TUTORIAL BLOK 6 SKENARIO 3
Imunopatologi
terdiri dari:
1.
Reaksi Hipersensitivitas
2.
Imunodefisiensi
3.
Auto Imun
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
Hipersensitivitas:
Reaksi imun yang
patologic,terjadi akibat respon imun yang berlebihan sehingga menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh.
Pembagian
Hipersensitivitas menurut waktu:
a.
Reaksi Cepat
Terjadi dalam waktu beberapa detik dan hilang dalam waktu 2
jam
Contoh:
Anafilaksis sistemik, Anafilaksis lokal seperti bersin, asma, urtikaria dan
eksim
b.
Reaksi Intermediet
Terjadi dalam beberapa jam dan menghilang dalam waktu 24 jam
Manifestasi dapat berupa:
-
Reaksi transfusi darah, eritoblastosis fetalis,
anemia hemolitik autoimun
-
Artritis reumatoid, vasculitis necrosis
c.
Reaksi Lambat
Reaksi terjadi lambat dan terlihat setelah 48 jam setelah
pajanan dengan anigen
Contoh:
Dermatitis Otak
Macam-Macam
Tipe Hipersensitivitas
a.
Hipersensitivitas Tipe I (Anafilaksis)
-
Dilakukan
oleh IgE yang melekat pada sel mast dan berakibat dilepaskannya beberapa
mediator yang menyebabkan Rx anafilaksis
-
Mediatornya
histamin
-
Proses
aktivasi sel mast terjadi apabila IgE mengikat anafilatoksin
-
Proses
aktivasi ini melepaskan berbagai mediator
-
Timbul
gejala alergi
Contoh: Reaksi anafilaktik terhadap penisilin, Rhinitis alergi
b.
Hipersensitivitas Tipe II (Sitotoksik)
-
Adanya
antibodi dalam keadaan bebas dalam sirkulasi
yang akan bereaksi dengan antigen
-
Dilakukan
oleh IgM atau IgG yang melekat pada sel sendiri dan mengaktifkan lajur
homplemen.
-
Akibatnya
terjadi kerusal sel target.
Contoh :
-Ketidakcocokan golongan darah antara
donor dan
resipien waktu transfusi darah……anemia
hemolitik
-
Eritroblastosis fetalis : Rh
- Adanya autoantibodi terhadap
antigen nucleoprotein .
Antibodinya disebut factor LE
c.
Hipersensitivitas Tipe III (Imun Kompleks)
-
Antigen
larut dan antibodinya berada dalam keadaan bebas dalam sirkulasi
-
Bila
bereaksi membentuk komplek imun
-
Komplek
imun ini berpresipitasi pada sel
Contoh : - Rx Arthus
- Serum Sickness
d.
Hipersensitivitas Tipe IV (Delayed Type Hipersensitivity)
-
Tipe
lambat (24-48 jam )
-
Tipe selluler
-
Sel
limfosit yang telah tersensitisasi
bereaksi secara spesifik dengan suatu antigen tertentu
Contoh: Rx Tuberkulin , Rx Granuloma
AUTOIMUN
Autoimunitas
adalah respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang disebabkan oleh
mekanisme normal yang gagal untuk mempertahankan self tolerance sel B,sel T
atau keduanya. keduanya.
§
Pada dasarnya berarti imunitas untuk dirisendiri
§
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun
seharusnya menangkap benda asing dan menghancurkannya.
§
Suatu kondisi kondisi yang terjadi terjadi
ketika terjadi terjadi kegagalan kegagalan untuk mengenali beberapa bagian dari
dirinya (NIH, 1998),sehingga sistem imun tubuh keliru menyerang menyerang dan
menghancurkan menghancurkan jaringan tubuh sehat.
§
Pada orang yang memiliki penyakit
autoimun,sistem kekebalan kekebalan tubuh ini justru menyerang menyerang
dirinya dirinya sendiri.
Penyebab
Penyakit Autoimun:
Penyebab
Penyakit Autoimun:
·
Kegagalan autoantibodi dan sel T mengenali sel
sendiri(toleransi diri hilang)
·
Autoantibodi dan sel T menyerang sel‐selsendiri
·
Jika T helperlimfositterlalu aktif.
·
Gangguan klinis yang diproduksi oleh respon imun
ke komponen jaringan normal daritubuh
·
Ketidakmampuan untuk menghilangkan antigen
penyebab prosesinflamasi kronis.
Contoh-contoh
Penyakit Autoimun
Ø
Multiple sclerosis gangguan autoimun yang
mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat tulang belakang
Ø
Myasthenia gravis gangguan neuromusk luer yang
melibatkan otot dan saraf
Ø
Reactive Arthtritis (peradangan sendi, saluran
kencing, dan air mata)
Ø
Grave’s disease gangguan autoimun yang mengarah
ke kelenjartiroid hiperaktif
Ø
Type 1 Diabetes Mellitus
ketidakmampuan/kurangnya tubuh membentuk insulin
Faktor-faktor penyakit autoimun:
§ Genetik: yaitu Haplotipe HLA tertentu meningkatkan resiko
penyakit autoimun.
§ Kelamin/Gender: yaitu wanita lebih sering daripada pria
§ Infeksi: yaitu virus Eipstein-Barr, mikoplasma,
streptoccoccus, klebsiella, dll.
§ Sifat autoantigen: enzim dan protein (heat shock protein)
sering sebagai antigen sasaran dan mungkin bereaksi silang dengan antigen
mikroba
§ Obat-obatan: obat tertentu dapat menginduksi autoimun
§ Usia: sebagian besar autoimun terjadi pada usia dewasa
IMUNODEFISIENSI
Imunodefisiensi adalah sekumpulan
keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat,
sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat
dan berlangsung lebih lama dari biasanya.
Tanda-Tanda Klinis Imunodefisiensi:
·
Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan jenis infeksinya
tergantung komponen sistem imun yang defektif.
·
Penderita dengan imunodefisiensi rentan terhadap kankertertentu.
·
Imunodefisiensi dapa tterjadi akibat defek pematangan limfosit,
mekanisme efektor imunitas non-spesifik dan spesifik.
·
Imunodefisiensi tertentu terkait dengan peningkatan insiden
autoimunitas
Pembagian
Imunodefisiensi:
o
Imunodefisiensi Kongenital(primer):
-
Defek genetik à rentan terhadap infeksi.
-
Manifestasinya mulai dari bayi.
o
Imunodefisiensi didapat(sekunder):
-
Timbul à malnutrisi, kanker yang menyebar, pengobatan dengan imunosupresan,
infeksi virus
Terapi pada imunodefisiensi:
ü Menggunakan antibiotik/antiviral yang
tepat dan pemberian pooled human imunoglobulin yang teratur
ü Transplantasi sumsum tulang dari donor
ke resipien yang memiliki hubungan genetik yang cocok.
ü Iradiasi kelenjar getah bening total
untuk mengontrol GVH
ü Pemberian globulin gama pada penderita
dengan defisiensi Ig tertentu tertentu tapi tidak pada defisiensi igA
ü Pemberian sitokin seperti IL‐2. IFN γ
pada penerita tertentu
ü Tranfusi
ü Transplantasitimusfetal atau stem sel
dari sumsum tulang utk memperbaiki kompetensi imun
ü Obat antivirus
ü Vaksinasi
ü Terapi genetik à dengan meny isipkan gen normal ke
populasisel yang terkena penyakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar