Senin, 18 Mei 2015

Skenario 2 Blok 8 Part 2

Author : Andika Wima Pratama & Diani S
Skenario 2
Seorang perempuan umur 30 tahun belum menikah datang ke Rumah sakit dengan keluhan keputihan, berbau dan tidak gatal sejak 6 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik vagina tidak tampak adannya masa, kemerahan dan adannya erosi diportio vagina. Dokter meminta supaya dilalukan pemeriksaan lanjutan berupa pap smear  dan dinyatakan sebagai radang kronis dengan dijumpai sel dysplasia sedang curiga lesi pre kanker cervix. Perempuan tersebut memiliki riwayat sering berhubungan seksual dengan banyak pasangan pada usia remaja .
ð  Trigger : setelah 20 tahun berlalu perempuan tersebut sekarang berusia 50 tahun, mengeluhkan keluar darah melalui vagina setelah berhubungan seksual, karena keluahnnya tidak membaik perempuan tersebut pergi ke Rumah Sakit setempat, pasien sering merokok dan meminum alkohol sejak remaja.
1.  Cancer adalah penyakit neoplastik dengan perjalanan alamiah yang bersifat fatal. Sel-sel kanker tidak bersifat seperti sel-sel tumor jinak, menunjukan sifat invasi serta metastatis dan sangat anaplastik.
ð  Faktor resiko penyakit kanker adalah
-          Faktor genetik
-          Faktor karsinogen (zat kimia, radiasi, virus, hormon, iritasi kronis)
-          Faktor perilaku /gaya hidup :
Indeks massa tubuh
Kurang konsumsi buah dan sayur
Kurang aktivitas fisik
Penggunaan rokok
Konsumsi alkohol berlebihan
Ø  Pengaruh dari merokok dan dan minum alkohol terhadap kanker
ð  Angka kesakitan dan  kematian yang berhubungan dengan merokok sigaret hampir berkolerasi linear dengan jumlah batang  rokok yang diisap setiap hari dan tahun pemakaian. Seorang ahli statistika mengukur bahwa pada perokok selama 5-8  tahun, setiap batang rokok mengurangi harap hidup 5,5 menit.  Hal ini menyebabkan peningkatan risiko terhadap kanker dan yang paling utama adalah kanker paru-paru.
-          Pada pengaruh alkohol pada kadar yang lebih tinggi dapat berpengaruh baik fungsi mental mau motorik akan terganggu. Yang mengubah keadaan mabuk menjadi rudal tak terkendali dan bila kadar lebih tinggi lagi efek depressan mulai meluas sampai ke batang otak dan meluas ke medulla spinalis yang menyebabkan koma dan kemungkinan kematian.
ð  Pengaruh umur terhadap terjadi
Frekuensi kanker meningkat sejalan dengan umur. Kebanyakan kematian terjadi diantara umur 55 dan 75 tahun dan kemudian berkurang pada populasi yang berumur lebih dari 75 tahun. Tetapi perlu dicatat bahwa kanker bukan hal yang asing diantara orang mud, hal ini menyebabkan sedikit lebih dari 10% semua kematian diantara anak umur kurang dari 15 tahun.
 2. Perbandingan karakteristik antara tumor jinak dan tumor ganas
NO
Sifat
Jinak
Ganas
1.
Diferensiasi – anaplasi
- Berdiferensiasi baik
- struktur dapat mirip dengan jaringan asal
- terdapat beberapa kekurangan diferensiasi disertai anaplasi
- struktur seringkali atipik
2.
Kecepatan Pertumbuhan
- Biasanya progresif dan lambat
- Dapat tetap atau regresi
- Gambaran mitosis jarang dan normal
- Kacau dan dapat lambat sampai cepat
- gambaran mitosis biasanya banyak dan abnormal
3.
Pembentukan simpai-invasi
- Biasannya membentuk simpai jarang , tidak membentuk simpai
- Biasannya kohesif dan bersifat ekspansif
- Invasf tanpa membentuk simpai
- Biasannya infiltratif tetapi dapat tampak kohesif dab ekspansif
4.
Metastasis
Tidak ada
- Seringkali ada : makin besar dan makin tidak berdeferensiasi tumor primer, makin sering terjadi metatastatis
 3. Stadium pada kanker
Ø  Penentuan stadium jenis kanker didasarkan :
-          Besarnya lesi primer
-          Perluasan penyebaran kekelenjar limfatik regional
-          Ada tidaknya metastatis
Secara luas disebut dengan sistem TNM yaitu T = Tipe kanker untuk tumor primer
N = untuk kelenjar limfatik reginal yang terlibat
M = untuk metastatis
Hal ini terdapat stadium kanker dari 0 sampai IV ( contohnnya pada Ca Cervix )
0 = karsinoma in situ / karsinoma intraepitel
I = karsinoma terbatas pada servik. Tingkat harapan hidup adalah 85%
II = karsinoma meluas kebawah serviks tetapi melibatkandua pertiga diatas vagina. Angka harapan hidup 50-60%
III = Karsinoma meluas pada dinding panggul, melibatkan satu pertiga bawah vagina. Angka harapan Hidup adalah 30%
IV = Karsinoma meluas ke mukosa kandung kemih dan rektum. Angka harapan hidup 5-10%
Sumber : Patologi Anatomi Robbin dan Kumar

Faktor Predisposisi Kanker Serviks :
1)      Usia
Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan. Sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa  tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker.   Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan
2)      Berganti – ganti Pasangan
Banyak faktor yang disebut-sebut mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Telah pada berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa golongan wanita yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. Tinjauan kepustakaan mengenai etiologi kanker leher rahim menunjukkan bahwa faktor risiko lain yang penting adalah hubungan seksual suami dengan wanita tuna susila (WTS) dan dari sumber itu membawa penyebab kanker (karsinogen) kepada isterinya. Data epidemiologi yang tersusun sampai akhir abad 20, menyingkap kemungkinan adanya hubungan antara kanker serviks dengan agen yang dapat menimbulkan infeksi. Karsinogen ini bekerja.
Proses terjadinya kanker serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Masuknya mutagen atau bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik pada saat fase aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi ganas. Perubahan ini biasanya terjadi di SSK atau daerah transformasi. Mutagen tersebut berasal dari agen-agen yang ditularkan secara hubungan seksual dan diduga bahwa human papilloma virus (HPV) memegang peranan penting. Sel yang mengalami mutasi tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
3)      Perokok
Wanita yang merokok kemungkinan menderita Ca Cerviks 2 kali dibandingkan yang bukan perokok untuk menderita kanker leher rahim. Selain paru-paru pada perokok banyak zat kimia yang mempengaruhi organ-organ tubuh. Zat-zat berbahaya yang diserap melalui paru-paru dan di bawa ke aliran darah seluruh tubuh. Tembakau telah ditemukan dalam lendir serviks perempuan yang merokok. Para peneliti percaya bahwa zat ini merusak DNA sel serviks dan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan kanker serviks. Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam memerangi infeksi HPV.
4)      Riwayat Keputihan
Beberapa penelitian kemudian menyebutkan bahwa kanker ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) yang muncul, antara lain karena perilaku sering bergantiganti pasangan seks. Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang diidap oleh penderita keputihan (leukore). Jika keputihan ini tidak segera membaik, virus ini bisa memunculkan kanker rahim. Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker yang muncul itu tidak memberikan gejala-gejala sakit seperti itu.\
5)      Penggunaan Pil KB
Penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker serviks semakin meningkat selama seorang wanita menggunakan kontrasepsi oral, tetapi risikonya kembali turun lagi setelah kontrasepsi oral dihentikan. Dalam penelitian terbaru, risiko kanker serviks adalah dua kali lipat pada wanita yang mengambil pil KB lebih dari 5 tahun, namun risiko kembali normal 10 tahun setelah mereka dihentikan.
6)      Sosio Ekonomi

Tingkat sosio ekonomi yang rendah membuat kemampuan daya beli menurun sehingga konsumsi akan sayur-suran dan dan buah-buahan yang mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker berkurang. Sayur - sayuran dan buah-buahan yang mengandung bahanbahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E, vitamin C dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia.
Sumber : Repository USU

Dikarenakan banyaknya materi mengenai patologi anatomi dan neoplasma kami menyarankan untuk mendownload 2 EBM yang sudah kami sediakan di link download berikut ini :
http://www.megafileupload.com/Ha7/Kanker_Serviks.pdf
http://www.megafileupload.com/Ha8/Patologi_Anatomi_Neoplasma.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar