1. Fisiologi
Menstruasi :
Sikuls menstruasi normal dapat
dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus
(rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus
folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi
(pertumbuhan) dan masa sekresi.
Pada
wanita yang sudah mengalami pubertas, GnRH akan disekresikan oleh hipotalamus.
GnRH akan merangsang sekresi FSH dan LH oleh hipofisis. FSH yang dikeluarkan
oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel primordial ovary menjadi matang
(folikel deGraaf) yang dapat menghasil kan estrogen. Estrogen ini menekan
produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones
yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh
mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de
graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari
endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai
terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic
hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan
progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila
tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium.
Pada
tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Menghitung Siklus Menstruasi :
Pada umumnya siklus menstruasi teratur seorang wanita terjadi selama 28 hari. Waktu ovulasinya terjadi 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Angka ini di ± 1, jadi pada hari ke 13 dan 15. Untuk mengetahui masa subur seorang wanita perlu diketahui jika sperma dapat bertahan hidup selama 3 hari. Jadi dari waktu subur seorang eanita ditambahkan 3 dari sebelum ovulasi yaitu pada hari ke 10, 11, 12. Sedangkan lama waktu ovum bertahan di endometrium selam 2 hari, jadi angka ini ditambahkan setelah proses ovulasi yaitu pada hari ke 16, dan 17. Dari angka tersebut di dapatkan bahwa masa subur seorang wanita dengan siklus menstruasi teratur 28 hari adalah pada hari ke 10-17.
2. Menstruasi menurut pandangan islam :
Allah Ta’ala berfirman:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ
الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ
تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ
أَمَرَكُمُ اللّهُ
“Mereka bertanya kepadamu tentang (darah) haid.
Katakanlah, “Dia itu adalah suatu kotoran (najis)”. Oleh sebab itu hendaklah
kalian menjauhkan diri dari wanita di tempat haidnya (kemaluan). Dan janganlah
kalian mendekati mereka, sebelum mereka suci (dari haid). Apabila mereka telah
bersuci (mandi bersih), maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
كَانَ يُصِيبُنَا
ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
“Kami dahulu
juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak
diperintahkan untuk mengqadha shalat.” (HR. Al-Bukhari No. 321 dan
Muslim No. 335)
Allah Ta’ala.
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى
فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah
: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan
diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekatkan mereka, sebelum
mereka suci…” [QS. Al-Baqarah : 222]
Inilah alas an ilmiah kenapa tidak boleh berhubungan seks saat menstruasi :
Laura Berman, PhD, seorang pakar seks dan terapis
dari Feinberg School of Medicine, Northwestern University, Chicago menyatakan,
berhubungan seks saat haid dapat merugikan kesehatan kedua pasangan. Beberapa
risiko kesehatan yang bisa terjadi akibat melakukan seks saat haid antara lain:
Endometriosis
Istilah tersebut pasti masih asing di telinga Anda. Endometriosis mengacu pada
pertumbuhan sel-sel di luar endometrium (dinding rahim) atau di tempat lain.
Dalam tingkat lanjut pertumbuhan sel-sel tersebut akan memicu rasa nyeri saat
haid, atau biasa disebut dengan dismenore. Salah satu faktor penyebab
endometriosis adalah regurgitasi atau aliran balik darah haid dari dalam rahim
ke saluran indung telur dan masuk ke dinding perut. Ini dapat terjadi jika Anda
melakukan hubungan seks saat haid.
Tak hanya itu, risiko infeksi juga semakin meningkat baik pada pria maupun
wanita. Tingkat keasaman dan kemampuan lendir vagina untuk melawan bakteri saat
berhubungan seks akan mengalami penurunan, sehingga berpotensi mengembangkan
bakteri dan kuman yang membahayakan kesehatan.
Sudden Death
Gerakan penis pada saat berhubungan seks di masa haid juga bisa menjadi pemicu
terjadinya gelembung udara ke pembuluh darah yang terbuka. Para ahli medis
mengkhawatirkan, jika emboli atau gelembung udara tersebut masuk ke dalam
pembuluh darah maka akan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan bisa
mengakibatkan “sudden death” atau mati mendadak.
3. Mengapa darah menstruasi terkadang menggumpal ?
Perdarahan yang banyak,
menggumpal dengan warna yang tidak lagi merah segar menandakan bahwa darah
tidak langsung dikeluarkan dari tubuh, segera setelah luruh dari dalam rahim. Kondisi ini dapat terjadi karena:
- Perubahan hormon. Tubuh perempuan sangat tergantung pada keseimbangan hormon progesteron dan estrogen. Kedua hormon ini mengatur proses pembentukan selaput dalam rahim. Jika kadar keduanya tidak berimbang, maka yang terjadi adalah pembentukan selaput yang berlebihan, dan tebal. Hal inilah yang menyebabkan perdarahan menstruasi menjadi berlebih, dan menggumpal.
- Fibroid. Fribroid yang terbentuk di dalam rahim disebut sebagai Ieiomyomas. Ini adalah sejenis tumor jinak. Fibroid umumnya tidak disertai gejala saat pertumbuhannya, tetapi perempuan yang mengidap fibroid di dalam rahim, cenderung mengalami perdarahan menstruasi yang lebih banyak, dan darah yang keluar terlihat menggumpal.
- Keguguran. Jika terjadi pembuahan dan janin tidak dapat bertahan, maka secara otomatis akan dikeluarkan dari dalam rahim melalui saluran vagina. Perdarahan yang terjadi karena kondisi ini, cenderung lebih padat, dan berwarna merah hati.
Sumber :
Materi Praktikum PSPD UMY 2014
Buku ajar Fisiologi kedokteran guyton ed 11 dan Sherwood
edisi 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar