Author : Nova
SKENARIO 2
Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang
dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata. Lensa mata normal
transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat menembusnya
dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu terbentuk,
banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram,
keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa meneruskan
cahaya ke retina untuk diproses dan dikirimmelalui saraf optik ke otak.
Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara
tropis seperti Indonesia. Hal ini berkaitan dengan faktor
penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal dari sinar
matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat mempercepat proses
berkembangnya penyakit katarak.
Gambar bentuk mata katarak
Klasifikasi katarak
Ada tiga jenis katarak, diantaranya adalah :
1) Nuclear
Katarak terjadi tengah lensa. Pada
tahap awal akan ada perubahan pada fokus cahaya. Untuk sementara waktu anda
akan mengalami kemajuan penglihatan khususnya dalam membaca. Tetapi kemudian
penglihatan akan mejadi menguning dan terbentu noda putih pada lensa. Lebih
lanjut lagi daya lihat akan memburuk dengan penglihatan menjadi coklat. Pada
tahap yang parah akan sulit membedakan warna karena pandangan akan menjadi biru
atau ungu.
2) Cortical. Katarak ini dimulai dengan terbentuknya noda pada
lapisan luar mata. Proses ini berjalan dengan lambat. Kemudian noda ini dapat
menjalar ke bagian tengah lensa dan mengganggu aliran cahaya ke pusat lensa.
Orang dengan katarak jenis ini akan mengalami silau ketika melihat cahaya.
3) Subcapsular. Katarak jenis ini dimulai dengan terbentuknya
area buram dibawah lensa. Katarak ini biasanya terbentuk di belakang lensa yang
merupakan jalan cahaya ke retina mata. Katarak ini sering mempengaruhi
kemampuan baca, mengurangi kemampuan melihat dalam cahaya terang dan
menyebabkan silau atau lingkaran cahaya ketika melihat sinar di malam hari.
Proses
Perkembangan katarak bisa diurutkan
menjadi 4 stadium. Katarak insipien dan imatur adalah jenis katarak yang
kekeruhannya masih sebagian(parsial). Katarak matur ialah katarak dengan
seluruh lensa keruh dan mulai membengkak(edematous). Pembengkakan yang terus
berlanjut menyebabkan katarak memasuki stadium intumesen(bengkak) menuju
hipermatur. Pada keadaan ini kadar air dalam lensa mencapai nilai tertinggi,
akibatnya kapsul lensa teregang. Jika dibiarkan, katarak akan menjadi
hipermatur dimana lensa mengalami dehidrasi, sangat keruh, dan kapsul
mengkerut.
Perbedaan stadium katarak :
Insipien
|
Imatur
|
Matur
|
Hipermatur
|
|
Kekeruhan
|
Ringan
|
Sebagian
|
Seluruh
|
Masif
|
Cairan lensa
|
Normal
|
Bertambah
|
Normal
|
Berkurang
|
Iris
|
Normal
|
Terdorong
|
Normal
|
Tremulans
|
Bilik mata depan
|
Normal
|
Dangkal
|
Normal
|
Dalam
|
Sudut bilik mata
|
Normal
|
Sempit
|
Normal
|
Terbuka
|
Shadow test
|
-
|
+
|
-
|
-/+
|
Visus
|
+
|
<
|
<<
|
<<<
|
Penyulit
|
-
|
Glaukoma
|
-
|
Uveitis, glaukoma
|
Penyebab Katarak
Sebagian
besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya
usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik
menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita
katarak. Sekitar 550% orang berusia 75— 85 tahun daya penglihatannya
berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak
merupakan penyebab utama kebutaan di dunia.
Sayangnya, Seorang penderita katarak mungkin tidak
menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara
perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara
berangsur. karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak
mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh
setelah katarak berkembang sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien
katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki
stadium kritis.
Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal
pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan
tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita
akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang
menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh
bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita
akan kehilangan penglihatannya.
Selain faktor usia dan masa
penuaan dini, faktor lain yang mendukung terjadinya mata katarak, antara lain :
a) Katarak Traumatic, yakni katarak yang disebabkan oleh rasa
trauma atau pernah mengalami cedera pada mata sebelumnya biasanya terjadi
karena kecelakaan pada mata Katarak ini disebabkan lebih sering
adalah karena kontusio, pajanan panas (glassblower’s cataract) dan radiasi
pengion. Lensa menjadi putih karena masuknya benda asing melubangi kapsul
lensa, sehinga humor aqueus dan kadang vitreus masuk kedalam lensa. Seperti
pecahan baja yang terpukul membuat fragment baja masuk ke mata dengan kecepatan
tinggi dan membuat lubang.
b) Katarak Sekunder, yakni katarak yang disebabkan karena
faktor suatu penyakit atau gangguan metabolisme seperti pernah mengalami
peradangan pada mata atau penyakit diabetes mellitus ( kencing manis ).
c) Katarak yang disebabkan oleh pancaran sinar atau cahaya
langsung atau yang biasa dikenal pancaran karena sinar radiasi
d) Katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat-obatan medis
dalam waktu yang cukup lama, seperti kortikosteroid dan obat penurun
kolesterol. Kortikosteroid yang diberikan dalam jangka panjang secara sistemis
atau tetes mata dapat menyebabkan kekeruhan lensa. Obat yang diduga dapat
menyebabkan katarak lainnya adalah phenotiazin, amiodarone, dan obat tetes
miotik kuat seperti phospoline iodide.
e) Katarak kongenital yang umum disebabkan oleh faktor
keturunan, merupakan katarak yang terjadi sejak bayi lahir dan berkembang pada
tahun pertama dalam hidupnya. Jenis katarak ini sangat jarang terjadi
Epidemiologi
Di Indonesia katarak merupakan penyebab
kebutaan yang paling banyak, begitu juga di dunia. Saar ini setengah dari 45
juta kebutaan yang terjadi disebabkan oleh katarak. Di Indonesia pada tahun
1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan karena katarak sebesar
0,67%. Pada tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%. Tahun 2005 dilaporkan
bahwa daerah pedesaan di Indonesia memiliki prevalensi katarak tertinggi di
daerah Asia tenggara.
Katarak terkait usia yang bertanggung jawab untuk 48% dari
kebutaan dunia, yang mewakili sekitar 18 juta orang, menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Dengan bertambahnya usia populasi, jumlah orang dengan
katarak berkembang. Katarak juga merupakan penyebab penting dari visi rendah di
kedua negara maju dan berkembang. Bahkan di mana layanan bedah yang tersedia,
low vision yang terkait dengan katarak mungkin masih lazim, sebagai akibat dari
lama menunggu untuk operasi dan hambatan untuk serapan bedah, seperti biaya,
kurangnya informasi dan masalah transportasi.
Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi
adanya katarak pada sekitar 10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga
sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga
sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.
Faktor Resiko
Faktor Resiko Individu :
-
Usia
-
Jenis kelamin
-
Ras
-
Faktor genetik
Faktor Resiko Lingkungan :
-
Merokok
-
Paparan sinar UV
-
Nutrisi
-
Status Ekonomi
-
Tingkat pendidikan
-
Penggunaan alkohol
-
Diabetes
-
Dehidrasi
-
Hipertensi
-
Penggunaan steroid
-
Indeks Massa Tubuh
Pencegahan
Demi mencegah atau minimal memperlambat kemunculan
katarak,diwajibkan untuk :
-
Rajin mengunjungi dokter
mata agar dilakukan pengecekan retina serta ketajaman visual secara berkala.
-
Selalu gunakan sunglass
saat beraktivitas diluar ruangan karena terbukti mampu mencegah katarak hingga
60%.
-
Hindari merokok serta
jangan mengkonsumsi minuman beralkohol.
-
Makan makanan bergizi yang
mengandung vitamin A, C, E, dan protein seperti buah dan sayur berwarna terang,
beras merah, kacang-kacangan, sereal, minyak canola serta ikan.
-
Hindari makanan yang
terlalu banyak mengandung lemak dan garam. (TR)
Penatalaksanaan
Non-bedah
Tatalaksana ini hanya memperbaiki fungsi visual untuk
sementara, bahkan hanya mencegah agar tidak lebih buruk dengan cepat. Belum ada
penelitian yang membuktikan obat-obatan dapat menghambat progresivitas katarak.
Beberapa obat yang diduga dapat memperlambat katarak diantaranya: penurun kadar
sorbitol, aspirin, antioksidan, vitamin C dan E.
Bedah
Indikasi dilakukan tatalaksana bedah untuk katarak adalah
tingkat gangguan visual terhadap aktivitas sehari-hari. Misalnya jika katarak
masih imatur dengan visus 6/24 namun pasien adalah seorang pelukis dan sangat
terganggu maka bisa dilakukan operasi. Jika katarak sudah matur namun pasien
tidak merasa tidak terganggu berarti tidak perlu dilakukan bedah. Namun jika
katarak mencapai hipermatur dapat meningkatkan resiko terjadinya glaukoma dan
uveitis.
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum dilakukannya operasi
diantaranya: penggalian riwayat kesehatan umum, pemeriksaan umum dan
oftalmologis, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan oftalmologis khusus.
Pemeriksaan khusus yang dimaksud misalnya pemeriksaan biometri untuk menghitung
kekuatan lensa tanam, pemeriksaan panjang bola mata dengan USG, dan pengukuran
kekuatan kornea.
Jenis bedah katarak :
1.
Ekstraksi Katarak
Intrakapsular(EKIK)
Operasi katarak dengan membuang lensa dan kapsul secara
keseluruhan. Kontraindikasi metode ini: anak-anak, ruptur kapsul karena
trauma(KI absolut); miopia tinggi, sindrom marfan, katarak morgagni, vitreus
masuk ke KOA. Keuntungan metode ini tidak diperlukan operasi tambahan untuk
memasang lensa pengganti, peralatan sederhana, penurunan penglihatan dengan
kacamata ditambah +10 dioptri. Kerugiannya: penyembuhan luka lama, pemulihan
penglihatan lama, mencetuskan astigmatisme, dapat menimbulkan iris dan vitreus
inkarserata.
2. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular(EKEK)
Tehnik operasi dengan membuang nukleus dan korteks melalui
kapsula anterior dan meninggalkan kantong kapsul untuk tempat lensa
tanam(Intraocular Lens atau IOL). Kontraindikasi: kekuatan zonula lemah atau
tidak cukup kuat untuk membuang nukleus dan korteks lensa. Keuntungan: irisan
lebih kecil daripada EKIK, trauma pada endotel kornea lebih kecil, menimbulkan
astigmatisme lebih jarang, luka lebih stabil dan aman.
3. Small Incision Cataract Surgery(SICS)
Tehnik ini merupakan bagian dari EKEK dengan irisan yang
lebih kecil sehingga hampir tidak perlu dijahit. Kondisi ideal untuk dilakukan
manual SICS adalah kondisi kornea jernih, ketebalan normal, endotelium sehat,
KOA cukup dalam, dilatasi pupil cukup, zonula utuh, tipe katarak kortikal, atau
sklerosis nuklear derajat II dan III. Keuntungan metode ini: penyembuhan lebih
cepat dan resiko astigmatisme minimal. Dibanding fakoemulsifikasi: kurve
pembelajaran lebih pendek, dimungkinkan kapsulotomican opener, instrumentasi
lebih sederhana, alternatif utama jika operasi fakoemulsifikasi gagal, resiko
komplikasi rendah, waktu bedah singkat, lebih murah.
4. EKEK dengan Fakoemulsi
Tehnik operasi ini menggunakan sebuah “tip” yang
dikendalikan dan menggunakan gelombang ultrasonik untuk memecah nukleus lensa,
kemudian mengaspirasinya. Keuntungan operasi ini lukanya lebih ringan sehingga
penyembuhan luka juga cepat serta perbaikan penglihatan juga lebih baik,
astigmatisme pasca operasi bisa diabaikan. Kerugiaanya adalah pembelajaran
lebih lama, biaya tinggi dan komplikasi operasi lebih serius.
Komplikasi
Komplikasi bedah katarak yang sering terjadi:
Pasca operasi:
- Uveitis anterior
- glaukoma sekunder
- endoftalmitis
- dekompensasi endotelial
- prolaps iris
- subluksasi pseudofakos
REFERENSI
Suhardjo SU., Hartono. 2007. Ilmu Kesehatan Mata.
Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata FK UGM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar