Senin, 11 Mei 2015

Skenario 2 Blok 12 Part 2


SKENARIO 2 BLOK 12 PART 2
Author : Rianti

ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA MATA
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang iris, lensa digantung oleh zonula, yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus, di sebelah posteriornya, vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membran yang semipermeable (sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang akan memperoleh air dan elektrolit masuk. Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lameral subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang. Masing-masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan mikroskop, inti ini jelas dibagian perifer lensa di dekat ekuator dan bersambung dengan lapisan epitel subkapsul. Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal dengan zonula (zonula zinni), yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip ke dalam ekuator lensa.
Enam puluh lima persen terdiri dari air, sekitar 35 % protein (kandungan protein tertinggi di antara jaringan-jaringan tubuh) dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serta nyeri, pembuluh darah atau syaraf di lensa
            Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat. Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari serat-serat transparan. Kadang-kadang serta-serat ini menjadi keruh (opak), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya, suatu keadaan yang dikenal sebagai katarak. Lensa defektif ini biasanya dapat dikeluarkan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau kacamata kompensasi (Sherwood, 2001).

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit katarak, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Penyakit peradangan dan metabolik, misalnya diabetes mellitus.
b. Kekurangan vitamin A, B1, B2 dan C.
c. Riwayat keluarga dengan katarak.
d. Penyakit infeksi atau cedera mata terdahulu.
e. Pembedahan mata.
f. Pemakaian obat-obatan tertentu (kortikosteroid) dalam jangka panjang.
g. Faktor lingkungan, seperti trauma, penyinaran, dan sinar ultraviolet.
h. Efek racun dari merokok dan alkohol (Gin Djing, 2006 dan Ilyas, 2006).

GEJALA
Adapun gejala dari katarak adalah :
a. Penglihatan kabur dan berkabut.
b. Merasa silau terhadap sinar matahari
c. Kadang merasa seperti ada film didepan mata.
d. Seperti ada titik gelap didepan mata.
e. Penglihatan ganda.
f. Sukar melihat benda yang menyilaukan.
g. Halo, warna disekitar sumber sinar.
h. Warna manik mata berubah atau putih.
i. Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
j. Penglihatan dimalam hari lebih berkurang.
k. Sukar mengendarai kendaraan dimalam hari.
l. Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah.
m. Sering berganti kacamata.
n. Penglihatan menguning.
o. Untuk sementara jelas melihat dekat

KLASIFIKASI
 Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan, yaitu katarak kongenital, katarak juvenil, dan katarak senil

a. Katarak Kongenital
 Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari satu tahun. Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubella, galaktosemia, homosisteinuri, diabetes mellitus, hipoparatirodism, homosisteinuri toksoplasmosis, inklusi sitomegalik, dan histopalsmosis. Penyakit lain yang menyertai katarak kongenital biasanya merupakan penyakit-penyakit herediter seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokrimia, lensa ektopik, displasia retina, dan megalo kornea.

b. Katarak Juvenil
 Katarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya seperti : 1. Katarak metabolik
a) Katarak diabetik dan galaktosemik (gula)
b) Katarak hipokalsemik (tetanik)
c) Katarak defisiensi gizi
d) Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe dan homosistinuria)
e) Penyakit Wilson
f) Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain.

2. Otot Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun) 3. Katarak traumatik 4. katarak komplikata
a) Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis).
b) Katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal), seperti Wagner dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma).
c) Katarak anoksik
d) Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein, dinitrofenol, triparanol, antikholinesterase, klorpromazin, miotik, klorpromazin, busulfan, dan besi).
e) Lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit (sindermatik), tulang (disostosis kraniofasial, osteogenesis inperfekta, khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata), dan kromosom.
f) Katarak radiasi

c. Katarak Senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Perubahan lensa pada usia lanjut : 1. Kapsul
a) Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak).
b) Mulai presbiopia
c) Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur.
d) Terlihat bahan granular

2. Epitel – makin tipis
a) Sel epitel (germinatif) pada equator bertambah besar dan berat.
b) Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata.

3. Serat lensa :
a) Lebih irregular
b) Pada korteks jelas kerusakan serat sel.
c) Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus ( histidin, triptofan, metionin, sistein, tirosin) lensa, sedang warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding normal.

d) Korteks tidak berwarna karena: - Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi. - Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.
Katarak senil biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.

Berdasarkan lokasi terjadinya, katarak terbagi atas:
a.       Katarak Inti atau Nuklear Katarak inti atau nuklear merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada nukleus atau bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan. Keluhan yang biasa terjadi :
1.Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat dan untuk melihat dekat melepas kaca matanya.
2.Setelah mengalami penglihatan kedua ini (melihat dekat tidak perlu kaca mata) penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning. Lensa lebih coklat.
3. Menyetir malam silau dan sukar.
4. Sukar membedakan warna biru dan ungu.

b. Katarak Kortikal Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruh-an putih mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu peng-lihatan. Banyak pada penderita diabetes mellitus. Keluhan yang biasa terjadi :
1. Penglihatan jauh dan dekat terganggu.
2. Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra.

c.Katarak Subkapsular Katarak Subkapsular dimulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada lajur jalan sinar masuk. Adanya riwayat diabetes mellitus, renitis pigmentosa dan pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dapat mencetuskan kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada kedua mata. Keluhan yang biasa terjadi :
1. Mengganggu saat membaca.
2. Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya.
3. Mengganggu penglihatan (Ilyas, 2006).

 PENCEGAHAN
 Pencegahan utama penyakit katarak dilakukan dengan mengontrol penyebab yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan katarak. Cara pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya adalah :

1. Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, sehingga resiko katarak akan bertambah.
2. Atur makanan sehat, makan yang banyak buah dan sayur, seperti wortel.
3. Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar ultraviolet mengakibatkan katarak pada mata.
4. Jaga kesehatan tubuh seperti menghindari faktorresiko diabetes dan penyakit lainnya.

PATOFISIOLOGI
Kejernihan lensa dihasilkan dan dipertahankan oleh struktur sel serat lensa yang teratur, kadar protein kristalin yang tinggi, keseimbangan cairan dan elektrolit, metabolisme aerob yang minimal dan sistem reduksi oksidasi untuk mengatasi stres oksidatif dalam lensa. Katarak dapat terjadi karena disorganisasi struktur seluler serat lensa dan protein lensa, serta terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi peningkatan volume air pada lensa yang menyebabkan kekeruhan lensa  Proses terbentuknya katarak ditandai dengan terjadinya hidrasi akibat perubahan tekanan osmotik atau perubahan permeabilitas kapsul lensa serta denaturasi protein yang ditandai dengan peningkatan protein tidak larut air sehingga terjadi kekeruhan lensa 
Salah satu teori tentang etiologi katarak senilis yang banyak berkembang belakangan ini adalah mekanisme stres oksidatif. Lensa mata sangat sensitif terhadap terjadinya stres oksidatif. Seiring bertambahnya usia dan adanya paparan yang terus-menerus oleh agen dari luar, akan menyebabkan gangguan mekanisme proteksi antioksidan lensa mata. Namun tidak dapat ditentukan secara pasti pada umur berapa mulai timbulnya katarak dalam hubungannya dengan stres oksidatif karena banyak faktor yang berpengaruh dan berbeda-beda pada masing-masing individu Hasil akumulasi dari stres oksidatif menyebabkan gangguan fungsi metabolisme lensa, agregasi protein lensa, peningkatan protein tidak larut air (water insoluble protein) sehingga menyebabkan gangguan transparansi lensa dan terjadi katarak

EPIDIMIOLOGI KATARAK
Menurut WHO, katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di seluruh dunia. Katarak menyebabkan kebutaan pada delapan belas juta orang diseluruh dunia dan diperkirakan akan mecapai angka empat puluh juta orang pada tahun 2020. Hampir 20,5 juta orang dengan usia di atas 40 yang menderita katarak, atau tiap 6 orang dengan usia di atas 40 tahun menderita katarak

 PEMERIKSAAN UNTUK KATARAK
1.      Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau chart projector dengan koreksi terbaik serta menggunakan pinhole
2.      Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat segmen anterior
3.      Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer non contact, aplanasi atau
Schiotz
4.      Jika TIO dalam dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil
dengan tetes mata Tropicanamide 0.5%. Setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat derajat kekeruhan lensa apakah sesuai dengan visus pasien
Derajat 1 : Nukleus lunak, biasanya visus masih lebih baik dari 6/12, tampak sedikit kekeruhan dengan warna agak keputihan. Reflek fundus masih mudah diperoleh. Usia penderita biasanya kurang dari 50 tahun
Derajat 2 : Nukleus dengan kekerasan ringan, biasanya visus antara 6/12 – 6/30, tampak nucleus mulai sedikit berwarna kekuningan. Reflek fundus masih mudah diperoleh dan paling sering memberikan gambaran seperti katarak subkapsularis posterior.
Derajat 3 : Nukleus dengan kekerasan medium, biasanya visus antara 6/30 – 3/60, tampak nucleus berwarna kuning disertai kekeruhan korteks yang berwarna keabu-abuan.
Derajat 4 : Nukleus keras, biasanya visus antara 3/60 – 1/60, tampak nukleus berwarna kuning kecoklatan. Reflek fundus sulit dinilai.
Derajat 5 : Nukleus sangat keras, biasanya visus biasanya hanya 1/60 atau lebih jelek. Usia penderita sudah di atas 65 tahun. Tampak nucleus berwarna kecoklatan bahkan sampai kehitaman . katarak ini sangat keras dan disebut juga sebagai Brunescence cataract atau Black cataract.
5. Pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan 

Pemeriksaan penunjang
1. USG untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada mata selain katarak

Pemeriksaan tambahan
1.      Biometri untuk mengukur power IOL jika pasien akan dioperasi katarak
2.      Retinometri untuk mengetahui prognosis tajam penglihatan setelah operasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar