Senin, 10 Desember 2012

SKENARIO 3 BLOK 3

AUTHOR : FITYA, PUJI, RIRIN


Skenario 3
seorang peserta yang sedang menghadiri sebuah seminar di sebuah sekolah di daerah pegunungan yang sejuk. Ia kebelet ingin buang air kecil meskipun selama waktu istirahat dia tidak banyak minum. Agar tidak mengganggu acara seminar, ia menunda untuk buang air kecil sampai seminar selesai.

Problem definition
1.     1. Bagaimana proses pembentukan urin?
2.     2. Berapa volume urin yang dihasilkan setiap harinya?
3.     3. Hormon apa saja yang terlibat dalam mekanisme pembentukan urin?
4.     4. Apasaja struktur bagian dari ginjal?
5.     5. Bagaimana urin yang sehat dan zat apa saja yang terkandung dalam urin yang normal?
6.     6. Apa yang akan terjadi bila peserta tersebut tetap menahan kencingnya dalam waktu yang lama?
7.     7. Apasaja gangguan dalam berkemih?

1.     1. Proses pembentukan urine


Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan amonia mengalir ke dalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi karena adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengkerutnya arteri yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung di kapsula Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Secara normal, setiap hari kapsula Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.
Filtrat glomerulus atau urin primer masih banyak mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa, garam-garam, dan asam amino. Filtrat glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorbsi. Seperti asam amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-, HCO3-, dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorbsi kembali secara transport aktif dan sebagian yang lain secara difusi.
Proses reabsorbsi masih tetap berlanjut dengan mengalirnya filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorbsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi mengabsorbsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan dieksresikan bersama urin.
Selain reabsorbsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+, NH4+ disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti penisilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah. Misalnya jika di dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urin.
Demikian juga sekresi K+ berfungsi untuk menjaga mekanisme homeostasis. Apabila konsentrasi K+ dalam darah tinggi, dapat menghambat rangsang impuls serta menyebabkan kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan bersama urin.
Pada saat terjadi proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urin. Sebagai contoh, konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorbsi garam. Di bagian lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi yang tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung Henle descending bersifat permeabel terhadap air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis.
Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle bagian bawah menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak masuk di lengkung Henle ascending membuat konsnetrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus koolektivus. Duktus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air yangbergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urin menjadi tinggi.
Dari duktus kolektivus, urin dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir ke melalui ureter menuju vesika urianria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urin sementara.


2.      2. Volume urin yang dihasilkan setiap hari bervariasi jika cuaca normal sekitar 1400(ml)/hari, jika cuaca panas sekitar 1200(ml)/hari dan jika badan melakukan gerakan berat yang lama sekitar 500(ml)/hari


3.     3. Mekanisme hormonal

1)     Antidiuretik hormon (ADH) meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsorbsi dan volume urin menjadi sedikit. ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam nukleus supraoptik hipotalamus dan disimpan dalam serabut saraf hipofisis posterior. ADH kemudian dilepas sesuai impuls yang sampai pada serabut saraf.

2)      Aldosteron
Aldosteron adalah hormon steroid yang disekresi oleh sel-sel korteks kelenjar adrenal. Hormon ini bekerja pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk meningkatkan absorbsi aktif ion natrium dan sekresi aktif ion kalium.
3.) Eritropoetin          
      merangsang pembentukan eritrosit yang banyak dihasilakan oleh ren
4.) Renin                    
      mempengaruhi tekanan darah
5.)   Insulin                  
      mengatur kadar glukosa
6.)    Cortisone              
7.) Adrenalin             
8.) Kortikoid             
      kontriksi pembuluh darah ginjal sehingg menaikan laju filtrasi glomerolus , misalnya norepinefrin,epinefrin, endotelin



4.   Struktur Ginjal

Ginjal memiliki sisi medial cekung yaiu hilus sebagai tempat masuknya saraf, keluarnya ureter serta masuk dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe. Ujuang atas ureter disebut pelvis renalis yang terbagi dua atau tiga calix mayor dan mempunyai cabang lebih kecil yang disebut calix minor.Daerah yang mengelilingi calix disebut sinus renalis.
Ginjal memiliki korteks dibagian luar dan medula didalam. Pada ginjal manusia, medula ginjal terdiri atas 8-15 struktur berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal, yang dipisahkan oleh penjuluran korteks yang disebut columna renalis.
Setiap ginjal terdiri atas 1-1,4 juta unit fungsional yang disebut nefron, cabang utama setiap nefron adalah:
·       Korpuskel ginjal yaitu pelebaran bagian awal korteks
·       Tubulus kontortus proksimal(terletak di korteks)
·       Ansa Henle (bagian yang menurun ke medula kemuadian menanjak lagi pada korteks)
·       Tubulus kontortus distal
·       Tubulus colligens
Tubulus colligens dari sejumlah nefron berkonvergensi kedalam ductus colligens yang mengangkut urine ke calix dan ureter. Nefron korteks berada dibagian korteks, sedangkan nefron jukstamedular berada didekat medula

5.   5. 
Urin yang sehat adalah urin yang normal jernih transparan, warna kuning muda  pada urin karena zat warna empedu, urin berbau khas amonia jika dibiarkan agak lama, Ph urin berkisar antar 6,8- 7,2. Secara kimia kandungan didalam urin adalah urea, asam urat, kreatinin, asam laktat, asam sulfat, asam fosfat dan klorida. Selain itu urin juga mengandung natrium klorida, zat- zat yang berlebihan dalam darah, misalnya Vitamin C dan obat- obatan


6.     
6. Menurut Dr soertomo slamet iman santoso seorang ahli penyakit dalam, pada umunya jika kita menahan buang air itu sama seaja dengan kita membiarkan limbah,kotoran, dan racun yang seharusnya keluar. jika hal ini kita lakukan berkali kali akan berdapak buruk bagi tubuh kita kotoran atua limbah racun yang hadak keluar juga mengandung virus-virus yang berbahaya bagi tubuh kita.Virus tersebutakan menyebabkan pada infeksi pada seluran kemih terjadinya infeksi tersebut dikarenakan naiknya kuman pada saluran kemih bahkan lebih fatal lagi jika kuman tersebut naik sampai pada ginjal kita hal ini akan berakibatkan pada gangguan ginjal atau saluran kemih kita.
7.     7. Gangguan dalam berkemih
Uremia, Nefritis, albuminuria, glukosaria, ketosis, DM, DI, hidronefrotis, poliurinaria, olguria, hematuria, nefrolitiasis



atlas histologi junqueira edisi 12
fisiologi guyton edisi revisi
pernyataan Dr soertomo slamet iman santoso dikutip oleh fimele.kompas.com.
http://www.scribd.com/doc/93636161/Penyakit-Pada-Sistem-Urinaria


Tidak ada komentar:

Posting Komentar