Haloha memed dan mimin sekalian..,maap ya kl skenario skarng
referensinya banyak bnget..-_-
Terus rada mumet juga..=___=””, maap banget kl banyak
kekurangan.pkoknya nh skenarionya bhas lebih ke penyakit kulit karena jamur
tapi ntar aq bhasnya ada virus ama bakteri.supaya bisa ngerti perbedaannya,,oke
langsung aja ya memed dan mimin sekalian.cekidot....
A. Infeksi Kulit Akibat Virus
Virus adalah parasit berukuran
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal
tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi
tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus
akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
1. Penyakit Cacar (Herpes)
Penyakit
Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah penyakit
radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air
secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes
Genetalis dan Herpes Zoster.
Herpes
Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung lecet) pada kulit terutama
dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu dubur/anus serta pantat dan
pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS),
Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit
yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan
hampir pada bagian seluruh tubuh.
Herpes
zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan dari
pada chickenpox (cacar air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya
terdapat perbedaan dengan cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar
gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa
di bagian punggung, dahi atau dada.
·
Cara
Penularan Penyakit Cacar (Herpes)
Secara
umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Namun pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar
(chickenpox), proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang
tercemar dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes
Genitalis (genetalia), penularan terjadi melalui prilaku sex. Sehingga penyakit
Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian mulut akibat oral sex. Gejalanya
akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah seseorang mengalami kontak (terserang)
virus varicella-zoster.
Seseorang
yang pernah mengalami cacar air dan kemudian sembuh, sebenarnya virus tidak
100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion
dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun)
melemah, virus akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala
yang ditimbulkan sama dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang
yang belum pernah mengalami cacar air, apabila terserang virus varicella-zoster
maka tidak langsung mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami
cacar air terlebih dahulu.
·
Tanda
dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes)
Tanda
dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah demam,
menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh,
munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung
cair. Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.
·
Penanganan
dan Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes)
Pada
penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan
tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman
lain (infeksi sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu
melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin
dianjurkan untuk tidak mandi, karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan
yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan untuk mengurangi keluhan
gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan paracetamol.
Pemberian Acyclovir tablet(Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan
penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri,
komplikasi serta melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh
melawan virus herpes. Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa
nyeri atau rasa panas membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya
gelembung cairan (blisters).
Pada
kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita
penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV)
Acyclovir. Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi
vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali.
Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan
kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, berikan
imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan
sampai 10 tahun.
B. Infeksi kulit akibat Bakteri
1.
Selulitis
DEFINISISelulitis
adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah
kulit.Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah
beningdan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh
tubuh.PENYEBABSelulitis bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri yang
berbeda, yang palingsering adalah Streptococcus.Staphylococcus juga bisa
menyebabkan selulitis, tetapi biasanya terbatas didaerah yang lebih
sempit.Selulitis paling sering menyerang wajah dan tungkai bagian bawah.
Akibat dari
infeksi Bakteri antara lain seperti :
- Kemerahan
- nyeri tekan
- panas, bengkak, dan tampak seperti kulit
jeruk yang mengelupas(peau d'orange).
- Demam, menggigil, dan sakit
kepala (pada kasus-kasus tertentu)
- Peningkatan denyut jantung
- Tekanan darah menurun
- pemeriksan fisik akan ditemukan
daerah pembengkakan yangterlokalisir (edema), kadang ditemukan
pembengkakan kelenjar getah bening.
Pengobatan Untuk
selulitis yang disebabkan oleh streptokokus biasanya diberikan penisilin
per-oral (melalui mulut). Pada kasus yang berat, penisilin bisa diberikan
secaraintravena (melalui pembuluh darah), dan bisa ditambahkan klindamisin.Jika
penderita alergi terhadap penisilin bisa diganti dengan eritromisin untuk kasus
yang ringan atau klindamisisn untuk kasus yang berat.Selulitis yang disebabkan
oleh stafilokokus bisa diobati dengan dikloksasilin.Untuk kasus yang berat bisa
diberikan oksasilin atau nafsilin.Gejala-gejala selulitis biasanya menghilang
beberapa hari setelah pemberianantibiiotik.Kepada penderita selulitis berulang
bisa diberikan suntikan penisilin setiap bulanatau penisilin per-oral (melalui
mulut) selama 1 minggu setiap bulan.
2. Impetigo
Definisi impetigo
adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhankecil berisi
nanah (pustula).
Penyebab
Impetigo merupakan infeksi bakteri pada kulit yang paling sering
ditemukan.Infeksi ini disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus, dan berpindah
darimanusia ke manusia melalui kontak, terutama antara anak-anak.
Infeksi
akibat Impetigo antara lain seperti :
- Luka merah yang dengan cepat
pecah, cairan selama beberapa haridan kemudian membentuk kerak berwarna
cokelat kekuningan.
- Gatal
- Kulit melepuh berisi cairan.
- Dalam bentuk yang lebih serius,
menyakitkan cairan atau nanah penuh luka yang berubah menjadi borok dalam.
Pengobatannya
dengan antibotik topikal (polimisin, neomisin, basitrasin) dan antiseptik
(betadine) dapatdipakai. Mupirosin (bactroban) salep dioleskan tiga kali sehari
merupakan obattopikal yang peling efektif. Penisilin oral atau eritomisin
merupakan indikasi
B. Infeksi Kulit Akibat Jamur
Infeksi
jamur dapat terjadi di superfisial, subkutan, atau sistemik, hal ini tergantung
dari karakteristik organisme yang menginfeksi host nya. Pada infeksi jamur
superfisial, yaitu pada stratum korneum, rambut, dan kuku, dapat dibagi menjadi
dua yaitu infeksi yang memicu respon inflamasi dan yang tidak memicu respon
inflamasi. Infeksi yang memicu respon inflamasi disebabkan oleh dermatofit
sedangkan yang tidak memicu respon inflamasi disebabkan oleh piedra.
Mikosis
ialah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Mikosis dibagi menjadi mikosis
profunda dan superfisialis.
1.
MIKOSIS
SUPERFISIALIS
A. DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis
adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut dan kuku , yang disebabkan oleh dermatofit.
Dermatofit adalah suatu kelompok jamur yang memiliki kemampuan untuk membentuk
perlekatan molekular pada keratin dan menjadikannya sebagai sumber nutrisi.
Dermatofit dapat dibagi menjadi organisme geofilik, zoofilik dan antropofilik.
Organisme geofilik merupakan organisme yang berada di tanah dan secara sporadik
menginfeksi manusia secara kontak langsung dengan tanah. Infeksi akibat
organisme ini biasanya menimbulkan inflamasi. Contohnya adalah Microsporum
gypseum. Zoofilik, spesies yang ditemukan di hewan, juga ditransmisikan ke
manusia.Transmisinya dapat langsung maupun tidak langsung. Contohnya M. canis
pada kucing dan anjing. Infeksi ini juga menimbulkan inflamasi. Antropofilik
menjadikan manusia sebagai host nya, ditransmisikan dari manusia ke manusia
secara kontak langsung. Infeksi geofilik dan zoofilik menyebabkan lesi yang lebih
iritatif dan inflamatif dibandingkan dengan yang bertransmisi secara
antropofili. Dermatofit termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam 3
genus yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.1
Klasifikasi
Berdasarkan
lokasi:
a. Tinea kapitis:
dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala.
b. Tinea
barbe : dermatofitosis pada dagu dan jenggot.
c. Tinea
kruris: dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan
kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
d. Tinea
pedis et manum : dermatofitosis pada kaki dan tangan.
e. Tinea
unguium : dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki.
f. Tinea
korporis : dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea
di atas (leher atau badan).
Berdasarkan
gambaran klinis:
a. Tinea
imbrikata : ditandai susunan skuama yang konsentris.
b. Tinea
favosa atau favus : dermatofitosis (infeksi dermatofit kronik) di kulit kepala
dan di kuku yang ditandai dengan terbentuk skutula yang tebal dan kuning dan
berbau seperti tikus (mousy odor).
c. Tinea in
kognito : bentuk klinis tidak khas karena telah diobati dengan steroid topikal
kuat.
a. Tinea
kapitis1
merupakan
dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh dermatofit
patogen dari genus Tricophyton dan Microsporum kecuali T. concentricum.
Penyebab terbanyak adalah M. canis.
Epidemiologi
Biasanya
terjadi pada anak usia 3 sampai 14 tahun. Jarang terjadi pada orang dewasa.
Tinea kapitis sering terjadi pada anak-anak keturunan Afrika. Transmisi
meningkat dengan menurunnya kebersihan diri, padat penduduk, dan status ekonomi
rendah.
Gambaran
klinis
Kelainan
dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan
kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat disebut kerion.
Di dalam
klinik tinea kapitis dapat dilihat sebagai 3 bentuk yang jelas, yaitu :
1. Grey
patch ringworm
Tinea
kapitis yang disebabkan oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada
anak-anak. Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut.
Papul melebar, membentuk bercak, yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhannya
adalah gatal. Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak mengkilat lagi. Semua
rambut daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga dapat terbentuk alopesia
setempat.
Pemeriksaan
dengan lampu wood dapat dilihat fluoresensi hijau kekunung-kuningan pada rambut
yang sakit.
2. Kerion
Adalah
reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis beupa pembengkakan yang
menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya.
Kelainan ini dapat menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang
menetap.
3. Black
dot ringworm
Terutama
disebabkan oleh Trycophyton tonsurans dan Trycophyton violaceum. Rambut yang
terkena infeksi patah, tepat pada muara folikel, dan yang tertinggal adalah
ujung rambut yang penuh spora. Ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut
ini memberikan gambaran yang khas yaitu black dot.
Diagnosis
Banding
Dermatitis
seborrheic, dermatitis atopik, impetigo, pustular atau plak psoriasis,
foliculitis decalvans.
Pengobatan
Pada Tinea
kapitis yang disebabkan oleh Microsporum audouini dilakukan pengobatan topikal
dan disertai penyinaran dengan sinar X untuk merontokkan rambut di bagian yang
sakit. …..
b. Tinea
barbe
Epidemiologi
Ditemukan
pada pria. Transmisi tersering berasal dari alat cukur.
Etiologi
Sebagian
besar disebabkan oleh organisme zoopilik yaitu T. mentagrophytes dan
T.verrusocum.
Gambaran
Klinis
Unilateral
dan lebih sering di jenggot daripada di kumis. Terdapat tiga bentuk, yaitu
1. Tipe
inflammatory
Biasanya
disebabkan oleh T. mentagrophytes dan T.verrusocum. Tipe ini analog dengan
bentuk korion pada Tinea kapitis. Bentuk lesinya nodular dengan keropeng
seropurulen. Rambut pada area ini tidak bercahaya, rapuh dan terdapat purulen
pada akar rambut.
2. Tipe
superfisial
Disebabkan
oleh antropofili, bentuk menyerupai bakteri folikulitis dengan eritema yang
difus, perifolikular pustul dan papul. Rambut didaerah ini rapuh dan membuat
infeksi endothrix oleh T.violaceum.
3. Tipe
circinate
Tinea barbe
circinate memperlihatkan suatu batas vesikulopustular yang aktif dengan pusat
yang bersisik dan mirip seperti Tinea korporis.
Diagnosis
banding
Sikosis
barbe/vulgaris, perioral dermatitis, candida folikulitis, dermatitis kontak,
dan acne vulgaris.
c. Tinea
kruris
adalah
dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus. Kelainan ini
dapat bersifat akut atau menahun.
Etiologi
Sebagian
besar disebabkan oleh T.rubrum dan Epidermophyton floccosum.
Epidemiologi
Tinea
kruris menyebar dengan kontak langsung dan diperburuk dengan panas dan lembab.
Terjadi tiga kali lebih sering pada pria daripada wanita dan terjadi lebih
sering pada orang dewasa daripada anak-anak.
Gambaran
klinis
Lesi kulit
dapat terbatas pada daerah genito-krural saja, atau meluas ke daerah sekitar
anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah atau bagian tubuh lain. Kelainan
kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas. Peradangan pada
tepi lebih nyata daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri dari
bermacam-macam bentuk. Bila penyakit ini menjadi menahun dapat berupa bercak
hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya karena
garukan.
Diagnosis
banding
Candidiasis,
intertrigo (dermatitis pada lipatan), seborheic dermatitis, dan psoriasis.
d. Tinea
pedis dan Tinea manus (kutu air)
Tinea pedis
ialah dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki.
Sedangkan Tinea manus menyerang telapak tangan dan sela-sela jari tangan.
Epidemiologi
Tinea manus
didapatkan secara kontak langsung terhadap orang atau binatang yang terinfeksi
dan dari tanah. Tinea pedis banyak terlihat pada orang yang dalam kehidupan
sehari-hari banyak bersepatu tertutup disertai perawatan kaki yang buruk dan
para pekerja dengan kaki yang selalu atau sering basah.
Etiologi
Disebabkan
oleh T.rubrum (yang paling sering), T. mentagrophytes, dan E. floccosum.
Gambaran
klinis
1. Tinea
pedis yang sering terlihat adalah bentuk interdigitalis. Diantara jari IV dan V
terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Kelainan ini dapat
meluas ke bawah jari (subdigital) dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena
daerah ini lembab, maka sering dilihat maserasi. Aspek klinis maserasi berupa
kulit putih dan rapuh. Pada suatu ketika kelainan ini dapat disertai infeksi
sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis,
dan dapat pula terjadi erysipelas yang disertai gejala-gejala umum.
2. Bentuk
lain ialah moccasin foot. Pada seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung
kaki terlihat kulit menebal dan bersisik; eritema biasanya ringan dan terutama
terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul
dan kadang-kadang vesikel.
3. Pada
bentuk subakut terlihat vesikel, vesikopustul dan kadang-kadang bula. Dimulai
dari daerah sela jari kaki, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki.
Isi vesikel berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah, vesikel tersebut
meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran disebut koleret. Jamur terletak di
atap vesikel.
Semua
bentuk yang dilihat di kaki dapat terjadi pula pada tangan.
Diagnosis
banding
Psoriasis,
candidiasis, bakteri pyodermal, dan dyshydrosis.
e. Tinea
unguium
Tinea
unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita.
Gambaran
Klinis
1. Bentuk
subungual distalis
Bentuk ini
mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses ini menjalar ke proksimal
dan di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh.
2.
Leukonikia trikofita
Merupakan
keputihan di permukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen
jamur.
3. Bentuk
subungual proksimalis
Kuku
dibagian distal masih utuh, sedangkan bagian proksimal rusak.
Tinea
unguium adalah dermatofitosis yang paling sukar dan lama disembuhkan. Kelainan
pada kuku kaki lebih sukar disembuhkan daripada kuku tangan.
f. Tinea
korporis (tinea sirsinata, tinea glabrosa, Scherende Flechte, kurap, herpes
sircine trichophytique)
Tinea
korporis merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous
skin).
Epidemiologi
Tinea
korporis dapat ditransmisikan secara langsung dari manusia atau hewan yang
terinfeksi. Pada anak-anak lebih sering kontak dengan pathogen zoofilik
khususnya M.canis dari anjing atau kucing.
Gambaran
klinis
1. Kelainan
yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas
terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi.
Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi pada umumnya
merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain, selain itu dapat
terlihat lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang
menjadi satu.
2. Pada
tinea corporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat
lagi. Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama dengan
kelainan pada sela paha. Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris. Bentuk
menahun yang disebabkan oleh Trichophyton rubrum biasanya dilihat bersama-sama
dengan tinea unguium.
3. Bentuk
khas tinea korporis yang disebabkan oleh Trichophyton concentricum disebut
tinea imbrikata. Dimulai dengan papul berwarna coklat, yang perlahan-lahan
menjadi besar. Stratum korneum bagian tengah ini terlepas dari dasarnya dan
melebar. Proses ini, setelah beberapa waktu mulai lagi dari bagian tengah,
sehingga terbentuk lingkaran-lingkaran skuama yang konsentris. Pada permulaan
infeksi penderita dapat merasa sangat gatal, akan tetapi kelainan yang menahun
tidak menimbulkan keluhan pada penderita. Pada kasus menahun, lesi kulit
kadang-kadang dapat menyerupai iktiosis.
Diagnosis
banding
Erythema
annulare, nummular eczema, granuloma annulare.
g. Tinea
favosa atau favus
merupakan
bentuk lain tinea korporis yang disertai kelainan pada rambut. Penyakit ini
biasanya dimulai di kepala sebagai titik kecil di bawah kulit yang berwarna
merah kuning dan berkembang menjadi krusta berbentuk cawan (skutula ) dengan
berbagai ukuran. Biasanya dapat tercium bau tikus (mousy odor) pada penderita
favus. Kadang-kadang penyakit ini dapat menyerupai dermatitis seboroika. Tinea
favosa pada kulit dapat dilihat sebagai kelainan kulit papulovesikel dan
papuloskuamosa, disertai kelainan kulit berbentuk cawan yang khas, yang
kemudian menjadi jaringan parut.
Tiga
spesies dermatofita yang dapat menyebabkan favus yaitu Trichophyton
schoenleini, Trichophyton violaceum, dan Microsporum gypseum.
B.
NONDERMATOFITOSIS
1.
PITIRIASIS VERSIKOLOR (Tinea versikolor, kromofitosis, dermatomikosis, tinea
flava, pitiriasis versikolor plava dan panau)
Merupakan
penyakit jamur superficial yang kronik biasanya tidak memberikan keluhan
subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala yang berambut.
Patogenesis
Flora
normal yang berhubungan adalah Pityrosporum orbiculare atau Pityrosporum ovale.
Pitiriasis versikolor ini merupakan infeksi ringan yang sering terjadi yang
Nampak sebagai akibat Malassezia furor yang tumbuh berlebihan.
Gejala
klinis
Kelainan
ini terlihat sebagai bercak-bercak, berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai
teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila
dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun
jarang. Kelainan biasanya asimtomatik. Kadang-kadang penderita dapat merasakan
gatal ringan.
2.
PITIROSPORUM FOLIKULITIS
Merupakan
penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh spesies Pitirosporum
berupa papul dan pustule folikular yang biasanya gatal dan terutama berlokasi
di batang tubuh, leher, dan lengan bagian atas.
Etiologi
Jamur
penyebab adalah spesies Pityrosporum yang identik dengan Malassezia furfur
penyebab pitiriasis versikolor. Spesies ini sekarang disebut kembali sebagai
Malassezia.
Gejala
klinis
Memberikan
keluhan gatal pada tempat predileksi. Terlihat papul dan pustule perifolikular,
berukuran 2-3 mm diameter dengan peradangan minimal.
3. PIEDRA
Adalah
infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut
dan disebabkan oleh Piedra hortai (black piedra) atau Trichosporon beigelii
(white piedra)
Gejala
klinis
Menyerang
rambut kepala, janggut, dan kumis tanpa memberikan keluhan. Krusta melekat erat
pada rambut yang terserang.
Piedra
hitam, contoh Piedra hortaihanya menyerang rambut kepala. Jmaur ini menyerang
rambut di bawah kutikel, kemudian membengkak dan pecah untuk menyebar di
sekitar rambut dan membentuk benjolan tengguli dan hitam.
Piedra
putih, menyerang janggut dan kumis. Benjolan berwarna coklat muda dan tidak
begitu melekat pada rambut.
4. TINEA
NIGRA PALMARIS
Disebabkan
oleh Cladosporium wermeckii adalah infeksi jamur superficial yang asimtomatik
pada stratum korneum. Kelainan kulit berupa macula tengguli sampai hitam.
Biasanya yang terserang adalah telapak tangan.
5.
OTOMIKOSIS
Adalah
infeksi jamur kronik atau subakut pada liang telinga luar dan lubang telinga
luar yang ditandai dengan inflamasi eksudatif dan gatal.
Gejala
klinis
Liang
telinga merah sembab dan banyak krusta. Inflamasi disertai eksfoliasi permukaan
kulit atau pendengaran dapat terganggu karena liang telinga tertutup oleh massa
kotoran kulit dan jamur. Infeksi bakteri dan dan invasi jaringan dibawah kulit
menyebabkan nyeri dan dan supurasi.
6.
KERATOMIKOSIS
Adalah
infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi dan inflamasi setelah
trauma pada bagian tersebut diobati dengan obat-obat antibiotic dan
kortikosteroid.
Gejala
klinis
Lesi mulai
dengan benjolan yang menonjol sedikit di atas permukaan, berwarna putih kelabu
dan berambut halus. Vaskularisasi sering tidak tampak.
2.
MIKOSIS
PROFUNDA
Terdiri
atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur, dengan gejala klinis
tertentu yang menyerang alat di bawah kulit, misalnya traktus intestinalis,
traktus respiratorius, traktus urogenitalis, susunan kardiovaskular, susunan
saraf sentral, otot, tulang, dan kadang-kadang kulit.
Penyakit
ini bersifat kronis. Manifestasinya berupa tumor, infiltrasi peradangan, ulkus
atau sinus tersendiri maupun bersamaan.
Jamur yang
menyebabkan mikosis subkutan tumbuh dalam tanah atau pada tanaman yang
membusuk. Beberapa penyakit jamur subkutan yang ditemukan di Indonesia adalah
a) SPOROTRIKOSIS
Adalah
infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium schenkii yang masuk ke dalam
kulit melalui trauma dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening.
Lesi lokal
terbentuk sebagai pustul, abses, atau tukak, dan saluran getah bening yang
berasal dari tempat ini menjadi tebal dan menyerupai tali. Lesi menunjukkan
peradangan menahun dan granulomatosa yang mengalami nekrosis.
b) KROMOBLASTOMIKOSIS (Kromomikosis)
Adalah
penyakit jamur yang disebabkan oleh bermacam-macam jamur berwarna (demataceous)
yaitu Phialophora verrucosa, Fonsecaea pedrosoi, Rhinocladiella aquaspersa, dan
Cladosporium carrionii.
Jamur masuk
melalui trauma ke dalam kulit, seringkali pada tungkai atau kaki. Secara
lambat, pertumbuhan mirip kutil tersebar di sepanjang aliran getah bening yang
berasal dari daerah yang terserang. Walaupun jarang, elefantiasis mungkin
timbul akibat infeksi sekunder.
c) MISETOMA
Adalah
penyakit kronik, supuratif dan granulomatosa yang disebabkan oleh bakteri
Actinomyces dan jamur Nocardia yang merupakan jamur berfilamen. Gejala klinis
biasanya terdiri atas pembengkakan, abses, dan sinus. Di dalam sinus ditemukan
butir-butir (granules) yang berpigmen yang kemudian dikeluarkan melalui
eksudat. Misetoma timbul bila organisme tanah ini tertanam ke dalam jaringan
subkutan melalui trauma.
d) KANDIDOSIS
Adalah
penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut, disebabkan oleh spesies
Candida, dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru. Yang
tersering sebagai penyebab adalah Candida albikans yang dapat diisolasi dari
kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal.
Klasifikasi
Berdasarkan
tempat yang terkena:
a.
Kandisosis selaput lendir:
1. Kandidosis
oral (thrush): mengenai bayi. Tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu
yang menutup lidah, palatum mole, pipi bagian dalam dan permukaan rongga mulut
lain. Terdapat lesi berwarna putih di tepi atau di bawah permukaan lidah.
2.
Periechem: fisur pada sudut mulut. Faktor predisposisi adalah defisiensi
riboflavin
3.
Vulvovaginitis: keluhan utama adalah gatal didaerah vulva. Merupakan vulva
vagina (keputihan)
4.
Balanitis: pada glans penis dan sulkus koronarius glandis
5.
Kandidosis mukokutan kronik: karena kekurangan fungsi leukosit atau sistem
hormonal.
6.
Kandidosis bronkopulmonar dan paru.
b.
Kandidosis kutis:
1.
Lokalisata -daerah intertriginosa - daerah perianal
2.
Generalisata
3.
Paronikia dan onikomikosis
4.
Kandidosis kutis granulomatosa
c.
Kandisosis sistemik
1.
Endokarditis
2.
Meningitis
3.
Pielonefritis
4.
Septikemia
Segitu dulu aja ya memed dan mimin sekalian..,maap kalo ada
kekurangan..,semoga bermanfaat.,^____^
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar