Kamis, 10 April 2014

Skenario 3 Block 5 (Part 2)
Author  : Cece

1.       apa yang ,menyebabkan resistensi leptin?
Central leptin resistance akan menggangu kerja kontrol dari hipotalamus terhadap keseimbangan energi, yang akan menyebabkan obesitas dan peningkatan produksi lipid. Hal tersebut mungkin menjadi penyebab penimbunan lemak yang tidak normal dan lipotoxicity di berbagai organ perifer. Walaupun belum ada laporan mengenai resistensi leptin pada miokardium, telah terbukti bahwa leptin mempengaruhi platelet dan dinding vaskuler. Pada percobaan menggunakan leptin dengan kadar seperti pada keadaan obesitas, secara signifikan menunjukkan penurunan vasodilatasi pembuluh darah jantung dan relaksasi cincin pembuluh darah sirkumfleksa pada kontrol hewan percobaan. Efek itu tidak terlihat pada hewan coba yang diberikan diet tinggi lemak.
Hipotesis terbaru resistensi leptin baik sentral maupun perifer terjadi karena interaksi leptin dengan faktor yang beredar di dalam darah. Terdapat lima macam protein sirkulasi yang dapat berinteraksi dengan leptin, salah satunya
adalah C-reactive protein. Protein tersebut bekerja langsung menghambat pengikatan leptin dan reseptornya, serta memblok kemampuan mentranduksi sinyal dalam kultur sel. Kadar leptin dalam jumlah fisiologis menstimulasi ekspresi C-reactive protein di sel hepatosit manusia danC-reactive proteinberkorelasi dengan peningkatan adiposit dan plasma leptin, sehingga memberi dugaan bahwa umpan balik negatif merupakan penyebab resistensi leptin pada obesitas.

2.       fungsi dan produksi hormone ghrelin?
ghrelin adalah peptida dengan 28 asam amino, merupakan peptida alami yang memiliki satu ester n-octanoyl pada residu serine-3 .Ghrelin pertama sekali ditemukan sebagai ligan endogen terhadap growth hormone secretagogue receptors(GHS-R) yang sangat baik menstimulasi sekresi GH. Peptida ini diproduksi dan disekresikan oleh X/A-like
cells di dalam kelenjar-kelenjar oxyntic mukosa yang tersebar di lambung . Selain lambung, didapati adanya rangkaian neuron di antara nukleus-nukleus di sekitar ventrikel III yang menghasilkan ghrelin.        Ghrelin juga dihasilkan dalam jumlah sedikit di testis,plasenta, ginjal, hipofise, usus halus, pankreas, limfosit dan bagian otak lainnya. Rata-rata, dua per tiga jumlah ghrelin dalam plasma berasal dari lambung dan sekurangnya sepertiga berasal dari usus halus
Selain menstimulasi sekresi GH, ghrelin mampu menyebabkan peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan lemak. Satu hal yang penting adalah, bahwa kemampuannya menciptakan keseimbangan energy positif itu terlepas dari pengaturan sekresi GH Ghrelin merupakan peptida neuroenterik pertama yang diketahui bertindak sebagai molekul pembawa sinyal lapar dari
perifer.
Ghrelin meningkatkan sekresi GH, masukan makanan, dan penambahan berat badan ketika diberikan di perifer maupun sentral . Ghrelin menghasilkan efek stimulasi makan yang lebih kuat dari peptida oreksigenik lainnya,kecuali NPY
Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan energi negatif, seperti kelaparan, insulin-induced hypoglycemia, kakeksia dan anoreksia nervosa. Dan sebaliknya,kadarnya menurun pada kondisi keseimbangan energi positif seperti setelah makan, hiperglikemia dan obesitas .
Ghrelin merangsang nafsu makan pada rodent dan manusia melalui pusat makan di hipotalamus. Ghrelin yang berasal dari lambung mencapai hipotalamus melalui sirkulasi darah, dan mencapai bagian ventral nukleus arkuatus yang less effective blood-brain barier. Tetapi jalur utamanya adalah melalui serat aferen n.vagus yang menginervasi mukosa lambung. Pengikatan ghrelin pada reseptornya yang terdapat di terminal akson n.vagus, menyebabkan berkurangnya lepas muatan (discharge) n.vagus. . Peningkatan kadar ghrelin menyebabkan meningkatnya ekspresi mRNA untuk NPY dan AgRP, dan menstimulasi penglepasan NPY/AgRP tersebut., sebagai modulator yang telah diketahui menyebabkan peningkatan nafsu makan dan menurunkan pemakaian energiPengaruhnya terhadap jalur NPY dan AgRP di sini mengimbangi pengaruh leptin dengan menimbulkan efek yang berlawanan . NPYselanjutnya mempengaruhi MCH dan orexin melalui reseptor Ydan Y di neuron orde kedua, dan menghasilkan efek meningkatnya nafsu makan Selain meningkatkan aktivitas spontan dari neuron NPY, ghrelin juga me
nginhibisi neuron POMC. Pada pemberian ghrelin terlihat peningkatan fekuensi GABAergic inhibitory postsynaptic currents (IPSCs) ke neuron POMC, dimana GABA tersebut berasal dari neuron NPY.

3.       Resiko lemak di perut terhadap system imun?
Lemak Visceral (visceral fat) atau disebut juga lemak intra-abdominal, adalah lemak yang posisinya terletak di bagian perut lebih dalam, dibawah dinding perut. Lemak visceral berkumpul di bagian jaringan di bawah otot perut Anda yang disebut dengan omentum. Ketika lemak yang terkumpul di omentum semakin bertambah, lemak akan menjadi tebal dan kencang.
Kebanyak orang memiliki sekitar 90 persen lemak subkutan dan 10 persen lemak visceral.
Description: Description: belly fat
Faktor Penyebab 
Faktor yang menentukan lingkar perut yang besar dan tebal tergantung pada umur, gen, dan jenis kelamin. Metabolisme Anda melambat seiring bertambahnya umur, menyebabkan penurunan massa otot dan peningkatan lemak tubuh.
Faktor lainnya yang menyebabkan penimbunan lemak perut adalah gaya hidup sekarang ini yang kurang bergerak atau sering duduk, dan juga sering memakan makanan berlemak melampau batas yang diperlukan tubuh dan makanan berkalori tinggi tanpa dibarengi olahraga yang cukup.
Lemak perut tidak hanya berdiam diri di dalam perut. Peneliti menyatakan bahwa lemak perut adalah “organ” aktif di dalam perut yang bisa mengeluarkan hormon dan zat inflamasi.
“Lemak Perut diperkirakan dapat dengan gampang memecah menjadi asam lemak, yang bisa mengalir langsung ke hati dan ke otot Ketika ada kelebihan asam lemak di hati, mereka akan menyebabkan rangkaian reaksi perubahan – meningkatkan produksi LDL kolesterol “buruk” dan trigliserida. Ketika ini terjadi, insulin juga menjadi berkurang efektivitasnya dalam mengontrol gula darah.Gula darah mulai tidak stabil. Lemak dan gumpalan mulai masuk ke aliran darah, yang akhirnya akan menyebabkan diabetes, penyakit jantung, dll.
Jadi, perut buncit merupakan indikator “sindrom metabolik”, suatu kelainan dimana terjadi peningkatan gula darah , tekanan darah dan trigliserida dan juga penurunan HDL kolesterol “baik”. Hal ini bisa mengarah pada penyakit jantung
4.       mekanisme hormone Kortisol
Kelenjar adrenal berfungsi melepaskan berbagai hormon ke dalam tubuh. Dua hormon penting yang dilepaskan kelenjar adrenal adalah kortisol dan adrenalin.
Kelenjar adrenal juga berperan memengaruhi organ reproduksi, berperan dalam metabolisme, dan memproduksi respon sistem saraf simpatik.
Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal yang terdiri atas dua bagian yaitu medula dalam (inner medulla) dan korteks luar (outer cortex).
Medula dalam menghasilkan epinefrin (adrenalin) sementara korteks luar menghasilkan kortisol.

Fungsi Kortisol
Kortisol adalah hormon steroid yang digunakan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh selama periode stres. Oleh sebab itu, kortisol disebut juga sebagai “hormon stres”.
Kortisol bersifat antagonis terhadap insulin dan bertugas memecah lemak dan protein sehingga memainkan peran dalam mengontrol bagaimana tubuh menggunakan nutrisi.
Kortisol bisa menyebabkan penambahan berat badan untuk dua alasan.
Pertama, kortisol memindahkan lemak dari hati ke otot-otot perut, dan kedua, kortisol meningkatkan nafsu makan.
Kortisol atau hidrokortison adalah kortikosteroid hormon yang terdapat di dalam tubuh manusia yang dihasilkan oleh Zona fasciculata dan Zona reticularis dari korteks adrenal.
Kortisol merupakan hormon yang sangat penting yang sering disebut dengan stress hormon, karena dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan kadar gula darah. Kortisol juga bersifat menekan imunitas, anti peradangan dan anti alergi dan merupakan suatu imunosupresan.
Pada farmakologi, bentuk sintesis dari kortisol disebut juga hydrocortison, dan digunakan sebagai anti alergi, anti inflamasi dan sebagai suplemen pengganti vitamin (difesiensi). Juga digunakan pengobatan rematik arthritis (rheumatoid arthritis)

RUMUS KIMIA : C21H30O5
IUPAC : 11,17,21-trihydroxy-,(11beta)-pregn-4-ene-3,20-dione
STRUKTUR KIMIA
PEMBENTUKAN KORTISOL
Kelenjar adrenal terletak di kutub superior kedua ginjal. Kelenjar ini beratnya kira-kira 4 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua bagian yang berbeda, yaitu : (1) Medula Adrenal yang berada di pusat, bagian ini kira-kira 20% dari keseluruhan kelenjar adrenal, berkaitan dengan sistem saraf simpatis, bertugas untuk mensekresi hormon epinefrin dan norepinefrin; (2) Korteks Adrenal. Stimulasi korteks oleh sistem saraf simpatetik menyebabkan dikeluarkannya hormon ke dalam darah yang menimbulkan respon “fight or flight”.
Korteks adrenal berada di luar dan berfungsi untuk mensekresi hormon kortikosteroid dan androgen. Hormon kortikosteroid dibagi menjadi : (1) Mineralkortikosteroid, contohnya aldosteron. Berfungsi mempengaruhi elektrolit (mineral) cairan ekstraseluler dan metabolisme Na & K. Volum cairan diatur melalui efek langsung pada collecting tubule, dimana aldosteron menyebabkan penurunan potensial transmembran, peningkatan aliran ion positif, seperti kalium, keluar dari sel ke dalam lumen. Ion natrium yang direabsorbsi diangkut keluar epitel tubulus dikirim ke dalam cairan interstisiel ginjal dan dari sana kedalam sirkulasi kapiler ginjal. Air secara pasif pengangkutan natrium; (2) Glukokortikoid, contohnya kortisol. Efek fisiologi glukokortikoid termasuk pengaturan metabolisme protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Peran kortisol dalam meningkatkan konsentrasi gula darah adalah dengan bekerja sebagai antagonis insulin dan dengan menekan sekresi insulin,dengan demikian menghambat ambilan glukosa perifer, mempromosikan sintesa glukosa hati (glukoneogenesis) dan meningkatkan kandungan glikogen hati. Glukokortikoid juga memiliki kandungan anti inflamasi yang berkaitan dengan efek mikrovaskulatur dan menekan sitokin inflamasi. (Guyton, 1997; Sjafii, 2007)
Glukokorticoid dikeluarkan oleh korteks kelenjar adrenal yang dikeluarkan kedalam sirkulasi secara circadian sebagai respon terhadap stress.Cortisol merupakan glukokortikoid utama didalam tubuh manusia.
Efek terhadap Metabolisme :
Karbohidrat : Meningkatkan glukoneogenesis
Mengurangi penggunaan glukosa di jaringan perifer dengan cara menghambat uptake dan penggunaan glukosa oleh jaringan mungkin melalui hambatan transporter glucose
Lemak : Meningkatkan lipolisis dijaringan lemak
Pada penggunaan khronis dapat terjadi redistribusi sentral lemak didaerah dorsocervical,bagian belakang leher ( “ Buffalo hump “ ) muka ( “ moon face ” ) supraclavicular,mediastinum anterior dan mesenterium( 1,2 ).Mekanisme terjadinya redistribusi ini tidak jelas.
Protein : Meningkatkan pemecahan protein menjadi asam amino dijaringan
perifer yang kemudian digunakan untuk glukoneogenesis

PROSES METABOLIT CORTISOL
Istilah KS berasal dari hasil penelitian awal yang menunjukkan adanya efek poten ekstrak korteks adrenal terhadap metabolisme glukosa dan glikogen. Dewasa ini telah tersedia berbagai preparat KS yang dapat diberikan melalui berbagai cara. (1-6).Biokimia/farmakologi orang dewasa mensekresi sekitar 20-30 mg kortisol per hari.
Hipotalamus mensekresi corticotropin-releasing hormone (CRH) yang merupakan regulator utama dari sekresi kortisol. Sekresi CRH terjadi dalam waktu yang pendek, puncaknya sekitar pukul 8.00 pagi dan terendah pada malam hari. CRH merangsang pituitari/ hipofisis anterior untuk mensekresi ACTH yang selanjutnya merangsang produksi adrenal untuk membentuk kortisol. Sistem ini merupakan mekanisme umpan balik. KS yang diberikan sinkron dengan puncak ACTH (pagi) tidak menunjukkan efek supresi sumbu HPA dibanding dengan pemberian sewaktu kadarnya terendah (malam). Dosis prednison >15 mg/hari akan menunjukkan efek supresi dalam seminggu. Dosis 7,5-15 mg/hari untuk 1 bulan biasanya tidak menurunkan produksi ACTH. Efek supresinya akan kurang lagi bila KS diberikan satu kali pada pagi hari. Lama supresi tergantung dari dosis dan lama pemberian(1,3,7,9).

MEKANISME KERJA
Setelah masuk dalam sirkulasi, KS bergerak pasif dan melintas membran sel sasaran. Di dalam sitoplasma sel tersebut, KS diikat reseptor (R) spesifik yang membentuk kompleks KSR yang dengan segera ditranslokasikan kenukleus untuk kemudian diikat oleh GRE (glucocorticoid response element) spesifik dalam kromatin. Kejadian ini menimbulkan transkripsi DNA yang membentuk transkrip messenger RNA spesifik (mRNA). Transkrip-transkrip tersebut mengalami proses postranskripsi yang kemudian diangkut ke sitoplasma sehingga terbentuklah protein baru. Reseptor KS ditemukan pada berbagai jenis sel (limfosit, monosit/makrofag, osteoblast, sel hati, sel otot, sel lemak dan fibroblast).Hal ini menerangkan me-ngapa KS memberikan efek biologik terhadap begitu banyak sel(1-3).
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
Kelebihan kortisol (Hypercortisolism) : Cushing’s Syndrome
Kekurangan kortisol (Hypocortisolism) : Addison’s disease
Penyakit Addison (insufisiensi adrenortikal) terjadi jika kelenjar adrenal yang kurang aktif menghasilkan kortikosteroid dalam jumlah yang tidak memadai. Penyakit addison terjadi pada 4 dari 100.000 orang. Penyakit ini bisa menyerang segala usia, baik pria maupun wanita.
Sindrom Cushing adalah penyakit yang disebabkan kelebihan hormon kortisol. Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini ditimbulkan ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Penyakit ini juga dapat muncul akibat seseorang terlalu banyak mengkonsumsi obat yang yang mengandung kortikosteroid, yang biasanya digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit yang akut.
Gejala sindrom Cushing antara lain:
• berat badan naik, terutama di sekitar perut dan punggung bagian atas;
• kelelahan yang berlebihan;
• otot terasa lemah;
• muka membundar (moon face);
• edema (pembengkakan) kaki;
• tanda merah/pink pada kulit bagian paha, pantat, dan perut;
• depresi;
• periode menstruasi pada wanita yang tidak teratur;
5.       efek kafein  terhadap berat badan?
Efek kafein yang meningkatkan metabolisme tubuh
Kafein dapat mengontrol berat badan karena mampu membakar lemak dengan cara meningkatkan laju metabolisme.Laporan sebuah studi menyebutkan 100 mg kafein (setara dengan secangkir kopi) dapat meningkatkan laju metabolisme 3-4%.Lebih banyak kopi dikonsumsi makin banyak pula timbunan lemak dibakar.Meskipun demikian para peneliti selanjutnya menyatakan bahwa pembakaran kalori yang distimulasi oleh kafein akan lebih baik jika disertai olah raga.
Kafein peningkat metabolisme dalam 2 cangkir kopi membantu membakar tambahan 50 kalori setiap hari.Khasiatnya tidak hanya ini saja.
  1. menurunkan resiko depresi dan diabetes sampai sekitar 43%
  2. resiko penyakit Alzheimer sampai 60%.
Svetol
Senyawa dari kopi ditemukan dapat membantu menghambat penyerapan glukosa dari makanan di dalam tubuh.Selama ini jenis minuman yang banyak dikenal dan digunakan untuk membantu menurunkan berat badan adalah teh.Tapi ternyata kopi juga mengandung senyawa yang memiliki fungsi serupa, yaitu svetol.
Svetol merupakan senyawa alami yang diperoleh dari kopi jenis robusta, dengan kandungan chlorogenic acid sebesar 45-50% dan telah dikurangi kandungan kafeinnya hingga kurang dari 2%.Untuk memperoleh senyawa ini yang terpenting adalah memilih varietas kopi robusta yang tepat (saat ini ada 80 varietas kopi robusta yang dikenal).
Svetol sendiri sudah dijual sebagai suplemen dan kini mulai dikembangkan sebagai bahan tambahan pada minuman kopi untuk menurunkan berat badan.
Referensi
Sumber :-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara 8



Tidak ada komentar:

Posting Komentar