Senin, 13 Mei 2013

Skenario 2 Tutorial Blok 12



Author : Nova
SKENARIO 2
Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirimmelalui saraf optik ke otak.
 Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Hal ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat mempercepat proses berkembangnya penyakit katarak.
Gambar bentuk mata katarak
Klasifikasi katarak
Ada tiga jenis katarak, diantaranya adalah :
1)     Nuclear
Katarak terjadi tengah lensa. Pada tahap awal akan ada perubahan pada fokus cahaya. Untuk sementara waktu anda akan mengalami kemajuan penglihatan khususnya dalam membaca. Tetapi kemudian penglihatan akan mejadi menguning dan terbentu noda putih pada lensa. Lebih lanjut lagi daya lihat akan memburuk dengan penglihatan menjadi coklat. Pada tahap yang parah akan sulit membedakan warna karena pandangan akan menjadi biru atau ungu.

2)     Cortical. Katarak ini dimulai dengan terbentuknya noda pada lapisan luar mata. Proses ini berjalan dengan lambat. Kemudian noda ini dapat menjalar ke bagian tengah lensa dan mengganggu aliran cahaya ke pusat lensa. Orang dengan katarak jenis ini akan mengalami silau ketika melihat cahaya.

3)     Subcapsular. Katarak jenis ini dimulai dengan terbentuknya area buram dibawah lensa. Katarak ini biasanya terbentuk di belakang lensa yang merupakan jalan cahaya ke retina mata. Katarak ini sering mempengaruhi kemampuan baca, mengurangi kemampuan melihat dalam cahaya terang dan menyebabkan silau atau lingkaran cahaya ketika melihat sinar di malam hari.

Proses
Perkembangan katarak bisa diurutkan menjadi 4 stadium. Katarak insipien dan imatur adalah jenis katarak yang kekeruhannya masih sebagian(parsial). Katarak matur ialah katarak dengan seluruh lensa keruh dan mulai membengkak(edematous). Pembengkakan yang terus berlanjut menyebabkan katarak memasuki stadium intumesen(bengkak) menuju hipermatur. Pada keadaan ini kadar air dalam lensa mencapai nilai tertinggi, akibatnya kapsul lensa teregang. Jika dibiarkan, katarak akan menjadi hipermatur dimana lensa mengalami dehidrasi, sangat keruh, dan kapsul mengkerut.
Perbedaan stadium katarak :

Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Bilik mata depan
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Sudut bilik mata
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow test
-
+
-
-/+
Visus
+
<< 
<<< 
Penyulit
-
Glaukoma
-
Uveitis, glaukoma

Penyebab Katarak
            Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 550% orang berusia 75— 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia.
Sayangnya, Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis.
Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan peng­lihatannya.
Selain faktor usia dan masa penuaan dini, faktor lain yang mendukung terjadinya mata katarak, antara lain :
a)     Katarak Traumatic, yakni katarak yang disebabkan oleh rasa trauma atau pernah mengalami cedera pada mata sebelumnya biasanya terjadi karena kecelakaan pada mata  Katarak ini disebabkan lebih sering adalah karena kontusio, pajanan panas (glassblower’s cataract) dan radiasi pengion. Lensa menjadi putih karena masuknya benda asing melubangi kapsul lensa, sehinga humor aqueus dan kadang vitreus masuk kedalam lensa. Seperti pecahan baja yang terpukul membuat fragment baja masuk ke mata dengan kecepatan tinggi dan membuat lubang.

b)     Katarak Sekunder, yakni katarak yang disebabkan karena faktor suatu penyakit atau gangguan metabolisme seperti pernah mengalami peradangan pada mata atau penyakit diabetes mellitus ( kencing manis ).

c)      Katarak yang disebabkan oleh pancaran sinar atau cahaya langsung atau yang biasa dikenal pancaran karena sinar radiasi

d)     Katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat-obatan medis dalam waktu yang cukup lama, seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol. Kortikosteroid yang diberikan dalam jangka panjang secara sistemis atau tetes mata dapat menyebabkan kekeruhan lensa. Obat yang diduga dapat menyebabkan katarak lainnya adalah phenotiazin, amiodarone, dan obat tetes miotik kuat seperti phospoline iodide.

e)     Katarak kongenital yang umum disebabkan oleh faktor keturunan, merupakan katarak yang terjadi sejak bayi lahir dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Jenis katarak ini sangat jarang terjadi
Epidemiologi
Di Indonesia katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling banyak, begitu juga di dunia. Saar ini setengah dari 45 juta kebutaan yang terjadi disebabkan oleh katarak. Di Indonesia pada tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan karena katarak sebesar 0,67%. Pada tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%. Tahun 2005 dilaporkan bahwa daerah pedesaan di Indonesia memiliki prevalensi katarak tertinggi di daerah Asia tenggara.
Katarak terkait usia yang bertanggung jawab untuk 48% dari kebutaan dunia, yang mewakili sekitar 18 juta orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dengan bertambahnya usia populasi, jumlah orang dengan katarak berkembang. Katarak juga merupakan penyebab penting dari visi rendah di kedua negara maju dan berkembang. Bahkan di mana layanan bedah yang tersedia, low vision yang terkait dengan katarak mungkin masih lazim, sebagai akibat dari lama menunggu untuk operasi dan hambatan untuk serapan bedah, seperti biaya, kurangnya informasi dan masalah transportasi.
Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.
Faktor Resiko
Faktor Resiko Individu :
-          Usia
-          Jenis kelamin
-          Ras
-          Faktor genetik
Faktor Resiko Lingkungan :
-          Merokok
-          Paparan sinar UV
-          Nutrisi
-          Status Ekonomi
-          Tingkat pendidikan
-          Penggunaan alkohol
-          Diabetes
-          Dehidrasi
-          Hipertensi
-          Penggunaan steroid
-          Indeks Massa Tubuh
Pencegahan
Demi mencegah atau minimal memperlambat kemunculan katarak,diwajibkan untuk :
-          Rajin mengunjungi dokter mata agar dilakukan pengecekan retina serta ketajaman visual secara berkala.
-          Selalu gunakan sunglass saat beraktivitas diluar ruangan karena terbukti mampu mencegah katarak hingga 60%.
-          Hindari merokok serta jangan mengkonsumsi minuman beralkohol.
-          Makan makanan bergizi yang mengandung vitamin A, C, E, dan protein seperti buah dan sayur berwarna terang, beras merah, kacang-kacangan, sereal, minyak canola serta ikan. 
-          Hindari makanan yang terlalu banyak mengandung lemak dan garam.  (TR)
Penatalaksanaan
Non-bedah
Tatalaksana ini hanya memperbaiki fungsi visual untuk sementara, bahkan hanya mencegah agar tidak lebih buruk dengan cepat. Belum ada penelitian yang membuktikan obat-obatan dapat menghambat progresivitas katarak. Beberapa obat yang diduga dapat memperlambat katarak diantaranya: penurun kadar sorbitol, aspirin, antioksidan, vitamin C dan E.

Bedah
Indikasi dilakukan tatalaksana bedah untuk katarak adalah tingkat gangguan visual terhadap aktivitas sehari-hari. Misalnya jika katarak masih imatur dengan visus 6/24 namun pasien adalah seorang pelukis dan sangat terganggu maka bisa dilakukan operasi. Jika katarak sudah matur namun pasien tidak merasa tidak terganggu berarti tidak perlu dilakukan bedah. Namun jika katarak mencapai hipermatur dapat meningkatkan resiko terjadinya glaukoma dan uveitis.
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum dilakukannya operasi diantaranya: penggalian riwayat kesehatan umum, pemeriksaan umum dan oftalmologis, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan oftalmologis khusus. Pemeriksaan khusus yang dimaksud misalnya pemeriksaan biometri untuk menghitung kekuatan lensa tanam, pemeriksaan panjang bola mata dengan USG, dan pengukuran kekuatan kornea.
Jenis bedah katarak :
1.     Ekstraksi Katarak Intrakapsular(EKIK)
Operasi katarak dengan membuang lensa dan kapsul secara keseluruhan. Kontraindikasi metode ini: anak-anak, ruptur kapsul karena trauma(KI absolut); miopia tinggi, sindrom marfan, katarak morgagni, vitreus masuk ke KOA. Keuntungan metode ini tidak diperlukan operasi tambahan untuk memasang lensa pengganti, peralatan sederhana, penurunan penglihatan dengan kacamata ditambah +10 dioptri. Kerugiannya: penyembuhan luka lama, pemulihan penglihatan lama, mencetuskan astigmatisme, dapat menimbulkan iris dan vitreus inkarserata.
2.      Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular(EKEK)
Tehnik operasi dengan membuang nukleus dan korteks melalui kapsula anterior dan meninggalkan kantong kapsul untuk tempat lensa tanam(Intraocular Lens atau IOL). Kontraindikasi: kekuatan zonula lemah atau tidak cukup kuat untuk membuang nukleus dan korteks lensa. Keuntungan: irisan lebih kecil daripada EKIK, trauma pada endotel kornea lebih kecil, menimbulkan astigmatisme lebih jarang, luka lebih stabil dan aman.

3.      Small Incision Cataract Surgery(SICS)
Tehnik ini merupakan bagian dari EKEK dengan irisan yang lebih kecil sehingga hampir tidak perlu dijahit. Kondisi ideal untuk dilakukan manual SICS adalah kondisi kornea jernih, ketebalan normal, endotelium sehat, KOA cukup dalam, dilatasi pupil cukup, zonula utuh, tipe katarak kortikal, atau sklerosis nuklear derajat II dan III. Keuntungan metode ini: penyembuhan lebih cepat dan resiko astigmatisme minimal. Dibanding fakoemulsifikasi: kurve pembelajaran lebih pendek, dimungkinkan kapsulotomican opener, instrumentasi lebih sederhana, alternatif utama jika operasi fakoemulsifikasi gagal, resiko komplikasi rendah, waktu bedah singkat, lebih murah.

4.      EKEK dengan Fakoemulsi
Tehnik operasi ini menggunakan sebuah “tip” yang dikendalikan dan menggunakan gelombang ultrasonik untuk memecah nukleus lensa, kemudian mengaspirasinya. Keuntungan operasi ini lukanya lebih ringan sehingga penyembuhan luka juga cepat serta perbaikan penglihatan juga lebih baik, astigmatisme pasca operasi bisa diabaikan. Kerugiaanya adalah pembelajaran lebih lama, biaya tinggi dan komplikasi operasi lebih serius.
Komplikasi
Komplikasi bedah katarak yang sering terjadi:
Pasca operasi:
- Uveitis anterior
- glaukoma sekunder
- endoftalmitis
- dekompensasi endotelial
- prolaps iris
- subluksasi pseudofakos

REFERENSI
Suhardjo SU., Hartono. 2007. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata FK UGM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar