Kamis, 08 November 2012

Blok 14 Skenario 4


 maap banget bru ngepost sekarng.,:(( ,soalnya ada kesalahan teknis.,maap bnget y teman2..:((
semoga bermanfaat..:')


Sepasang suami istri yang sudah menikah selama 2 tahun datang ke dokter keluarga karena istrinya belum hamil. Istrinya khawatir karena sejak masih gadis menstruasinya tidak teratur, kadang-kadang tiga bulan sekali. Orang tuanya mendesak agar segera memiliki anak karna wanita tersebut anak tunggal.dokter memberikan konseling pada pasangan tersebut.
Oke meds... itu skenario nya dari situ kita dapat 2 unfamiliar terms
1.      Hamil {Ada juga pregnancy: keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur dan prematozoon. Pada wanita, lama kehamilan sekitar 266 hari. Kehamilan ditandai dengan berhentinya haid, mual yang timbul di pagi hari(morning sickness), pembesaran payudara dan pigmentasi puting, pembesaran abdomen yang progesif}.
2.      Period       : bahasa indonya “masa haid” atau mungkin kalo di dorland itu “mentruation”,
siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan berulang secara  normal, biasanya interval sekitar 4 minggu, tanpa adanya kehamilan selama periode reproduktif (pubertas sampai menopause).
Naahh,, step berikutnya dapatlah pertanyaan...
1.      Apa yang menyebabkan si istri tidak bisa hamil?
2.      Apakah menstruasi yang tidak teratur waktu dia remaja mempengaruhi dia tidak bisa  hamil?
3.      Kenapa menstruasinya tidak teratur?
4.      Apakah ada faktor keturunan yang menyebabkan keluhan utama?
Panjang siklus yang abnormal kadang kadang berkaitan dengan menurunnya kesuburan. Mentruasi pada wanita itu ada siklusnya, rata rata 28 hari dengan lama menstruasinya sekitar 4 hari. Jadi hanya satu ovum matang yang dikeluarkan oleh ovarium setiap bulan. Dimulai ketika hypothalamus mensekresikan GnRH(Gonadotropin Realasing Hormone), nah lalu pituitary mensekresikan FSH(Folikel Stimulating Hormone). Lalu FSH ini melakukan perjalanan menuju ovarium, untuk mematangakan folikel. Folikel pun menjadi meningkat diameternya sekitar dua sampai tiga kali lipat. Kemudian dengan pertumbuhan lapisan sel sel granulosa tambahan, maka folikel pun menjadi folikel primer. Perkembangan folikel dapat terjadi walau gak ada FSH dan LH, tapi perkembangan melebihi titik ini tidak dapat terjadi tanpa kedua hormon tsb. Setelah folikel matang , hypothalamus meningkatkan sekresi dari GnRH dan ini menstimulasi pituitary untuk mensekresikan hormon kedua yaitu LH(Lutein Hormone). Ada suatu ketika dimana sekresi LH ini meningkat, dan ini memicu terjadinya ovulasi. 

Setelah ovum keluar dari folikel, folikel menjadi korpus luteum. Sel sel granulosa dalam korpus luteum ini mengembangkan sebuah Retikulum Endoplasma halus yang akan membentuk hormon Progesteron dan Esterogen, namun lebih banyak Progesteron. Progesteron ini meningkatkan perubahan sekretorik pada endometerium uterus, dan memiliki efek lainnya untuk mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi uterus. Untuk mencegah lepasnya ovum yang sudah berimplantasi. Sesudah terjadi menstruasi hanya selapis tipis stroma endometrium yang tertinggal pada bagian dasar endometrium semula, di bawah pengaruh esterogen yang disekresikan lebih banyak pada  selama bagian pertama siklus ovarium, sel sel stroma dan sel epitel akan ber proliferasi dengan cepat. Permukan endometerium akan mengalami epitelisasi dalam waktu empat sampai 7 hari sesudah menstruasi. Setelah ovulasi seperti yang di bicarakan sebelumnya, korpus luteum akan membentuk hormon esterogen dan progesteron. Saat kedua ormon ini menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah maka akan terjadi menstruasi.
Amemore
amenore tu ada dua. pertama amenore primer, adalah wanita gak menarke sampe umurnya 17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Kalo yang amenore sekunder itu artinya wanita dewasa atau wanita yang udah pernah mengalami siklus menstruasi, tidak menstruasi tiga bulan atau lebih. Amenore bersifat fisiologis pada wanita usia prepubertas, hamil, dan pascamenopause. Diluar itu berarti mengalami disfungsi atau abnormalitas dari sistem reproduksi.
Di skenario kan wanita ini menstruasinya kadang sekali dalam tiga bulan, maka penyebabnya harus diselidikin. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap, dengan perhatian  khusus terhadap perubahan hormonal. Diet dan kebiasaan latihan, adanya gangguan fisiologik, riwayat kelainan genetik dalam keluarga, kelainan pertumbuhan dan perkembangan, dan tanda tanda kelebihan androgen merupakan keterangan penting. Pada pemeriksaan fisik lebar jangkauan lengan itu kira kira sama dengan tinggi badan, namun pada hipogonadisme jangkauan tangan lebih panjang 2 inchi.
Penilaian Laboratorium pada Amenore
Kita harus menentukan ini gangguan hormonal disebabkan oleh hipotalamus-hipofisis atau kelainan gonad. Jika FSH meningkat pada pemeriksaan ulang kemungkinan wanita mengalami kelainan ovarium primer. Kalu FSH normal atau rendah kemungkinan terjadi maslah di hipotalamus atau kelenjar hipofisis. Penilaian fungsi adrenal atau tiroid dapat menetukan apakah pasien mengalami defisiensi gonadotropin saja atau panhipopituitarisme.
Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmapuan untuk hamil selama 12 bulan melakukan hubungan seksual, tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Infertilitas juga berkaitan dengan stres psikologis. Selain karena prosedur diagnostik dan terapi yang harus dijalani, stres juga terjadi akibat siklus terapi yang tidak kunjung menghasilka kelahiran seorang anak. Perasaan ini sering tercampur dengan perasaan terisolasi dari teman dan keluarga. Oleh karena itu konseling dan tatalaksana stres juga perlu diikutsertakan dalam evaluasi infertilitas. Karena stres dapat mengganggu kontrol hipotalamus dalam ovulasi.

Dari  5 juta pasangan usia subur di  amerika serikat. Unfertilitas karena penyebab faktor pria sebesar 25% diantaranya: 30%-40% karena hipogonadisme primer dengan FSH tinggi
                            10%-20% karena kelainan transpor sperma
                            2% karena hipogonadisme sekunder dengan FSH dan Lhyang rendah
                            40%-50% tidak diketahui penyebabnya
faktor perempuan 58% : 46% akibat amenore
                                     38% karena defek pada tuba
                                     9% karena endometriosis
                                     7% karena penyebab lain
Dan faktor yang tidak dapat dijelaskan 17%.
Fungsi menstruasi yang abnormal biasanya menjadi penyaba tersering dari infertilitas pada perempuan, manifertasinya biasanya amenore atau siklus menstruasi yang tidak teratur.
Dengan anamnesis, pemeriksaan fisik yang teliti, serta dengan pemeriksaan laboratorium dapat membantu untuk menentukan darimana abnormalitas berasal. Abnormalitas biasa terjadi pada
1.      Hipotalamus : kadar FSH, LH, dan Estradiol yang rendah dengan atau tanpa disertai peningkatan prolaktin
2.      Sindrom Ovarium Polisiklik : siklus tidak teratur dan hipergonadisme tanpa adanya penyebab lain dari andogen berlebih
3.      Ovarium : kadar estradiol yang rendah disertai peningkatan FSH
4.      Abnormalitas Uterus
Pada perempuan yang memiliki riwaya siklus menstruasi yang teratur, bukti terjadinya ovulasi perlu dicari denganmempergunakan alat untuk memprediksi ovulasi dari pemeriksaan urin.
Endometriosis, adalah adanya kelenjar atau stroma endometerial di luar rongga endometrium dan otot uterus. Pernyataan ini didukung dengan riwayat dispareunia, dismenore yang memburuk dan sering dimulai sejak sebelum menstruasi. Patogenesis infertilitas  akibat endometeriosis belum sepenuhnya dapat dijelaskan.
Masih seputar infertilitas, jika ada pasangan datang dengan keluhan gak bisa punya momongan, mereka harus di periksa sebagai satu kesatuan. Naah,, syarat syarat pemeriksaan pasangan infertil meliputi:
1.      Isteri yang berumur 20-30 tahun, baru diperiksa setelah berusaha untuk mendapatkan anak selama 12 bulan. Pemeriksaan yang perlu dilakukan meliputi:
a.      Abortus Habitualis
b.      Diketahui mengidap kanker endokrin
c.      Pernah mengalami peradangan rongga pelvis atau abdomen
d.      Pernah mengalami bedah genikologi
2.      Isteri yang berumur 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama datang ke dokter
3.      Isteri pasangan infertilitas berumur 36-40 tahun, hanya dilakukan pemeriksaan bila belum mempunyai anak dari perkawinan ini
4.      Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan yang salah satu pasangannya memiliki penyakit yang membahayakan bagi anak maupun isteri.
Tadi syarat syaratnya kalau pemeriksaannya meluputi:
1.      Anamnesis
2.      Pemeriksaan urologik
3.      Pemeriksaan ginekologik
4.      Pemeriksaan laboratorium:
a.      Laboratorium Urin
b.      Analisis semen
c.      Uji lendir serviks
d.      Uji pasca senggama
e.      Sitologi vagina
5.      Pemeriksaan radiologik
6.      Laparaskopi
7.      Biopsi endometerium

Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur minimal 1-2 tahun. Menurut data demografis dunia, 12,5 % pasangan usia subur mengalami kesulitan mendapatkan anak.
Infertilitas terutama lebih banyak terjadi di kota-kota besar karena gaya hidup yang penuh stres, emosional dan kerja keras serta pola makan yang tidak seimbang. Infertilitas dapat terjadi dari sisi pria, wanita, kedua-duanya, maupun pasangan. Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen/antibodi pasangan tersebut.
Dari sisi pria, penyebab infertilitas yang paling umum terjadi adalah:
1. Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna
Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat bergerak cepat dan akurat menuju ke telur agar dapat terjadi pembuahan. Bila bentuk dan struktur (morfologi) sperma tidak normal atau gerakannya (motilitas) tidak sempurna sperma tidak dapat mencapai atau menembus sel telur.
2. Konsentrasi sperma rendah
Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta sperma/ml semen atau lebih. Bila 10 juta/ml atau kurang maka menujukkan konsentrasi yang rendah (kurang subur). Hitungan 40 juta sperma/ml atau lebih berarti sangat subur. Jarang sekali ada pria yang sama sekali tidak memproduksi sperma. Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh testis yang kepanasan (misalnya karena selalu memakai celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), merokok, alkohol dan kelelahan.
3. Tidak ada semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
4. Varikosel (varicocele)
Varikosel adalah varises atau pelebaran pembuluh darah vena yang berhubungan dengan testis. Sebagaimana diketahui, testis adalah tempat produksi dan penyimpanan sperma. Varises yang disebabkan kerusakan pada sistem katup pembuluh darah tersebut membuat pembuluh darah melebar dan mengumpulkan darah. Akibatnya, fungsi testis memproduksi dan menyalurkan sperma terganggu.
5. Testis tidak turun
Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak lahir, terjadi saat salah satu atau kedua buah pelir tetap berada di perut dan tidak turun ke kantong skrotum. Karena suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu pada skrotum, produksi sperma mungkin terganggu.
6. Kekurangan hormon testosteron
Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sperma.
7. Kelainan genetik
Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma.
Dalam penyakit Cystic fibrosis, beberapa pria penderitanya tidak dapat mengeluarkan sperma dari testis mereka, meskipun sperma tersedia dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena mereka tidak memiliki vas deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan saluran ejakulasi.
8. Infeksi
Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk sementara. Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore sering menyebabkan infertilitas karena menyebabkan skar yang memblokir jalannya sperma.
9. Masalah seksual
Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas, misalnya disfungsi ereksi, ejakulasi prematur, sakit saat berhubungan (disparunia). Demikian juga dengan penggunaan minyak atau pelumas tertentu yang bersifat toksik terhadap sperma.
10. Ejakulasi balik
Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan justru berbalik masuk ke kantung kemih, bukannya keluar melalui penis saat terjadi ejakulasi. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di antaranya adalah diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh obat-obatan tertentu.
11. Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi
Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah testis yang berisi sperma (epididimis) atau saluran ejakulasi. Beberapa pria tidak memiliki pembuluh yang membawa sperma dari testis ke lubang penis.
12. Lubang kencing yang salah tempat (hipoepispadia)
Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing berada di bagian bawah penis. Bila tidak dioperasi maka sperma dapat kesulitan mencapai serviks.
13. Antibodi pembunuh sperma
Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terjadi setelah pria menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkannya mendapatkan anak kembali saat vasektomi dicabut.
14. Pencemaran lingkungan
Paparan polusi  lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma dengan efek langsung pada fungsi testis dan sistem hormon. Beberapa bahan kimia yang mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal bebas, pestisida (DDT, aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan kimia plastik, hidrokarbon (etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena), dan logam berat seperti timbal, kadmium atau arsenik.
15. Kanker Testis
Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering terjadi pada pria usia 18 – 32 tahun

Sumber:
Guyton,A.C., & Hall, J.E., 1996 Textbook of Medical Physiology. W.B Saunders Company, USA.
Sylvia, A.P., & Lorraine, M.W., 2005 Patofisiologi Jilid 2. EGC, Jakarta.
Dorland., 2002 Kamus Kedokteran Dorland. EGC, Jakarta.
www.youtube.com (The Menstrual Cycle)



@anti_remed










kontributor : zulkarnain 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar