SKENARIO
2 TUTORIAL BLOK 7 Part II
Author : Eka
CHROMOSOMAL
GENETIK DEASES
Kelainan genetik ternyata banyak
faktor yang menyebabkan loh. Monogenik,
multi genik, multifactorial, mitokondrial, dan juga kromosomal, nah yang kita
bahas kali ini adalah kromosomal. Contoh kelainan kromosomal, Sindrom Down (True
Trisomy, Chromosomal Translocation, Mosaicism), Sindrom Patau ( trisomi
kromosom No. 13), Sindrom Turner, trisomi 18, Sindrom Klinefelter, Sindroma
Triple X, Pria XYY, Sindrom Cri-du-chat. Nah penjelasanya banyak kok literatur
yang membahas Sindrom diatas, tinggal baca buku genetik juga ada, hehe.
Menurut scenario yang sudah ada,
anak tersebut mengalami kelainan kromosomal yang Sindroma Down, so kita bahas
lebih lanjut lagi...
Tipe-tipe Sindrom Down
- Trisomi 21
Dari kesuluruhan populasi yang menderita
Sindrom Down 95% trisomi kromosom 21. Mempunyai kelebihan sebuah autosom nomor
21. Sehingga formula kromosomnya dapat dituli seperti dibawah :
Laki-laki : 47,XY+21
Perempuan : 47, XX +21
Gambaran Klinis :Bisanya
penderita Sindrom Down mempunyai tubuh pendek, dan puntung, lengan atau kaki
kadang bengkok, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah
besar, hidung lebar dan besar, kedua lubang hidung terpisah lebar, jarak lebar
anatar kedua mata, kelopak matanya ada lipatan epikantus, iris matanya
berbintik,tangan dan kaki kelihatan lebar dan tumpul,telapak tangan memiliki
garis yang abnormal, ibu jari kaki dan jari kedua ada kalanya tidak rapat, mata
hidung mulut dan gigi tampak kotor, IQ rendah antara 25-75, biasanya punya
kelainan jantung, dan tidak resisten terhdap penyakit. Manifestasi kulit :
kulit lembut, kering dan tipis, Xerosis
(70%), atopic dermatitis (50%), palmoplantar hyperkeratosis (40-75%), dan
seborrheic dermatitis (31%), Premature wrinkling of the skin, cutis marmorata,
and acrocyanosis, Bacteria infections, fungal infections (tinea), and
ectoparasitism (scabies), Elastosis perforans serpiginosa, Syringomas, Alopecia
areata (6-8.9%), Vitiligo, Angular cheilitis. Tampilan klinis otot : mempunyai otot yang lemah menyebabkan mereka
menjadi lembik dan menghadapi masalah lewat dalam perkembangan motor kasar.
Masalah-masalah yang berkaitan Kanak-kanak down syndrom mungkin mengalami
masalah kelainan organ-organ dalam terutama sekali jantung dan usus.
Lahirnya anak yang menderita Sindrom
Down itu berhubungan erat dengan umur ibu. Tidak ada korelasinya yang konsisten
dengan umur ayah. Kemungkinan karena
oosit mengalami waktu istirahat (profase 1)yang sangat panjang yaitu sejak
pemebentukan(meosis) oosit hingga sampai ovulasi, dengan demikian membutuhkan
waktu istirahat kira-kira 12-45 tahun, selama waktu yang panjang itu oosit
mengalami nondisjunction. Biasanya kalainan ini terjadi pada anak terkhir dari
suatu keluarga besar, karena faktor seorang ibu yang melahirkan pada usia lanjut.
Ada beberapa pendapat mengapa terjadi
nondisjunction, mungkin adanya virus akibat radiasi, mungkin adanya
pengandungan antobody tiroid yang tinggi, mungkin karena lama sel telur tidak
dibuahi di tuba fallopii.
Gambaran tentang peristiwa
nondisjunction
Keterangan gambar seharusnya pada
meiosis 1 membawa 1 pasang kromosom, tetapi ini malah membawa 2 pasang
kromosom, sehingga pada meiosis 2 terjadi pembelahan ganda, akhirnya menjadi
trisomi pada kromosom 21, dan salah satu faktornya adalah usia.
Menurut penelitian, down syndrome
menimpa satu di antara 700 kelahiran hidup atau 1 diantara 800-1000 kelahiran
bayi. Diperkirakan saat ini terdapat empat juta penderita down syndrome di
seluruh dunia, dan 300 ribu kasusnya terjadi di Indonesia. Analisis baru menunjukkan
bahwa dewasa ini lebih banyak bayi dilahirkan dengan down syndrome dibanding 15
tahun lalu. Karena merupakan suatu
kelainan yang tersering yang tidak letal pada suatu kondisi trisomi, maka
skrining genetik dan protokol testing menjadi fokus dibidang obstetri. Kelainan
mayor yang sering berhubungan adalah kelainan jantung 30-40%. atresia
gastrointestinal, leukimia dan penyakit tiroid. IQ berkisar 25-50.Insidensnya
pada Wanita yang hamil diatas usia 35 th meningkat dengan cepat menjadi 1
diantara 250 kelahiran bayi. Diatas 40 th semakin meningkat lagi, 1 diantara
100 kelahiran bayi. Dan diatas 45 tahun semakin meningkat yaitu hingga 1
diantara 35 kelahiran bayi, juga tidak terpungkiri kalau ibu hamil <25 tahun
ternyata kemungkinannya 1 diantara 1400 kelahiran bayi.
- Chromosomal
Translocation
Ini biasanya terjadi hanya 3-4% dari
seluruh populasi, kelainan yang terjadi
karena peristiwa perubahan struktur kromosom, disebabkan karena suatu potongan
kromosom bersambung dengan potongan kromosom lainnya, yang bukan homolognya.
Biasanya hal itu terjadi pada kromosom nomor 21 dengan 14 maupun 15, namun
lebih sering pada kromosom 14.
Kromosom jumlahnya 46, dan yang satunya
adalah kromosom t(14q21q) menunjukkan “t” itu translokasi, 14q lengan panjang
dari autosom 14, 21q artinya lengan panjang dari autosom 21.
Tiga persen menjadi 4 persen bayi yang
lahir dengan sindrom Down memiliki translokasi sindrom Down. Jika Anda memiliki
sebuah ruangan penuh 100 bayi dengan Down syndrome, mereka semua akan terlihat
sama dan memiliki fitur yang serupa dan masalah kesehatan. Anda tidak akan
mampu untuk memilih tiga atau empat yang memiliki translokasi a.
Setiap kali translokasi yang ditemukan
pada anak, kromosom orang tua 'yang dipelajari untuk menentukan apakah
translokasi itu warisan atau tidak. Jika salah satu orangtua memiliki kromosom
translokasi, maka dokter tahu bayi mewarisi translokasi dari orang tua itu.
Orang tua benar-benar akan memiliki 45 kromosom total setiap sel tubuh mereka,
tetapi mereka akan menjadi normal dan sehat karena mereka masih hanya memiliki
dua salinan dari setiap kromosom. Ketika seseorang memiliki penataan ulang
bahan kromosom, tanpa bahan kromosom ekstra atau hilang, mereka dikatakan
memiliki "translokasi seimbang" atau menjadi "pembawa translokasi
seimbang."
- Mosaicism
Kelainan/sindrom ini peluangnya
1-2% dari populasi sindrom down. Some embrionic cells normal, some with trisomy
21, jadi kalau di mosaik ini tidak semua kromosom 21 ny yang trisomi ada yang
normal juga. Kadang-kadang sindrom down
mosaik ini terlihat seperti orang normal lainnya. Namun ada juga yang down
sindrom namun tingkatannya termasuk sindrom down normal.( MISC 2010)
Mosaic Down syndrome is a
developmental disability caused by an extra chromosome. The difference is the
same as in Down syndrome, except that individuals with Mosaic Down syndrome do
not have the extra chromosome on every cell. They have a "mosaic" of
affected and uneffected cells. Children with Mosaic Down syndrome may have
higher IQs than those with Down syndrome, but many of the health and
development issues are the same.
Tes screenig
Maternal
Serum Screening
Darah ibu diperiksa kombinasi dari
berbagai marker: alpha-fetoprotein (AFP), unconjugated estriol (uE3), dan human
chorionic gonadotropin (hCG) membuat tes standar, yang dikenal bersama sebagai
“tripel tes.”Tes ini merupakan independen pengukuran, dan ketika dibawa
bersama-sama dengan usia ibu (dibahas di bawah), dapat menghitung risiko
memiliki bayi dengan sindrom Down.Selama lima belas tahun terakhir, ini dilakukan
dalam kehamilan 15 sampai minggu ke-18 Baru-baru ini, tanda lain yang disebut
Papp-A ternyata bisa berguna bahkan lebih awal.
Alpha-fetoprotein dibuat di bagian rahim
yang disebut yolk sac dan di hati janin, dan sejumlah AFP masuk ke dalam darah ibu.
Pada sindrom Down, AFP menurun dalam darah ibu, mungkin karena yolk sac dan
janin lebih kecil dari biasanya.
Estriol adalah hormon yang dihasilkan
oleh plasenta, menggunakan bahan yang dibuat oleh hati janin dan kelenjar
adrenal. estriol berkurang dalam sindrom Down kehamilan.
Human chorionic gonadotropin hormon yang
dihasilkan oleh plasenta, dan digunakan untuk menguji adanya kehamilan. bagian
yang lebih kecil tertentu dari hormon, yang disebut subunit beta, adalah
sindrom Down meningkat pada kehamilan.
Inhibin A adalah protein yang disekresi
oleh ovarium, dan dirancang untuk menghambat produksi hormon FSH oleh kelenjar
hipofisis. Tingkat inhibin A meningkat dalam darah ibu dari janin dengan Down
syndrome.
PAPP-A , yang dihasilkan oleh selubung
telur yang baru dibuahi. Pada trimester pertama, rendahnya tingkat protein ini
terlihat dalam sindrom Down kehamilan.
Pertimbangan yang sangat penting dalam
tes skrining adalah usia janin (usia kehamilan). Analisis yang benar komponen
yang berbeda tergantung pada usia kehamilan mengetahui dengan tepat. Cara
terbaik untuk menentukan bahwa adalah dengan USG.
Ultrasound Screening (USG Screening)
Kegunaan utama USG (juga disebut
sonografi) adalah untuk mengkonfirmasi usia kehamilan janin (dengan cara yang
lebih akurat daripada yang berasal dari ibu siklus haid terakhir). Manfaat lain
dari USG juga dapat mengambil masalah-masalah alam medis serius, seperti
penyumbatan usus kecil atau cacat jantung. Mengetahui ada cacat ini sedini
mungkin akan bermanfaat bagi perawatan anak setelah lahir. Pengukuran Nuchal
fold juga sangat direkomendasikan.
Ada beberapa item lain yang dapat
ditemukan selama pemeriksaan USG bahwa beberapa peneliti telah merasa bahwa
mungkin memiliki hubungan yang bermakna dengan sindrom Down. Temuan ini dapat
dilihat dalam janin normal, tetapi beberapa dokter kandungan percaya bahwa
kehadiran mereka meningkatkan risiko janin mengalami sindrom Down atau
abnormalitas kromosom lain. echogenic pada usus, echogenic intracardiac fokus,
dan dilitation ginjal (pyelctasis). marker ini sebagai tanda sindrom Down masih
kontroversial, dan orang tua harus diingat bahwa setiap penanda dapat juga
ditemukan dalam persentase kecil janin normal. Penanda yang lebih spesifik yang
sedang diselidiki adalah pengukuran dari hidung janin; janin dengan Down
syndrome tampaknya memiliki hidung lebih kecil USG dari janin tanpa kelainan
kromosom. masih belum ada teknik standar untuk mengukur tulang hidung dan
dianggap benar-benar dalam penelitian saat ini.
Penting untuk diingat bahwa meskipun
kombinasi terbaik dari temuan USG dan variabel lain hanya prediksi dan tidak
diagnostik. Untuk benar diagnosis, kromosom janin harus diperiksa.
Amniosentesis
Prosedur ini digunakan untuk mengambil
cairan ketuban, cairan yang ada di rahim. Ini dilakukan di tempat praktek
dokter atau di rumah sakit. Sebuah jarum dimasukkan melalui dinding perut ibu
ke dalam rahim, menggunakan USG untuk memandu jarum. Sekitar satu cairan
diambil untuk pengujian. Cairan ini mengandung sel-sel janin yang dapat diperiksa
untuk tes kromosom. Dibutuhkan sekitar 2 minggu untuk menentukan apakah janin
sindrom Down atau tidak.
Amniocentesis biasanya dilakukan antara
14 dan 18 minggu kehamilan; beberapa dokter mungkin melakukannya pada awal
minggu ke-13. Efek samping kepada ibu termasuk kejang, perdarahan, infeksi dan
bocornya cairan ketuban setelah itu. Ada sedikit peningkatan risiko keguguran:
tingkat normal saat ini keguguran kehamilan adalah 2 sampai 3%, dan
amniosentesis meningkatkan risiko oleh tambahan 1 / 2 sampai 1%. Amniosentesis
tidak dianjurkan sebelum minggu ke-14 kehamilan karena risiko komplikasi lebih
tinggi dan kehilangan kehamilan.
Rekomendasi saat ini wanita dengan risiko memiliki anak dengan
sindrom Down dari 1 dalam 250 atau lebih besar harus ditawarkan amniosentesis.
Ada kontroversi mengenai apakah akan menggunakan risiko pada saat penyaringan
atau perkiraan resiko pada saat kelahiran. (Risiko pada saat skrining lebih
tinggi karena banyak janin dengan Down syndrome membatalkan secara spontan
sekitar waktu penyaringan atau sesudahnya.
Chorionic Villus Sampling (CVS) Chorionic Villus Sampling (CVS)
Dalam prosedur ini, bukan cairan ketuban
yang diambil, jumlah kecil jaringan diambil dari plasenta muda (juga disebut
lapisan chorionic). Sel-sel ini berisi kromosom janin yang dapat diuji untuk
sindrom Down. Sel dapat dikumpulkan dengan cara yang sama seperti
amniosentesis, tetapi metode lain untuk memasukkan sebuah tabung ke dalam rahim
melalui vagina.
CVS biasanya dilakukan antara 10 dan 12
minggu pertama kehamilan. Efek samping kepada ibu adalah sama dengan
amniosentesis (di atas). Risiko keguguran setelah CVS sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan amniosentesis, meningkatkan risiko keguguran normal 3
sampai 5%. Penelitian telah menunjukkan bahwa dokter lebih berpengalaman
melakukan CVS, semakin sedikit tingkat keguguran.
Nah, kesimpulannya fungsi test screening
itu untuk mengetahui bagaimana keadaan janin, dan apabila diketahui ada
kelainan maka kita konsulkan untuk diberi tindakan lebih lanjut, dan ada 200 penyakit
genetik( hemofili, thalasemia, CA, dll) yang bisa disembuhkan sebelum lahir,
begitu kata prof. Soewito . hehe
konseling
Konseling adalah suatu komunikasi tatap
muka untuk membantu penderita menetapkan pilhan melalui pemahaman tentang
fakta-fakta yang sudah ada, secara mandiri.
Ada 3 aspek
penting dalam melakukan konseling secara umum
Harus
memiliki teknik, skill dan attitude dlm konseling.
Konseling
itu dilakukan untuk membantu seseorang dalam mengatur masalahnya sendiri.
3. Mengguankaan sumber daya sendiri dengan
pengetahuan yang didapat dari konselor.
Karakteristik
dalam konseling
1. Tatap muka langsung
2. Konselor membantu pasien untuk memahami
dirinya sendiri
3. Keputusan dilakukan oleh pasien sendiri
Tata
cara konseling ( secara umum)
1. Menyampaikan salam ( greet)
2. Mengajukan pertanyaan dan menilai ( ask and
assess)
3. Menyampaikan uraian sesuai dengan kebutuhan pasien ( tell)
4. Membantu pasien mengambil keputusan ( help)
5. Menerangkan selengkapnya tentang keputusan
yang diambil (explain)
6. Menjelaskan kunjungan ulang dan merujuk
pasien
SEPERANGKAT
PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT GENETIKA
Perlu
ditegakkan diagnosa sebelum Konseling Genetika dilakukan :
Anamnesis
: cermat dan hati-hati
Pembuatan
silsilah keluarga
Pemeriksaan
klinik dismorfologi atau fenotip fisik
Pemeriksaan
anggota kel. Yg lain
Pemeriksaan
dermatoglifi
Pemeriksaan
penunjang
Konsultasi
ahli yang terkait
PENGOBATAN
Konseling
untuk tindakan medik yang akan dilakukan, meliputi :
Pencegahan
primer : mencegah kelahiran anak dgn cacat berat, Menghindari perkawinan calon
pasangan resiko tinggi,Menghindari pembuahan.
Pencegahan
sekunder : untuk menghindari ekspresi gen agar gen tidak menampakkan
fenotipnya, Memberikan obat-obat,Membatasi substrat ,Penggantian
enzim,Menghindari obat ttt
Pencegahan
tersier ; untuk perbaikan atau mengurangi kecacatan yang telah ada
Operasi
untuk memperbaiki kecacatan
Fisioterapi
Penggunaan
alat bantu
MISC(2010)
Hukum
negara dan hukum Islam mengenai kelainan kromosomal
Kata prof. Soewito “ dalam undang-undang
disebutkan bahwa aborsi boleh dilakukan asalkan ada ancaman dari ibu, dan di
Indonesia sendiri aborsi untuk indikasi anak dengan kelainan kromosomal
contohnya lewat test screning prenatal ( sindrom down)sudah diketahui masih
belom diterima. Untuk dokter yang tetap melakukan aborsi dengan indikasi anak (
menganut paham teontologi) tetap disalahkan karena di Indonesia sudah mempunyai
hukum yang jelas. Sebagai dokter yang Islami sudah seharusnya memberikan
konseling terhadap orang tuanya, supaya anaknya dijaga dan diterima
bagaimanapun keadaanya” kuliah tanggal
24-09-2012.
Idikasi/ alasan untuk abortus
Undang-
undang menetapkan ketentuan yang berikut mengenai abortus :
1. Abortus dilarang secara mutlak,
2. Abortus diperbolehkan dalam hal- hal sebagai
berikut :
a. Indikasi medik ( untuk menyelamatkan jiwa
manusia).
b. Indikasi kesehatan
Untuk menjaga kesehatan wanita. Defenisi
kesehatan menurut Pasal 2, Undang-undang Pokok kesehatan No.9 tahun 1960, yang
dimaksud dengan kesehatan ialah meliputi kesehatan badan, Rohani (mental),
social dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Hukum yang mengatur tentang abortus.
Di Indonesia, abortus diatur dalam
Undang- undang hokum Pidana (KUHP), diantaranya Pasal 229, 346, 347, 348, 349,
350 dan 535.
Menurut
hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”.
Yang
menerima hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu
melakukan aborsi
3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya
aborsi
Author : Eka
REFERENSI
Lejeune
J, Gautier M, Turpin R. [Study of somatic chromosomes from 9 mongoloid
children.] Article in French. C R Hebd Seances Acad Sci. Mar 16 1959;248(11):1721-2.
Reeves
RH, Baxter LL, Richtsmeier JT. Too much of a good thing: mechanisms of gene
action in Down syndrome. Trends Genet. Feb 2001;17(2):83-8.
misc
2010
buku
genetik suryo
• Price, Sylvia A.2005.Patofisiologi : Konsep
Klinis Proses Penyakit ed.6 vol.1.Jakarta : EGC
• Selikwitz, Mark.2001.Mengenal Sindrom
Down.Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar