Senin, 14 Mei 2012

Skenario 1 Part 2 Blok 6


Skenario 1 Blok 6 Part 2
Author : Fino

SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Didalam tubuh manusia ada sistem pertahanan tubuh (sistem immun) yang berfungsi  :
  1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit, menghancurkan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh;
  2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan;
  3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
Struktur sistem imun tubuh :
·         Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh à organ limfoid
·         Jaringan limfoid primer
o   kelenjar thymus
o   sumsum tulang
·         Jaringan limfoid sekunder
o   berkapsul : limpa & kelenjar limf
o   tidak berkapsul : tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue), jar. limfoid di kulit,  sal. napas, kemih, reproduksi
Jaringan Limfoid:
  1. Merupakan jaringan yang memproduksi, menyimpan dan  memproses limfosit
  2. Mencakup :  sumsum tulang, kel.limfe, limpa, thymus, tonsil, adenoid, appendiks,  agregat jaringan limfe di saluran cerna (GALT= gut-associated lymphoid tissue/ Plak Peyer).
Mekanisme pertahanan tubuh ada 2
·         Mekanisme pertahanan non spesifik / komponen nonadaptif / innate / imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir.
Yang termasuk dlm sistem ini:
o   Kulit dan mukosa
o   Reaksi inflamasi/peradangan
o   Protein antivirus (interferon)
o   Sel natural killer (NK)
o   Sistem komplemen
o   Protein fase akut (C-Reactive Protein)
·         Mekanisme pertahanan tubuh spesifik / komponen adaptif / imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen. Mencakup
o   Kekebalan Humoral : Limfosit B --> Antibody --> Imunoglobin (IgM, IgG, IgE, IgA, IgD)
o   Kekebalan Selular : Limfosit T --> Ada 3 subpopulasi sel T; sel T sitotoksik, sel T penolong, & sel T penekan.
Kulit dan Mukosa
  • Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama dan terluar.
  • Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman.
Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit dapat menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada mukosa.  Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.
Bila penetrasi mikroorganisme tetap terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpa dengan berbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.
Sum- Sum tulang
  • Organ ini merupakan pabrik terbesar untuk produksi berbagai macam sel-sel penting seperti eritrosit, leukosit dan trombosit.
  • Sumsum tulang juga menjadi tempat pengolahan dan pematangan (“pelatihan”) bagi limfosit-B sebelum kemudian dikirim ke pos-pos penjaga seperti limpa, kelenjar limfoid atau tonsil.
Limpa (Lien)
Merupakan organ limfoid terbesar. Terletak di regio hipogastrium sinistra, didalamnya berisi banyak jaringan limfe dan sel darah. Terdiri dari dua bagian: pulpa merah dan pulpa putih. Limfosit yang baru dibuat di pulpa putih mula-mula dipindahkan ke pulpa merah, lalu mengikuti aliran darah.
Fungsi lien  :
  • Membentuk eritrosit (terutama saat janin)
  • Memisahkan eritrosit mati dari sirkulasi darah
  • Menghasilkan limfosit, antibodi
  • Menghancurkan leukosit dan trombosit
Saat terjadi infeksi yang disebabkan oleh mikroba atau ada penyakit lainnya, maka tubuh menyiapkan serangan bela diri dari musuh, mendorong sel-sel prajurit untuk menggandakan diri.
Reaksi Peradangan
Peradangan (reaksi vaskuler yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis).
Peradangan tidak ditemukan di tengah jaringan tetapi pada tepi (antara jaringan hidup dengan sirkulasi yang utuh)
Jenis dan fungsi leukosit
Respon peradangan mengubah  laju sumsum tulang untuk memproduksi/mengeluarkan leukosit ke dalam darah :
·         Granulosit
Granulosit terdiri atas :
·         Netrofil 
Perkembangannya memerlukan 2 minggu, waktu paruh dalam sirkulasi 6 jam, 5000 netrofil/m3 SDM.
Sel pertama yang timbul dalam peradangan dalah netrofil (disebut Netrofil Polimorfomuklear = PMN) .Lisosom  (granula yang banyak terdapat dalam sitolplasma netrofil) mengandung enzim hidrolase, protease, lipase.
·         Monosit
- sel yang sama dalam vaskuler disebut monosit, tetapi dalam eksudat disebut makrofage
- Makrofage memberi respon rangsang kemotaksis, fagosit aktif dan mematikan dan mencerna agen
- Makrofage dapat bertahan berminggu/bulan dalam jaringan
- Dapat membelah sel dan sintesin enzim intraseleluer
·         limfosit
terdapat dalam eksudat dalam jumlah yang kecil samapai reaksi peradangan menjadi kronis


 Lesi merupakan perubahan abnormal yang melibatkan jaringan atau organ akibat penyakit atau cedera. Berbagai lesi dapat timbul di kulit, lesi-lesi tersebut dijelaskan berdasarkan ukuran, kedalaman, warna dan konsistensinya :
Lesi Kulit Primer :
1.      Makula, Bercak (patch)
*      Macula: < 1cm, tepi sirkumskripta
*      Patch: > 1 cm, tepi ireguler 
*      Rata tidak teraba dan warna kulit berubah (warnanya dapat berubah menjadi cokelat, putih, cokelat kekuningan, ungu, merah)
o   Contoh : Noda pada wajah (freckles), mola yg datar, petekie, rubella, vitiligo, port winestains, eklomosis.

2.      Papula, plak 
·         Papula: < 0,5 cm
·         Plak: > 0,5 cm
·         Massa yang padat, teraba dan menonjol
·         Tepi yang sirkumskripta
·         Plak dapat berupa papula yang menyatu dengan puncak yang datar.
Contoh : - Papula : Nevi yang menonjol, veruka, lichen planus
- Plak : Psoriasis, keratosis aktinat

3.      Nodul, tumor 
*      Nodul : 0,5-2 cm
*      Tumor : 1-2 cm
*      Massa yang menonjol, teraba dan padat
*      Meluas lebih dalam ke epidermis dibandingkan papula
*      Nodul memiliki tepi yang sirkum skripta
*      Tumor tidak selalu memiliki tepi yang tajam
Contoh : - Nodul : Lipoma, karsinoma sel sskuamosa, suntikan yang tidak terserap dengan baik, dermafibroma.-
-Tumor : Lipoma yang besar, karsinom

4.      Vesikel, Bulla
o   Vesikel : < 0,5 cm
o   Bulia : > 0,5 cm
o   Massa yang sirkumskripta, menonjol dan teraba yang mengandung cairan serous
Contoh :  - Vesikel : Herpes Simplex/zoster, varisela, keracunan tanaman (poison ivy),      luka bakar derajat dua (lepuh)
   - Bulla : Pemfigus, Dermatitis Kontak, blister luka bakar yang besar, keracunan tanaman,

5.      Urtika (Bintul)
ü  Massa yang menonjol dengan batas yang tidak jelas
ü  Sering tidak teratur 
ü  Ukuran dan Warna bervariasi
ü  Disebabkan oleh gerakkan cairan serousa ke dalam dermis
ü  Tidak mengandung cairan bebas dalam rongga seperti misalnya pada vesikel
Contoh : Urtikaria (biduran), gigitan serangga6.

6.      Pustula
§  Vesikel atau bulla yang berisi pus
Contoh : Akne, impetigo, furunkel, karbunkel
7.      Kista
§  Massa semi padat atau berisi cairan yang berkapsul
§  Dalam jaringan subkutan atau dermisContoh : Kista sebasea, kista epidermoid

Lesi Kulit Sekunder :
                               I.            Erosi
§  Hilangnya jaringan epidermis yang superficial
§  Tidak meluas ke lapisan dermis
§  Daerah yang cekung dan basahContoh : Vesikel yang rupture, bekas¶¶ goresan / garukan
                            II.            Ulkus
Ø  Kehilangan kulit meluas melampaui lapisan epidermis
Ø  Kehilangan jaringan nefrotik 
Ø  Pendarahan dan pembentukan sikratiks dapat terjadi
Contoh : Ulkus Statis akibat infusiensi venous, Ulkus dekubitus

                         III.            Fissura
Ø  R etakan Linier pada kulit
Ø  Dapat meluas ke dalam dermis
Contoh : Bibir atau tangan yang pecah, tinea pedis

                         IV.            Skuama (Sisik)
ü  Pembentukan Skuama (Sisik) terjadi sekunder akibat proses deskuamasi eptel yang mati
ü  Skuama dapat melakat pada permukaan kulit
ü  Warna bervariasi (keperakan, putih)
ü  Tekstur bervariasi (tebal, halus)Contoh : Ketombe, psoriasis, kulit yang kering, pitiriasis rosea.

                            V.            Krusta (Kerak)
ü  Residu serum, darah atau pus yang mongering pada permukaan kulit
ü  Krusta yang lebar dan melekat disebut scrab
Contoh : residu yang tertinggal sesudah rupture vesikel : Impetigo, herpes, eczema.

                         VI.            Parut (Sikratiks)
·         Bekas pada kulit yang tertinggal suatu luka atau lesi mengalami kesembuhan
·         Menggambarkan pergantian oleh jaringan ikat dari jaringan yang cedera
·         Jaringan parut yang muda : Ungu dan Merah
·         Jaringan parut yang masak (Mature) : putih atau mengkilapContoh : Insisi Bedah atau luka sembuh

Nanah
Nanah adalah zat kental yang merupakan bagian dari respon sistem kekebalanalami tubuh.. Hal ini paling sering keputihan-warna kuning, meskipun mungkin jugakehijauan, kecoklatan, kemerahan, atau bahkan biru..
 Nanah sering memiliki bauagak nekrotik, dan sering tanda infeksi saat ditemui di luka.Ketika tubuh mendeteksi beberapa jenis infeksi asing, segera mulai respon untukmenetralisir kerusakan penjajah dan membatasi ke sistem.. Sel darah putih atauleukosit, adalah sel yang bertanggung jawab atas respon imun dalam tubuh, dan diproduksi di sumsum tulang..
Sebagian besar sel-sel darah putih adalah jenis dikenal sebagai neutrofil, yang bertugas dengan menyerang bakteri asing dan jamur. Ketika seorang penyerbu asing terdeteksi, leukosit yang dikenal sebagai makrofag mendeteksi invasi dan melepaskan sitokinyang bertindak sebagai sistem alarm. Ini alert neutrofil penyerbu, dan mereka mulai membuat jalan mereka menuju situsinfeksi. Mereka memulai perjalanan mereka melalui pembuluh darah, dan kemudian melalui jaringan interstisial itu sendiri.
Respon neutrophilic penuh biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari satu jam setelah luka muncul, dan merupakan penyebab dari respon kekebalan dasar yang pada akhirnya menghasilkan nanah.
Ketika neutrofil sampai ke sumber infeksi, mereka mulai makan masalah khusus menyinggung mikroorganisme, dalam proses yang dikenal sebagai fagositosis. Ketika mereka menelan mikroba ini, mereka membunuh mereka, membantu membersihkan situs infeksi.
Jangka hidup neutrofil adalah sekitar dua belas jam,dan sehingga akhirnya mereka mati, sementara masih meliputi masalah sekarang lembam mereka melindungi terhadap. Makrofag kemudian memecah neutrofil mati,yang dikombinasikan dengan minuman keraspuriuntuk membuat nanah.. nanah ini kemudian dikeluarkan dari tubuh, mengambil sel-sel mati dan materi inert denganitu..
Warna alami nanah dalam respon imun standar adalah kuning pucat. Nanah paling biasanya terlihat padaepidermisitu sendiri, atau tepat di bawah lapisan epidermis,dalam hal ini disebut sebagai sebuah jerawatataubisul. Nanah juga dapat membangun dalam ruang yang cukup kaku, dalam hal ini membentuk abses..
Nanah dapat mengambil warna selain kuning pucat, tergantung pada respon yangtelah memicu. Jika nanah telah di beberapa titik bercampur darah, sering akan memiliki semburatkemerahan, tapi ini adalah pewarnaan dangkal, dan tidak berhubungan denganproses sebenarnya memerangi infeksi.
Nanah kecoklatan kadang-kadang akan terbentuk ketika hati abscessing, biasanya sebagai hasil dari serangan amuba.Green nanah juga dapat membentuk, yang hanya mencerminkan tingkat tinggi myeloperoxidase dalam neutrofil, ini merupakan protein antibakteri alami yang dikeluarkan oleh neutrofil, yang memiliki warna hijau hidup.. Dalam kasus yang jarang terjadi, mungkin nanah biru, biasanya ketika neutrofil telah aktif dalam pertempuran dari bakteri 
Pseudomonas aeruginosa
Fase – Fase Penyembuhan Luka
Fase – fase penyembuhan luka menurut Smeltzer (2002 : 490) adalah sebagai berikut:
1.      Fase Inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari.
Respons vaskular dan selular terjadi ketika jaringan teropong atau mengalami cedera. Vasokonstriksi pembuluh terjadi dan bekuan fibrinoplatelet terbentuk dalam upaya untuk mengontrol pendarahan. Reaksi ini berlangsung dari 5 menit sampai 10 menit dan diikuti oleh vasodilatasi venula. Mikrosirkulasi kehilangan kemampuan vasokonstriksinya karena norepinefrin dirusak oleh enzim intraselular. Juga, histamin dilepaskan, yang meningkatkan permeabilitas kapiler.
Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah seperti antibodi, plasma protein, elektrolit, komplemen, dan air menembus spasium vaskular selama 2 sampai 3 hari, menyebabkan edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri.
2.      Fase Proliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari.
Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring untuk sel-sel yang bermigrasi. Sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggiran luka; kuncup ini berkembang menjadi kapiler, yang merupakan sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.
Setelah 2 minggu, luka hanya memiliki 3 % sampai 5% dari kekuatan aslinya. Sampai akhir bulan, hanya 35% sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka.
3.      Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan tahunan.
Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar, sampai fibril kolagen menyusun kedalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum dalam 10 atau 12 minggu, tetapi tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka.
Bentuk-bentuk Penyembuhan Luka
Faktor – Faktor Internal yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
1.       Usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir stress seperti trauma jaringan atau infeksi.
2.       Penanganan jaringan
Penanganan yang kasar menyebabkan cedera dan memperlambat penyembuhan.
3.       Hemoragi
Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel mati yang harus disingkirkan. Area menjadi pertumbuhan untuk infeksi.
4.       Hipovolemia
Volume darah yang tidak mencukupi mengarah pada vasokonstriksi dan penurunan oksigen dan nutrient yang tersedia utuk penyembuhan luka.
5.       Faktor lokal Edema
Penurunan suplai oksigen melalui gerakan meningkatkan tekanan interstisial pada pembuluh.
6.       Defisit nutrisi
Sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
7.       Personal hygiene
Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman.
8.       Defisit oksigen
·         Insufisien oksigenasi jaringan :  Oksigen yang tidak memadai dapat diakibatkan tidak adekuatnya fungsi paru dan kardiovaskular juga vasokonstriksi setempat.
·         Penumpukan drainase  :  Sekresi yang menumpuk menggangu proses penyembuhan.
9.       Medikasi
·         Steroid  :  Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon inflamasi normal.
·         Antikoagulan  :Dapat menyebabkan hemoragi.
·         Antibiotik spektrum luas / spesifik  :  Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
10.    Overaktivitas
Menghambat perapatan tepi luka. Mengganggu penyembuhan yang diinginkan.
(Smelzer, 2002 : 493).
Author : Fino
A.

Lesi Kulit Primer :1.

Makula, Bercak (patch)
y

Macula: < 1cm, tepi sirkumskripta
y

Patch: > 1 cm, tepi ireguler 
y

ata tidak terabadan warna kulit berubah (warnanya dapat berubah mnjadicokelat, putih, cokelat kekuningan, ungu, merah)Contoh : Noda pada wajah (freckles), mola yg datar, petekie, rubella, vitiligo, port winestains, eklomosis2.

Papula, plak 
y

Papula: < 0,5 cm
y

Plak: > 0,5 cm
y

Massa yang padat, teraba dan menonjol
y

T
epi yang sirkumskripta
y

Plak dapat berupa papula yang menyatu dengan puncak yang datar.Contoh : - Papula : Nevi yang menonjol, veruka, lichen planus- Plak : Psoriasis, keratosis aktinat3.

 Nodul,
T
umor 
y

 Nodul : 0,5-2 cm
y

T
umor : 1-2 cm
y

Massa yang menonjol, teraba dan padat
y

Meluas lebih dalam ke epidermis dibandingkan papula
y

 Nodul memiliki tepi yang sirkumskripta
y

T
umor tidak selalu memiliki tepi yang tajamContoh : - Nodul : Lipoma, karsinoma sel sskuamosa, suntikan yang tidak terserap dengan baik, dermafibroma.-
T
umor : Lipoma yang besar, karsinom
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar