Skenario 3 Tutorial
Blok 8
Author : Fino
Seorang
anak laki-laki berusia 6 tahun di konsultasikan orangtuanya karena dianggap
hiperaktif. Anak bersekolah di TK dan sering dianggap nakl oleh teman-temannya.
Orangtuanya mencemaskan apakah anaknya autism atau hiperaktif. Pemeriksaan
doktrmemastikan anak tidak menderita gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas atau autism.
Pembahasan:
Hiperaktif atau yang
disebut juga dengan ADHD (Attention-Deficit and Hyperactivity Disorder)
merupakan penyakit genetik dan membuat otak anak berkembang dengan kondisi
berbeda dibandingkan dengan anak-anak
yang normal. Dalam sebuah penelitian, didapati bahwa otak anak-anak yang
menderita ADHD ternyata memiliki potongan
kecil DNA yang terhapus maupun
terduplikasi yang dikenal sebagai Copy
Number Variants (CNVs). Area
yang tumpang tindih tersebut berada di area tertentu yang terdiri dari beberapa
gen yang berperan dalam perkembangan otak dan terkait dengan gangguan kejiwaan
serta schizofrenia.
ADHD
akan membuat penderitanya impulsif sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir,
merasakan kegelisahan yang berlebihan, mudah merasa terganggu serta biasanya
mengalami kesulitan dalam pelajaran. Para ahli membagi ADHD dalam 3 tipe, yaitu
'tipe yang tidak bisa memusatkan perhatian', 'tipe yang hiperaktif dan
impulsif' serta 'tipe gabungan' dari keduanya.
Pada
tipe yang pertama, penderitanya tidak mengalami gejala hiperaktif maupun
impulsif namun sangat mudah terganggu perhatiannya. Biasanya tipe ini terdapat pada
anak-anak wanita, dengan gejalanya berupa sering melamun dan seolah merasa
sedang berada di awang-awang. Pada tipe kedua, penderitanya menunjukkan gejala
hiperaktif dan impulsif namun masih dapat berkonsentrasi dan memusatkan
perhatian pada sesuatu. Biasanya tipe ini dapat ditemukan pada anak-anak kecil.
Sementara pada tipe ketiga merupakan yang paling banyak ditemui, anak-anak
penderitanya akan sulit memusatkan perhatian serta hiperaktif dan impulsif.
Selain
itu, anak-anak dengan ADHD juga dapat dibantu secara khusus oleh orangtua,
guru, dokter serta lingkungan bermainnya dengan mengkondisikan suasana dan
kegiatan yang sesuai untuk mereka. Dengan demikian, anak-anak ADHD tersebut
dapat menyalurkan tingkah laku hiperaktif serta masalah sulitnya memusatkan
perhatian mereka secara lebih baik, seperti dengan membiarkan mereka melakukan aktivitas fisik yang dapat
memberi kebebasan bergerak pada mereka. Anak-anak dengan ADHD juga biasanya
mempunyai kecerdasan yang di atas rata-rata namun orangtua mereka sering tidak
menyadarinya. Untuk itu, orangtua juga harus memperhatikan kecerdasannya dengan
cara menyalurkan dan mengarahkan keaktifan mereka pada hal-hal yang positif
seperti pada kegemaran dan hobi yang disukainya.
Mendidik
anak hiperaktif pun berbeda caranya dengan mendidik anak-anak normal.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan disiplin pada anak tanpa
menghukumnya secara berlebihan bila sang anak melakukan kesalahan. Untuk
menegakkan disiplin tersebut, orangtua dapat memulainya dengan membuat
perjanjian kecil dengan sang anak agar mengerti mana hal yang baik dan benar,
namun dengan cara yang tidak menyinggung mereka. Di atas semua itu, sangat
penting bagi orangtua untuk menjaga komunikasi, bersabar dan lebih memberikan
kasih sayang pada sang anak yang menderita ADHD, serta mencurahkan perhatian
terhadap semua tingkah lakunya agar tetap berada dalam kontrol.
Pada tahun 1994, ADD diubah oleh American Psychiatric
Association(APA) menjadi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Gejala ADHD
Anak
dengan ADHD yang inattentive biasanya akan memiliki 6 atau lebih dari gejala
berikut :
- Mengalami
kesulitan dalam mengikuti petunjuk
- Mengalami
kesulitan dalam menjaga perhatian pada pekerjaan atau kegiatan bermain
baik di sekolah maupun di rumah
- Kehilangan
hal-hal yang diperlukan (peralatan, dll) untuk kegiatan di sekolah dan di
rumah
- Tidak
mau mendengarkan orang lain
- Tidak
memberikan perhatian terhadap sesuatu dengan lebih detail
- Terlihat
berantakan atau kacau
- Memiliki
masalah dengan tugas-tugas yang membutuhkan perencanaan
- Lupa
terhadap banyak hal
- Mudah
terdistraksi atau teralihkan perhatiannya
Anak
dengan ADHD yang hiperaktif / impulsif akan memiliki setidaknya 6 dari gejala
berikut:
- Gelisah
- Berlari
atau memanjat dengan tidak semestinya
- Tidak
bisa bermain dengan tenang
- Memberikan
jawaban yang tidak jelas
- Suka
menginterupsi orang lain
- Tidak
bisa tinggal diam di tempat
- Berbicara
terlalu banyak
- Selalu
bergerak, tidak pernah diam
- Bermasalah
jika harus menunggu giliran
Anak-anak yang mengalami ADHD akan menampakkan gejala –
gejala tersebut di atas minimal selama 6 bulan. Anak hiperaktif cenderung
selalu bergerak.
Mereka tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang
lama.Kondisi ini bisa membuat frustasi orangtua, guru, bahkan anak itu sendiri.
Terkadang anak hiperaktif perlu diberi obat untuk membantu
mereka agar lebih tenang ke tingkat energi yang diterima secara sosial.
Berikut ada cara alami baik fisik maupun psikologis untuk
menangani energi berlebih dan menenangkan anak hiperaktif:
- Bantu
anak hiperaktif mengatur napasnya ketika anak ingin menenangkan diri,
terutama jika anak merasa marah atau frustasi. Dorong anak untuk mengambil
napas dalam-dalam, hirup napas dari hidung dan buang melalui mulut secara
perlahan.
- Hilangkan
stres pada anak hiperaktif dengan membiarkan anak mandi busa atau mandi
air garam hangat. Tambahkan satu atau dua mainan sederhana ke dalam bak
mandi, tapi hindari memberi anak terlalu banyak mainan.
- Beri
stimulasi fisik pada anak hiperaktif dengan memberinya pijatan lembut. Sentuhan
hangat dari anda akan membuat anak tahu bahwa Anda mencintainya, selain
itu, gerakan pijatan memiliki efek menenangkan.
- Taruh
perlengkapan aktivitas atau mainan yang dapat membuat anak tenang.
Perlengkapan aktivitas atau mainan anak yang tenang antara lain teka-teki,
cat, peralatan membuat perhiasan, dan buku-buku favorit. Taruh di dekat
mainan anak yang lain, sehingga anak bisa menggunakannya saat dia ingin
tenang sebentar.
- Atur
suasana ruangan dengan menjaga pencahayaan yang redup atau menyetel musik
relaksasi ketika anak hiperaktif butuh ketenangan.
- Lakukankah
aktivitas secara rutin setiap harinya, sehingga anak hiperaktif tahu apa
yang mereka harapkan dan apa yang diharapkan dari mereka. Persiapkan anak
ketika akan melakukan aktivitas yang tidak biasa dan jelaskan apa yang
akan terjadi. Selain itu, diskusikan juga bagaimana cara mereka tetap
tenang bahkan dengan kegembiraan yang mungkin akan mereka alami dari
kegiatan yang berbeda tersebut.
- Hindarkan
anak dari minuman dingin, gula, pewarna makanan, dan bahan pengawet dalam
makanan yang bisa menyebabkan agitasi.
- Sediakan
waktu untuk menampung energi ekstra, seperti lari berkeliling dan
berolahraga. Ini akan membantu anak hiperaktif tahu bahwa ada waktu dan
tempat untuk melepaskan kelebihan energi, sehingga membantu anak tetap
tenang dalam situasi lainnya.
Untuk
memastikan diagnosa yang tepat, dokter yang merawat anak anda akan memeriksa
kondisi lain yang memperlihatkan gejala yang mirip dengan ADHD. Dokter dapat
menemukan bahwa anak anda menderita ADHD, kondisi lain, atau ADHD dengan
kondisi lain. Keadaan dimana terdapat lebih dari satu kelainan disebut kondisi
penyerta.
Kondisi
penyerta dapat menyebabkan diagnosa dan pengobatan ADHD menjadi lebih sulit.
Hal ini juga menyebabkan lebih banyak rintangan bagi anak untuk mengatasinya,
karena itu penting untuk mengenali dan mengobati kondisi lain tersebut.
Kelainan yang Sering Menyertai ADHD:
o Gangguan
pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder /
ODD)
o Gangguan
kelakuan (Conduct disorder)
o Ketidak-mampuan
belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
o Gangguan
cemas (Anxiety disorder)
o Gangguan
depresi (Depressive disorder)
o Gangguan
bipolar (Bipolar disorder)
o Penyakit
Tourette (Tourette's Disorder)
Gangguan
pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder /
ODD)
o
Gangguan kelakuan (Conduct
disorder)
Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada peraturan
dan punya kecenderungan untuk menyusahkan orang lain. Sejumlah anak dengan ADHD
yang menunjukkan masalah tingkah laku dapat didiagnosa dengan gangguan
perilaku.
Gangguan perilaku adalah kelainan psikiatrik yang serius dimana anak bersifat agresif terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan seringkali melanggar aturan di masyarakat.
Gangguan perilaku adalah kelainan psikiatrik yang serius dimana anak bersifat agresif terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan seringkali melanggar aturan di masyarakat.
o
Ketidak-mampuan belajar dan
berbahasa (Learning and language disabilities)
25 sampai 30 persen anak dengan ADHD juga mengalami
masalah dalam bahasa atau belajar. Anak dengan kondisi penyerta ini dapat
mengambil manfaat dari terapi sekolah dan bahasa, juga bantuan tambahan di
sekolah.
o
Gangguan cemas (Anxiety disorder)
dan Depresi (Depressive disorder)
Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD juga
memiliki kecemasan (anxietas) atau gangguan alam perasaan (seperti
depresi). Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan pengobatan tambahan,
termasuk terapi bicara, obat, atau keduanya.
o
Gangguan bipolar (Bipolar
disorder)
Salah satu keadaan yang lebih serius yang mungkin
terjadi bersamaan dengan ADHD adalah gangguan bipolar. Sejumlah tanda yang menunjukkan
anak anda mempunyai gangguan bipolar adalah rasa gembira yang berlebihan, pola
pikir cepat, dan kurang perlu tidur, sangat iritabel, sensitif dan reaktif
secara berlebihan serta emosinya sering dikatakan seperti “roller-coaster”.
Dampak ADHD
ADHD dapat mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di
sekolah serta kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan hubungan sosial
(dengan lingkungan). ADHD dapat meningkatkan risiko anak dikeluarkan dari
sekolah atau menghadapi problem disiplin. ADHD juga dihubungkan dengan
meningkatnya risiko untuk bermasalah dengan mengemudi secara membahayakan,
merokok dan penyalah-gunaan zat.
Dampak
ADHD bila tidak diobati
o
Meningkatnya
risiko untuk gagal dan putus sekolah
o
Problem
dengan tingkah laku dan disiplin
o
Kesulitan
sosial dan perselisihan keluarga
o
Luka
akibat kecelakaan
o
Penyalahgunaan
alkohol dan obat
o
Depresi
dan gangguan mental lainnya
o
Problem
dalam pekerjaan
o
Kecelakaan
saat mengemudi
o
Kehamilan
yang tidak diinginkan
o
Kenakalan
remaja, kriminalitas, dan penahanan (oleh yang berwajib)
Author : Fino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar