrom Turner



 

2.    Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada laki-laki yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki kromosom seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya memiliki kromosom seks XXY. Ditemukan oleh Harry F. Klinefelter pada tahun 1942.
Kelebihan kromosom X pada laki-laki terjadi karena terjadinya nondisjungsi meiosis (meiotic nondisjunction) kromosom seks selama terjadi gametogenesis (pembentukan gamet) pada salah satu orang tua.
Pada tahun 1970-an, para ilmuwan menyatakan bahwa kelainan klinefelter merupakan salah satu kelainan genetik yang ditemui pada manusia, yaitu 1 dari 500 hingga 1 dari 1.000 bayi laki-laki yang dilahirkan akan menderita sindrom ini. Kariotipe: 47, XXY (44A + XXY). Formula kromosom (2n+1).
Ciri-ciri:
§  Tumbuh payudara
§  Pertumbuhan rambut kurang
§  Lengan dan kaki panjang
§  Suara seperti wanita
§  Testis kecil
§  Bersifat steril (mandul)
§  Tuna mental
§  Mengalami gangguan koordinasi gerak badan
§  Otot kecil

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Klinefelter

 

Contoh Penderita Sindrom Klinefelter







3.    Sindrom Metafemale (Triple X)
Sindrom Triple-X adalah satu jenis variasi kromosom disebabkan oleh perwujudan 3 kromosom X (trisomi) dalam gamet. Penderita mempunyai fenotip perempuan. Sindrom Triple-X terjadi terjadi akibat abnormalitas pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Perempuan dengan keadaan ini (lebih kurang 0.1% populasi perempuan) dan tidak memiliki risiko terhadap masalah kesehatan lainnya. Ditemukan tahun 1959.
Sindrom Triple X merupakan kelainan kromosom yang tidak diturunkan, tetapi biasanya terjadi dikarenakan adanya pembentukan sel reproduktif, sperma dan ovum, yang tidak sempurna. Ketidaknormalan tersebut terjadi karena non-disjunction kromosom dalam divisi cell yang menyebebakan pertambahan seks kromosom dalam sel reproduksi. Kariotipe: 47, XXX (44A + XXX). Formula kromosom (2n+1).
Ciri-ciri:
§  Lebih tinggi dari orang normal (± 172cm)
§  Kepala kecil
§  Mongolisme
§  Terdapat lipatan kulit pada epichantal
§  Memiliki masalah dalam pemahaman
§  Lambat dalam berbicara
§  Sulit berinteraksi dengan orang lain
§  Menarik diri
§  Payudara tidak berkembang
§  Menstruasi tidak teratur dan steril
§  Mengalami gangguan mental
§  Pada umumnya tidak berumur panjang

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Metafemale


                                                                     
Contoh penderita Sindrom Metafemale


4.    Sindrom Jacob (Kriminal Sindrom)
Sindrom Jacobs, kariotipe 47, XYY (44A+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs. Sindrom ini terjadi karena sel telur (X) dibuahi oleh sperma YY (akibat gagal berpisah). Ditemukan oleh P.A Jacobs pada tahun 1965. Formula kromosom (2n+1)
Ciri-ciri:
§  Berperawakan tinggi
§  Bersifat anti-sosial dan agresif
§  Suka melawan hukum
§  Intelengensia relatif normal
§  Perbandingannya 1 dari 1000 laki-laki
§  Tidak subur

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Jacob (Kriminal Sindrom)

 

Contoh Penderita Jacob Sindrom 



BAGAIMANA PENCEGAHAN PADA KASUS INI/PENCEGAHAN FAKTOR RESIKO
Pada dasarnya penyakit sindrom down tidak dapat dicegah, namun adanya kelainan sindrom down dapat dideteksi sebelum anak lahir (masa prenatal). Namun para ilmuwan telah mengetahui bahwa wanita dengan usia 35 atau lebih memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan untuk memiliki anak dengan kondisi tersebut. Pada usia 30 tahun misalnya, seorang wanita memiliki sekitar 1 dalam 900 kesempatan mengandung seorang anak dengan sindrom down. Oleh karena itu, jika tidak ingin keturunannya mengalami kelainan, sebaiknya menghindari memiliki anak ketika ibu sudah berusia di atas 35 tahun. Atau sebelumnya sudah menggunakan KB sehingga menghindari hamil diluar keinginan. Karena semakin tua umur ibu, hormonal ibu tidak teratur, proses penyalinan kromosom bisa saja salah dan salah menerjemahkan , ini menyebakan non-disjunction. Kejadian Sindrom Down non disjunction lebih banyak terjadi dibanding kejadian translokasi.
                                                                              Semangat! :-) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar