Kamis, 27 September 2012

Skenario 3 Tutorial Blok 7


Skenario 3 Tutorial Blok 7
Author : fino
Seorang ibu bergolongan darah A, suaminya bergolongan darah B dan anak mereka bergolongan darah A, tetapi karena suaminya kurang pengetahuan, ia tidak mengakuinya sebagai anaknya.
Pembahasan :
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
:Dalam tubuh manusia terdapat tiga golongan darah utama yaitu golongan darah ABO, golongan darah Rhesus (Rh) dan golongan darah MN.
 
Golongan darah ABO
Ditinjau dari golongan ini, manusia dikelompokkan menjadi 4 golongan.Pengelompokan ini didasarkan atas ada tidaknya suatu zat tertentu di dalam seldarah merah yaitu yang dikenal dengan nama aglutinogen (antigen) dan adatidaknya suatu zat tertentu di dalam plasma darah. Ada dua macam aglutinogenyaitu aglutinogen A dan aglutinogen B, dan dua macam aglutinin yaitu aglutininA/alfa dan aglutinogen B/beta. (Wulangi, 1993)
Aglutinin merupakan bentuk gama globulin dan dibuat di dalam sel-sel yang juga menghasilkan benda kebal. Menurut Wilson (Wilson, 1986 ) globulin itu sendiri merupakan benda penolak yang dapat melawan antigen/aglutinogen yang masuk ke dalam tubuh.  Jumlah/kadar  aglutinin pada manusia berbeda-beda menurut tingkat perkembangannya (usia). Menurut Wilson (Wilson, 1986) kadar maksimum aglutinin tercapai pada umur 8 sampai 10 tahun, kemudian menurun lagi pada umur berikutnya.
Aglutinogen merupakan polisakarida dan terdapat tidak saja terbatas didalam sel darah merah tetapi juga di kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal, paru- paru, testis dan semen. (Michael, 2009)
Seseorang disebut mempunyai golongan darah A, bila di dalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen A dan aglutinin B/beta ; golongan darah B, bila didalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen B dan agglutinin A/alfa ;golongan darah AB, bila mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi tidak memiliki agglutinin A dan agglutinin B ; golongan darah O, bila di dalam sel darah merahnya terdapat agglutinin A dan agglutinin B, tetapi tidak memiliki aglutinogen A dan aglutinogen B.

Table perbedaan antara golongan darah
Berdasar agglutinin dan aglutinogen yang dimiliki :
Golongan darah
Aglutinin
Aglutinogen
A
A
B
B
B
A
O
A & B
Tidak ada
AB
Tidak ada
A & B

Bila suatu aglutinogen (misalnya A) terdapat di dalam sel darah merah tertentu, maka aglutinin yang bersangkutan (anti A atau alfa) tidak boleh ada didalam plasma. Demikian pula, bila aglutinogen tidak terdapat di dalam sel darahmerah, aglutinin yang bersangkutan harus ada di dalam plasma.
Apa yang telah dijelaskan ini merupakan hukum Landsteiner. Kalau aglutinogen bertemu dengan aglutinin yang bersangkutan (misalnya, aglutinogenA bertemu dengan aglutinin/anti A atau aglutinogen B bertemu dengan aglutinin/anti B) maka terjadilah aglutinasi, yaitu sel darah merah akan berkelompok dan diikuti oleh “hemolisa”.
Hemolisa adalah peristiwa keluarnyahemoglobin dari dalam sel darah merah menuju ke cairan sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel darah merah.(Eckert, 1978)
Ada 2 macam hemolisa yaitu :
1.      Hemolisa osmotic.
Hemolisa osmotic terjadi karena adanya perbedaan yang besar antaratekanan osmosis cairan di dalam sel darah merah dengan cairan disekililing sel darah merah
2.      Hemolisa kimiawi
Pada hemolisa kimiawi, membran sel darah merah dirusak olehmacam-macam substansi kimia. Pada dasarnya membran sel darahmerah terutama terdiri dari lipida dan protein yang membentuk suatulapisan yang disebut lipoprotein.
Jadi setiap substansi kimia yang dapatmelarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau melarutkanmembran sel darah merah.
Kehadiran aglutinin di dalam plasma darah sudah ada sejak lahir, namun demikian kadar aglutinin akan berbeda menurut umur. Kadar maksimum agglutinin tercapai pada umur 8 sampai 10 tahun, kemudian menurun lagi pada umur  berikutnya. Sebagaimana diketahui bahwa aglutinin adalah gama globulin dan dibuat di dalam sel-sel yang juga menghasilkan benda kebal. Globulin merupakan benda penolak yang dapat melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh. (Wilson,1986)

Golongan Darah Berdasarkan System Rhesus
Sistem penggolongan berdasarkan rhesus ini ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener tahun 1940. Disebut “rhesus” karena saat itu Landsteiner-Wiener melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), Selain aglutinogen A dan aglutinogen B, ada pula aglutinogen lain yaitu aglutinogen C, D, dan E. diantaranya, aglutinogen D adalahyang utama. Bila sesorang di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogenD, maka orang tersebut adalah bergolongan Rh+
(Rh positif).
Berbeda dengan golongan darah ABO, yang di dalam plasmanya tidak terdapat anti D, maka orang yang Rh- nya dapat membentuk anti D setelah mendapat transfusi darah dari orang yang Rh+. orang yang Rh+ tidak  dapat membentuk anti D, maka dari itu dapat menerima darah dengan aman , baik dari orang yang Rh+ atau dari orang yang Rh-. 
Jadi transfusi darah dari Rh- ke Rh+ selalu dapat dilakukan tanpa mengakibatkan hal yang diinginkan.Faktor Rh+ diturunkan secara dominant, jadi Rh+ dapat berupa Rhesus homozigot (DD) atau Rhesus heterozigot (Dd). Rh-  tidak mengandung aglutinogen D, sehingga satu-satunya kemungkinan Rh- adalah homozigot dd. (Wulangi, 1993).
Apa yang terjadi bila darah dengan rhesus positif didonorkan pada pasien dengan rhesus negatif ?
Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditranfusi dengan darah rhesus positif. Ini dikarenakan sistem pertahanan tubuh si reseptor (penerima donor) akan menganggap darah (rhesus positif) dari donor itu sebagai “benda asing” yang perlu dilawan seperti virus atau bakteri. Sebagai bentuk perlawanan, tubuh reseptor akan memproduksi antirhesus.
 Saat transfusi pertama, kadar antirhesus masih belum cukup tinggi sehingga relatif tak menimbulkan masalah serius. Tapi pada tranfusi kedua, akibatnya bisa fatal karena antirhesus mencapai kadar yang cukup tinggi. Antirhesus ini akan menyerang dan memecah sel-sel darah merah dari donor, sehingga ginjal harus bekerja keras mengeluarkan sisa pemecahan sel-sel darah merah itu. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan tujuan tranfusi darah tak tercapai, tapi malah memperparah kondisi si reseptor sendiri.

Golongan Darah MN
Pada tahun 1927, Landsteiner dan Levine menemukan aglutinogen macam lain di dalam sel darah merah, yaitu aglutinogen M dan N. hal ini akanmenghasilkan tiga macam golongan darah yaitu golongan darah M, N, dan MN.(Michael, 2009)
Berbeda dengan golongan darah ABO, golongan darah MN tidak disertai kehadiran aglutinogen di dalam plasma darah, maka dari itu pada transfusi darah, tidak perlu diperhatikan ketiga aglutinogen ini.
Aglutinogen ini bermanfaat untuk membantu menetukan orang tua seseorang. Karena aglutinogen M dan N diturunkan menurut hukum Mendel, dengan mengetahui jenis golongan darah seseorang, dapatlah ditentukan bahwa seseorang pasti ayahnya. Bila ada bayi tertukar di rumah sakit bersalin, dengan menguji golongan darah MN dapatdiketahui kemungkinan orang tua mereka yang sebenarnya. (Eckert, 1978)
            Golongan darah MN disebabkan oleh adanya antigen M, MN dan N. Antigen ini tidak membentuk zatanti (aglutinin), sehingga bila ditransfusikan dari golongan yang satu ke golongan yang lain tidak akan menimbulkan gangguan. Adanya antigen M ditentukan oleh gen Im dan adanya antigen MN ditentuklan oleh gen Im  In.
Sedang adanya antigen-antigen N,ditentukan oleh gen IM.
Berdasarkan hal tersebut maka macam fenotif, genotif dan kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan darah M, MN dan Nseperti tampak pada tabel berikut : 

Fenotip golongan darah
Genotif
Kemungkinan macam gamet
M
ImIm
Im
N
InIn
In
MN
ImIn
Im , In
 Tabel. Genotif dan kemungkinan macam gamet golongan darah sistem MN

Pewarisan Golongan Darah dari Orang Tua ke Anak
Setiap orang akan mewarisi golongan darah kedua orang tuanya. Misalnya pada kasus di mana Ibu dan Ayahnya sama-sama bergolongan darah B. Seperti golongan darah A, golongan darah B juga terdiri dari 2 genotipe. Genotipe adalah hal-hal yang diturunkan. Genotipe dilambangkan dengan huruf.

Misalnya pada golongan darah B, genotipenya adalah IBIB (homozigot), dan I0IB (heterozigot). Atau seperti dalam gambar IBIB = BB, IOIB = OB. Artinya seseorang itu mungkin bergolongan darah B yang homozigot sementara orang lain bergolongan darah B heterozigot.
Setiap individu mempunyai kromosom 46 bh (23 dari ibu dan 23 dari ayah) dan satu pasang kromosom yang menentukan jenis kelamin yaitu XY bila laki-laki dan XX bila perempuan. Sehingga kalau laki-laki dilambangkan menjadi 46 XY dan wanita 46 XX. Dalam pewarisan golongan darah juga begitu dimana ayah memberi andil separo ibu separo, jadilah satu bagian yang utuh.
Misal seorang yang bergolongan darah B homozigot, dimana genotipenya IBIB atau BB, maka separo yang diturunkan semuanya IB (baik IB yang pertama maupun IB yang kedua hasilnya sama). Maka bila ayah dan Ibu semua bergolongan darah B homozigot, baik ayah maupun ibu akan menurunkan IB. Sehingga si anak mempunyai golongan darah dengan genotipe IB IB (IB yang separo dari Ibu yang separo lagi dari ayah). Sehingga anak dari pasangan golongan darah homo ini semua bergolongan darah B homozigot. Tidak ada yang bergolongan darah lain. Semua anak (100 % ) akan bergolongan darah B homozigot.
Sedangkan pada heterozigot, yang diwariskan bisa IB atau yang IO Misal apabila ayah bergolongan darah B homozigot sedangkan Ibu golongan darah B heterozigot (atau sebaliknya), maka hasilnya: bila IB ayah bertemu IB ibu menghasilkan IBIB (atau BB) hasilnya golongan darah B homozigot.  bBila IB ayah bertemu dengan IO Ibu akan menjadi IBIO (BO . BO =OB) , hasilnya golongan darah B heterozigot.
Setiap anak yang lahir, kemungkinan untuk mendapatkan golongan darah B homozigot 50 % dan golongan darah B heterozigot 50 %. Semua anak bergolongan darah B, hanya dia membawa homozigot atau heterozigot. Jadi nanti anaknya setiap lahir anaknya, kalau tidak bergolongan darah B ya bergolongan darah O. Kemungkinan untuk mendapatkan golongan darah ini sama besar 50 %, 50 %.

Source : http://dr-suparyanto.blogspot.com
 
ELS :
TIU:
Mahasiswa dapat menjelaskan pemanfaatan iptek genetika dan biologi molekuler dalam proses
identifikasi
TIK:
Mahasiswa dapat menjelaskan pemanfaatan iptek genetika dan biologi molekuler dalam proses
identifikasi
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahwa genetika dan biologi molecular dapat
digunakan untuk memecahkan masalah perselisihan kebapakan.
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahwa pendekatan molecular dapat
membantu identifikasi pasca kematian meskipun bahan untuk identifikasi sangat minim.
3.      Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahwa diagnosis suatu penyakit dapat
dilakukan dengan pendekatan molecular.
4.      Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahwa pencegahan penyakit yang selama ini
dilakukan dengan imunisasi atau vaksinasi dapat dilakukan dengan vaksin rekayasa
genetika.
5.      Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahwa pendekatan molecular dapat
diterapkan dalam terapi dan pengembangan obat.
Author : Fino

Tidak ada komentar:

Posting Komentar