HEMOFILIA A
Hemofilia A (Hemofilia Klasik)
adalah kelainan koagulasi herediter yang paling umum. Dengan angka kejadian
sekitar 1:10.000 orang. Penyakit ini terjadi karena adanya defisiensi atau
disfungsi dari Factor VIII.
Inheritance
Clinical Features
Klasifikasi Hemofilia A dibagi
menjadi 3 berdasarkan kadar F VIII pada plasma pasien. Klasifikasi tersebut
adalah :
Clinical Features
|
|||
<1%
|
Severe
|
70%
|
Frequent and
|
1 – 5%
|
Moderate
|
15%
|
Excessive
|
>5%
|
Mild
|
15%
|
Excessive
|
Insufisiensi dari F VIII (Hemofilia
A) dan F IX (Hemofilia B) memiliki gejala yang sama, hal ini karena kedua
faktor koagulasi tersebut bekerja pada tahap yang sama pada mekanisme
koagulasi. Pada hemophilia yang parah (severe), manifestasi pendarahan dapat
mulai terlihat pada saat anak mulai belajar untuk merangkak dan berjalan. Dapat
terjadi hematoma dan hemarthrosis; perdarahan mucus dari bibir dan lidah juga
dapat terjadi ketika gigi pada anak mulai tumbuh.
Hemarthrosis adalah karakteristik
utama dari hemophilia A, biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki,
pinggang, dan juga siku. Hemarthrosis adalah penyebab utama dari kecacatan pada
hemophilia. Onset dari hemarthrosis didahului dengan rasa kesemutan, rasa tidak
nyaman dan juga terbatasnya gerakan. Kemudian diikuti dengan nyeri, bengkak dan
kaku pada sendi yang terkena. Darah menginduksi pembengkakan pada synovium.
Synovium yang membengkak menjadi hypervascular dan mudah pecah, yang menjadikan
rentang terhadap re-bleeding (perdarahan ulang).
Intramuscular hematoma biasa terjadi
pada otot bagian betis, paha, lengan atas dan pantat. Perdarahan intracranial
dapat terjadi karena adanya trauma dan ini merupakan penyebab kematian pada
hemophilia. Hematuria biasa terjadi pada hemophilia parah dan dapat menyebabkan
nyeri kolik. Perdarahan hebat dapat terjadi post operatif atau setelah pencabutan
gigi pada pasien yang belum didiagnosa hemophilia.
Laboratory Features
Coagulation Profile
Hasil
tes primary hemostasis (platelet count, bleeding time) dan prothrombin time
adalah normal. Satu satunya abnormalitas pada coagulation profile adalah
memanjangnya Activated Partial Thromboplastin Time (APTT). Sensitifitas dari
APTT terhadap defisiensi F VIII tergantung dari reagen yang digunakan. Kebanyakan
APTT memanjang pada defisiensi F VIII yang parah dan sedang. Sedangkan pada
defisiensi F VIII ringan, hasilnya bervariasi mulai dari memanjang hingga
normal.
Tes
clotting time adalah screening test untuk kelainan koagulasi dan hasil
memanjang dari clotting time sebagian besar didapatkan pada kasus defisiensi F
VIII berat dan biasanya normal pada kasus ringan dan sedang. Namun sekarang,
clotting time sudah digantikan oleh APTT untuk menscreening kelainan koagulasi.
Factor VIII: C Assay
Diagnosis dari hemophilia A
dapat ditegakkan jika seorang pasien laki-laki berasal dari keluarga dengan
riwayat perdarahan yang sama , APTT memanjang , normal prothrombin time dan
bleeding time, dan juga plasma defect pada TGT. Untuk mengkonfirmasi diagnosis
perlu dilakukan F VIII: C Assay.
Defisiensi F VIII dapat
terjadi karena hal-hal berikut: hemophilia A, von Willebrand disease, kombinasi
defisiensi F V dan F VIII turunan, kelainan dapatan seperti F VIII inhibitors
dan Disseminated Intravascular Coagulation.
Therapy of Haemophilia A
Therapeutic Agents
Tiga pilihan terapeutik pada hemophilia
A adalah F VIII concentrate, cryoprecipitate, dan desmopressin (DDVAP).
Factor VIII Concentrate: ada 2 macam yaitu yang berasal dari plasma dan rekombinan . F VIII concentrate
yang berasal dari plasma merupakan hasil dari plasma yang dikumpulkan dari
multiple donor. Tersedia dalam bentuk bubuk beku, yang kemudian digunakan
setelah penambahan diluen dan diadministrasikan melalui intravena. F VIII
rekombinan hampir sama seperti yang berasal dari plasma, hanya saja ini
merupakan hal yang dikembangkan oleh ahli teknologi dan kelebihannya adalah
bebas dari agen infeksi dan dapat diproduksi dengan skala besar.
Cryoprecipitate: cryoprecipitate mengandung F VIII, von Willebrand Factor, fibrinogen,
fibronectin dan F XIII. Rata-rata setiap tabung cryoprecipitate memiliki 80
unit F VIII. Dibandingkan dengan F VIII concentrate, cryoprecipitate memiliki
harga yang lebih murah dan membutuhkan lebih sedikit donor tetapi hanya dapat
digunakan pada pasien rawat inap dan tidak dapat digunakan pada perawatan di
rumah. Hemolysis dari sel darah merah penerima dapat terjadi dengan adanya
anti-A atau anti-B pada cryoprecipitate. Saat ini cryoprecipitate sudah jarang
digunakan lagi.
Desmopressin (DDAVP): obat ini meningkatkan kadar F VIII dan von Willebrand factor di plasma
dengan menstimulasi pelepasan mereka dari sel endothelial dan trombosit. Desmopressin
sangat membantu pada hemophilia ringan dan sedang tapi tidak pada kasus berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar