Tutorial Skenario 2 Blok 6
Author : Eka
A
mother brought her 2-years
old baby to a community health center to get basic imunization of Polio 2 and
DPT 1. The baby had got immunization of BCG, Hepatitis B1 and polio 1 a few
days after he was born and hepatitis B2 at the age of one mount. After the baby
got the immunization of polio2 and DPT 1, the health care provider asked the
mother to came back again in the next two mounts in order for the baby to get
immunization Polio 3 and DPT 2. The motehr asked whether the scedule should
take earlier oe late if the family was out of town. Furthermore, she also asked
whether her child should be re-immunization as his older brother was.
STEP
1
1. Imunisasi : Stimulasi sistem imun untuk
membentuk pertahanan terhadap penyakit dengan memeberikan vaksin atau toksoid;
2. BCG (Bacille
Calmette-Guerin) untuk mencegah tuberculosis yang
disebabkan oleh bakteri;
3. DPT
( Difteri, Pertusi, Tetanus);
4. Hepatitis B
: Diberikan untuk menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit hepatitis B;
5. Polio : Mencegah kelumpuhan pada anak.
STEP
2
1. Pengertian
Imunisasi ?
2. Jenis-
jenis Imunisasi ?
3. Jenis-jenis
vaksin ?
4. Macam-macam
Imunisasi yang dianjurkan ?
5. Jadwal
Imunisasi ?
6. Bagaimana
imunisasi dikatakan
berhasil ?
STEP
3
1.
Pengertian
imunisasi ?
Pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia
yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit
tertentu.
Tujuan imunisasi adalah untuk
meningkatkan daya taham tubuh, memberikan dya tahan protektif dengan
menginduksi respon memori terhadap suatu pathogen/toksik tertentu dengan
menggunakan preparat antigen yang non-virulen/non-toksik.
Vaksin merupakan suspensi
mikroorganisme atau bagian-bagian mikroorganisme atau produk dari
mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan yang dapat menginduksi sistem
imun apabila diberikan kepada orang.
Mekanisme
sebagai berikut :
Antigen masuk >>>
dipresentasikan oleh antigen presenting sel >>> sel T Helper
>>> merangsang sel B >>> menghasilkan Immunoglobulin
>>> menjadi benteng pertahanan yang lengkap dengan prajurit bersenjata
yang siap membasmi penyakit yang datang di kemudian hari.
2.
Jenis-jenis
Imunisasi ?
Jadi
Imunisasi dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu :
1.
Imunisasi
aktif
Jadi imunisasi alami ini tubuh secara
aktif membentuk antibodi yang dapat hilang beberapa tahun. Respon imun akan
meningkat kembali apabila sesorang tersebut terpapar oleh antigen , sehingga
orang tersebut tidak akan terserang penyakit lagi.
2.
Imunisasi
pasif
Tubuh tidak membuat antibodi tetapi
mendapatkannya dari luar tubuh dengan menginjeksikan serum yang berisi antibodi
sehingga kadar antibodi dalamdarh meningkat.
3.
Jenis-jenis
vaksin ?
Vaksin
|
Bakteri
|
Virus
|
Hidup
|
BCG
|
Ø Camapak
Ø OPV
Ø Mumps
Ø Rubella
Ø Varisela
Ø Yellow
fever
|
Inaktif
|
Ø Difteri
Ø Tetanus
Ø Pertusis
Ø Kolera
Ø Meningitis
Ø Pneumokokus
Ø Hib
Ø Tifoid
vi
|
Ø Influenza
Ø IPV
Ø Rabies
Ø Hepatitis
A
Ø Hepatitis
B
|
4.
Macam-macam
imunisasi yang dianjurkan ?
a.
BCG
Vaksinasi BCG memebrika kekebalan
aktif terhadap penyakit Tuberkulosis ( TBC ). BCG diberikan 1 kali sebelum anak
beumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.
Vaksin disuntikkan secra intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang
dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,005 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1
tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Vaksin ini menganudng bakteri Bacillus Calmette-Guerrin
hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/ dosis.
Kontraindikasi untuk vaksin BCG
adalah penderita gangguan sistem kekebalan ( mislanya penderita leukimia ,
penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi
HIV).
Reaksi-reaksi
yang mungkin terjadi ;
1. Reaksi lokal
: 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan
benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi
pustula( gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka ( ulkus
). Luka ini kahirnya sembuh secra spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan
meninggalkan jaringan parut.
2. Reaksi regional
: pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri
tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan,
Komplikasi yang
mungkin timbul adalah :
1. Pembentukan
abses ( penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu
dalam. Abses ini kan menghilang secra spontan. Untuk mempercepat penyembuhan,
bila abses telh matang, sebaiknya dilakukan aspirasi ( pengisapan abses dengan
menggunakan jarum) dan buka sayat.
2. Limfadentis
supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau doissnya
terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.
Kontra idikasi
: anak demam tinggi, menderita gizi buruk, infeksi kulit yang luas,sudah pernah
sakit TBC, tes tuberkulin positif, immunokompromais, sedang mendapat pengobatan
steroid, immunosupresif, radioterapi, keganasan sumsum tulang atau limfe.
b.
Imunisasi
HBV
Imunisasi HBV memberikan kekebalan
terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa
menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosispertama diberikan segera setelah
bayi lahir atau jika ibunya memiliki HbsAg negatif, bisa diberikan pada saat
bayi berumur 2 bulan. Imunisasi dasar diberikan 3 kali dengan selang waktu 1
bulan antara suntikam HBV 1 dengan HBV 2, serta selang waktu 5 bulan antara
suntikan HBV 2 dengan HBV 3. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah suntikan
HBV 3 . sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar
HbsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha.
Kepada bayi yang lahir dari ibu
dengan HbsAg positif, diberikan vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (
Hepatitis B immune globullin ) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah
lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis ketiga
diberikan pada saat anak umur 6 bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu yang
status HbsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV 1 dalam waktu 12 jam setelah
lahir.pda saat persalinan, contoh darah ibu hamil untuk menentukan status
HbsAgnya, jika positif maka segera diberikan GBIG ( sebelum bayi berumur lebih
dari 1 minggu).
Pemberian imunisasi kepada naka
yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih,vakisn HBV
dapat diberikan pada ibu hamil. Efek smaping dari vakisn HBV adalha efek lokal
( nyeri ditempat suntikan) dan sistemis ( demem ringan, lesu , perasaan ridak
enak pada saluran perceemaan, ) ynag
akan hilang dalam proses dalam beberapa hari.
c.
DPT
Imunisasi DPT suatu kombinasi
vaksin penangkal difteri, pertusis,
dan
tetanus.
Tujuan
(Alimul, 2003 : 65).
Tujuan dari
imunisasi DPT adalah :
1. Mencegah
penyakit difteri
Difteri adalah penyakit yang bermula
dari infeksi pada hal ini
terkadang
nyaris tanpa disertai radang tenggorokan yang menyebabkan saluran pernapasan
tersumbat, kerusakan jantung dan kematian. Serta bisa menyebabkan infeksi
paru-paru dan kerusakan otak .
2. Mencegah
terjadinya pertusis
Penyakit batuk biasanya banyak
terjadi pada anak balita. Penyebab penyakit ini adalah kuman Haemophylus
pertusis. Kuman ini biasanya berada di saluran pernafasan. Bila anak-anak
dalam keadaan daya tahan tubuhnya melemah,
maka kuman tersebut mudah sekali menyerang dan menimbulkan penyakit.
Penularannya melalui cairan yang keluar dari hidung yang tersembur keluar waktu
batuk atau bersin. Perawatan dan pencegahan penyakit ini tidak terlalu sulit.
Bila anak tidak begitu menderita dan cuaca cukup baik, boleh ia dibawa keluar
agar dapat menghirup udara segar dan bersih. Makanan sebaiknya diberikan yang ringan-ringan
dan cukup bergizi. Pencegahan
penyakit ini dengan imunisasi DPT .
3. Mencegah
Tetanus
Tetanus adalah manifestasi sistemik
tetanus disebabkan oleh absorbsi eksotoksin sangat kuat yang dilepaskan
oleh clostridiumtetani pada masa
pertumbuhan aktif dalam tubuh manusia.
Penyebab penyakit ini adalah clostridiumtetani yang hidup anaerob, berbentuk
spora selama di luar tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan
toksin bila
dalam kondisi baik. Toksin ini dapat
menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanosporasmin
yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan
dan spasme otot.
Waktu Pemberian
Booster pertama biasanya diberikan
pada umur sekitar 2 sampai 11 bulan dan yang selanjutnya diberikan pada usia
sekitar 4-5 tahun (Alimul, 2003 : 72).
Imunisasi dasar vaksin DPT
diberikan setelah berusia 2 bulan sebanyak 3 kali (DPT I, II dan III) dengan
interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulangan diberikan satu tahun
sejak imunisasi DPT III, kemudian saat masuk sekolah (5 – 6 tahun) dan
saat meninggalkan sekolah dasar (12
tahun). Menurut program dilanjutkan dengan TT di kelas 2 dan 3 SD. Cara Pemberian Imunisasi DPT diberikan dengan
cara injeksi intra muskuler (IM) pada paha sebanyak 0,5 ml. Pemberian dilakukan
3 kali dengan interval 4 minggu.
Efek Samping
Efek samping dari pemberian
imunisasi DPT adalah munculnya efek imunitas terhadap penyakit yang alam hal
ini vaksin DPT yang telah dilemahkan dalam hal ini salah satu bentuknya adalah
munculnya kenaikan suhu tubuh (Alimul, 2003 : 72)
KIPI vaksin DPT
KIPI ringan
|
Rekasi lokal
|
Demam
|
Iritable, malaise gejala sistemik
|
|
10-50 %
|
10-50%
|
25-55 %
|
KIPI berat
|
Onset interval
|
Reaksi per dosis
|
Reaksi per juta dosis
|
Menangis lama
|
0-24 jam
|
1/15-1000
|
1000-60000
|
Kejang
|
0-2 hari
|
1/1750-12500
|
80-570
|
Hidrofobik, hiporesponsif
|
0-24 jam
|
1/1000-33000
|
30-990
|
Anafilaksis
|
0-1 jam
|
1/50000
|
20
|
Ensefalopati
|
0-2 hari
|
1/50000
|
20
|
d.
Polio
Terdapat 2jenis vaksin yang beredar dan yang umum
diberikan di Indonesia adalah vaksin sabin (kuman yang dilemahkan). Cara
pemberiannya adalah melalui mulut. Dibeberapa negara dikenal pula Tetravaccine,
yaitu kombinasi DPT dan polio.
Pemberian
Imunisasi Polio
·
Dapat dilakukan bersamaan dengan
BCG, vaksin hepatitis B dan DPT
·
Imunisasi ulangan diberikan bersamaan
dengan imunisasi ulang DPT
·
Imunisasi polio diberikan sebanyak
empat kali denga selang waktu kurang dari satu bulan
·
Imunisasi ulangan dapat diberikan
sebelum anak masuk sekolah (5-6tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar
(12tahun)
·
Diberikan dengan cara meneteskan
vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan
menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis
Tujuan
Imunisasi polio digunakan untuk untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis.
Imunisasi polio digunakan untuk untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis.
Kontra
indikasi
Imunisasi
polio tidak boleh diberikan pada anak yang sedang menderita diare berat.
Efek samping
Efek samping
yang mungkin terjadi adalah dapat berupa kejang-kejang, tetapi kemungkinan
tersebut sangat kecil untuk terjadi.
Jadwal pemberian
Keterangan
jadwal imunisasi berdsarkan usia pemberian, sesuai IDAI, periode 2004
Umur
|
Vaksin
|
Keterangan
|
Saat lahir
|
Hepatitis B-1
|
HB-1 harus diberikan dalam waktu
12 jam setelah lahir, dianjurkan pada umur 1 dan 6 bulan
|
|
Polio - o
|
Polio – o diberikan saat kunjungan
pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio diberikan saat bayi
dipulangkan ( untuk menghindari transmisi virus vaksin terhadap bayi lain)
|
1 bulan
|
Hepatitis B-2
|
HB -2 diberikan pada umur 1 bulan
|
0-2 bulan
|
BCG
|
BCG dapat diberikan sejak lahir,
apabila BCG akan diberikan pada >3 bulan sebaiknya dilakukan uji berkulin
terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila hasilnya negatif
|
2 bulan
|
DPT- 1
Hib – 1
Polio -1
|
Diberikan pada umur lebih dari 6
minggu
Diberikan mulai umur 2 bulan
Dapat diberika bersama dengan DPT
-1
|
4 bulan
|
DPT – 2
Hib – 2
Polio - 2
|
Diberikan secra terpisah
Hib – 2 dapat dikombinasikan
dengan Hib -2
Diberikan bersama dengan DPT – 2
|
6 bulan
|
DPT 3
Hib – 3
Polio -3
|
Dapat dikombinasikan dengan Hib –
3
Diberikan bersama dengan DPT – 3
|
9 bulan
|
Campak
|
Campak 1 diberikan pada umur 9
bulam, apabila telah mendapat MMR pada usia 15 bulan, campak 2 tidak perlu
diberikan.
|
115-18 bulan
|
MMR
Hib – 4
|
Apabila sampai usia 12 bulan
belum mendapt imunisasi cacar
|
18 bulan
|
DPT – 4
Polio -4
|
Diberikan 1 tahun setelah DPT -3
Diberikan bersamaan dengan DPT –
4
|
2 tahun
|
Hepatitis A
|
Dirkomendasikan pada umur > 2
tahun, diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan
|
2-3 tahun
|
tifoid
|
Vaksin tifoid polisakarida
injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun, perlu diulang setiap 3
tahun
|
5 tahun
|
DPT – 5
Polio - 5
|
Diberikan pada umur 5 tahun
Diberikan bersama DPT -5
|
6 tahun
|
MMR
|
Diberikan untuk catch uo
imunisasi pada anak yang belum mendapat MMR- 1
|
10 tahun
|
dT/TT
varisela
|
Menjelang pubertas vkasin tetanus
ke – 5 diberikan unutk imunitas selama 25 tahun.
Diberikan pada umur 10 tahun
|
Sumber
·
slide asdos skill lab
·
modul imunisasi
·
modul kakak kelas
Author : Eka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar