Tutorial
Skenario 3 Blok 6 part II
Author : Didit
Skenario (Ftv) dapat
diambil di komputer Amphi B atau hubungi Author.
Pembahasan
:
- Immunodefisiensi
Adalah defek salah satu komponen sistem
imun yang dapat menimbulkan penyakit berat bahkan fatal.
Tabel 1.1 pembagian
immunodefisiensi
Pembagian
immunodefisiensi
|
Immunodefisiensi
non-spesifik
1.
Defisiensi
komplemen kongenital
a)
Defisiensi
inhibitor esterase C1
b)
Defisiensi
C2 dan C4
c)
Defisiensi
C3
d)
Defisiensi
C5
e)
Defisiensi
C6, C7 dan C8
2.
Defisiensi
komplemen fisiologik
3.
Defisiensi
komplemen didapat
a)
Defisiensi
C1q,r,s
b)
Defisiensi
C4
c)
Defisiensi
C2
d)
Defisiensi
C3
e)
Defisiensi
C5-C8
f)
Defisiensi
C8
1.
Defisiensi
interferon kongenital
2.
Defisiensi
interferon dan lisozim didapat
1.
Defisiensi
kongenital
2.
Defisiensi
didapat
1.
Defisiensi
kuantitatif
2.
Defisiensi
kualitatif
a)
Chronic
Granulomatous Disease
b)
Defisiensi
Glucose-6-phospate dehydrogenase
c)
Defisiensi
Mieloperoksidase
d)
Sindrom
Chediak-Higashi
e)
Sindrom
Job
f)
Sindrom
leukosit malas (lazy leucocyte)
g)
Defisiensi
adhesi leukosit
|
Immunodefisiensi
Spesifik
1.
Defisiensi
imun primer sel B
a)
X-linked
Hypogamaglobulinemia
b)
Hypogamaglobulinemia
sementara
c)
Common
Variable Hypogamaglobulinemia
d)
Defisiensi
Immunoglobulin yang selektif (disgamaglobulinemia)
2.
Defisiensi
imun primer sel T
a)
Aplasi
Timus kongenital (sindrom DiGeorge)
b)
Kandidiasis
Mukokutan Kronik
3.
Defisiensi
imun kombinasi sel B dan sel T yang berat
a)
Severe
Combined Immunodeficiency Disease
b)
Sindrom
Nezelof
c)
Sindrom
Wiskott-Aldrich
d)
Ataksia
Telangiektasi
e)
Defisiensi
Adenosin Deaminase
1.
Kehamilan
2.
Usia
tahun pertama
3.
Usia
lanjut
1.
Malnutrisi
2.
Infeksi
3.
Obat,
trauma, tindakan kateterisasi dan bedah
4.
Penyinaran
5.
Penyakit
berat
6.
Kehilangan
Ig/leukosit
7.
Stres
8.
Agamaglobulinemia
dengan timoma
|
- AIDS
Beberapa jenis virus dapat
mengganggu respons imun dengan menekan fungsi sistem imun atau dengan
menginfeksi sel sistem imun. Contoh fenomena yang baik adalah AIDS.
AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada
umumnya AIDS disebabkan oleh HIV-1, tetapi dibeberapa kasus di Afrika
disebabkan oleh HIV-2 yang merupakan homolog dari HIV-1. Keduanya merupakan
virus lenti yang menginfeksi sel limfosit T4 (CD4) yang memiliki reseptor
dengan afinitas tinggi untuk HIV, makrofag dan jenis sel lainnya.
HIV
terdiri dari HIV-1 dan HIV-2, keduanya berbeda dalam masa inkubasinya dan
wilayah yang banyak terinfeksi, HIV-1 memiliki masa inkubasi lebih panjang
daripada HIV-2 dan HIV-1 ditemukan hampir diseluruh dunia sedangkan HIV-2 hanya
ditemukan di Afrika.
Transmisi
virus terjadi melalui cairan tubuh yang terinfeksi seperti hubungan seksual,
homoseksual, penggunaan jarum yang terkontaminasi, transfusi darah atau produk
darah seperti hemofili dan bayi yang dilahirkan ibu dengan HIV.
Pertanyaan : “mengapa homoseksual
lebih tinggi resiko terkena HIV daripada heteroseksual?”
Jawab : “karena homoseksual
memasukkan penis cenderung melalui anus, sedangkan anus tidak diciptakan untuk
berhubungan seksual sehingga otomatis anus akan sobek dan HIV akan lebih
gampang tertular melalui anus”.
Tabel 2.1 Contoh Virus
yang menginfeksi sel sistem imun
Contoh
Virus yang menginfeksi sel sistem imun
|
||
Sel
|
Virus
|
Akibat
|
Sel B
Sel T
Makrofag
|
Virus Epstein-Barr
Campak
Virus-1 sel leukemi manusia HIV
Dengue
Lassa
Marburg-Ebola
|
Transformasi dan aktifasi sel B poliklonal
Replikasi sel T yang diaktifkan
Limfoma sel T/leukemi
AIDS
Virus demam berdarah
|
- Struktur HIV
Struktur HIV-1 terdiri atas 3 gen : Gag
gen (Group Antigen), Pol gen (Polymerase/Reverse Transcriptase), dan Env gen
(Envelope/selubung lipid membran yang membantu proses penempelan pada hospes)
yang mengkode struktur protein. Gen-gen lainnya terlibat dalam regulasi
beberapa aspek replikasi virus yang terdapat dekat atau sepanjang terminal
repeat sequences.
HIV-2 terdiri dari 2 fragmen kecil RNA
yang berhubungan pada ujungnya, kemudian diliputi oleh protein inti (core).
Genom HIV terdiri dari 9749 Nukleotida
yang juga sama dengan retrovirus lain. Mempunyai ekstra open reading yang
mengkode dengan jelas protein-protein kecil. Pada orang yang terinfeksi HIV
terdapat antibody protein-protein kecil tersebut. Genom HIV memiliki 9 open
reading frames dengan hasil produk 15 protein. GAG gene dan POL gane berfungsi
mentranslasi polyprotein yang besar menjadi protase.
Polyprotein GAG membelah menjadi 4
protein yang ditemukan dalam virus yang matur, yaitu : MA (Matrix), CA
(Capsid), NC (Nucleocapsid) dan P6 (Protein 6).
POL Protein akan membelah menjadi 3
protein : PR (Protease), RT (Reverse Transcriptase), IN (Integrase). Semuanya
ini berperan pada saat virus membelah diri.
Env gene berfungsi mentranslasikan
polyprotein (Gp160) yang nanti akan membelah menjadi protease dan ditemukan
dalam host cell (host cell protease = furin) yang ada pada badan golgi.
Gp 160 juga akan membelah menjadi SU (Gp
120) dan TM (Gp41) kemudian akan memelihara Gp 160 pada transmembran ketika Gp
120 berikatan dengan Gp41 melalui ikatan no-kovalen.
- Struktur Hidup
Retrovirus
Partikel virus lengkap berinteraksi
dengan membran sel hospes (Limfosit T), peleburan membran virus dengan membran
(dinding) sel hospes yang kemudian diikuti masuknya komponen virion kedalam
sitoplasma. Pembentukan pita DNA yang sesuai dengan RNA virusnya dengan bantuan
Reverse Transcriptase RNA terdegradasi dan terbentuklah pita DNA yang kedua.
DNA yang berpita rangkap bergerak ke
inti sel dan membentuk struktur lingkaran, kemudian DNA tersebut menempatkan
diri secara acak dan masuk kedalam kromosom sel hospes, DNA virus
ditranskripsikan menjadi RNA yang selanjutnya ditranslasikan menjadi protein
pada ribosom sel hospes didalam sitoplasma, Protein dan RNA Viral yang baru
dibentuk tersebut bergabung dan menonjolkan diri keluar, virion baru mengandung
bahan lipid membran luar sel.
- Replikasi Virus
Pertama terjadi perikatan reseptor HIV
(gp120 dengan reseptor CD4) kemudian setelah terjadi kecocokan reseptor, namun
juga ada bantuan dari co-reseptor CXCR4 (dari sel limfosit T dan CCR5
(makrofag)), kemudian gp41 merusak dari membran sel hospes dan kemudian menyatu
dengan membran hospesnya dan mengalami replikasi didalam sel hospesnya lalu
keluar menghasilkan virus baru yang kemudian menginfeksi sel lainnya.
Lentivirus bergabung dengan genom sel
hospes dan dikenal dengan provirus pada kasus yang sama seperti retrovirus yang
lain. HIV yang menginfeksi sel dapat dominasi dalam waktu beberapa tahun dan
menimbulkan infeksi sepanjang masa.
Virus HIV suatu saat dapat beraktifasi
dan menghasilkan sel virus yang banyak, dan merusak sel. HIV tidak dapat
ditransmisi melalui kuman, dan harus bertemu dengan sel yang sesuai.
Tabel 2.2 Perjalanan penyakit
pada HIV
Perjalanan
penyakit pada HIV
|
1) Transmisi
virus
2) Infeksi
HIV primer (sindrom retroviral akut) 2-6 minggu
3) Serokonversi
4) Infeksi
kronik asimptomatik (5-10 tahun)
5) Infeksi
kronik simptomatik
6) AIDS
(CD4 < 200/mm3), infeksi oportunistik
7) Infeksi
HIV lanjut (CD4 < 50/mm3)
|
Tabel 2.3 Ciri Klinis
Infeksi HIV
Ciri
Klinis Infeksi HIV
|
|
Fase
Penyakit
|
Ciri
Klinis
|
Penyakit HIV akut
Periode klinis laten
AIDS
|
Demam, sakit kepala, sakit
tenggorok dengan faringitis, limfadenopati umum, ruam kulit
Jumlah sel CD4 menurun
Infeksi oportunistik :
Protozoa (T. Kriptosporidium)
Bakteri (M.Avium, nokardia,
salmonella)
Jamur (kandida, K. Neoformans, H.
Kapsulatum, pneumocystis)
Virus (CMV, herpes simpleks,
varisela-zoster)
Tumor :
Limfoma (EBV-limfoma yang
berhubungan dengan sel B)
Sarkoma Kaposi
Ensefalopati
Wasting syndrome
|
- Pengobatan
Obat
antiretroviral dalam perkembangan
a)
NRTI
Obat golongan ini menghambat replikasi
(penggandaan) HIV dengan menghalangi enzim reverse transcriptase. Enzim ini
mengubah bahan genetik (RNA) HIV menjadi DNA. Langkah ini harus terjadi sebelum
kode genetik HIV dapat dipadukan dengan kode genetik sel yang terinfeksi HIV.
NRTI atau analog nukleosida meniru bahan yang dipakai oleh reverse
transcriptase untuk membuat DNA sehingga DNA yang dibuat adalah cacat dan tidak
dapat dipadukan dalam DNA sel induk.
b)
NNRTI
Obat golongan ini menghambat replikasi
(penggandaan) HIV dengan menghalangi enzim reverse transcriptase. Enzim ini
mengubah bahan genetik (RNA) HIV menjadi DNA. Langkah ini harus terjadi sebelum
kode genetik HIV dapat dipadukan dengan kode genetik sel yang terinfeksi HIV.
NNRTI menghindari pembuatan DNA oleh reverse transcriptase.
c)
Protease
Inhibitor (PI)
Obat golongan ini menghambat enzim
protease. Saat bibit virus baru dirakit, enzim protease memotong serat protein
yang panjang sesuai kebutuhan untuk membuat virus matang. Bila kegiatan
protease dihambat, virus baru yang matang tidak dapat dibuat.
d)
Attachment
dan Fusion Inhibitor
Golongan obat ini adalah baru. Obat
golongan ini bermaksud untuk melindungi sel dari infeksi oleh HIV melalui
pencegahan pengikatan virus pada sel dan menembus selaput yang melapisi sel.
Para peneliti berharap obat ini dapat mencegah infeksi pada sel oleh virus
bebas (dalam darah) atau oleh kontak dengan sel yang sudah terinfeksi.
e)
Obat
Antiretroviral lain
Terapi Gen
Beberapa produk dikembangkan untuk
mengganggu gen yang dipakai oleh HIV
HGTV43
dari Enzo Biochem adalah terapi “antisense” yang dirancang untuk membuat sel
CD4 yang kebal terhadap infeksi oleh HIV. Obat ini dalam uji coba klinis fase
I.
M87o
dari EUFETS AG adalah terapi gen yang membuat sel CD4 kebal terhadap infeksi
HIV. Obat ini dalam uji coba klinis fase I.
Author : Didit
REFERENSI
:
- G.
B Karnen, Rengganis, Iris. Imunologi
Dasar edisi 8: FKUI: 2009
- 2008,
MISC. Hippocratic. Anita FC:
2008
- 2009,
MISC. Stovamesis. Anita FC: 2009
- 2010,
MISC. Gammanesis. Anita FC: 2010
- Hayati,
dr. Nur. Module of Immunity and
Infection: 2011
- Katzung,
Bertram G. Farmakologi Dasar dan
Klinik edisi 10: EGC: 2011
- http://spiritia.or.id
Busettt mantab nih bahan tutorialnya :D (y)
BalasHapus