Skenario 4 Tutorial Blok 6 : Alergi
Author : Velly
Unfamiliar terms
Bersin : - Bersin merupakan aliran udara yang hebat melalui mulut dan hidung. Ini terjadi di luar kemauan. Biasanya bersin terjadi karena ada partikel pengganggu dalam hidung Anda. Ujung-ujung saraf di dalam hidung merangsang Anda bersin untuk menyingkirkan partikel-partikel tersebut. kecepatan udara saat Anda bersin mencapai 166 kilometer per jam. Lalu saat bersih Anda akan mengeluarkan sampai 100.000 butiran kecil lendir dan mikro organisme. Itu sebabnya, saat bersin sebaiknya Anda menutupi hidung dan mulut Anda karena dapat membahayakan orang lain.
- Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri itu.
Problem definition
1. Bagaimana mekanisme bersin ?
2. Apa itu alergi ?
3. Apa saja macam alergi ?
4. Bagaimana mekanisme alergi ?
5. Apa sajakah faktor yang menyebabkan dapat alergi ?
6. Hipersensitivitas
Brainstorming
1. Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu sebenarnya saling bertautan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata kita akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung.Pada saat kita bersin, secara refleks maka otot-otot yang ada di muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti berdenyut. Setelah selesai bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak kembali.
2. Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah benda asing. Alergi ini diakibtkan oleh adanya peningkatan kadar imunoglobulin E yang merupakan suatu mekanisme sistem imun.
3. Macam-macam alergi :
o Alergi makanan
o b. Alergi debu
o Alergi kulit
o Alergi udara dingin
o Alergi matahari
o Alergi keringat
4. Alergi merupakan suatu respons yang dilakukan sistem kekebalan terhadap suatu makanan, zat yang terhirup, inhalan, atau zat kimia tertentu. secara sederhana, reaksi alergi merupakan respon sistem kekebalan yang diperkuat secara tidak tepat atau buruk terhadap sesuatu yang tidak membahayakan. pada umumnya, reaksi alergi dapat berbentuk rasa sakit kepala atau kelelahan, bersin-bersin, mata berair dan hidung tersumbat. reaksi alergi yang lebih hebat, seperti reaksi alergi terhadap kacang, ikan, dan sengatan serangga tertentu dikenal dengan sebutan anafilaksis (anaphylaxis) dan ditandai oleh pembengkakan jaringan dan ketidakmampuan untuk bernapas. epinefrin sintetis, yakni suatu hormon yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dapat disuntikkan untuk melawan reaksi alergi tersebut. orang yang menderita alergi hebat sebaiknya membawa pena epinefrin sebagai persiapan jika secara tidak sengaja terpapar pada penyebab alergi (alergen).
5. Zat penyebab alergi disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara,Bisa melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll.Nah gejala yang di timbulkan akibat dari alergi adalah: rasa gatal pada tenggorokan, gatal pada mulut, gatal pada mata, gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya, sakit kepala, hidung tersumbat atau hidung meler, sesak napas, bengek, kesulitan menelan, mendadak pilek dan bersin-bersin, dan lain-lain.
Penyebab alergi :
· Kosmetik
· Ponsel
· Piercing
Analyzing the problem
1. Sebenarnya bersin adalah sebuah pertanda bahwa kita ini sehat. Sehat dalam arti mekanisme tubuh kita berjalan dengan lancar sempurna. Bersin sebagai sebuah reaksi adanya ketidakberesan dalam saluran pernapasan. Mungkin ada debu atau kotoran dari udara yang kita hirup yang tidak tersaring dan ikut masuk sehingga tubuh secara spontan bereaksi mengeluarkan kotoran melalui bersin.
Di dalam hidung, udara yang masuk dihangatkan sampai mendekati suhu tubuh. Kemudian diberi kandungan air sampai mendekati kejenuhan dan dibersihkan lagi sehingga udara yang masuk ke paru-paru benar-benar bebas dari benda asing. Bila udara sangat beredebu, sangat dingin atau mengandung uap atau zat yang merangsang, ujung syaraf dihidung akan terangsang. Akibatnya refleks bersin segera terjadi untuk membersihkan hidung.
Seandainya mekanisme tubuh tidak berjalan sempurna maka debu dan kotoran yang tak tersaring akan bertumpuk di paru-paru. Dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan paru-paru kita yang dipenuhi oleh zat-zat tersebut. Sedangkan kotoran yang berhasil disaring hidung atau lazim disebut sebagai “upil” kalau bertumpuk dan sempat ngendon di hidung saja sudah seperti itu. Orang pun pada akhirnya akan mengeluarkannya dengan memanfaatkan jari tangannya alias ngupil.
2. Telah jelas
3. Macam-macam alergi
a. Alergi makanan
Nah alergi makanan ini banyak sekali menyerang masyarakat di dunia tidak pandang bulu nah biasanya alergi makanan ini di sebabkan oleh Zat (alergen) bisa berupa protein yang tidak rusak ketika proses memasak atau saat berada di keasaman lambung. Akibatnya, alergen dapat masuk ke peredaran darah hingga mencapai organ tertentu dan menimbulkan reaksi alergi.nah makanan yang dapat menyebabkan alergi adalah seperti telur, susu, seafood, kacang-kacangan, makanan berpengawet, dan wijen.nah apabila seseorang mengalami alergi makanan,maka akan menimbulkan gejala seperti:
· Lidah dan tenggorokan terasa kering dan gatal
· Napas menjadi tersengal-sengal dan sesak
· Perut mual, kembung, nyeri ulu hati
· Diare dan/atau muntah
· Kulit menjadi gatal-gatal atau ruam
· Mata juga terasa gatal, merah, dan perih
· Batuk
· Bibir dan tenggorokan bengkak
· Hidung berair dan tersumbat
b. Alergi debu
Debu-debu yang tersebar di berbagai sudut rumah perlu anda waspdai karena debu ini akan menimbulkan alergi.dengan cara si debu akan terhirup oleh kita ketika menghirup napas.dan tungau yang hidup di kasur atau bantal berisi kapuk, kain, karpet, tirai, mainan berbulu, selimut, dan sebagainya,juga perlu di waspdai sebab binatang yang sangat kecil ini akan menimbulkan alergi.nah alergi debu ini akan menimbulkan gejala seperti bersin-bersin dengan frekuensi yang sering, pilek, hidung berair, rasa gatal pada hidung, dan hidung tersumbat.
c. Alergi kulit
Penderita alergi kulit sangat rentan terhadap zat-zat atau bahan kimia tertentu yang biasa terkandung dalam kosmetik, detergen, sabun mandi, karet, perhiasan imitasi, dan sebagainya yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Alergi kulit ini cenderung bersifat penyakit turunan.Gejala pada alergi kulit ditandai dengan gatal-gatal atau ruam pada kulit, kulit berwarna kemerahan, bengkak, dan lecet. Jika Anda menderita alergi kulit, perhatikan alergen penyebab reaksi alergi. Sebaiknya, Anda menghindari kontak langsung dengan bahan atau senyawa yang bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Upayakan untuk tidak menggaruk kulit jika terasa gatal.
d. Alergi udara dingin
Alergi terhadap udara dingin merupakan peradangan di sekitar saluran hidung (mukosa) yang ditimbulkan oleh alergen berupa udara dingin. Alergi udara dingin ini menyerang sistem kekebalan tubuh yang bisa mengakibatkan bengkak pada jaringan dalam hidung, sehingga hidung pun tersumbat.Alergi udara dingin sering kali diidentikkan dengan penyakit flu. Padahal, keduanya adalah penyakit berbeda. Pada penderita alergi udara dingin biasanya tidak menunjukkan gejala demam. Namun, pederita sering mengalami bersin-bersin, tenggorokan terasa gatal, dan biasanya disertai mata merah dan berair.
e. Alergi matahari
Alergi ini merupakan reaksi sistem kekebalan terhadap sinar matahari yang sering membuat penderitanya mengalami sakit kepala, ruam gatal dan mual, tetapi juga dapat menyebabkan gejala separah lecet dan pendarahan di bawah kulit.
f. Alergi Keringat
Keringat bisa mengandung banyak racun yang dikeluarkan oleh tubuh. Orang-orang yang memiliki kulit sangat sensitif bisa bereaksi terhadap racun tersebut. Gejalanya: kemerahan, gatal, bahkan luka yang sangat sakit dan berlangsung selama beberapa jam.Seperti halnya beberapa alergi lain, dokter belum menemukan penyebabnya. Tapi dengan pengobatan sederhana, gejala bisa ditekan.
4. Sistem kekebalan manusia dapat disamakan dengan sebuah bala tentara surga, eh salah, mksdnya balatentara modern. Terdiri dari banyak divisi yang berbeda yang bekerja di bawah arahan suatu komando pusat. Seperti tentara, sistem kekebalan membutuhkan intellegensi yang baik. Sistem kekebalan harus mengenali dan menyerang musuh dan pada waktu yang sama mencegah korban-korban dari “serangan teman”.
Dalam sistem kekebalan yang berfungsi dengan benar, sel-sel limfosit B dan limfosit T bertanggung jawab untuk mendeteksi penyerang dan menghasilkan antibodi untuk melawannya. Saat sel B bertemu dengan sesuatu yang dianggapnya asing bagi tubuh-seperti bakteri, virus, dll-sel tersebut berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi dalam jumlah besar. Antibodi bersifat spesifik terhadap antigen tersebut dan menetralkan agen asing atau menghancurkannya. Sel-sel pembantu-T (T-helper cell) terlibat dalam respon ini. Sel pembantu TH-1 meningkatkan kemampuan sistem kekebalan dalam respon infeksi atau luka. sel pembantu TH-2 meningkatkan produksi antibodi dengan melepas faktor pertumbuhan yang meningkatkan produksi antibodi. Saat sel-sel pembantu-T ini bereaksi terlalu berlebihan, mereka menghasilkan sistem kekebalan yang serupa dengan “serangan teman”. Mereka tidak lagi dapat membedakan antara lawan atau kawan sehingga malah menghancurkan sel-sel yang merupakan dirinya sendiri.
Reaksi alergi berkaitan dengan respon yang berlebihan atau hiperaktif ini. Sistem kekebalan dari orang yang mengalami alergi bereaksi secara defensif saat alergen tertentu hadir, menghasilkan suatu kelas khusus antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE) dalam jumlah banyak. Beberapa antibodi IgE yang berbeda dihasilkan bagi setiap jenis alergen, entah itu berupa lateks, bulu hewan peliharaan, dan serbuk sari pohon. Molekul-molekul IgE bersifat spesifik terhadap alergen awal dan dapat langsung berikatan dengan alergen yang menyebabkan dihasilkannya IgE.
Molekul-molekul IgE yang bereaksi hanya dengan alergen tertentu ini berkelana di dalam darah dan menempel pada reseptor atau “lokasi penerima” di permukaan mast cell-sel yang ditemukan pada banyak jaringan tubuh, yang membentuk dan melepaskan histamin, yakni suatu zat kimia yang menyebabkan gejala klasik dari mata berair, bersin-bersin, bentol-bentol, atau biduran. Setelah menempel pada permukaan sel mast, IgE dapat bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dan selalu siap menempel pada alergen awal yang memicu pembentukkannya. Saat alergen tersebut masuk kembali ke dalam tubuh pada kesempatan berikutnya, jalur alergi pun dimulai dan berakibat pada pelepasan kembali histamin dari sel mast. Gejala-gejala alergi dapat terjadi dalam waktu beberapa menit saja atau sampau waktu jam dari saat terkena alergen.
alergi tampaknya diwarisi, kerap kali dari pihak ibu. Sedikitnya tiga gen dipercaya bertanggung jawab atas alergi, namun baru satu yang teridentifikasi. Gen ini menghasilkan interleukin 4 (IL-4), suatu faktor pertumbuhan yang dibutuhkan dalam produksi IgE. Produksi IL-4 yang berlebihan mengarah pada produksi IgE yang lebih banyak, yang selanjutnya mengarah pada alergi.
Sebagian besar serangan alergi merupakan reaksi pertahanan sistem kekebalan melawan substansi tertentu yang tidak berbahaya yang disalahpahami oleh tubuh sebagai parasit yang berbahaya. IgE diketahui meningkat drastis saat bereaksi dengan parasit. Eosinofil (sel-sel yang membunuh parasit, seperti cacing) bekerja sama dengan IgE. Karena itulah salah satu tanda klasik seorang anak yang memiliki parasit dalam tubuhnya adalah gatal-gatal pada hidung dan mata berair. Ini merupakan akibat dari sistem kekebalan yang mencoba membunuh parasit sambil melepaskan cukup banyak IgE yang dapat meniru gejala alergi.
5. Kosmetik
Salah satu faktor penyebab alergi adalah kosmetik.pasti sebagian orang tak sadar kalau yang di pakai setiap harinya itu adalah sumber timbulnya alergi.karena rata-rata wanita menaruh 168 bahan kimia di wajahnya setiap hari dan ternyata satu dari 20 wanita memiliki alergi terhadap bahan-bahan kimia tersebut. Jika kulit Anda sekarang mengalami iritasi, cobalah mulai hubungkan dengan salah satu produk kosmetik yang Anda miliki.Jika terbukti bahwa iritasi itu terjadi karena produk kecantikan tertentu, jangan ragu untuk segera mengganti kosmetik Anda.
Ponsel
Tanpa kita sadari ponsel yang setiap hari kita gunakan dan sering kita bawa kemana-mana adalah ternyata sumber timbulnya alergi pada kulit.mengapa ponsel dikatakan sebagai sumber penyabab alergi?karena berdasarkan penelitian bahwa Kandungan metal terbesar yang terdapat dalam banyak ponsel adalah nikel. Menjadi penyebab alergi yang umum dijumpai, namun kurang disadari oleh banyak orang.Oleh karena itu, jika Anda menelepon lebih lama menggunakan ponsel berkandungan nikel, berarti Anda menekan nikel yang dalam jangka waktu tertentu dapat memicu iritasi.Untuk menghindari alergi seperti itu, gunakan hands free jika memungkinkan atau gunakan cover ponsel dari bahan karet atau plastik untuk ponsel Anda.agar anda terhindar dari yang namanya penyebab alergi.
Piercing
Jika setelah melakukan tindik di daerah pusar kemudian kulit Anda iritasi, maka kemungkinan besar penyebab alergi yang utamanya adalah kandungan nikel yang terdapat dalam perhiasan yang Anda pakai. Segera ganti dan gunakan perhiasan berbahan dari perak atau emas untuk mengatasinya. Dengan begitu, Anda bisa tetap bergaya tanpa perlu khawatir dengan iritasi. Atau yang lebih amannya lagi agar anda terhindar dari alergi coba lah jangan bergaya yang berlebih-lebihan seperti jangan melakukan tindik-tindikan di bagian manapun…cobalah bergaya yang natural saja demi untuk mengidari penyebab alergi.
6. Hipersensitivitas yaitu reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respon imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi hipersensitivitas menurut Coombs dan Gell dibagi menjadi 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III, dan IV. Kemudian Janeway dan Travers merivisi tipe IV Gell dan Coombs menjadi tipe IVa dan IVb.
Reaksi tipe I yang disebut juga reaksi cepat atau reaksi anafilaksis atau reaksi alergi timbul segera setelah tubuh terpajan dengan alergen. Pada reaksi tipe I, alergen yang masuk ke dalam tubuh menimbulkan respon imun berupa produksi IgE dan penyakit alergi seperti rinitis alergi, asma, dan dermatitis atopi.
Reaksi tipe II atau reaksi sitotoksik atau sitotoksik terjadi karena dibentuk antibodi jenis IgG atau IgM terhadap antigen yang merupakan bagian dari sel pejamu. Reaksi tipe III disebut juga reaksi kompleks imun, terjadi bila kompleks antigen-antibodi ditemukan dalam sirkulasi/pembuluh darah atau jaringan dan mengaktifkan komplemen. Reaksi hipersensitivitas tipe IV dibagi dalam DTH (Delayed Type Hypersensitivity) yang terjadi melalui sel CD4+ dan T cell Mediated Cytolysis yang terjadi melalui sel CD8+ (Baratawidjaja, 2006).
Jenis Hipersensitivitas
|
Mekanisme Imun Patologik
|
Mekanisme Kerusakan Jaringan dan Penyakit
|
Tipe I
Hipersensitivitas cepat
|
IgE
|
Sel mast dan mediatornya (amin vasoaktif, mediator lipid, dan sitokin)
|
Tipe II
Reaksi melalui antibodi
|
IgM, IgG terhadap permukaan sel atau matriks antigen ekstraseluler
|
Opsonisasi & fagositosis sel
Pengerahan leukosit (neutrofil, makrofag) atas pengaruh komplemen dan FcR
Kelainan fungsi seluler (misal dalam sinyal reseptor hormone)
|
Tipe III
Kompleks imun
|
Kompleks imun (antigen dalam sirkulasi dan IgM atau IgG)
|
Pengerahan dan aktivasi leukosit atas pengaruh komplemen dan Fc-R
|
Tipe IV (melalui sel T)
Tipe IVa
Tipe IVb
|
1. CD4+ : DTH
2. CD8+ : CTL
|
1. Aktivasi makrofag, inflamasi atas pengaruh sitokin
2. Membunuh sel sasaran direk, inflamasi atas pengaruh sitokin
|
(Baratawidjaja, 2006).
Mekanisme Alergi ─ Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas tipe I terjadi dalam reaksi jaringan terjadi dalam beberapa menit setelah antigen bergabung dengan antibodi yang sesuai. Ini dapat terjadi sebagai anafilaksis sistemik (misalnya setelah pemberian protein heterolog) atau sebagai reaksi lokal (misalnya alergi atopik seperti demam hay) (Brooks et.al, 2005). Urutan kejadian reaksi tipe I adalah sebagai berikut:
1. Fase Sensitisasi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya oleh reseptor spesifik (Fcε-R) pada permukaan sel mast dan basofil.
2. Fase Aktivasi, yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik dan sel mast melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi.
3. Fase Efektor, yaitu waktu terjadi respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator-mediator yang dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik (Baratawidjaja, 2006).
Mekanisme alergi, misalnya terhadap makanan, dapat dijelaskan sebagai berikut. Secara imunologis, antigen protein utuh masuk ke sirkulasi dan disebarkan ke seluruh tubuh. Untuk mencegah respon imun terhadap semua makanan yang dicerna, diperlukan respon yang ditekan secara selektif yang disebut toleransi atau hiposensitisasi. Kegagalan untuk melakukann toleransi oral ini memicu produksi antibodi IgE berlebihan yang spesifik terhadap epitop yang terdapat pada alergen. Antibodi tersebut berikatan kuat dengan reseptor IgE pada basofil dan sel mast, juga berikatan dengan kekuatan lebih rendah pada makrofag, monosit, limfosit, eosinofil, dan trombosit.
Ketika protein melewati sawar mukosa, terikat dan bereaksi silang dengan antibodi tersebut, akan memicu IgE yang telah berikatan dengan sel mast. Selanjutnya sel mast melepaskan berbagai mediator (histamine, prostaglandin, dan leukotrien) yang menyebabkan vasodilatasi, sekresi mukus, kontraksi otot polos, dan influks sel inflamasi lain sebagai bagian dari hipersensitivitas cepat. Sel mast yang teraktivasi juga mengeluarkan berbagai sitokin lain yang dapat menginduksi reaksi tipe lambat (Rengganis dan Yunihastuti, 2007).
Gejala yang timbul pada hipersensitivitas tipe I disebabkan adanya substansi aktif (mediator) yang dihasilkan oleh sel mediator, yaitu sel basofil dan mastosit.
Mediator jenis pertama
Meliputi histamin dan faktor kemotaktik.
- histamin menyebabkan bentol dan warna kemerahan pada kulit, perangsangan saraf sensorik, peningkatan permeabilitas kapiler, dan kontraksi otot polos.
- Faktor kemotaktik. Dibedakan menjadi ECF-A (eosinophil chemotactic factor of anophylaxis) untuk sel-sel eosinofil dan NCF-A (neutrophil chemotactic factor of anophylaxis) untuk sel-sel neutrofil.
Mediator jenis kedua
Dihasilkan melalui pelepasan asam arakidonik dari molekul-molekul fosfolipid membrannya. Asam arakidonik ialah substrat 2 macam enzim, yaitu sikloksigenase dan lipoksigenase.
- Aktivasi enzim sikloksigenase akan menghasilkan bahan-bahan prostaglandin dan tromboxan yang sebagian dapat menyebabkan reaksi radang dan mengubah tonus pembuluh darah.
- Aktivasi lipoksigenase diantaranya akan menghasilkan kelompok lekotrien. Lekotrien C, D, E sebelum dikenal ciri-cirinya dinamakan SRS-A (Slow reactive substance of anaphylaxis) karena lambatnya pengaruh terhadap kontraksi otot polos dibandingkan dengan histamin.
Mediator jenis ketiga
Dilepaskan melalui degranulasi seperti jenis pertama, yang mencakup (1) heparin, (2) kemotripsin/tripsin (3) IF-A (Kresno, 2001; Wahab, et.al, 2002)
Author : Velly
Referensi