Skenario 4 Blok 11
Author : Yulia Rachmi W
Transfusi
darah adalah pemberian darah atau komponen darah (leukosit saja atau trombosit
saja) dari donor ke resipien. Transfusi
darah umumnya berhubungan dengan kehilangan darah dalam jumlah besar yang
disebabkan oleh trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk
sel darah merah.
Kompatibilitas
darah antara pasien dan donor dilihat dari :
· Riwayat
· Skrinning
antibody
· Golongan
darah ABO dan Rh
· Uji
cocok serasi (cross match)
Untuk
melakukan transfuse dilakukan skrinning untuk pendonor, antara lain skrinning
penyakit infeksi :
· HbsAg
· Sifilis
· HCV
· HIV
Transfusi
memiliki keuntungan namun juga
memiliki kerugian atau komplikasi
dan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga perlu diperhatikan indikasi,
manfaat, dan efek sampingnya.
INDIKASI
·
Pengganti volume darah
·
Kekurangan massa sel darah merah
·
Defek/berkurangnya jumlah
lekosit/trombosit
·
Bedah jantung
·
Transfuse tukar
Pemberian transfusi darah secara aman merupakan salah satu peran
perawat yang sangat penting. Pada situasi darurat, perawat perlu mendapatkan
spesimen darah secara cepat dan aman bagi klien. Klien yang mendapatkan
transfusi darah harus dimonitor secara ketat agar tidak terjadi efek samping
yang merugikan. Menurut penelitian dilaporkan bahwa reaksi transfusi darah yang
tidak diharapkan ditemukan pada 6,6% responden, dimana 55% berupa demam, 14%
menggigil, 20% reaksi alergi terutama urtikaria, 6% hepatitis serum positif, 4%
reaksi hemolitik dan 1% overload sirkulasi (Sudoyo, 2006).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PRATRANSFUSI
1. Darah Donor
Sebelum darah digunakan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
Penggolongan darah ABO dan RhD,
penapisan antibody eritrosit, dan
pemeriksaan serologis untuk menyingkirkan sifilis, antigen
permukaan hepatitis B (HbsAg), virus hepatitis C (HCV) serta HIV. (Hoffbrand
A.V, dkk 2005)
2. Darah Resipien
Sebelum penderita menerima darah, terlebih dahulu harus diketahui golongan darahnya, juga
harus diketahui ada tidaknya antibodi
terhadap sel darah merah. Setiap sempel
darah yang diterima dari donor diperiksa untuk hal yang sama dan hasilnya
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelumnya . Golongan darah ABO dan Rh
seseorang tidak pernah berubah tetapi selalu ada kemungkinan kekeliruan dalam
hal menentukan identifikasi sampel, karena itu membandingkan hasil pemeriksaan sekarang dengan hasil sebelumnya
pada resipien yang sama, dapat mencegah kesalahan transfusi. (Widman, K frances
, 1989)
KOMPONEN DARAH
1. Asal Komponen
Darah yang diambil langsung dari donor yang disebut dengan Whole Blood (WB) bercampur dengan
antikoagulan yang sudah tersedia dalam kemasan kantong darah dengan tujuan
mencegah penggumpalan darah donor sehingga dapat disimpan dan diberikan ke
pasien. Dari kantong tersebut darah dapat dipisah-pisahkan menjadi Sel Darah
Merah pekat atau dikenal dengan istilah Packed Red Cell (PRC), Platelet Rich Plasma (PRP), Cryoprecipitate dan Thrombocyte Concentrate (TC), Fresh Frozen Plasma (FFP), sehingga dari satu kantong tersebut dapat dipergunakan untuk
lebih dari satu pasien secara tepat. (Guide
Preparation Use and Publishing Europe, 2002)
2. Fungsi Komponen
· Sel darah merah pekat atau Packed
Red Cells diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat,
transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal.
· Whole Blood diberikan pada kasus perdarahan, transfuse tukar, kondisi dimana
sebagian besar komponen darah diperlukan seperti anemia aplastic, DHF dengan
perdarahan, atau hemophilia dengan anemia.
· Sel darah merah pekat cuci atau Wash
Packed Cells diberikan pada penderita yang alergi terhadap protein plasma.
· Konsentrat Trombosit atau Thrombocyte Concentrate diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau
fungsi trombosit.
· Plasma segar beku atau Fresh Frozen Plasma diberikan pada penderita hemofili. Cryoprecipitate
diberikan untuk penderita hemofili dan Von
Willebrand.
3. Masa Penyimpanan Komponen
· Darah Lengkap atau Whole Blood disimpan pada suhu 2O – 6O C hingga 21 hari (dengan
CPD) dan hingga 35 hari (dengan CPDA),
· Packed Red Cells disimpan pada suhu 2O
– 6O C hingga 21 hari (dengan CPD), dan hingga 35 hari (dengan
CPDA),
· Thrombocite Concentrate disimpan pada suhu 20O
– 24O C hingga 3 hari,
· Buffy Coat disimpan pada suhu 20O
– 24O C segera dipakai (24 jam),
· Fresh Frozen Plasma disimpan pada suhu < -18O
C (beku) hingga 1 tahun (bila cair 6 jam),
· Cryoprecipitate disimpan pada suhu < -18O
C (beku) hingga 1 tahun (bila cair 6 jam),
· Wash Packed Cells setelah dicuci segera
dipakai (< 4 jam)
Pada scenario dijelaskan bahwa
pasien adalah seorang laki-laki 21 tahun, dan kadar Hb 8g/dl, banyak
pertimbangan untuk melakukan transfuse mengingat resiko efek samping/komplikasi
yang bisa terjadi pasca transfuse. Dengan Hb 8g/dl pada pasien laki-laki yang
masih muda kemungkinan untuk menunda transfuse masih bisa dilakukan karena usia
pasien yang masih muda sehingga proses eritropoesis masih berjalan baik, tetapi
apabila transfuse dibutuhkan maka pasien tersebut yang mengalami fraktur femur
terbuka dimana merupakan kejadian acute
blood loss. Dimana hal tersebut berarti pasien kehilangan semua komponen
darah dikarenakan fraktur yang terbuka, sehingga kemungkinan transfuse yang
diberikan adalah Whole Blood yang berisi sel darah merah yang lengkap mulai dari
lekosit, eritrosit, trombosit, plasma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar