Skenario 3 Tutorial Blok
7
Author : fino
Seorang
ibu bergolongan darah A, suaminya bergolongan darah B dan anak mereka
bergolongan darah A, tetapi karena suaminya kurang pengetahuan, ia tidak
mengakuinya sebagai anaknya.
Pembahasan :
Golongan darah adalah ciri khusus
darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain,
golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang
terkandung di dalam sel darah merah.
:Dalam
tubuh manusia terdapat tiga golongan darah utama yaitu golongan darah ABO,
golongan darah Rhesus (Rh) dan golongan darah MN.
Golongan darah ABO
Ditinjau dari golongan ini, manusia dikelompokkan menjadi 4
golongan.Pengelompokan ini didasarkan atas ada tidaknya suatu zat tertentu di
dalam seldarah merah yaitu yang dikenal dengan nama aglutinogen (antigen) dan
adatidaknya suatu zat tertentu di dalam plasma darah. Ada dua macam
aglutinogenyaitu aglutinogen A dan aglutinogen B, dan dua macam aglutinin yaitu
aglutininA/alfa dan aglutinogen B/beta. (Wulangi, 1993)
Aglutinin merupakan bentuk gama globulin dan dibuat di dalam
sel-sel yang juga menghasilkan benda kebal. Menurut Wilson (Wilson, 1986 ) globulin itu sendiri merupakan benda penolak yang dapat melawan
antigen/aglutinogen yang masuk ke dalam
tubuh. Jumlah/kadar aglutinin pada manusia berbeda-beda menurut
tingkat perkembangannya (usia). Menurut Wilson (Wilson, 1986) kadar maksimum aglutinin tercapai pada umur 8 sampai 10
tahun, kemudian menurun lagi pada umur berikutnya.
Aglutinogen merupakan polisakarida dan terdapat tidak saja
terbatas didalam sel darah merah tetapi juga di kelenjar ludah, pankreas, hati,
ginjal, paru- paru, testis dan semen. (Michael, 2009)
Seseorang disebut mempunyai golongan darah A, bila di dalam
sel darah merahnya terdapat aglutinogen A dan aglutinin B/beta ; golongan darah
B, bila didalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen B dan agglutinin A/alfa
;golongan darah AB, bila mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi
tidak memiliki agglutinin A dan agglutinin B ; golongan darah O, bila di dalam
sel darah merahnya terdapat agglutinin A dan agglutinin B, tetapi tidak
memiliki aglutinogen A dan aglutinogen B.
Table
perbedaan antara golongan darah
Berdasar
agglutinin dan aglutinogen yang dimiliki :
Golongan darah
|
Aglutinin
|
Aglutinogen
|
A
|
A
|
B
|
B
|
B
|
A
|
O
|
A & B
|
Tidak ada
|
AB
|
Tidak ada
|
A & B
|
Bila suatu aglutinogen (misalnya A) terdapat di dalam sel
darah merah tertentu, maka aglutinin yang bersangkutan (anti A atau alfa) tidak
boleh ada didalam plasma. Demikian pula, bila aglutinogen tidak terdapat di
dalam sel darahmerah, aglutinin yang bersangkutan harus ada di dalam plasma.
Apa yang telah dijelaskan ini merupakan hukum Landsteiner.
Kalau aglutinogen bertemu dengan aglutinin yang bersangkutan (misalnya,
aglutinogenA bertemu dengan aglutinin/anti A atau aglutinogen B bertemu dengan aglutinin/anti
B) maka terjadilah aglutinasi, yaitu sel darah merah akan berkelompok dan
diikuti oleh “hemolisa”.
Hemolisa adalah peristiwa
keluarnyahemoglobin dari dalam sel darah merah menuju ke cairan sekelilingnya. Keluarnya
hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel darah merah.(Eckert,
1978)
Ada 2 macam hemolisa yaitu :
1.
Hemolisa osmotic.
Hemolisa
osmotic terjadi karena adanya perbedaan yang besar antaratekanan osmosis cairan
di dalam sel darah merah dengan cairan disekililing sel darah merah
2.
Hemolisa kimiawi
Pada
hemolisa kimiawi, membran sel darah merah dirusak olehmacam-macam substansi
kimia. Pada dasarnya membran sel darahmerah terutama terdiri dari lipida dan
protein yang membentuk suatulapisan yang disebut lipoprotein.
Jadi setiap substansi kimia yang
dapatmelarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau melarutkanmembran sel
darah merah.
Kehadiran aglutinin di dalam plasma darah sudah ada sejak
lahir, namun demikian kadar aglutinin akan berbeda menurut umur. Kadar maksimum
agglutinin tercapai pada umur 8 sampai 10 tahun, kemudian menurun lagi pada
umur berikutnya. Sebagaimana diketahui bahwa aglutinin adalah gama
globulin dan dibuat di dalam sel-sel yang juga menghasilkan benda kebal.
Globulin merupakan benda penolak yang dapat melawan antigen yang masuk ke
dalam tubuh. (Wilson,1986)
Golongan Darah
Berdasarkan System Rhesus
Sistem penggolongan
berdasarkan rhesus ini ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener
tahun 1940. Disebut “rhesus” karena saat itu Landsteiner-Wiener
melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), Selain aglutinogen A dan aglutinogen B, ada pula aglutinogen
lain yaitu aglutinogen C, D, dan E. diantaranya, aglutinogen D adalahyang
utama. Bila sesorang di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogenD, maka
orang tersebut adalah bergolongan Rh+
(Rh
positif).
Berbeda dengan golongan darah ABO, yang di dalam plasmanya
tidak terdapat anti D, maka orang yang Rh- nya dapat membentuk anti D
setelah mendapat transfusi darah dari orang yang Rh+. orang yang Rh+ tidak dapat membentuk anti D, maka dari itu dapat
menerima darah dengan aman , baik dari orang yang Rh+ atau dari orang yang
Rh-.
Jadi transfusi darah dari Rh- ke Rh+ selalu dapat dilakukan
tanpa mengakibatkan hal yang diinginkan.Faktor Rh+ diturunkan secara dominant,
jadi Rh+ dapat berupa Rhesus homozigot (DD) atau Rhesus heterozigot (Dd). Rh- tidak mengandung aglutinogen D, sehingga
satu-satunya kemungkinan Rh- adalah homozigot dd. (Wulangi, 1993).
Apa yang terjadi bila darah dengan rhesus positif didonorkan pada
pasien dengan rhesus negatif ?
Pemilik rhesus
negatif tidak boleh ditranfusi dengan darah rhesus positif. Ini dikarenakan
sistem pertahanan tubuh si reseptor (penerima donor) akan menganggap darah
(rhesus positif) dari donor itu sebagai “benda asing” yang perlu dilawan
seperti virus atau bakteri. Sebagai bentuk perlawanan, tubuh reseptor akan
memproduksi antirhesus.
Saat transfusi pertama, kadar antirhesus masih
belum cukup tinggi sehingga relatif tak menimbulkan masalah serius. Tapi pada
tranfusi kedua, akibatnya bisa fatal karena antirhesus mencapai kadar yang
cukup tinggi. Antirhesus ini akan menyerang dan memecah sel-sel darah merah
dari donor, sehingga ginjal harus bekerja keras mengeluarkan sisa pemecahan
sel-sel darah merah itu. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan tujuan tranfusi
darah tak tercapai, tapi malah memperparah kondisi si reseptor sendiri.
Golongan Darah MN
Pada tahun 1927, Landsteiner dan
Levine menemukan aglutinogen macam lain di dalam sel darah merah, yaitu
aglutinogen M dan N. hal ini akanmenghasilkan tiga macam golongan darah yaitu
golongan darah M, N, dan MN.(Michael, 2009)
Berbeda dengan golongan darah ABO, golongan darah MN
tidak disertai kehadiran aglutinogen di dalam plasma darah, maka dari itu
pada transfusi darah, tidak perlu diperhatikan ketiga aglutinogen ini.
Aglutinogen ini bermanfaat untuk membantu menetukan orang
tua seseorang. Karena aglutinogen M dan N diturunkan menurut hukum Mendel,
dengan mengetahui jenis golongan darah seseorang, dapatlah ditentukan bahwa
seseorang pasti ayahnya. Bila ada bayi tertukar di rumah sakit bersalin, dengan
menguji golongan darah MN dapatdiketahui kemungkinan orang tua mereka yang
sebenarnya. (Eckert, 1978)
Golongan
darah MN disebabkan oleh adanya antigen M, MN dan N. Antigen ini tidak
membentuk zatanti (aglutinin), sehingga bila ditransfusikan dari golongan yang
satu ke golongan yang lain tidak akan menimbulkan gangguan. Adanya antigen M ditentukan oleh gen Im dan
adanya antigen MN ditentuklan oleh gen Im In.
Sedang adanya antigen-antigen N,ditentukan oleh gen IM.
Berdasarkan hal tersebut maka macam
fenotif, genotif dan kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan darah
M, MN dan Nseperti
tampak pada tabel berikut :
Fenotip
golongan darah
|
Genotif
|
Kemungkinan
macam gamet
|
M
|
ImIm
|
Im
|
N
|
InIn
|
In
|
MN
|
ImIn
|
Im
, In
|
Tabel. Genotif
dan kemungkinan macam gamet golongan darah sistem MN
Pewarisan Golongan Darah dari Orang Tua ke Anak
Setiap orang akan mewarisi golongan darah kedua orang
tuanya. Misalnya pada kasus di mana Ibu dan Ayahnya sama-sama bergolongan darah
B. Seperti golongan darah A, golongan darah B juga terdiri dari 2 genotipe.
Genotipe adalah hal-hal yang diturunkan. Genotipe dilambangkan dengan huruf.
Misalnya pada golongan darah B, genotipenya adalah IBIB
(homozigot), dan I0IB (heterozigot). Atau seperti dalam gambar IBIB = BB, IOIB
= OB. Artinya seseorang itu mungkin bergolongan darah B yang homozigot
sementara orang lain bergolongan darah B heterozigot.
Setiap individu mempunyai kromosom 46 bh (23 dari ibu dan 23
dari ayah) dan satu pasang kromosom yang menentukan jenis kelamin yaitu XY bila
laki-laki dan XX bila perempuan. Sehingga kalau laki-laki dilambangkan menjadi 46 XY dan wanita 46 XX. Dalam pewarisan
golongan darah juga begitu dimana ayah memberi andil separo ibu separo, jadilah
satu bagian yang utuh.
Misal seorang yang bergolongan darah B homozigot, dimana
genotipenya IBIB atau BB, maka separo yang diturunkan semuanya IB (baik IB yang
pertama maupun IB yang kedua hasilnya sama). Maka bila ayah dan Ibu semua
bergolongan darah B homozigot, baik ayah maupun ibu akan menurunkan IB. Sehingga
si anak mempunyai golongan darah dengan genotipe IB IB (IB yang separo dari Ibu
yang separo lagi dari ayah). Sehingga anak dari pasangan golongan darah homo
ini semua bergolongan darah B homozigot. Tidak ada yang bergolongan darah
lain. Semua anak (100 % ) akan bergolongan darah B homozigot.
Sedangkan pada heterozigot, yang diwariskan bisa IB atau
yang IO Misal apabila ayah bergolongan darah B homozigot sedangkan Ibu golongan
darah B heterozigot (atau sebaliknya), maka hasilnya: bila IB ayah bertemu IB
ibu menghasilkan IBIB (atau BB) hasilnya golongan darah B homozigot.
bBila IB ayah bertemu dengan IO Ibu akan menjadi IBIO (BO . BO =OB) ,
hasilnya golongan darah B heterozigot.
Setiap anak yang lahir, kemungkinan untuk mendapatkan
golongan darah B homozigot 50 % dan golongan darah B heterozigot 50 %. Semua
anak bergolongan darah B, hanya dia membawa homozigot atau heterozigot. Jadi
nanti anaknya setiap lahir anaknya, kalau tidak bergolongan darah B ya
bergolongan darah O. Kemungkinan untuk mendapatkan golongan darah ini sama
besar 50 %, 50 %.
Source : http://dr-suparyanto.blogspot.com
ELS :
TIU:
Mahasiswa dapat menjelaskan pemanfaatan iptek genetika dan biologi molekuler dalam proses
identifikasi
TIK:
Mahasiswa dapat menjelaskan pemanfaatan iptek genetika dan biologi molekuler dalam proses
identifikasi
Mahasiswa dapat menjelaskan pemanfaatan iptek genetika dan biologi molekuler dalam proses
identifikasi
TIK:
Mahasiswa dapat menjelaskan pemanfaatan iptek genetika dan biologi molekuler dalam proses
identifikasi
1.
Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian bahwa genetika dan biologi molecular dapat
digunakan untuk memecahkan masalah perselisihan kebapakan.
digunakan untuk memecahkan masalah perselisihan kebapakan.
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian bahwa pendekatan molecular dapat
membantu identifikasi pasca kematian meskipun bahan untuk identifikasi sangat minim.
membantu identifikasi pasca kematian meskipun bahan untuk identifikasi sangat minim.
3.
Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian bahwa diagnosis suatu penyakit dapat
dilakukan dengan pendekatan molecular.
dilakukan dengan pendekatan molecular.
4.
Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian bahwa pencegahan penyakit yang selama ini
dilakukan dengan imunisasi atau vaksinasi dapat dilakukan dengan vaksin rekayasa
genetika.
dilakukan dengan imunisasi atau vaksinasi dapat dilakukan dengan vaksin rekayasa
genetika.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahwa
pendekatan molecular dapat
diterapkan dalam terapi dan pengembangan obat.
diterapkan dalam terapi dan pengembangan obat.
Author : Fino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar