Kamis, 17 Mei 2012

Tutorial Skenario 2 Blok 6


Tutorial Skenario 2 Blok 6
Author : Eka
A mother brought her 2-years old baby to a community health center to get basic imunization of Polio 2 and DPT 1. The baby had got immunization of BCG, Hepatitis B1 and polio 1 a few days after he was born and hepatitis B2 at the age of one mount. After the baby got the immunization of polio2 and DPT 1, the health care provider asked the mother to came back again in the next two mounts in order for the baby to get immunization Polio 3 and DPT 2. The motehr asked whether the scedule should take earlier oe late if the family was out of town. Furthermore, she also asked whether her child should be re-immunization as his older brother was.
STEP 1
1.      Imunisasi                        : Stimulasi sistem imun untuk membentuk pertahanan terhadap penyakit dengan memeberikan vaksin atau toksoid;
2.      BCG (Bacille Calmette-Guerin) untuk mencegah tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri;
3.      DPT ( Difteri, Pertusi, Tetanus);
4.      Hepatitis B         : Diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B;
5.      Polio                   : Mencegah kelumpuhan pada anak.

STEP 2
1.      Pengertian Imunisasi ?
2.      Jenis- jenis Imunisasi ?
3.      Jenis-jenis vaksin ?
4.      Macam-macam Imunisasi yang dianjurkan  ?
5.      Jadwal Imunisasi ?
6.      Bagaimana imunisasi dikatakan berhasil ?

STEP 3
1.      Pengertian imunisasi ?
Pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu.
Tujuan imunisasi adalah untuk meningkatkan daya taham tubuh, memberikan dya tahan protektif dengan menginduksi respon memori terhadap suatu pathogen/toksik tertentu dengan menggunakan preparat antigen yang non-virulen/non-toksik.
Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme atau bagian-bagian mikroorganisme atau produk dari mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan yang dapat menginduksi sistem imun apabila diberikan kepada orang.
Mekanisme sebagai berikut :
Antigen masuk >>> dipresentasikan oleh antigen presenting sel >>> sel T Helper >>> merangsang sel B >>> menghasilkan Immunoglobulin >>> menjadi benteng pertahanan yang lengkap dengan prajurit bersenjata yang siap membasmi penyakit yang datang di kemudian hari.

2.      Jenis-jenis Imunisasi ?
Jadi Imunisasi dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu :
1.      Imunisasi aktif
Jadi imunisasi alami ini tubuh secara aktif membentuk antibodi yang dapat hilang beberapa tahun. Respon imun akan meningkat kembali apabila sesorang tersebut terpapar oleh antigen , sehingga orang tersebut tidak akan terserang penyakit lagi.
2.      Imunisasi pasif
Tubuh tidak membuat antibodi tetapi mendapatkannya dari luar tubuh dengan menginjeksikan serum yang berisi antibodi sehingga kadar antibodi dalamdarh meningkat.

3.        Jenis-jenis vaksin ?
Vaksin
Bakteri
Virus
Hidup
BCG
Ø  Camapak
Ø  OPV
Ø  Mumps
Ø  Rubella
Ø  Varisela
Ø  Yellow fever
Inaktif
Ø  Difteri
Ø  Tetanus
Ø  Pertusis
Ø  Kolera
Ø  Meningitis
Ø  Pneumokokus
Ø  Hib
Ø  Tifoid vi
Ø  Influenza
Ø  IPV
Ø  Rabies
Ø  Hepatitis A
Ø  Hepatitis B

4.    Macam-macam imunisasi yang dianjurkan ?
a.      BCG
Vaksinasi BCG memebrika kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis ( TBC ). BCG diberikan 1 kali sebelum anak beumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secra intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,005 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Vaksin ini menganudng bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/ dosis.
Kontraindikasi untuk vaksin BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan ( mislanya penderita leukimia , penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi ;
1.      Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula( gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka ( ulkus ). Luka ini kahirnya sembuh secra spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
2.      Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan,
Komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1.      Pembentukan abses ( penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini kan menghilang secra spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telh matang, sebaiknya dilakukan aspirasi ( pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan buka sayat.
2.      Limfadentis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau doissnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.
Kontra idikasi : anak demam tinggi, menderita gizi buruk, infeksi kulit yang luas,sudah pernah sakit TBC, tes tuberkulin positif, immunokompromais, sedang mendapat pengobatan steroid, immunosupresif, radioterapi, keganasan sumsum tulang atau limfe.
b.      Imunisasi HBV
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosispertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HbsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Imunisasi dasar diberikan 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikam HBV 1 dengan HBV 2, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV 2 dengan HBV 3. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV 3 . sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar HbsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha.
Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif, diberikan vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG ( Hepatitis B immune globullin ) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis ketiga diberikan pada saat anak umur 6 bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu yang status HbsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV 1 dalam waktu 12 jam setelah lahir.pda saat persalinan, contoh darah ibu hamil untuk menentukan status HbsAgnya, jika positif maka segera diberikan GBIG ( sebelum bayi berumur lebih dari 1 minggu).
Pemberian imunisasi kepada naka yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih,vakisn HBV dapat diberikan pada ibu hamil. Efek smaping dari vakisn HBV adalha efek lokal ( nyeri ditempat suntikan) dan sistemis ( demem ringan, lesu , perasaan ridak enak pada saluran perceemaan, )  ynag akan hilang dalam proses dalam beberapa hari.
c.       DPT
Imunisasi DPT suatu kombinasi vaksin penangkal difteri, pertusis,
dan tetanus.
Tujuan (Alimul, 2003 : 65).
Tujuan dari imunisasi DPT adalah :
1. Mencegah penyakit difteri
Difteri adalah penyakit yang bermula dari infeksi pada hal ini terkadang nyaris tanpa disertai radang tenggorokan yang menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, kerusakan jantung dan kematian. Serta bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan kerusakan otak .
2. Mencegah terjadinya pertusis
Penyakit batuk biasanya banyak terjadi pada anak balita. Penyebab penyakit ini adalah kuman Haemophylus pertusis. Kuman ini biasanya berada di saluran pernafasan. Bila anak-anak dalam  keadaan daya tahan tubuhnya melemah, maka kuman tersebut mudah sekali menyerang dan menimbulkan penyakit. Penularannya melalui cairan yang keluar dari hidung yang tersembur keluar waktu batuk atau bersin. Perawatan dan pencegahan penyakit ini tidak terlalu sulit. Bila anak tidak begitu menderita dan cuaca cukup baik, boleh ia dibawa keluar agar dapat menghirup udara segar dan bersih. Makanan sebaiknya diberikan yang ringan-ringan dan cukup bergizi. Pencegahan penyakit ini dengan imunisasi DPT .
3. Mencegah Tetanus
Tetanus adalah manifestasi sistemik tetanus disebabkan oleh absorbsi eksotoksin sangat kuat yang dilepaskan oleh  clostridiumtetani pada masa pertumbuhan aktif  dalam tubuh manusia. Penyebab penyakit ini adalah clostridiumtetani yang hidup anaerob, berbentuk spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik.  Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanosporasmin yaitu toksin yang  neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan  spasme otot.
Waktu Pemberian
Booster pertama biasanya diberikan pada umur sekitar 2 sampai 11 bulan dan yang selanjutnya diberikan pada usia sekitar 4-5 tahun (Alimul, 2003 : 72).
Imunisasi dasar vaksin DPT diberikan setelah berusia 2 bulan sebanyak 3 kali (DPT I, II dan III) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi DPT III, kemudian saat masuk sekolah (5 – 6 tahun) dan saat  meninggalkan sekolah dasar (12 tahun). Menurut program dilanjutkan dengan TT di kelas 2 dan 3 SD.  Cara Pemberian Imunisasi DPT diberikan dengan cara injeksi intra muskuler (IM) pada paha sebanyak 0,5 ml. Pemberian dilakukan 3 kali dengan interval 4 minggu.
Efek Samping
Efek samping dari pemberian imunisasi DPT adalah munculnya efek imunitas terhadap penyakit yang alam hal ini vaksin DPT yang telah dilemahkan dalam hal ini salah satu bentuknya adalah munculnya kenaikan suhu tubuh (Alimul, 2003 : 72)
KIPI vaksin  DPT
KIPI ringan
Rekasi lokal
Demam
Iritable, malaise gejala sistemik

10-50 %
10-50%
25-55 %

KIPI berat
Onset interval
Reaksi per dosis
Reaksi per juta dosis
Menangis lama
0-24 jam
1/15-1000
1000-60000
Kejang
0-2 hari
1/1750-12500
80-570
Hidrofobik, hiporesponsif 
0-24 jam
1/1000-33000
30-990
Anafilaksis
0-1 jam
1/50000
20
Ensefalopati
0-2 hari
1/50000
20

d.      Polio
Terdapat 2jenis vaksin yang beredar dan yang umum diberikan di Indonesia adalah vaksin sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya adalah melalui mulut. Dibeberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.
Pemberian Imunisasi Polio
·         Dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B dan DPT
·         Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT
·         Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali denga selang waktu kurang dari satu bulan
·         Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12tahun)
·         Diberikan dengan cara meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis

Tujuan
Imunisasi polio digunakan untuk untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis.
Kontra indikasi
Imunisasi polio tidak boleh diberikan pada anak yang sedang menderita diare berat.
Efek samping
Efek samping yang mungkin terjadi adalah dapat berupa kejang-kejang, tetapi kemungkinan tersebut sangat kecil untuk terjadi.  
Jadwal pemberian
Keterangan jadwal imunisasi berdsarkan usia pemberian, sesuai IDAI, periode 2004
Umur
Vaksin
Keterangan
Saat lahir
Hepatitis B-1
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dianjurkan pada umur 1 dan 6 bulan

Polio - o
Polio – o diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio diberikan saat bayi dipulangkan ( untuk menghindari transmisi virus vaksin terhadap bayi lain)
1 bulan
Hepatitis B-2
HB -2 diberikan pada umur 1 bulan
0-2 bulan
BCG
BCG dapat diberikan sejak lahir, apabila BCG akan diberikan pada >3 bulan sebaiknya dilakukan uji berkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila hasilnya negatif
2 bulan
DPT- 1
Hib – 1
Polio -1
Diberikan pada umur lebih dari 6 minggu
Diberikan mulai umur 2 bulan
Dapat diberika bersama dengan DPT -1
4 bulan
DPT – 2
Hib – 2
Polio - 2
Diberikan secra terpisah
Hib – 2 dapat dikombinasikan dengan Hib -2
Diberikan bersama dengan DPT – 2
6 bulan
DPT 3
Hib – 3
Polio -3
Dapat dikombinasikan dengan Hib – 3
 Diberikan bersama dengan DPT – 3
9 bulan
Campak
Campak 1 diberikan pada umur 9 bulam, apabila telah mendapat MMR pada usia 15 bulan, campak 2 tidak perlu diberikan.
115-18 bulan
MMR
Hib – 4
Apabila sampai usia 12 bulan belum mendapt imunisasi cacar
18 bulan
DPT – 4
Polio -4
Diberikan 1 tahun setelah DPT -3
Diberikan bersamaan dengan DPT – 4
2 tahun
Hepatitis A
Dirkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan
2-3 tahun
tifoid
Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun, perlu diulang setiap 3 tahun
5 tahun
DPT – 5
Polio - 5
Diberikan pada umur 5 tahun
 Diberikan bersama DPT -5
6 tahun
MMR
Diberikan untuk catch uo imunisasi pada anak yang belum mendapat MMR- 1
10 tahun
dT/TT
varisela
Menjelang pubertas vkasin tetanus ke – 5 diberikan unutk imunitas selama 25 tahun.
Diberikan pada umur 10 tahun

Sumber
·         slide asdos skill lab
·         modul imunisasi
·         modul kakak kelas
Author : Eka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar